Anda di halaman 1dari 23

KEPUTUSAN DIRJEN PAJAK

KEP-27/PJ/1995
Ditetapkan tanggal 23 Maret 1995

JANGKA WAKTU PENDAFTARAN DAN PELAPORAN KEGIATAN


USAHA SERTA TATA CARA PENDAFTARAN WAJIB PAJAK DAN
PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Menimbang:

a. bahwa dalam rangka pelaksanaan pendaftaran untuk


memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau pelaporan
kegiatan usaha untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak
dan memperoleh Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak,
dipandang perlu menetapkan jangka waktu pendaftaran dan
pelaporan kegiatan usaha serta tata cara pendaftaran Wajib
Pajak dan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak;
b. bahwa selain itu, dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat Wajib Pajak,dipandang perlu untuk menetapkan
tempat pendaftaran dan tempat pelaporan usaha selain Kantor
Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal,
tempat kedudukan, atau tempat kegiatan usaha Wajib Pajak atau
Pengusaha Kena Pajak;
c. bahwa oleh karena itu jangka waktu dan tata cara serta
penentuan tempat pendaftaran dan tempat pelaporan tersebut
di atas ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak;

Mengingat:

1. Pasal 2 ayat (3) dan ayat (5) Undang-Undang Nomor 6 Tahun


1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
(Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3262), sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1994 (Lembaran Negara Tahun
1994 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3566);
2. Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1994 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 1994 (Lembaran Negara Tahun 1994
Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3568);
3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 94/KMK.01/1994 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Pajak;
MEMUTUSKAN :

Menetapkan KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG JANGKA


: WAKTU PENDAFTARAN DAN PELAPORAN KEGIATAN USAHA
SERTA TATA CARA PENDAFTARAN WAJIB PAJAK DAN
PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Yang dimaksud dalam keputusan ini dengan :

a. Wajib Pajak terdaftar adalah Wajib Pajak yang telah terdaftar


dalam tata usaha Direktorat Jenderal Pajak dan telah diberikan
Nomor Pokok Wajib Pajak ;
b. Pengusaha Kena Pajak terdaftar adalah pengusaha yang telah
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak yang telah tercatat
dalam tata usaha Direktorat Jenderal Pajak dan telah diberikan
Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak ;
c. Wajib Pajak tertentu dan Pengusaha Kena Pajak tertentu adalah
Wajib Pajak dan Pengusaha Kena Pajak Badan Usaha Milik Negara
dan Badan Usaha Milik Daerah, Penanaman Modal Asing, Badan
dan Orang Asing, dan Perusahaan Go Public;
d. Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak adalah tindakan
menghapuskan Nomor Pokok Wajib Pajak dari tata usaha Kantor
Pelayanan Pajak;
e. Pencabutan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak adalah
tindakan menghapuskan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak dari tata usaha Kantor Pelayanan Pajak;
f. Pemindahan Wajib Pajak dan/atau Pengusaha Kena Pajak adalah
tindakan menghapuskan Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau
Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dari tata usaha suatu
Kantor Pelayanan Pajak, karena alasan pindah tempat tinggal
atau tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha dari suatu
Kantor Pelayanan Pajak, ke wilayah Kantor Pelayanan Pajak lain;
g. Kantor Pelayanan Pajak lama adalah Kantor Pelayanan Pajak
tempat Wajib Pajak semula terdaftar dan/atau Pengusaha Kena
Pajak semula dikukuhkan;
h. Kantor Pelayanan Pajak baru adalah Kantor Pelayanan Pajak
tempat Wajib Pajak kemudian terdaftar berdasarkan tempat
tinggal atau tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha
terakhir setelah pindah dari Kantor Pelayanan Pajak lama;
i. Saat usaha mulai dijalankan adalah saat pendirian atau saat
usaha nyata-nyata mulai dilakukan;
j. Surat Pemberitahuan Pindah adalah surat yang diajukan oleh
Wajib Pajak kepada Kepala Kantor Wilayah untuk
memberitahukan pindah tempat tinggal atau tempat kedudukan
atau tempat kegiatan usaha dari wilayah kerja Kantor Pelayanan
Pajak lama ke wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak baru;
k. Surat Pindah adalah surat yang diterbitkan oleh Kantor
Pelayanan Pajak lama yang berisi keterangan pindah Wajib Pajak
atau Pengusaha Kena Pajak ke wilayah kerja Kantor Pelayanan
Pajak baru;
l. urat Pemberitahuan Terdaftar adalah surat yang diterbitkan oleh
Kantor Pelayanan Pajak baru yang menyatakan bahwa Wajib
Pajak yang pindah dari Kantor Pelayanan Pajak lama telah
terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak baru.

BAB II
TEMPAT DAN JANGKA WAKTU PENDAFTARAN ATAU PELAPORAN
KEGIATAN USAHA

Pasal 2

(1) Tempat pendaftaran Wajib Pajak untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak dan
tempat pelaporan kegiatan usaha Pengusaha untuk memperoleh Nomor Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak adalah di Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan dan/atau tempat kegiatan usaha Wajib
Pajak dan/atau Pengusaha yang bersangkutan.
(2) Dalam hal tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak berada dalam dua atau
lebih wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak, Direktur Jenderal Pajak menetapkan
tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak.

Pasal 3

Tempat Pendaftaran bagi Wajib Pajak tertentu dan pelaporan usaha


bagi Pengusaha Kena Pajak tertentu ditentukan sebagai berikut :

a. Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Negara dan Daerah untuk


Badan Usaha Milik Daerah yang berkedudukan di wilayah Daerah
Khusus Ibukota Jakarta dan seluruh Wajib Pajak Badan Usaha
Milik Negara;
b. Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing untuk seluruh
Wajib Pajak Penanaman Modal Asing yang tidak Go Public,
kecuali yang selama ini telah resmi terdaftar pada Kantor
Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak berkedudukan dan Wajib
Pajak Penanaman Modal Asing yang bertempat kedudukan di
Kawasan Berikat Pulau Batam, Kawasan Pulau Bintan dan
Kawasan Pulau Karimun, atas permohonan Wajib Pajak diberikan
kemudahan mendaftarkan diri dan melaporkan usahanya pada
KPP setempat;
c. Kantor Pelayanan Pajak Badan dan Orang Asing untuk seluruh
Wajib Pajak Badan dan Orang Asing;
d. Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Go Public untuk seluruh
Wajib Pajak yang telah mendapat izin emisi saham dari Badan
Pengawas Pasar Modal kecuali Wajib Pajak Badan Usaha Milik
Negara dan Badan Usaha Milik Daerah, serta Wajib Pajak
Penanaman Modal Asing yang bertempat kedudukan di Kawasan
Berikat Pulau Batam, Kawasan Pulau Bintan dan Kawasan Pulau
Karimun, atas permohonan Wajib Pajak diberikan kemudahan
mendaftarkan diri dan melaporkan usahanya pada KPP setempat;
e. Kantor Pelayanan Pajak setempat untuk Wajib Pajak Badan Usaha
Milik Daerah yang berkedudukan di luar Daerah Khusus Ibukota
Jakarta;
f. Kantor Pelayanan Pajak tempat cabang atau kegiatan usaha
dilakukan untuk Wajib Pajak Badan Usaha Milik Negara, Badan
Usaha Milik Daerah, Penanaman Modal Asing, Badan dan Orang
Asing, dan Perusahaan Go Public, terbatas pada Pajak
Penghasilan Pemotongan, Pajak Penghasilan Pemungutan, Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah;

