80
200 Kilometer
400
8o
o Banda Aceh 1 2 3
4o
4o
2o
Pekanbaru
Manado Ternate 1 Sa marinda Padang 6 2 1 Palembang Bengkulu 3 4 5 5 4 1 3 2 Jambi Palangkaraya Palu Sorong Manokwari Biak 2 3 4 5 6 Banjarmasin 5 Kendari Ambon 4 Bandarlampung 1 Ma kasar Tual 3 2 1 Jaya pura
2o
2o
2o
4o
4o
o Jakarta Sukabumi Bandung Semarang Garut Tasikmalaya Solo Jogjakarta Cilacap Surabaya
6o
8o
8o
Merauke
10 o
5 4
Kupang 3 2 1
10 o
Wilayah 1
12
o
2 3 4 5 6
98 o
12 o
14 o
14 o
16
16 o 100 o 102 o 104 o 106 o 108 o 110 o 112 o 114 o 116 o 118 o 120 o 122 o 124 o 126 o 128 o 130 o 132 o 134 o 136 o 138 o 140 o
Gambar 2.1. Wilayah Gempa Indonesia dengan percepatan puncak batuan dasar dengan perioda ulang 500 tahun
Ve
daktail Vm Vy Vn
n y
C1 = nilai faktor respon gempa, didapat dari spektruk respons gempa rencana
f f1
n y
V e = C 1 I Wt Vn = Ve/R
Nilai penting dalam penentuan beban gempa disain Vn adalah C1 dan R; Respon spektra elastik nilai R menentukan tingkat kerusakan gedung pasca gempa.
T1
A0 Tc
A0 B dsr TK TS TL W1 0.03 0.04 0.05 0.08 W2 0.10 0.12 0.15 0.20
Ar / T T
W3 0.15 0.18 0.23 0.30 W4 0.20 0.24 0.28 0.34 W5 0.25 0.28 0.32 0.36 W6 0.30 0.33 0.36 0.38
Am = 2,5 A0 Tc = 0,5 det, tanah keras 0,6 det, tanah sedang 1,0 tanah lunak T Tc C = Am T > Tc C = Ar / T di mana Ar = Am Tc
Secara konseptual, merupakan adaptasi dari UBC-97
Nilai Ar
Ar
Soil Type Base Rock Dense Soil Stiff Soil Soft Soil Zone 1 0.03 0.05 0.080 0.20 Zone 2 0.10 0.15 0.23 0.50 Zone 3 0.15 0.23 0.33 0.75 Zone 4 0.20 0.30 0.42 0.85 Zone 5 0.25 0.35 0.50 0.90 Zone 6 0.30 0.42 0.54 0.95
Very Dense Soil & Soft 360 760 > 50 Rock ( 350) (Tanah Keras) Stiff Soil Profile 180 360 15 50 (Tanah Sedang) (175 350) Soft Soil Profile < 180 < 15 (Tanah Lunak) (< 175) Soil requiring site-specific evaluation (Tanah Khusus)
50 100 < 50
T = 0,0853 H
3 4
T = 0,0731 H T = 0,0488 H
W d
i =1 n i i =1
2 i
Bila T1 dihitung dengan cara ini nilainya tidak boleh 30% lebih besar dari nilai T sebelumnya
g Fi di
Wi = berat lantai tingkat i; Fi = beban gempa nominal statik ekivalen yg bekerja di pusat massa lantai tingkat I; di = simpangan horizontal lantai tingkat i; g = percepatan gravitasi=9,8m/d2.
Batas Nilai T
Beban geser dasar nominal V harus dibagikan sepanjang tinggi struktur menjadi beban gempa nominal statik ekivalen Fi yang bekerja pada pusat massa lantai tingkat i:
Fi =
Wi zi
W z
i
i i
Faktor Keutamaan I
Katagori Gedung
I = I1 I 2
Faktor keutamaan I1 I2 I
1,0 1,0 1,4 1,0 1,6 1,0 1,0 1,6 1,4
Gedung umum, hunian, perniagaan, perkantoran Monumen dan bangunan monumental Gedung penting pasca gempa, rumah sakit, instalasi air, pembangkit tenaga listrik, pusat penyelamatan dlm keadaan darurat, fasilitas radio dan televisi Gedung penyimpanan bahan berbahaya, gas, produk minyak bumi, asam, bahan beracun Cerobong, tangki di atas menara
1,6 1,5
1,0 1,0
1,6 1,5
Catatan: utk semua struktur gedung yang ijin dg penyesuaian probabilitas I1 = utk penyesuaian perioda ulang gempa berkait penggunaannya diterbitkan terjadinya gempa standar ini, I dapat sebelum berlakunyaselama umur gedung; dikalikan 80%.
I2 = utk penyesuaian perioda ulang gempa berkait dg penyesuaian umur gedung
10
(SNI 1726) (Hanya untuk perhitungan gaya dalam dan deformasi dan bukan untuk penentuan level beban gempa)
11
(SNI 2847) (Hanya untuk perhitungan gaya dalam dan deformasi dan bukan untuk penentuan level beban gempa)
Catatan: Momen inersia balok harus memperhitungkan adanya sayap penampang. Umumnya Ig balok T = 2*Ig badan penampangnya
12