Anda di halaman 1dari 7

SENI RUPA KELAS X SENI RUPA NUSANTARA PERKEMBANGAN SEJARAH LATAR BELAKANG SOSIAL BUDAYA A.

Seni Rupa Zaman Prasejarah Zaman prasejarah adalah zaman ketika manusia belum mengenal sejarah. Bentuk seni rupa pada masa prasejarah pada umumnya berupa lukisan dinding yang ada di gua. Lukisan dinding dalam gua berhubungan dengan adanya kepercayaan manusia masa itu tentang dunia gaib. Dalam lukisan gua gambar tangan bisa diartikan sebagai ungkapan rasa duka atas kematian. Bentuk kesenian lainnya fetisisme dan totemisme. Fetis adalah benda bertuah yang dijadikan jimat untuk melindungi pemakainya dari berbagai gangguan atau bahaya. Totem pada umumnya berupa sosok setengah manusia dan setengah binatang yang dijelmakan dalam bentuk hiasan, lukisan, dan patung. B. Seni Rupa Zaman Hindu-Buddha Karya seni rupa yang banyak dibuat pada masa ini seni patung dan seni relief. Motif yang sering dipakai bunga teratai atau padma. Padma merupakan simbol dari singgasana ketuhanan yang paling tinggi, kelahiran jagat raya, kelahiran sang Buddha, kebenaran yang sesungguhnya, serta pusat energy yang suci dan keramat. Swastika merupakan motif lain yang melambangkan energy dan keselarasan kosmos. Motif lain adalah kirana, sejenis makhluk setengah manusia setengah burung yang melambangkan makhluk halus (dewa) penghuni langit. C. Seni Rupa Zaman Islam Pada masa ini, peran para sunan dan sultan sangat dominan. Mereka menciptakan dan mengembangkan karya seni digunakan sebagai sarana penyebaran agama. Seni Islam adalah perpaduan antara kesenian yang telah ada dengan kesenian itu sendiri. Berapa contoh karya seni islam adalah kaligrafi, wayang, makam, batik, dan seni bangun (masjid). 1. Seni Klaigrafi Seni kaligrafi adalah salah satu jenis karya seni rupa islam yang paling menonjol. Dicirebon, terdapat lukisan kaca yang sangat berbeda dengan kaligrafi dan kesenian umumnya. Susunan kaligrafi yang berbentuk kutipan ayat alquran membentuk sebuah sosok yang menggambarkan tokoh pewayangan, karya tersebut perpaduan dengan karya seni pengaruh Hindu, Buddha, dan Cina. 2. Makam Terdapat dua jenis makam tua di Indonesia. Pertama, jenis yang mempunyai ciri bangunan lama (pra-Islam) Jenis makam pertama ditemukan di Triloyo, Jawa Timur. Pengaruh seni majapahit terlihat pada bentuk hiasan pada batu nisan makam yang
1

menampilkan motif tanaman dan diselingi dengan motif geometris. Kedua, Jenis makam yang dipengaruhi oleh bentuk dan motif yang berasal dari luar Nusantara.. Jenis makam tua kedua yaitu yang memiliki cirri-ciri dari luar nusantara berasal dari Kambaya di Gujarat. 3. Wayang Kesenian wayang dijawa mendapat sentuhan kreatif pada masa islam, sentuhan ini bukan saja terdapat pada bentuknya melainkan juga pada tema-temanya. kesenian wayang pada masa penyebaran Islam dijawa menjadi alat dakwah yang paling efektif. Dari kesenian wayang yang bernafaskan islam, lahirlah sejumlah jenis wayang antara lain wayang kulit, wayang beber, wayang kayu, wayang krucil, dan wayang golek. 4. Batik Pada masa Islam, motif animism dan Hinduisme yang muncul pada masa kerajaan Hindu diperkaya dengan motif kaligrafi Arab, masjid, Kabah, dan permadani.
D. Seni Rupa Pengaruh Cina

Pengaruh cina pada kesenian Nusantara hanya terdapat pada aspek kebendaanya yaitu pada bentuk atau model. 1. Arsitektur Unsur budaya cina tampak jelas mempengaruhi seni arsitektur Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada bangunan tempat ibadah. 2. Pola Wastra (Tenun) Batik produksi pengusaha cina cenderung menggunakan warna-warna terang dan beraneka ragam. Pewarna yang digunakan adalah indigosol. Ragam hias batik yang paling popular adalah burung funiks yang berekor panjang, meander, dan swastika. 3. Perabot atau benda-benda rumah Tangga Perabotan taman, hiasan keramik, dan pot bunga ditiru, dari berbagai sumber yang sebagian besar berasal dari Cina. Beberapa diantaranya berukiran rumit. E. Seni Rupa Pengaruh Kolonial Dalam bidang seni, pengaruh tersebut dapat dilihat, antara lain pada seni arsitektur, busana dan wastra, serta perabot rumah tangga. 1. Arsitektur Pengaruh gaya Belanda, misalnya berupa ubin, jendela kaca timah, atap kaca, serta besi yang ditempa. 2. Busana Pengaruh Eropa dalam seni busana terdapat pada busana-busana istana untuk upacara kerajaan atau busana resmi. Misalnya, pada busana kenegaraan abdi dalem yang mengiringi kereta kuda Sultan Yogyakarta dan Surakarta dalam iring-iringan upacara. 3. Perabot Rumah Tangga Perabot rumah tangga bergaya Eropa muncul pertama kali dikalangan istana.
2