Pasal 4

(1) Wajib Pajak orang pribadi yang dalam satu Tahun Pajak memperoleh penghasilan
melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak, harus mendaftarkan diri untuk memperoleh
Nomor Pokok Wajib Pajak selambat-lambatnya pada akhir tahun pajak yang
bersangkutan atau selambat-lambatnya satu bulan setelah saat usaha mulai dijalankan
bagi Wajib Pajak yang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (5).
(2) Dikecualikan dari kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Wajib Pajak
orang pribadi yang semata-mata menerima atau memperoleh penghasilan hanya dari
satu pemberi kerja yang telah dipotong pajak berdasarkan Pasal 21 Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang
Nomor 10 Tahun 1994.
(3) Wajib Pajak orang pribadi yang dikecualikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
atas permintaannya dapat diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak.
(4) Wajib Pajak badan harus mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib
Pajak selambat-lambatnya satu bulan setelah saat usaha mulai dijalankan.
(5) Pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1994 harus
melaporkan usahanya untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak selambat-
lambatnya satu bulan setelah saat usaha mulai dijalankan dan kepadanya diberikan
Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
(6) Pengusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat melaporkan usahanya untuk
dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak sebelum saat usaha mulai dijalankan.
BAB III
TATA CARA PENDAFTARAN DAN PEMBERIAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
SERTA PELAPORAN DAN PEMBERIAN NOMOR PENGUKUHAN
PENGUSAHA KENA PAJAK.

Pasal 5

(1) Wajib Pajak yang mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak
dan/atau Pengusaha yang melaporkan kegiatan usaha untuk dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak diwajibkan mengisi, menandatangani sendiri atau oleh orang
lain yang diberi kuasa khusus, dan menyampaikan sendiri atau oleh orang lain yang
diberi kuasa khusus, Formulir Pendaftaran Wajib Pajak.
(2) Dalam hal Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga mengajukan
permohonan untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, maka Kantor
Pelayanan Pajak selain menerbitkan Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak juga
menerbitkan surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.

Pasal 6

Tata cara pendaftaran dan pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak serta
pelaporan kegiatan usaha dan pemberian Nomor Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak dan bentuk formulir yang dipergunakan, sesuai
dengan Lampiran I.1, I.2, I.3 dan III keputusan ini.

Pasal 7

(1) Dalam hal Wajib Pajak terdaftar pindah tempat tinggal atau tempat kedudukan atau
tempat kegiatan usaha ke wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak lain atau berubahnya
status perusahaan yang mengakibatkan Kantor Pelayanan Pajak yang mengelola
berubah, diwajibkan mengajukan permohonan dengan mengisi formulir
Pemberitahuan Pindah.
(2) Dalam hal Pemberitahuan Pindah yang telah diisi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak lama, maka Kantor Pelayanan Pajak lama
wajib menerbitkan surat Perpindahan Wajib Pajak, untuk diberikan kepada Wajib
Pajak guna diserahkan ke Kantor Pelayanan Pajak baru.
(3) Dalam hal Pemberitahuan Pindah yang telah diisi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) disampaikan langsung ke Kantor Pelayanan Pajak baru, maka tindasan
Pemberitahuan Pindah tersebut wajib dikirimkan oleh Wajib Pajak ke Kantor
Pelayanan Pajak lama.

Pasal 8

(1) Kantor Pelayanan Pajak baru setelah menerima surat Perpindahan Wajib Pajak
sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 ayat (2) atau Pemberitahuan Pindah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) segera menerbitkan Kartu Nomor
Pokok Wajib Pajak atau Bukti Pendaftaran Wajib Pajak.
(2) Nomor Pokok Wajib Pajak yang dicantumkan pada Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak
atau Bukti Pendaftaran Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
Nomor Pokok Wajib Pajak lama dengan mengganti kode Kantor Pelayanan Pajak.
(3) Setelah Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diserahkan kepada Wajib Pajak, Kantor Pelayanan Pajak baru segera menerbitkan
surat Pemberitahuan Telah Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Baru dan
mengirimkannya ke Kantor Pelayanan Pajak lama.

Pasal 9

Dalam hal Wajib Pajak yang telah memperoleh Nomor Pokok Wajib
Pajak meninggal dunia dan meninggalkan warisan yang belum terbagi,
maka warisan yang belum terbagi tersebut dalam kedudukannya
sebagai Subyek Pajak dengan sendirinya memperoleh Nomor Pokok
Wajib Pajak dari Wajib Pajak yang meninggal dan ahli warisnya
melaporkan dengan mengisi Formulir Pemutakhiran Data Wajib Pajak.

BAB IV
TATA CARA PEMINDAHAN WAJIB PAJAK, PENGHAPUSAN NOMOR POKOK
WAJIB
PAJAK, DAN PENCABUTAN NOMOR PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA
PAJAK

Pasal 10

Pemindahan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1)


dilaksanakan sebagai berikut :

1. Wajib Pajak yang bersangkutan harus telah terdaftar pada Kantor


Pelayanan Pajak baru, yang dibuktikan dengan telah diterimanya
surat Pemberitahuan Telah Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak
Baru.
2. Kantor Pelayanan Pajak lama harus mengirim berkas Wajib Pajak
berikut uraian singkat mengenai hal-hal yang dianggap perlu
kepada Kantor Pelayanan Pajak baru yang isinya antara lain :

a. jumlah tunggakan pajak yang masih harus ditagih;


b. tindakan penagihan yang telah dilaksanakan atas tunggakan pajak (tidak perlu
harusdilaksanakan sampai upaya paksa);
c. permohonan restitusi atau keberatan Wajib Pajak yang belum diselesaikan.

Pasal 11

(1) Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dilakukan dalam hal :

a. Wajib Pajak orang pribadi meninggal dunia dan tidak meninggalkan warisan;
b. Wanita kawin tidak dengan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan;
c. Warisan yang belum terbagi dalam kedudukan sebagai Subyek Pajak sudah
selesai dibagi;
d. Wajib Pajak badan yang telah dibubarkan secara resmi berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
e. Bentuk Usaha Tetap yang karena sesuatu hal kehilangan statusnya sebagai
Bentuk Usaha Tetap;

f. Wajib Pajak orang pribadi lainnya selain yang dimaksudkan pada huruf a yang
tidak memenuhi syarat lagi untuk dapat digolongkan sebagai Wajib Pajak.
(2) Pencabutan pengukuhan sebagai Pengusaha Kena Pajak dilakukan dalam hal Wajib
Pajak pindah alamat ke wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak lain, bubar atau tidak
memenuhi syarat sebagai Pengusaha Kena Pajak lagi.

