Anda di halaman 1dari 8

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. 1.

Deskripsi Data Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di bengkel Rotari, sebuah wadah bagi mahasiswa

teknik mesin Universitas Negeri Malang untuk mengasah bakat dan kemampuannya di bidang otomotif. Lokasi bengkel Rotari tepatnya berada di lantai bawah gedung G5. Di bengkel Rotari terdapat tempat untuk melaksanakan perbaikan dan perawatan kendaraan bermotor. Di bengkel Rotari terdapat juga peralatanperalatan yang mendukung mahasiswa untuk melakukan pengerjaan tune up seperti tang, obeng, kunci shock, kunci pas, fuller, dan berbagai alat lainnya. Saat penelitian dilakukan, mahasiswa mengisi angket tentang minat di bidang otomotif dan setelah itu satu-persatu dipanggil untuk melakukan test kemampuan tune up di tempat yang disediakan. Para mahasiswa dites oleh seorang yang ahli dalam bidang tune up sepeda motor yaitu salah satu dari dewan anggota dari bengkel Rotari.

2.

Deskripsi Data Penelitian Dalam penelitian ini variabel yang diangkat adalah variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebas terdiri dari minat di bidang otomotif, sedangkan variabel terikatnya adalah kompetensi tune up sepeda motor. Berikut ini akan

32

diuraikan deskripsi variabel yang telah diangkat dari hasil penelitian yang telah dilakukan. a. Asal Sekolah Variabel asal sekolah mahasiswa yang terdiri dari SMU dan SMK disertakan pada angket minat di bidang otomotif dan mahasiswa tinggal memilih asal sekolahnya sebelum masuk ke perguruan tinggi. Diperoleh mahasiswa yang berasal dari SMU sebanyak 14 orang (40%) dan mahasiswa yang berasal dari SMK sebanyak 21 orang (60%). b. Minat di Bidang Otomotif Variabel minat di bidang otomotif diukur menggunakan 5 indikator kemudian dikembangkan menjadi 23 item pertanyaan. Masing-masing pertanyaan diukur berdadarkan interval dengan skor 1 5. Sehingga diperoleh nilai harapan terendah 23 dan nilai harapan tertinggi 115. Rentangan (range) didapat dari nilai terbesar dikurangi nilai terendah yaitu 115 23 = 92. Sedangkan besar kelas interval ditentukan berdasarkan jenjang (skor) penilaian yaitu 5. Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai interval 92 : 5 = 18,4 = 18. Penilaian responden atas minat mahasiswa input SMU di bidang otomotif dapat dilihat pada distribusi frekuensi berikut ini:
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Minat Mahasiswa Input SMU di Bidang Otomotif No 1 2 3 4 5 Interval 23 41 42 60 61 79 80 98 99 115 Total Sumber: Data Hasil Penelitian Kriteria Sangat Tidak Berminat Tidak Berminat Kurang Berminat Berminat Sangat Berminat N 1 4 3 5 1 14 Prosentase (%) 7,14 28,57 21,43 35,71 7,14 100

Dari Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa 7,14% atau 1 responden menyatakan sangat berminat, 35,71% atau 5 responden menyatakan berminat, 21,43% atau 3

33

responden menyatakan kurang berminat, 28,57% atau 4 responden menyatakan tidak berminat, dan 7,14% atau 1 responden sangat tidak berminat terhadap bidang otomotif.
Minat Mahasiswa Input SMU di Bidang Otomotif
5 4 3 2 1 0 1 1 4 3 5

Sangat Tidak Kurang Berminat Sangat Tidak Berminat Berminat Berminat Berminat

Gambar 4.1 Histogram Distribusi Frekuensi Minat Mahasiswa Input SMU di Bidang Otomotif (Sumber: Data Hasil Penelitian)

Dari distribusi frekuensi dan histogram di atas memberikan gambaran bahwa secara umum mahasiswa input SMU menyatakan berminat terhadap bidang otomotif. Sedangkan penilaian responden atas minat mahasiswa input SMK di bidang otomotif dapat dilihat pada distribusi frekuensi berikut ini:
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Minat Mahasiswa Input SMK di Bidang Otomotif No 1 2 3 4 5 Interval 23 41 42 60 61 79 80 98 99 115 Kriteria Sangat Tidak Berminat Tidak Berminat Kurang Berminat Berminat Sangat Berminat N 1 5 6 8 1 21 Prosentase (%) 4,76 23,81 28,57 38,09 4,76 100