F. Latar Belakang Sosial Budaya Seni Rupa Nusantara Karya seni adalah hasil ciptaan seorang seniman yang hidup didalam masyarakat. Dalam mencipta sebuah karya seni, seorang seniman di pengaruhi latar belakang kehidupan sosial budaya masyarakat tempat ia hidup. Oleh sebab itu, Latar belakang sosial budaya masyarakat menjadi sangat penting dalam memahami karya seni. KERAGAMAN SENI RUPA TERAPAN DI NUSANTARA A. Seni Hias Umumnya seni hias terdapat pada kain tenunan dan ukiran pada kayu atau batu. Biasanya orang menganggap bahwa karya seni hias di buat untuk tujuan keindahan. Namun sebenarnya, bagi masyarakat nusantara masa lampau, aktivitas membuat karya seni hias tidak pernah lepas dari kepercayaan yang diyakini. B. Seni Patung Secara umum pembuatan seni patung di Nusantara tidak terlepas dari kegiatan upacara yang dilakukan oleh masyarakat. Namun, terdapat pula patung-patung gerabah di era majapahit yang diperkirakan dibuat sebagai cindera mata untuk tamutamu yang berkunjung kekerajaan tersebut. C. Seni Bangun Masyarakat Nusantara membuat bangunan dalam beberapa fungsi, yaitu tempat tinggal, lumbung padi, dan tempat beribadah. D. Seni Anyaman Bahan yang biasa digunakan untuk seni ini antara lain daun tal (palmyra), Gebang (corphya). Yang merupakan tumbuh asli kepulauan Nusantara Tenggara Timur, lalang (imperata cylindrical), purun, daun kelapa muda, rotan, bambu. E. Seni Tembikar Puncak karya cipta seni tembikar terjadi pada masa majapahit. Penghasil tembikar hampir terdapat diseluruh desa di nusantara, kecuali Papua. F. Seni Ukir Kayu merupakan elemen yang memiliki daya tahan sekaligus memiliki keindahan alami. Oleh karena dua hal itulah, kayu digunakan sebagai bahan ukiran pada arsitektur bangunan. G. Seni Sesajen Seni sesajen bersifat instan. Artinya, seni ini hanya berlaku sementara, yakni hanya pada saat upacara atau ritual itu berlangsung. H. Lukisan Wayang Dalam pergelaran wayang beber, gambar menjadi media yang berperan penting dalam membantu dalang menuturkan kisahnya.

I. Ilustrasi Naskah Selain Berfungsi sebagai hiasan pada naskah , ilustrasi naskah juga berfungsi sebagai gambaran atau visualitas atas kandungan atau isi cerita naskah yang bersangkutan. J. Lukisan Kaca Objek lukisan kaca di Indonesia terdiri dari 2 jenis, yaitu kaligrafi dan non kaligrafi. BAHAN, TEKNIK, DAN NILAI-INILAI YANG TERKANDUNG DALAM KARYA SENI RUPA NUSANTARA A. Bahan 1. Seni Hias Bahan dasar tenunan adalah serat/benang dari kapas atau daun pandan. Dilihat dari dua kategori, yakni ukiran pada kayu dan ukiran ukiran pada batu (yang berupa relief pada candi-candi). 2. Seni Patung Batu, kayu, semen, atau tanah liat merupakan bahan dasar seni patung. 3. Seni Wayang Wayang merupakan ragam seni rupa yang berbahan dasar kayu, kulit, kertas, atau kain. Wayang beber adalah wayang berbahan dasar kertas atau layar yang di lukis gambar-gambar wayang. 4. Senu Sesajen Jenis upacara atau ritual juga menentukan pemilihan bahan sesaji. Pada upacara perkawinan atau upacara istana di Bali dan Jawa, daun palem dan daun pisang menjadi jenis bahan yang banyak digunakan. 5. Seni Tembikar Bahan dasar pembuatan tembikar adalah tanah liat. 6. Seni Anyaman Bahan-bahan yang biasa digunakan untuk seni ini antara lain daun tal (palmyra), gebang (corphya), lalang (imperata cylindrical), purun, daun kelapa muda, rotan, dan bamboo. Dari bahan-bahan tersebut dapat dihasilkan kerajinan seperti tikar, tas, dinding langit-langit, tempat mengukus nasi, keranjang, topi, puan, sajen, tempat air, keranjang anyam, dan lain-lain.