Pasal 12

Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 11 ayat (1) dilaksanakan sebagai berikut :

1. Bagi Wajib Pajak orang pribadi yang meninggal dunia


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf a
disyaratkan adanya pemberitahuan tertulis dari ahli waris atau
pihak lain, dilampiri foto copy laporan kematian atau foto copy
Surat Keterangan Kematian dari instansi yang berwenang;
2. Bagi Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1)
huruf b sampai dengan huruf f disyaratkan adanya permohonan
tertulis dilampiri dokumen :
a. copy Surat Nikah atau Akte Perkawinan dari catatan sipil, bagi wanita kawin;
surat pernyataan tentang selesainya warisan dibagi dari ahli waris, bagi warisan
b.
yang telah selesai dibagi;
Akte Pembubaran, dan neraca likuidasi, bagi Wajib Pajak badan yang telah
c.
dibubarkan;
d. Surat atau dokumen lain yang mendukung bahwa Bentuk Usaha Tetap tidak
memenuhi syarat lagi digolongkan sebagai Wajib Pajak, bagi Bentuk Usaha
Tetap;
atau adanya laporan pemeriksaan lapangan yang menyatakan bahwa Wajib Pajak
tersebut tidak memenuhi syarat lagi sebagai Wajib Pajak.
3. Telah melunasi utang pajak.
4. Telah dilaksanakan pemeriksaan sederhana lapangan, dan
apabila dari hasil pemeriksaan tersebut ditemukan utang pajak
yang tidak dapat atau tidak mungkin dapat ditagih lagi karena :
- Wajib Pajak orang pribadi telah meninggal dunia tanpa
meninggalkan warisan; atau
- Wajib Pajak tidak dapat diketemukan lagi; atau
- Wajib Pajak tidak mempunyai kekayaan lagi.
Pasal 13

Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dari Wajib Pajak wanita kawin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf b baru dapat
dilakukan pada awal tahun berikutnya setelah tahun perkawinan
dilaksanakan dengan ketentuan :

1. Suami harus telah terdaftar sebagai Wajib Pajak pada tata usaha
Kantor Pelayanan Pajak.
2. Berkas Wajib Pajak wanita kawin tersebut diserahkan atau
dikirimkan oleh Kantor Pelayanan Pajak ditempat wanita tersebut
terdaftar ke Kantor Pelayanan Pajak tempat suaminya terdaftar
sebagai Wajib Pajak dengan disertai uraian singkat seperti
dimaksud dalam Pasal 10 angka 2, untuk digabung dengan
berkas Wajib Pajak suami.
3. Berkas Wajib Pajak wanita kawin yang terdaftar pada Kantor
Pelayanan Pajak yang sama dengan tempat suami terdaftar,
digabungkan dengan berkas Wajib Pajak suami.

Pasal 14

(1) Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan pencabutan Nomor Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak dilakukan dengan cara mengisi Formulir Pemutakhiran Data
Wajib Pajak yang pengisiannya dilakukan oleh :
1. Wajib Pajak atau kuasanya yang sah dengan melampirkan Surat Kuasa;
2. Petugas Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan dalam hal :

a. Wajib Pajak meninggal dunia tanpa meninggalkan warisan, berdasarkan


Surat Keterangan Kematian atau copy akte atau copy laporan kematian Wajib
Pajak;

b. Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf e dan f,
berdasarkan hasil pemeriksaan Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan.
(2) Dalam hal jumlah peredaran untuk suatu tahun takwim atau tahun buku tidak
melebihi batasan Pengusaha Kecil Pajak Pertambahan Nilai, Pengusaha Kena Pajak
dapat mengajukan permohonan pencabutan pengukuhan sebagai Pengusaha Kena
Pajak setelah lewat jangka waktu tiga bulan setelah akhir tahun takwim atau tahun
buku yang bersangkutan.
(3) Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan harus memberikan
keputusan dalam jangka waktu tiga bulan sejak permohonan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diterima.
(4) Apabila setelah lewat jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Direktur
Jenderal Pajak tidak memberi suatu keputusan, permohonan pencabutan pengukuhan
sebagai Pengusaha Kena Pajak dianggap dikabulkan dan surat Pencabutan Nomor
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak harus diterbitkan dalam waktu selambat-
lambatnya satu bulan setelah jangka waktu tersebut berakhir.
Pasal 15

Dalam hal Wajib Pajak pindah tempat tinggal atau tempat kedudukan
atau tempat usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1),
penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau pencabutan Nomor
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dari tata usaha Kantor Pelayanan
Pajak lama dilakukan sebagai berikut :

1. Wajib Pajak mengajukan surat Pemberitahuan Pindah ke Kantor


Pelayanan Pajak lama atau langsung ke Kantor Pelayanan Pajak
baru tanpa disyaratkan harus mengisi Formulir Pemutakhiran
Data Wajib Pajak;
2. Surat Pemberitahuan Pindah pada angka 1 harus memuat data
sekurang-kurangnya mengenai nama, Nomor Pokok Wajib Pajak,
Nomor Register dan alamat baru Wajib Pajak ditempat yang
dituju, yang diperlukan oleh Kantor Pelayanan Pajak lama untuk
menerbitkan surat Perpindahan Wajib Pajak dan/atau surat
Pencabutan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak untuk
dikirimkan ke Kantor Pelayanan Pajak Baru;
3. Berdasarkan surat Perpindahan Wajib Pajak dan/atau surat
Pencabutan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Kantor
Pelayanan Pajak baru akan menerbitkan Kartu Pendaftaran, Kartu
Nomor Pokok Wajib Pajak, surat Pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak, dan surat Pemberitahuan Telah Terdaftar di Kantor
Pelayanan Pajak Baru.

Pasal 16

Berdasarkan Formulir Pemutakhiran Data Wajib Pajak, dan surat


Pemberitahuan Pindah atau surat Perpindahan Wajib Pajak, dilakukan
perubahan data (up-date) Wajib Pajak dengan tata cara seperti
tercantum dalam Lampiran II keputusan ini.

Pasal 17

Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau pencabutan Nomor


Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak hanya ditujukan untuk kepentingan
tata usaha perpajakan tanpa menghilangkan kewajiban perpajakan
yang harus dilakukannya.

BAB V
PENUTUP

Pasal 18
Dengan berlakunya keputusan ini, keputusan Menteri Muda Keuangan
Selaku Pengganti Sementara Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-
34/PJ.2/1989 tanggal 10 Juli 1989 tentang Tata Cara Pendaftaran,
Pemberian, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak dan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor
KEP-26/PJ.11.3/1991 tanggal 8 Februari 1991 tentang Pelimpahan
Wewenang Pengelolaan Wajib Pajak Badan Asing, Wajib Pajak Orang
Asing, Wajib Pajak Penanaman Modal Asing, dan Wajib Pajak Badan
Usaha Milik Negara yang Bertempat Tinggal atau Berkedudukan di Luar
Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Kepada Kepala Kantor
Pelayanan Pajak yang Wilayah Kerjanya Meliputi Tempat Tinggal,
Tempat Kedudukan, dan/atau Tempat Usaha Wajib Pajak yang
Bersangkutan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 19

Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 23 Maret 1995

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,


ttd
FUAD BAWAZIER

Lampiran : I.1
KEP.DIRJEN PAJAK
Nomor : KEP-27/PJ/1995
Tanggal : 23 Maret 1995

TATA CARA PENDAFTARAN WAJIB PAJAK DAN


PELAPORAN PENGUSAHA KENA PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK
DENGAN MENGGUNAKAN KOMPUTER

I. PETUGAS PENDAFTARAN WAJIB PAJAK

A. Petugas Pendaftaran Wajib Pajak ialah petugas yang ditunjuk


oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak untuk melayani pendaftaran
Wajib Pajak dan pelaporan Pengusaha Kena Pajak yang bertugas
pada :
Sub Seksi Pendaftaran Wajib Pajak pada Seksi Tata Usaha Perpajakan di Kantor
-
Pelayanan Pajak tipe A, atau
- Sub Seksi Pendaftaran Wajib Pajak dan SPT pada Seksi Pengolahan Data dan
Tata Usaha Perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak tipe B.
B.
C. Petugas Pendaftaran Wajib Pajak mempunyai tugas sebagai
berikut :
1. Menerima Formulir Pendaftaran Wajib Pajak (bentuk KP.
PDIP.4.1-95/KP.PDIP.4.2-95/KP.PDIP.4.3-95) yang telah
ditandatangani Wajib Pajak atau kuasanya yang sah
beserta lampiran-lampirannya, baik dari Wajib Pajak dalam
rangkap tiga maupun dari Kantor Penyuluhan Pajak dalam
rangkap dua yang disertai dengan tindasan KP.PDIP.4.21-
95.
2. Memeriksa kelengkapan Formulir Pendaftaran Wajib Pajak
pada butir 1 yang terdiri dari :
a. Untuk Wajib Pajak Perseorangan Non Usahawan :
- Fotokopi KTP atau SIM atau Kartu Keluarga atau Paspor
b. Untuk Wajib Pajak Perseorangan Usahawan :
- Fotokopi KTP atau SIM atau Kartu Keluarga atau Paspor;
- Fotokopi Surat izin Usaha atau Keterangan Tempat Usaha.
c. Untuk Wajib Pajak Badan :
- Fotokopi Akte Pendirian;
- Fotokopi KTP salah seorang pengurus;
- Fotokopi Surat Izin Usaha atau Surat Keterangan Tempat Usaha dari
instansi yang berwenang.
d. Untuk Wajib Pajak sebagai Pemungut/Pemotong :
- Fotokopi surat penunjukan sebagai bendaharawan;
- Fotokopi tanda bukti diri bendaharawan.
3. Catatan :
- Apabila pemohon berstatus cabang harus dilampirkan fotokopi Kartu
NPWP (bentuk KP.PDIP.4.20-95) atau Bukti Pendaftaran Wajib Pajak
(bentuk KP.PDIP.4.21-95) Kantor Pusatnya.
- Apabila permohonan ditandatangani oleh orang lain, harus dilengkapi
dengan surat kuasa.
- Fotokopi sebagai kelengkapan formulir pendaftaran Wajib Pajak tersebut
diatas harus disahkan oleh Petugas Pendaftaran Wajib Pajak kecuali dalam
hal pendaftaran dilakukan melalui pos maka fotokopi harus disahkan oleh
pejabat/instansi yang berwenang.
4. Memberikan Nomor Formulir, Kode Jenis Usaha/Klasifikasi
Lapangan Usaha, Kode Wilayah Pemerintah dan tanda (X)
pada kotak yang sesuai dengan kewajiban pajaknya pada
formulir KP.PDIP.4.1-95/KP.PDIP.4.2-95/KP.PDIP.4.3-95.
5. Meneliti administrasi Kantor Pelayanan Pajak untuk
mengetahui apakah Wajib Pajak sudah terdaftar atau
belum.

Catatan :

a. Bila WP tersebut sudah terdaftar, maka kepadanya tidak dapat diberikan


NPWP lagi, kecuali untuk Wajib Pajak berstatus cabang, diberikan NPWP
yang sama.
b. Bila formulir pendaftaran diterima dari Kantor Penyuluhan Pajak, hasil
tersebut pada huruf a supaya diberitahukan kepada Kantor Penyuluhan Pajak
yang bersangkutan.

6. Mencatat Formulir Pendaftaran Wajib Pajak ke dalam buku


Pengawasan Pendaftaran Wajib Pajak (bentuk KP.PDIP.4.11-
95), pada kolom 1 s/d 5 dan membubuhkan parafnya pada
sebelah kiri atas tempat penandatanganan formulir
tersebut. Menyerahkan formulir kepada Kepala Sub Seksi
atasannya untuk ditandatangani. Dalam hal ada
permohonan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dicatat
dalam buku Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (bentuk
KP.PPN.9B).
Catatan Bila formulir pendaftaran diterima dari Kantor Penyuluhan Pajak
: pencatatan pada Buku Pengawasan Pendaftaran Wajib Pajak
(KP.PDIP.4.11-95) tetap dilakukan sebagaimana mestinya, sama
seperti apabila formulir itu diterima langsung dari Wajib Pajak.
Tanggal Bukti Pendaftaran Wajib Pajak (KP.PDIP.4.21-95) dan
tanggal penerimaannya dari Kantor Penyuluhan Pajak dicatat pada
kolom 6 dan kolom 7.
7. Dalam hal Wajib Pajak hanya mengajukan permohonan
NPWP, maka setelah ditandatangani oleh Kepala Sub Seksi,
formulir KP.PDIP.4.1-95/KP.PDIP.4.2-95/KP.PDIP.4.3-95
lembar kesatu dan kedua beserta lampirannya diteruskan
kepada Petugas Perekaman Data (Operator) dan lembar
ketiga diberikan kepada Wajib Pajak sebagai tanda terima.
8. Dalam hal Wajib Pajak selain mengajukan permohonan
NPWP juga mengajukan permohonan Nomor Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak, maka setelah ditandatangani oleh
Kepala Sub Seksi, formulir KP.PDIP.4.1-95/KP.PDIP.4.2-
95/KP.PDIP.4.3-95 lembar kesatu dan kedua beserta
lampirannya diteruskan kepada Kasi PPN/PTLL untuk
dilakukan Pemeriksaan Sederhana di lapangan guna
memastikan kebenaran alamat tempat tinggal atau tempat
kedudukan atau tempat kegiatan usaha Wajib Pajak dan
lembar ketiga diberikan kepada Wajib Pajak sebagai tanda
terima. Apabila alamat tempat tinggal atau tempat
kedudukan usaha Wajib Pajak tidak benar maka
KP.PDIP.4.20-95 dan KP.PDIP. 4.22-95 tidak diberikan.

Catatan Apabila Formulir Pendaftaran pada butir 6 dan butir 7 diterima


: melalui pos maka KP.PDIP.4.1-95/ KP.PDIP.4.2-95/KP.PDIP.4.3-95
lembar ketiga dikirimkan kepada Wajib Pajak dengan menggunakan
pos tercatat bersamaan dengan KP.PDIP.4.20-95 dan atau
KP.PDIP.4.22-95.