Total Sumber: Data Hasil Penelitian

Dari Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa 4,76% atau 1 responden menyatakan sangat berminat, 38,09% atau 8 responden menyatakan berminat, 28,57% atau 6 responden menyatakan kurang berminat, 23,81% atau 5 responden menyatakan

34

tidak berminat, dan 4,76% atau 1 responden sangat tidak berminat terhadap bidang otomotif.
Minat Mahasiswa Input SMK di Bidang Otomotif
8 7 6 5 4 3 2 1 0 8 6 5

Sangat Tidak Kurang Berminat Sangat Tidak Berminat Berminat Berminat Berminat

Gambar 4.2 Histogram Distribusi Frekuensi Minat Mahasiswa Input SMK di Bidang Otomotif (Sumber: Data hasil penelitian)

Dari distribusi frekuensi dan histogram di atas memberikan gambaran bahwa secara umum mahasiswa input SMK menyatakan berminat terhadap bidang otomotif. c. Kompetensi Tune up Sepeda Motor Variabel minat Kompetensi tune up sepeda motor menggunakan 5 indikator kemudian dikembangkan menjadi 3 kategori penilaian pada masingmasing indikatornya. Masing-masing kategori penilaian diukur berdasarkan interval dengan skor 1 5 dan diambil nilai rata-rata pada tiap indikatornya. Sehingga diperoleh nilai harapan terendah 5 dan nilai harapan tertinggi 25. Rentangan (range) didapat dari nilai terbesar dikurangi nilai terendah yaitu 25 5 = 20. Sedangkan besar kelas interval ditentukan berdasarkan jenjang (skor) penilaian yaitu 5. Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai interval 20 : 5 = 4.

35

Penilaian atas kompetensi tune up sepeda motor untuk mahasiswa input SMU dapat dilihat pada distribusi frekuensi berikut ini:
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kompetensi Tune Up Sepeda Motor untuk Mahasiswa Input SMU No Interval Kriteria N Prosentase (%) 1 59 Sangat Kurang Kompeten 0 0 2 10 14 Kurang Kompeten 4 28,57 3 15 19 Cukup Kompeten 5 35,71 4 20 24 Kompeten 5 35,71 5 25 Sangat Kompeten 0 0 Total 14 100 Sumber: Data Hasil Penelitian

Dari Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa 35,71% atau 5 responden dinyatakan kompeten, 35,71% atau 5 responden dinyatakan cukup kompeten, dan 28,57% atau 4 responden dinyatakan kurang kompeten terhadap kompetensi tune up sepeda motor.

Kompetensi Tune Up Sepeda Motor untuk Mahasiswa Input SMU


5
5 4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0

5 4
4 5

5
5

4 3 2 1 0 0 Sangat Kurang Kompeten 0

0 Cukup Kompeten Sangat Kompeten


0

Sangat Kurang Cukup Kompeten Sangat Kurang Kompeten Kompeten Kompeten Kompeten

Gambar 4.3 Histogram Distribusi Frekuensi Kompetensi Tune Up Sepeda Motor untuk Mahasiswa Input SMU (Sumber: Data hasil penelitian)

Dari distribusi frekuensi dan histogram di atas memberikan gambaran bahwa secara umum mahasiswa input SMU mempunyai kompetensi yang cukup dan baik pada tune up sepeda motor.

