VISI :
2.
3.
4.
MISI : Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan madani Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan paripurna, merata, bermutu, berkeadilan Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik
2.
3.
4. 5.
6. 7.
Revitalisasi pelayanan kesehatan Ketersediaan, distribusi, retensi dan mutu SDM Ketersediaan, distribusi, keamanan, mutu, efektivitas, keterjangkauan obat, vaksin dan alat kesehatan Jaminan kesehatan masyarakat Keberpihakan pada DTPK (Daerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan) serta DBK (Daerah Bermasalah Kesehatan) Reformasi birokrasi World Class Health Care
NILAI KEMENKES
1.
2.
3. 4. 5.
Goal 1 : Memberantas Kemiskinan dan Kelaparan Goal 2 : Mencapai Pendidikan Dasar untuk semua Goal 3 : Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan Goal 4 : Menurunkan Kematian Anak Goal 5 : Meningkatkan Kesehatan Ibu Goal 6 : Mengendalikan HIV dan AIDS, Malaria Dan (TB) Goal 7 : Menjamin Kelestarian Lingkungan Hidup Goal 8 : Mengembangkan Kemitraan Pembangunan Di Tingkat Global
DEMOGRAFI INDONESIA
Secara administratif Indonesia memiliki 33 propinsi, 497 kabupaten/kota, 6.543 kecamatan dan 75.236 kelurahan/desa Sensus penduduk indonesia tahun 2010 jumlah penduduk sebesar 237.556.363 orang Laki-laki berjumlah 119.507.580 Perempuan berjumlah 118.048.783 Laju pertumbuhan penduduk per tahun sebesar 1,49%; tertinggi propinsi Papua, terendah Propinsi Jawa Tengah Kepadatan penduduk tertinggi adalah DKI Jakarta, terendah adalah Propinsi Jawa Barat
U s i a
WANITA LAKI
2% 6%
6%
7%
21%
MORTALITAS
Mortalitas merupakan angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya Angka Mortalitas terdiri dari AKB, AKABA, AKI dan Angka Kematian Kasar
ESTIMASI ANGKA KEMATIAN BAYI PER 1000 KELAHIRAN HIDUP DI INDONESIA TAHUN 1991 - 2007
80 70 60 50 40 30 20 10 0 1991 1994 1997 2002-2003 2007
AKB
AKB terendah adalah DI Yogyakarta sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup, diikuti Aceh sebesar 25 per 1000 kelahiran hidup, Kaltim dan Jateng sebesar 26 per 1000 kelahiran hidup AKB tertinggi adalah Propinsi Sul-Bar sebesar 74 per 1000 kelahiran hidup, diikuti NTB sebesar 72 per 1000 kelahiran hidup dan Sul-Teng sebesar 60 per 1000 kelahiran hidup
ANGKA KEMATIAN BALITA (AKABA) PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP DI INDONESIA TAHUN 1991 - 2007
AKABA per 1000 kelahiran hidup 120 100
80
60 40
AKABA
20
0
Propinsi dengan AKABA terendah di DI Yogyakarta sebesar 22 per 1000 kelahiran hidup, diikuti Jawa Tengah sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup dan Kalimantan Tengah sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup Sedangkan propinsi dengan AKABA tertinggi adalah Sulawesi Barat sebesar 96 per 1000 kelahiran hidup, diikuti oleh Maluku sebesar 93 per 1000 kelahiran hidup dan Nusa Tenggara Barat sebesar 92 per 1000 kelahiran hidup
ANGKA KEMATIAN IBU PER 100.000 KELAHIRAN HIDUP DI INDONESIA TAHUN 1994 - 2007
450 400 350
300
250 200 150 100 AKI
50
0
1994
1997
2002
2007
ANGKA KEMATIAN KASAR (AKK) Angka kematian kasar adalah jumlah kematian yang terjadi pada suatu waktu dan tempat tertentu per 1.000 penduduk pada pertengahan tahun Estimasi AKK tahun 2007 sebesar 69 per 1.000 kelahiran hidup
7
8 9 10
5.545
4.542 4.332 4.238
6,73
3,56 4,70 2,80
MORBIDITAS
Morbiditas diartikan sebagai angka kesakitan, baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu Juga berperan dalam penilaian derajat kesehatan masyarakat
POLA 10 PENYAKIT TERBANYAK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2009
N o
1 2 3 4 ISPA FUO (Fever Unknown Origin) Peny. Kulit dan jar. Subkutan Diare & gastroenteritis
KASUS laki
243.578 143.167 99.303 88.275
Total kasus
488.794 275.254 247.256 172.013
permpn
245.216 132.087 147.953 83.738