B. Teknik Teknik sederhana pembuatan beberapa karya seni rupa: 1. Seni Anyaman a. Teknik Menganyam atau Menjalin Teknik ini dilakukan dengan cara menjalinkan bahan dasar anyaman satu sama lain. Pola yang dilakukan bisa mendatar atau menyilang. b. Teknik Menggulung Pada teknik ini, bahan panjang yang dibuat dari bilah bambu, rotan, atau tali digulung atau dililit disekeliling pilinan. Hingga membentuk titik pusat. Setelah bentuk titik pusat, setiap gulungan direkat atau dijahit bagian bawahnya dengan serat yang lebih kecil dan halus. 2. Seni Tembikar Tahap pembuatan: Pencampuran: Tanah dikeringkan, ditumbuk, disaring kemudian dicampur dengan air dan pasir lalu diaduk. Pembentukan : Dibentuk sesuai model. Pengeringan: Di jemur di bawah sinar matahari. Menghaluskan : Gosok permukaan dengan batu kuarsa atau porselin. Pembakaran : Periuk yang sudah kering di tumpuk dan disusun, lalu dibakar dengan suhu tertentu. 3. Seni sesajen Seni sesajen memiliki cara atau teknik pembuatan yang beragam. Sesajen yang dipakai untuk upacara pernikahan tentu agak berbeda dengan sesajen yang dipakai untuk upacara perayaan lainnya. 4. Lukis Wayang Tahap melukis wayang : Sketsa awal, Pewarnaan, Penyempurnaan. 5. Lukis kaca Pembuatan lukis pada kaca berarti melukis secara terbalik pada kaca jendela. Lukisan dilukis dari sisi yang tidak dilukis. C. Nilai Nilai-nilai yang terkandung dalam berbagai karya seni. 1. Seni Hias Sesuai dengan ragamnya, seni hias berfungsi sebagai hiasan. Efek yang ditimbulkan sudah pasti, yakni menimbulkan keindahan. 2. Seni Patung Selain sebagai obyek keindahan, patung juga memiliki makna lain bagi pembuatannya, yakni sebagai symbol-simbol leluhur dan pahlawan.

3. Seni Anyaman Salah satu fungsi seni anyaman adalah memenuhi kebutuhan praktis manusia, yakni untuk kebutuhan hidup sehari-hari. 4. Seni Sesajen Sesuai dengan fungsinya, sesajen dibuat orang sebagai sebuah persenbahan terhadap alam, leluhur, ataupun para dewa. 5. Seni Wayang Wayang golek maupun wayang kulit pada mulanya dibuat sebagai media seni hiburan. Namun, dalam perkembangan selanjutnya wayang juga banyak dijadikan sebagai hiasan atau pajangan. Pertunjukan wayang pada zaman Islam merupakan salah satu sarana penyebaran agama Islam yang cukup penting. PROSES KREATIF PEMBUATAN KARYA SENI RUPA NUSANTARA A.Seni Rupa Dua Dimensi Seni rupa dua dimensi adalah seni rupa yang secara visual hanya dapat dinikmati dari satu arah pandang. Antara lain seni lukis, kaligrafi, lukisan kaca, ilustrasi naskah, dan seni batik. B. Berlatih Menciptkan Karya Rupa Dua Dimensi Batik Membatik berarti Memberikan motif atau ragam hias pada selembar kain polos. Tahap I : Siapkan kain Tahap II : Kain dikemplong atau dihaluskan. Tahap II : Nglowong / Menggambari kain dengan pensil atau arang. Tahap IV : Ngrengreng, Menempel cairan lilin dengan teknik canting tulis atau cap pada gambar yang telah dibuat. Material yang dibuat untuk membiat malam lilin (malam) adalah gondorukem, dammar mata kucing, lilin tawon atau kote, lilin lancing, paraffin, minyak hewan, minyak kelapa, dan lilin bekas. Tahap V : Pemberian warna Tahap VI : Dilorod, yaitu proses penghilangan lilin. C. Seni Rupa Tiga dimensi Seni yang termasuk kategori seni rupa tiga dimensi, antara lain seni patung, tembikar, dan seni sesajen. D. Berlatih Menciptakan Karya Rupa Tiga Dimensi Keramik (gerabah), kap lampu, asbak, tempat pensil dll.

MERENCANAKAN DAN MELAKSANAKAN PAMERAN Pameran merupakan salah satu aktivitas untuk mempublikasikan karya seni pada masyarakat. Kegiatan ini sangat diperlukan seniman sebab karya seni merupakan hasil penholahan rasa, pikir, dan kemampuan teknik seniman yang harus diapresiasi oleh khalayak. Tanpa apresiasi masyarakat, karya seni menjadi kurang berarti, atau bahkan tidak berarti. A. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Membuat Pameran 1. Persiapan Tahap persiapan merupakan tahap awal yang terdiri atas penentuan tema pameran, jenis karya yang akan dipamerkan, seniman yang akan berpameran, tempat dan waktu, sumber dana, panitia pelaksana, pembuatan katalog, kartu undangan, orang yang akan membuka pameran, pemasangan karya, pembuatan judul, tata letak, system penjualan karya, dan publikasi. 2. Pelaksanaan Pembukaan pameran, pameran harian, diskusi, dan transaksi penjualan karya. 3. Penyelesaian Pengepakan dan pengembalian karya, penyelesaian transaksi, pembayaran berbagai fasilitas yang disewa atau dibeli, pembuatan laporan pertangung jawaban, dan pembubaran panitia.

Anda mungkin juga menyukai