9. Menerima KP.PDIP.4.20-95 dan KP.PDIP.4.22-95 (dalam hal


ada permohonan Pengusaha Kena Pajak) yang sudah
ditanda-tangani oleh pejabat yang berwenang
menandatanganinya disertai dengan Kartu Pendaftaran
Wajib Pajak (bentuk KP.PDIP.4.23-95) dan KP.PDIP.4.1-
95/KP.PDIP.4.2-95/ KP.PDIP.4.3-95 lembar kesatu beserta
lampirannya, kemudian mencatat KP.PDIP.4.20-95 pada
kolom 8, 9 dan kolom 10 buku KP.PDIP.4.11-95 dan
KP.PDIP.4.22-95 pada buku KP PPN 9B.
10.Menyampaikan kepada Wajib Pajak :
a. Kartu NPWP (KP.PDIP.4.20-95) selambat-lambatnya satu hari setelah
diterimanya formulir KP.PDIP.4.1-95/KP.PDIP.4.2-95/KP.PDIP.4.3-95
beserta lampirannya secara lengkap untuk pendaftaran sebagaimana
dimaksud pada butir 6.
b. Kartu NPWP (KP.PDIP.4.20-95) dan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
(KP.PDIP.4.22-95), selambat-lambatnya tiga hari setelah diterimanya
formulir KP.PDIP.4.1-95/KP.PDIP.4.2-95/KP.PDIP.4.3-95 beserta
lampirannya secara lengkap untuk pendaftaran sebagai dimaksud pada butir
7. Bagi Wajib Pajak yang bertempat tinggal atau bertempat kedudukan atau
mempunyai kegiatan usaha di luar kota kedudukan Kantor Pelayanan Pajak,
jangka waktu tiga hari dimaksud tidak mengikat.
Jangka waktu tersebut ditentukan oleh Kepala Kantor Wilayah yang
bersangkutan dengan memperhatikan faktor jauhnya jarak, kondisi
komunikasi dan sarana perhubungan yang tersedia.
Penyampaian tersebut dilakukan melalui pos tercatat dengan menggunakan
ekspedisi khusus atau dapat diambil sendiri oleh Wajib Pajak dengan
membubuhkan tanda tangan sebagai tanda terima pada Buku Ekspedisi
Khusus dan mencatatnya pada Buku KP.PDIP. 4.11-95 kolom 11.
11.Membuat berkas sementara Wajib Pajak yang berisi :
- Pertinggal KP.PDIP.4.20-95/KP.PDIP.4.22-95.
Lembar ke 1 KP.PDIP.4.1-95/KP.PDIP.4.2-95/KP.PDIP.4.3-95 beserta
- lampirannya dan mengirimkannya kepada petugas arsip untuk dibuatkan
berkas Wajib Pajak.
12.
13.Mendistribusikan KP.PDIP.4.23-95 ke :

- Kantor Penyuluhan Pajak yang bersangkutan.


- Masing-masing Seksi pengelola jenis pajak yang bersangkutan sebagai dasar
pembuatan Kartu Pengawasan Pembayaran dan Kartu Pengawasan Laporan
Wajib Pajak.
- Pertinggal di Sub Seksi yang bersangkutan.

II. PETUGAS PEREKAMAN DATA WAJIB PAJAK


A. Petugas Perekaman Data adalah petugas yang merekam data
pendaftaran Wajib Pajak pada :
- Sub Seksi Pengolahan Data dan Penyajian Informasi, Seksi Pengolahan Data dan
Informasi pada Kantor Pelayanan Pajak Tipe A, atau
- Sub Seksi Pengolahan Data dan Informasi, Seksi Pengolahan Data dan Tata
Usaha Perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak tipe B.
B.
C. Petugas Perekaman Data Wajib Pajak mempunyai tugas sebagai
berikut :
1. Merekam data Wajib Pajak dari Formulir Pendaftaran Wajib
Pajak sesuai dengan tata cara yang telah ditentukan.
2. Menuliskan NPWP pada kotak yang tersedia serta
mencantumkan nomor register pada ruang kosong diatas
NPWP di Formulir Pendaftaran Wajib Pajak.
3. Membubuhkan paraf dan tanggal perekaman pada sisi kiri
kotak "NPWP yang diberikan."
4. Membuat KP.PDIP.4.20-95 sebanyak dua lembar dan
KP.PDIP.4.23-95 sebanyak empat lembar. Bila ada
permohonan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, membuat
KP.PDIP.4.22-95 sebanyak dua lembar.
5. Menyampaikan KP.PDIP.4.20-95 atau KP.PDIP.4.20-95 dan
KP.PDIP.4.22-95 kepada pejabat yang berwenang
menandatanganinya beserta lembar ke satu KP.PDIP.4.1-
95/KP.PDIP.4.2-95/KP.PDIP.4.3-95 dan KP.PDIP.4.23-95.
6. Menyimpan KP.PDIP.4.1-95/KP.PDIP.4.2-95/KP.PDIP.4.3-95
lembar kedua dalam file khusus yang disusun berurutan
berdasarkan nomor formulir sebagai arsip Petugas
Perekaman Data Wajib Pajak.

Catatan :
Kegiatan back-up data, transfer data dan menerima
konfirmasi data dilakukan oleh Operator Konsul sesuai
dengan tata cara yang ditentukan.

Lampiran : I.2
KEP.DIRJEN PAJAK
Nomor : KEP-27/PJ/1995
Tanggal : 23 Maret 1995

TATA CARA PENDAFTARAN WAJIB PAJAK DAN


PELAPORAN PENGUSAHA KENA PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK
DENGAN TIDAK MENGGUNAKAN KOMPUTER (MANUAL)

Dalam hal sistem komputer tidak berjalan sebagaimana mestinya,


ditempuh prosedur sebagai berikut :
1. Petugas Pendaftaran Wajib Pajak melakukan tugas-tugas yang
sama dengan tugas seperti yang tercantum pada Angka I huruf B
butir 1 sampai dengan butir 5 lampiran I.1 keputusan ini.
2. Kepala Sub Seksi Pendaftaran WP pada KPP Tipe A atau Kepala
Sub Seksi Pendaftaran WP dan SPT pada KPP tipe B,
mencantumkan NPWP pada kotak yang tersedia di KP.PDIP.4.1-
95/KP.PDIP.4.2-95/KP.PDIP.4.3-95, diambil dari jatah listing Kantor
Pelayanan Pajak yang diterima dari Pusat PDIP.
Dalam hal WP berstatus cabang, NPWP diberikan sesuai dengan
NPWP Kantor Pusat/Pusat Usahanya, Kode Kantor Pelayanan
Pajak menggunakan Kode Kantor Pelayanan Pajak setempat.
3. Petugas Pendaftaran Wajib Pajak selanjutnya :
a. menyerahkan KP.PDIP.4.1-95/KP.PDIP.4.2-95/KP.PDIP.4.3-95
lembar ketiga yang sudahditandatangani oleh Kasubsi
kepada Wajib Pajak. Dalam hal formulir pendaftaran
diterima melalui pos, maka KP.PDIP.4.1-95/KP.PDIP.4.2-
95/KP.PDIP.4.3-95 lembar ketiga dikirimkan kepada Wajib
Pajak dengan menggunakan pos tercatat bersama dengan
KP.PDIP.4.21-95/KP.PDIP.4.22-95.
b. membuat KP.PDIP.4.21-95/KP.PDIP.4.22-95 dalam rangkap
dua berdasarkan KP.PDIP.4.1-95/KP.PDIP.4.2-95/KP.PDIP.4.3-
95 dan atau laporan hasil pemeriksaan sederhana di
lapangan dari Seksi PPN/PTLL dan meneruskannya kepada
pejabat yang berwenang menandatangani.
c. mengirim KP.PDIP.4.21-95/KP.PDIP.4.22-95 lembar kesatu
yang sudah ditandatangani oleh pejabat yang berwenang
kepada Wajib Pajak seperti yang tercantum pada Angka 1
huruf B butir 9 Lampiran I.1 keputusan ini dan menyimpan
KP.PDIP.4.21-95/KP.PDIP.4.22-95 lembar kedua ke dalam
berkas sementara.
d. mengirim KP.PDIP.4.1-95/KP.PDIP.4.2-95/KP.PDIP.4.3-95
lembar kesatu dan kedua beserta lampirannya kepada
Petugas Perekaman Data Wajib Pajak.
4. Petugas perekaman data melakukan tugas sesuai dengan
prosedur pada Angka II huruf B butir 1 sampai dengan butir 6
Lampiran I.1 keputusan ini.
5. Petugas Pendaftaran Wajib Pajak selanjutnya melakukan proses
sesuai dengan langkah pada Angka 1 huruf B butir 8 sampai
dengan butir 11 Lampiran I.1 keputusan ini.