kunjung an
781.881 358.942 371.673 223.318
5
6 7 8 9 10
67.231
55.817 55.446 54.004 53.463 46.380
89.429
77.345 67.823 68.463 52.142 52.815
156.660
133.162 123.269 122.467 105.605 99.195
203.021
220.375 412.364 234.083 153.488 135.749
POLA 10 PENYAKIT TERBANYAK PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2009
N o
1
KASUS permpn
69.535
Total kasus
143.696
Meninggal
74.161
1.747
2
3 4 5 6 7 8 9 10
60.705
39.262 24.957 18.807 15.533 19.115 19.170 13.920 12.758
60.629
41.588 24.243 28.497 21.144 16.933 16.477 16.783 17.396
121.334
80.850 49.200 47.304 36.677 36.048 35.647 30.703 30.154
898
1.013 462 520 935 162 2.365 234 235
UPAYA KESEHATAN
Terdiri dari 2 unsur utama yaitu upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat Mencakup : upaya promosi dan pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, kesehatan jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan alkes, pengamanan penggunaan zat aditif dalam makanan dan minuman, pengamanan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan (SPK) Tenaga kesehatan yang berkompeten memberikan pelayanan antenatal kepada ibu hamil antara lain dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan dan perawat Pelayanan antenatal meliputi timbang BB, pengukuran TB, TD, nilai status gizi (ukur LLA), TFU, menentukan presentasi janin dan DJJ, skrining status imunisasi tetanus dan memberikan imunisasi TT bila diperlukan, pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan, tes laboratorium (rutin dan khusus), tatalaksana kasus, serta temu wicara (konseling) termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan
Pelayanan antenatal disebut lengkap apabila dilakukan oleh tenaga kesehatan serta memenuhi standar tersebut Frekuensi pelayanan antenatal minimal 4 kali selama kehamilan; minimal 1 kali pada triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua dan 2 kali pada triwulan ketiga Tujuan pemeriksaan antenatal : menjamin perlindungan kepada ibu hamil, berupa deteksi dini faktor resiko, pencegahan dan penanganan komplikasi
PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN IBU HAMIL K1 DAN K4 DI INDONESIA TAHUN 2004 - 2009
100 90 80 70 60 50 40 30
K1 K4
20 10
0 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Periode persalinan merupakan salah satu periode yang berkontribusi besar terhadap AKI di Indonesia Diperkirakan 60% dari seluruh kematian ibu (maternal mortality : who, when, where and why) Target MDGs 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 dari 425 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1992 Target MDGs pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menjadi 90% pada tahun 2015 dari 40,7% pada tahun 1992 Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan
PERSENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN DI INDONESIA TAHUN 2004 - 2009
86 84 82 80 78 % 76 74 72 Pn
70 68
66 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Data SUSENAS 2008 masih terdapat 25,13% persalinan ditolong oleh bukan nakes dan lebih setengahnya (53,9%) pertolongan persalinan dilakukan dirumah dengan fasilitas seadanya Data SUSENAS 2009 : Pn = 77,34% 1. Persalinan oleh bidan (61,24%) 2. Persalinan oleh Dukun (21,29%) 3. Persalinan oleh dokter (15,28%)
2008 2009
1.
2.
3.
4.
5.
KF meliputi : pemeriksaan tekanan darah, nadi, pernapasan dan suhu Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vaginam lainnya Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI ekslusif 6 bulan Pemberian kapsul vitamin A 200.000 IU sebanyak 2 kali (2x24 jam) Pelayanan KB pasca persalinan
1.
2. 3. 4.
Neonatus risti/komplikasi meliputi : Asfiksia Tetanus neonatorum BBLR (<2500 gram) Sindrom gangguan pernafasan dan kelainan neonatal
KUNJUNGAN NEONATAL
1.
2.
3. 4.