36

Penilaian atas kompetensi tune up sepeda motor untuk mahasiswa input SMK dapat dilihat pada distribusi frekuensi berikut ini:
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kompetensi Tune up Sepeda Motor untuk Mahasiswa Input SMK No Interval Kriteria N Prosentase (%) 1 59 Sangat Kurang Kompeten 0 0 2 10 14 Kurang Kompeten 5 23,81 3 15 19 Cukup Kompeten 10 47,62 4 20 24 Kompeten 6 28,57 5 25 Sangat Kompeten 0 0 Total 21 100 Sumber: Data Hasil Penelitian

Dari Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa 28,57% atau 6 responden dinyatakan kompeten, 47,62% atau 10 responden dinyatakan cukup kompeten, dan 23,81% atau 5 responden dinyatakan kurang kompeten terhadap kompetensi tune up sepeda motor.
Kompetensi Tune up Sepeda Motor untuk Mahasiswa Input SMK
10
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0

10 10 5
5

8 6 4 2 0 0 Sangat Kurang Kompeten 0

6
6

0 Cukup Kompeten Sangat Kompeten


0

Sangat Kurang Cukup Kompeten Sangat Kurang Kompeten Kompeten Kompeten Kompeten

Gambar 4.4 Histogram Distribusi Frekuensi Kompetensi Tune Up Sepeda Motor untuk Mahasiswa Input SMK (Sumber: Data hasil penelitian)

Dari distribusi frekuensi dan histogram di atas memberikan gambaran bahwa secara umum mahasiswa input SMK mempunyai kompetensi yang cukup pada tune up sepeda motor.

37

B. Pengujian Hipotesis 1. Uji Homogenitas Hasil uji homogenitas terhadap data penelitian menggunakan komputer dengan SPSS ver. 13 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Uji Homogenitas Levene's Test for Equality of Variances F Sig. Minat di Bidang Otomotif 0,075 0,786 Kompetensi Tune Up Sepeda Motor 0,600 0,444 Sumber: Hasil Uji Homogenitas dan Uji t Independen Variabel

Dari tabel di atas menunjukkan nilai Levene's Test for Equality of Variances dari minat di bidang otomotif F = 0,075 dengan taraf signifikan 0,786 (p > 0,05), karena nilai p di atas kurang dari 0,05 berarti data homogen (tidak ada perbedaan varians antara skor SMU dan SMK). Sedangkan nilai Levene's Test for Equality of Variances dari kompetensi tune up sepeda motor F = 0,600 dengan taraf signifikan (p > 0,05), karena nilai p di atas lebih dari 0,05 berarti data homogen (tidak ada perbedaan varians antara skor SMU dan SMK).

2. Uji t Independen Hasil uji homogenitas terhadap data penelitian menggunakan komputer dengan bantuan software SPSS13 for Windows adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6 Uji t Independen t-test for Equality of Means Equal variances assumed Equal variances not assumed t Sig. (2-tailed) t Sig. (2-tailed) Minat di Bidang Otomotif -0,313 0,756 -0,309 0,759 Kompetensi Tune Up Sepeda Motor -0,249 0,805 -0,244 0,809 Sumber: Hasil Uji Homogenitas dan Uji t Independen Variabel

38

Karena data minat di bidang otomotif tergolong homogen maka data yang dibaca adalah lajur Equal variances assumed (data diasumsikan homogen). Didapatkan nilai t = -0,313 (negatif) artinya mean minat mahasiswa input SMU (70,2857) lebih rendah dibandingkan mean minat mahasiswa input SMK (72,3333), sedangkan taraf siginifikan didapatkan sebesar 0,756 (p > 0,05) artinya tidak ada perbedaan antara minat mahasiswa input SMU dan input SMK. Sedangkan data kompetensi tune up sepeda motor tergolong homogen maka data yang dibaca adalah lajur Equal variances assumed (data diasumsikan homogen). Didapatkan nilai t = -0,249 (negatif) artinya mean kompetensi tune up sepeda motor input SMU (16,4286) lebih rendah dibandingkan mean kompetensi tune up sepeda motor input SMK (16,7619), sedangkan taraf siginifikan didapatkan sebesar 0,805 (p > 0,05) artinya tidak ada perbedaan antara kompetensi tune up sepeda motor antara input SMU dan input SMK.
Tabel 4.7 Beda Mean Minat di bidang otomotif dan Kompetensi Tune up Sepeda Motor asalsekolah Mean Smu 70.2857 Smk 72.3333 kompetensi Smu 16.4286 Smk 16.7619 Sumber: Beda Mean Minat di bidang otomotif dan Kompetensi Tune up Sepeda Motor Minat

Anda mungkin juga menyukai