Lampiran : I.3
KEP.DIRJEN PAJAK
Nomor : KEP-27/PJ/1995
Tanggal : 23 Maret 1995
TATA CARA PENDAFTARAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PENYULUHAN PAJAK
PETUGAS PENDAFTARAN WAJIB PAJAK

A. Petugas pendaftaran Wajib Pajak ialah petugas yang ditunjuk oleh


Kepala Kantor Penyuluhan Pajak untuk melayani pendaftaran Wajib
Pajak di Kantor Penyuluhan Pajak.
B. Petugas Pendaftaran Wajib Pajak mempunyai tugas :
1. Melaksanakan tugas-tugas yang sama seperti yang
tercantum dalam Angka 1 huruf B butir 1 sampai dengan
butir 3 Lampiran I.1 keputusan ini.
2. Meneliti tata usaha Kantor Penyuluhan Pajak untuk
mengetahui apakah Wajib Pajak tersebut pernah terdaftar
atau belum. Bila Wajib Pajak tersebut sudah terdaftar, maka
kepadanya tidak dapat diberikan NPWP lagi, kecuali untuk
Wajib Pajak berstatus cabang, diberi NPWP yang sama.
3. Menandatangani KP.PDIP.4.1-95/KP.PDIP.4.2-95/KP.PDIP.4.3-
95, kemudian mencatatnya kedalam buku KP.PDIP.4.12-95
pada kolom 1 s/d kolom 5. Dalam hal ada permohonan
pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dicatat dalam buku
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (KP.PPN.9b).
4. Menyerahkan KP.PDIP.4.1-95/KP.PDIP.4.2-95/KP.PDIP.4.3-95
lembar ketiga kepada Wajib Pajak. Dalam hal formulir
pendaftaran diterima melalui pos maka KP.PDIP.4.1-
95/KP.PDIP.4.2-95/KP.PDIP.4.3-95 lembar ketiga dikirimkan
kepada Wajib Pajak melalui pos tercatat bersamaan dengan
KP.PDIP.4.21-95/KP.PDIP.4.22-95.
5. Memberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dari jatah
listing yang tersedia di Kantor Penyuluhan Pajak dan
menuliskan NPWP tersebut pada KP.PDIP.4.1-95/KP.PDIP.4.2-
95/KP.PDIP.4.3-95 pada kotak yang tersedia untuk NPWP.
6. Dalam hal Wajib Pajak hanya mengajukan permohonan
NPWP maka Petugas Pendaftaran WP melakukan hal-hal
sebagai berikut :
a. membuat Bukti Pendaftaran Wajib Pajak (KP.PDIP.4.21-
95) rangkap tiga berdasarkan data dari Formulir
Pendaftaran Wajib Pajak (KP.PDIP.4.1-95/KP.PDIP.4.2-
95/KP.PDIP.4.3-95) dan meneruskan kepada Kepala
Kantor Penyuluhan Pajak untuk ditandatangani;
b. menerima KP.PDIP.4.21-95 yang telah ditandatangani
Kepala Kantor Penyuluhan Pajak, selanjutnya
mengirimkan lembar kesatu kepada Wajib Pajak
melalui pos tercatat atau dapat diambil sendiri oleh
Wajib Pajak atau orang lain yang telah diberi Surat
Kuasa oleh Wajib Pajak dengan membubuhkan tanda
tangan sebagai tanda terima pada Buku Ekspedisi
Khusus, selanjutnya mencatat dalam Buku
Pengawasan Pendaftaran (KP.PDIP.4.12-95) pada kolom
6,7 dan kolom 8;
c. mengirim pada hari berikutnya KP.PDIP.4.1-
95/KP.PDIP.4.2-95/KP.PDIP.4.3-95 lembar kesatu dan
kedua serta KP.PDIP. 4.21-95 lembar kedua ke Kantor
Pelayanan Pajak dan mencatat tanggal pengiriman
pada Buku KP.PDIP.4.12-95 kolom 9.
7. Dalam hal Wajib Pajak selain mengajukan permohonan NPWP
juga mengajukan permohonan NPPKP maka dilakukan hal-hal
sebagai berikut :
a. menyerahkan KP.PDIP.4.1-95/KP.PDIP.4.2-95/KP.PDIP.4.3-
95 lembar ketiga yang telah ditandatangani dan dicap
kepada Wajib Pajak sebagai tanda terima, yang
sebelumnya dicatat pada Buku KP.PDIP.4.12-95 kolom
5;
b. mengisi sehari sesudah diterimanya KP.PDIP.4.1-95/
KP.PDIP.4.2-95/KP.PDIP.4.3-95 lembar kesatu dan kedua
ke Kantor Pelayanan Pajak untuk diterbitkan surat
perintah Pemeriksaan Sederhana di lapangan kepada
Kepala Kantor Penyuluhan Pajak atau Petugas yang
ditunjuk guna mengecek kebenaran tempat tinggal
atau tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha
Wajib Pajak dan mencatat pengiriman tersebut di Buku
Ekspedisi Khusus;
c. mengirim Laporan Pemeriksaan Pajak Sederhana
tersebut yang telah ditandatangani Kepala Kantor
Penyuluhan Pajak kepada Kepala Kantor Pelayanan
Pajak untuk mendapat persetujuan.
d. Menerima KP.PDIP.4.23-95 dari Kantor Pelayanan Pajak
dan membukukannya pada kolom 10 buku
KP.PDIP.4.12-95.