Neonatus merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi Pemeriksaan neonatus meliputi : Kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi) Pemberian vitamin K Manajemen Terpadu Balita Muda (MTBM) Penyuluhan perawatan neonatus di rumah (buku KIA) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan neonatus minimal 3 kali, yaitu pada 6 jam 48 jam setelah lahir, pada hari ke 3-7 hari dan hari ke 8-28 hari
Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan bayi umur 29 hari 11 bulan di sarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu, puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit) maupun di rumah, posyandu, tempat penitipan anak, panti asuhan melalui kunjungan petugas kesehatan Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali dalam setahun yaitu satu kali pada umur 29 hari 3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 69 bulan dan 1 kali pada umur 9-11 bulan Pelkes yg diberikan meliputi : pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB 1-3, Polio 1-4, dan campak), Stimulasi Deteksi Intervensi Dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi Tahun 2009 cakupan pelayanan kesehatan anak balita (1-4 tahun) sebesar 52,05%, sementara target yang harus dicapai 70%
Pada anak usia SD masalah kesehatannya biasanya berkaitan dengan PHBS Masalah yang sering muncul : 1. Karies gigi 2. Kecacingan 3. Kelainan refraksi/ketajaman penglihatan 4. Masalah gizi
PROPORSI WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN BERSTATUS KAWIN YANG SEDANG DAN YANG PERNAH MENGGUNAKAN ALAT KB TAHUN 2004-2008 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 2004 2005 2006 2007 2008 pernah menggunakan sedang menggunakan
7%
9% Suntik Pil Kondom Implan IUD MOW MOP
50%
29%
PELAYANAN IMUNISASI
Bayi dan anak beresiko terserang penyakit menular seperti difteri, tetanus, hepatitis B, meningitis, pneumonia Cara terbaik untuk melindungi melalui imunisasi T.d imunisasi aktif dan pasif Program imunisasi dasar lengkap : 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis Polio, 4 dosis Hepatitis B dan 1 dosis Campak Campak merupakan penyebab utama kematian pada balita Pelayanan imunisasi TT pada Bumil
80 70
60
50 40 30 20 10 0 2005 2006 2007 2008 2009 Sasaran Jamkesmas Rawat Jalan Rawat Inap
33%
56%
6. 7. 8.
9.
Pengendalian penyakit polio Pengendalian TB paru Pengendalian penyakit ISPA Penanggulangan penyakit HIV/AIDS dan PMS Pengendalian penyakit demam berdarah dengue (DBD) Pengendalian penyakit malaria Pengendalian penyakit kusta Pengendalian penyakit filariasis Surveilens vektor
2.
3. 4. 5.
Meliputi : Pemberian tablet tambah darah (Fe) Pemberian kapsul vitamin A Cakupan pemberian garam beryodium Cakupan pemberian ASI ekslusif Cakupan penimbangan Balita di Posyandu
70
60 % 50 40 30 Fe 1 Fe 3
20
10 0 2006 2007 2008 2009
PERSENTASE BALITA DAN IBU NIFAS YANG MENDAPAT KAPSUL VITAMIN A TAHUN 2007 - 2009
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10
0
2007 2008 2009
100.000 PENDUDUK
3.7
3.65 3.6 3.55 3.5 3.45 3.4
3.35
2005 2006 2007 2008 2009
3,000
2,000 1,000 0
2005
2006
2007
2008
2009
0
2005 2006 2007 2008 2009
1200
1000 800 600 400 200 0 2005 2006 2007 2008 2009
Industri Farmasi
Industri Obat Tradisional
Industri kecil Obat Tradisional Produksi Alat Kesehatan Perbekalan kesehatan dan RT Industri Kosmetika
PENGANGKATAN DOKTER UMUM PTT DAN DOKTER GIGI PTT DI INDONESIA TAHUN 2009
3000 2500 2000
1500
1000 500 0 Dokter Umum Dokter Gigi
PERSENTASE PENDUDUK YANG DILINDUNGI JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT/ASURANSI KESEHATAN PER JUNI 2010
24%
58%
7%
32%
57%
& SEARO
SEARO
ASEAN
200
400
600
800
1000
1200
1400
50,000
40,000
USD
30,000
ASEAN
20,000
SEARO
10,000
AKABA PER
Myanmar Timor Leste Bhutan India Korea Utara Bangladesh Nepal Indonesia Maladewa Sri Lanka Thailand Myanmar Kamboja Laos Indonesia Filipina Thailand Vietnam Brunei Malaysia Singapura
SEARO
ASEAN
20
40
60
80
100
120
140
ANGKA KEMATIAN KASAR PER 1.000 PENDUDUK DI NEGARA-NEGARA ASEAN & SEARO TAHUN 2008
Korea Utara Myanmar Timor Leste Nepal Thailand Bhutan Sri Lanka India Bangladesh Indonesia Maladewa Myanmar Thailand Kamboja Laos Indonesia Vietnam Malaysia Filipina Singapura Brunei
SEARO
ASEAN
10
12