Lampiran : II
KEP.DIRJEN PAJAK
Nomor : KEP-27/PJ/1995
Tanggal : 23 Maret 1995

TATA CARA PERUBAHAN DATA WAJIB PAJAK

A. UMUM :
Yang dimaksud dengan perubahan data Wajib Pajak meliputi
perubahan identitas Wajib Pajak, perubahan kewajiban jenis pajak,
perpindahan Wajib Pajak dan/atau pencabutan NPPKP.
Formulir yang digunakan adalah KP.PDIP.4.1A-95/KP.PDIP.4.2A-
95/KP.PDIP.4.3A-95 atau KP.PDIP.4.4-95 (Permohonan Pindah ke luar
Wilayah KPP), yang pengisiannya memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
a. Pengisian formulir KP.PDIP.4.1A-95/KP.PDIP.4.2A-95/KP.PDIP.
4.3A-95 dilakukan dalam hal :
1) Perbaikan data karena kesalahan dalam keluaran (data dalam dokumen
masukan tidak sama dengan data keluaran).
2) Perubahan nama Wajib Pajak karena penggantian nama, dilampiri dengan
keterangan dari instansi yang berwenang.
3) Perubahan alamat Wajib Pajak karena perpindahan tempat tinggal, tempat
kedudukan, atau tempat kegiatan usaha dalam wilayah Kantor Pelayanan
Pajak yang sama dilampiri fotokopi KTP/keterangan dari instansi yang
berwenang.
4) Perubahan NPWP karena adanya kesalahan (misalnya NPWP cabang tidak
sama dengan pusat), dilampiri dengan KP.PDIP.4.20-95 atau KP.PDIP.4.21-
95.
5) Perubahan status usaha Wajib Pajak dilampiri pernyataan tertulis dari Wajib
Pajak. Bilamana perubahan status usaha tersebut dilakukan dengan Akte
Perubahan, supaya dilampirkan fotokopinya.
6) Perubahan jenis usaha karena ada perubahan kegiatan usaha Wajib Pajak,
dilampiri pernyataan tertulis dari Wajib Pajak atau fotokopi izin usaha dari
instansi yang berwenang.
7) Perubahan bentuk badan dilampiri akte perubahan bentuk badan tersebut.
8) Perubahan jenis pajak, karena sesuatu hal yang mengakibatkan kewajiban
jenis pajaknya berubah.
9) Penghapusan NPWP dan/atau pencabutan NPPKP, karena dipenuhinya
persyaratan yang ditentukan.
b.
c. Pengisian formulir KP.PDIP.4.4-95 dilakukan dalam hal :
1) Pindahan tempat tinggal, tempat kedudukan, atau tempat kegiatan usaha
keluar wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak.
2) Perubahan status perusahaan yang mengakibatkan Kantor Pelayanan Pajak
yang mengelolanya berubah.
d.
B. PROSES PERUBAHAN DATA WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN
PAJAK LAMA

I.Petugas Pendaftaran Wajib Pajak :


Petugas Pendaftaran Wajib Pajak mempunyai tugas sebagai
berikut :
1. Memberikan Formulir Pemutakhiran Data (bentuk
KP.PDIP. 4.1A-95, KP.PDIP.4.2A-95/KP.PDIP.4.3A-95) atau
formulir Pemberitahuan Pindah (bentuk KP.PDIP.4.4-95)
untuk diisi oleh Wajib Pajak yang bersangkutan.
Catatan Perubahan data/permohonan pindah dapat diperkenankan
: menggunakan surat biasa sepanjang data minimal yang diperlukan
tercantum dalam surat tersebut. Untuk itu petugas mengisi KP.
PDIP.4.1A-95/KP.PDIP.4.2A-95/KP.PDIP.4.3A-95 atau KP. PDIP .
4.4-95 berdasarkan surat Wajib Pajak dimaksud.
2.
3. Menerima formulir KP.PDIP.4.1A-95/KP.PDIP.4.2A-95/
KP.PDIP.4.3A-95 atau KP.PDIP.4.4-95 yang sudah
ditandatangani Wajib Pajak atau kuasanya yang
beserta lampiran-lampirannya.
4. Meneliti kelengkapan dan kebenaran formal pengisian
formulir dengan memperhatikan lampiran-lampiran
yang diwajibkan.
5. Menyampaikan formulir KP.PDIP.4.1A-95/KP.PDIP.4.2A-
95/ KP.PDIP.4.3A-95 yang sudah diteliti kepada Kepala
Sub Seksi atasannya untuk ditandatangani.
6. Mencatat KP.PDIP.4.1A-95/KP.PDIP.4.2A-95/KP.PDIP.4.3A-
95 atau KP.PDIP. 4.20-95 pada Buku Pengawasan
Perubahan Data (bentuk KP.PDIP.4.13-95). Dalam hal
ada permohonan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
dicatat dalam Buku Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
(KP.PPN.9B).
7. Menyerahkan KP.PDIP.4.1A-95/KP.PDIP.4.2A-
95/KP.PDIP.4.3A-95 lembar ketiga kepada Wajib Pajak.
Dalam hal perubahan data/pemberitahuan pindah
diterima melalui pos, formulir tersebut dikirimkan
kepada Wajib Pajak melalui pos.
8. Mengirimkan KP.PDIP.4.1A-95/KP.PDIP.4.2A-
95/KP.PDIP.4.3A-95 lembar kesatu dan kedua atau
KP.PDIP.4.4-95 kepada Petugas Perekaman Data.
9. Menerima dari Petugas Perekaman Data :
- KP.PDIP.4.1A-95/KP.PDIP.4.2A-95/KP.PDIP.4.3A-95 lembar kesatu
disertai KP.PDIP.4.20-95 yang sudah ditandatangani, dan atau
- Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (KP.PDIP.4.22-95),
- KP.PDIP.4.4-95 disertai KP.PDIP.4.25-95 yang sudah ditandatangani,
- Pencabutan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (KP.PDIP.4.24-
95).
10.
11.Mencatat hasil keluaran tersebut pada butir 8, dalam
Buku KP.PDIP.4.13-95/KP.PPN 9B.
12.Mengirim :
a. KP.PDIP.4.20-95 dan/atau KP.PDIP.4.22-95 atau
KP.PDIP.4.24-95 kepada Wajib Pajak dilakukan
melalui pos tercatat dengan menggunakan
ekspedisi khusus atau dapat diambil sendiri oleh
Wajib Pajak dengan membubuhkan tandatangan
sebagai tanda terima pada Buku Ekspedisi
khusus dan mencatatnya pada Buku
KP.PDIP.4.11-95 kolom 11;
b. KP.PDIP.4.25-95 dan KP.PDIP.4.24-95 (dalam hal
Wajib Pajak sebagai Pengusaha Kena Pajak)
dengan ketentuan sebagai berikut:
- lembar kesatu kepada Kantor Pelayanan Pajak Baru,
lembar kedua kepada Wajib Pajak, untuk digunakan mendaftarkan
-
diri di Kantor Pelayanan Pajak baru.
- lembar ketiga disimpan sebagai arsip.
c. Dalam hal Wajib Pajak adalah Pengusaha Kena
Pajak KP.PDIP.4.24-95 dicatat dalam Buku
KP.PPN.9B.
d. Bila Kantor Pelayanan Pajak lama tidak
mengetahui dengan pasti Kantor Pelayanan Pajak
yang baru, maka KP.PDIP.4.25-95 lembar kesatu
dikirimkan kepada Kepala Kantor Wilayah Ditjen
Pajak yang dituju (alamat baru), untuk segera
diteruskan ke Kantor Pelayanan Pajak yang
bersangkutan.
13.Mengirim KP.PDIP.4.1A-95/KP.PDIP.4.2A-95/KP.PDIP.4.3A-
95 lembar pertama, atau KP.PDIP.4.4-95 dan/atau
KP.PDIP. 4.25-95 dan/atau KP.PDIP.4.24-95 kepada
petugas arsip untuk disimpan dalam berkas Wajib
Pajak yang bersangkutan.
14.Menerima KP.PDIP.4.26-95 dari Kantor Pelayanan Pajak
baru dan mencatatnya dalam buku KP.PDIP.4.13-95.
15.Membuat dan mengirim Pemberitahuan Perubahan
Data (KP.PDIP.4.27-95) kepada Seksi-seksi yang
berkepentingan.
16.Mengirim KP.PDIP.4.26-95 ke petugas arsip untuk
dibuatkan "Uraian Singkat" sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 butir 2 keputusan ini.
Catatan Petugas Arsip selanjutnya mengirim "Uraian Singkat" tersebut
: beserta berkas Wajib Pajak ke Kantor Pelayanan Pajak baru.
17.
II.Petugas Perekaman Data Wajib Pajak :
Petugas Perekaman Data Wajib Pajak mempunyai tugas sebagai
berikut :
1. Menerima KP.PDIP.4.1A-95/KP.PDIP.4.2A-
95/KP.PDIP.4.3A-95 atau KP.PDIP. 4.4-95 dari Petugas
Pendaftaran Wajib Pajak.
2. Merekam data dari KP.PDIP.4.1A-95/KP.PDIP.4.2A-95/
KP.PDIP.4.3A-95 atau KP.PDIP.4.4-95 dengan
menggunakan komputer menurut tata cara yang telah
ditentukan.
3. Mencetak KP.PDIP.4.20-95/KP.PDIP.4.22-95/KP.PDIP.4.24-
95/KP.PDIP.4.25-95 sesuai dengan kebutuhan.
4. Mengirim KP.PDIP.4.1A-95/KP.PDIP.4.2A-95/KP.PDIP.4.3A-
95 lembar pertama atau KP.PDIP.4.4-95 yang sudah
diparaf (tanda telah terekam), beserta keluaran
tersebut pada butir 3 kepada pejabat yang berwenang
menandatangani.
5. Menyimpan KP.PDIP.4.1A-95/KP.PDIP.4.2A-
95/KP.PDIP.4.3A-95 lembar kedua dalam file khusus
berurutan berdasarkan nomor formulir sebagai arsip
Petugas Perekaman Data Wajib Pajak.
Catatan : Kegiatan back-up data, transfer data dan menerima konfirmasi
data dilakukan oleh Operator Konsul sesuai dengan tata cara
yang ditentukan.
6.
B. PROSES PERUBAHAN DATA WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN
PAJAK BARU
I.Petugas Pendaftaran Wajib Pajak
Petugas Pendaftaran Wajib Pajak mempunyai tugas sebagai
berikut :
1. Menerima KP.PDIP.4.25-95 atau KP.PDIP.4.4-95 dari
Wajib Pajak yang selanjutnya diajukan kepada Kepala
Sub Seksi atasannya untuk disetujui.
2. Meneliti dalam administrasi Kantor Pelayanan Pajak
untuk mengetahui apakah Wajib Pajak sudah terdaftar
sebelumnya. Jika sudah terdaftar NPWP tidak diberikan
lagi dan hal ini harus diberitahukan kepada Wajib
Pajak.
3. Mencatat KP.PDIP.4.25-95 atau KP.PDIP.4.4-95 ke- dalam
Buku KP.PDIP.4.13-95 dan kemudian mengirimkan
kepada Petugas Perekaman Data Wajib Pajak.
4. Menerima KP.PDIP.4.25-95 atau KP.PDIP.4.4-95 beserta
KP.PDIP.4.26-95 dan KP.PDIP.4.20-95/ KP.PDIP.4.22-95
yang sudah ditandatangani, serta KP.PDIP.4.23-95
rangkap empat. Mencatat KP.PDIP.4.20-95 dan
KP.PDIP.4.23-95 dalam Buku KP.PDIP.4.13-95, serta
KP.PDIP.4.22-95 KP.PPN.9B.
5. Mengirim KP.PDIP.4.26-95 :
- lembar pertama ke Kantor Pelayanan Pajak lama,
- lembar kedua digabungkan dengan berkas sementara
Wajib Pajak,
- lembar ketiga disimpan sebagai arsip.
6. Mengirim KP.PDIP.4.20-95/KP.PDIP.4.22-95 lembar
pertama kepada Wajib Pajak melalui pos tercatat
dengan menggunakan ekspedisi khusus atau dapat
diambil sendiri oleh Wajib Pajak dengan membubuhkan
tandatangan sebagai tanda terima pada ekspedisi
khusus dan mencatatnya pada Buku KP.PDIP.4.11
kolom 11.
7. Mendistribusikan KP.PDIP.4.23-95 ke Kantor Penyuluhan
Pajak dan Seksi/Sub Seksi yang bersangkutan.
8. Menyimpan KP.PDIP.4.4-95/KP.PIDP.4.25-95 lembar
pertama dan satu lembar keluaran (KP.PDIP.4.23-95,
KP.PDIP.4.20-95/KP.PDIP.4.22-95 dan KP.PDIP.4.26-95)
sebagai arsip dalam berkas sementara Wajib Pajak.
II.Petugas Perekaman Data Wajib Pajak.
Petugas Perekaman Data Wajib Pajak mempunyai tugas sebagai
berikut :
1. Menerima KP.PDIP.4.4-95/KP.PDIP.4.25-95 dari Petugas
Pendaftaran Wajib Pajak.
2. Merekam data dari KP.PDIP.4.25-95 atau KP.PDIP.4.4-95
menurut tata cara yang telah ditentukan.
3. Menerbitkan KP.PDIP.4.20-95 rangkap dua,
KP.PDIP.4.23-95 rangkap empat, KP.PDIP.4.26-95
rangkap tiga, dan atau KP.PDIP.4.22-95 rangkap dua.
4. Mengirim KP.PDIP.4.20-95 dan/atau KP.PDIP.4.22-95 dan
KP.PDIP.4.26-95 kepada pejabat yang berwenang
menandatangani, dilampiri KP.PDIP.4.4-95 dan atau
KP.PDIP.4.25-95, dan KP.PDIP.4.23-95.

Catatan : Kegiatan back-up data, transfer data dan


menerima konfirmasi data dilakukan oleh Operator
Konsul sesuai dengan tata cara yang ditentukan.

C. PROSES PERUBAHAN DATA WAJIB PAJAK PADA KANTOR


PENYULUHAN PAJAK LAMA
Petugas yang ditunjuk untuk melayani pendaftaran Wajib Pajak
mempunyai tugas sebagai berikut :

1.Melakukan tugas yang sama dengan yang dilakukan Petugas


Pendaftaran Wajib Pajak pada huruf B Angka I butir 1 sampai
dengan butir 3.
2.Mengirim KP.PDIP.4.1A-95/KP.PDIP.4.2A-95/KP.PDIP.4.3A-95 atau
KP.PDIP. 4.4-95/KP.PDIP.4.25-95 beserta lampirannya ke Kantor
Pelayanan Pajak.
B. PROSES PERUBAHAN DATA WAJIB PAJAK PADA KANTOR
PENYULUHAN PAJAK BARU
Petugas yang ditunjuk melayani pendaftaran Wajib Pajak
mempunyai tugas sebagai berikut :
1. Menerima KP.PDIP.4.4-95 atau KP.PDIP.4.25-95 dari Wajib Pajak.
2. Mengirim KP.PDIP.4.4-95 atau KP.PDIP.4.25-95 beserta
lampirannya ke Kantor Pelayanan Pajak.

Anda mungkin juga menyukai