NPWP Kep-27 PJ 1995
NPWP Kep-27 PJ 1995
KEP-27/PJ/1995
Ditetapkan tanggal 23 Maret 1995
Menimbang:
Mengingat:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
TEMPAT DAN JANGKA WAKTU PENDAFTARAN ATAU PELAPORAN
KEGIATAN USAHA
Pasal 2
(1) Tempat pendaftaran Wajib Pajak untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak dan
tempat pelaporan kegiatan usaha Pengusaha untuk memperoleh Nomor Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak adalah di Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan dan/atau tempat kegiatan usaha Wajib
Pajak dan/atau Pengusaha yang bersangkutan.
(2) Dalam hal tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak berada dalam dua atau
lebih wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak, Direktur Jenderal Pajak menetapkan
tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak.
Pasal 3
Pasal 4
(1) Wajib Pajak orang pribadi yang dalam satu Tahun Pajak memperoleh penghasilan
melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak, harus mendaftarkan diri untuk memperoleh
Nomor Pokok Wajib Pajak selambat-lambatnya pada akhir tahun pajak yang
bersangkutan atau selambat-lambatnya satu bulan setelah saat usaha mulai dijalankan
bagi Wajib Pajak yang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (5).
(2) Dikecualikan dari kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Wajib Pajak
orang pribadi yang semata-mata menerima atau memperoleh penghasilan hanya dari
satu pemberi kerja yang telah dipotong pajak berdasarkan Pasal 21 Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang
Nomor 10 Tahun 1994.
(3) Wajib Pajak orang pribadi yang dikecualikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
atas permintaannya dapat diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak.
(4) Wajib Pajak badan harus mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib
Pajak selambat-lambatnya satu bulan setelah saat usaha mulai dijalankan.
(5) Pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1994 harus
melaporkan usahanya untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak selambat-
lambatnya satu bulan setelah saat usaha mulai dijalankan dan kepadanya diberikan
Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
(6) Pengusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat melaporkan usahanya untuk
dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak sebelum saat usaha mulai dijalankan.
BAB III
TATA CARA PENDAFTARAN DAN PEMBERIAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
SERTA PELAPORAN DAN PEMBERIAN NOMOR PENGUKUHAN
PENGUSAHA KENA PAJAK.
Pasal 5
(1) Wajib Pajak yang mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak
dan/atau Pengusaha yang melaporkan kegiatan usaha untuk dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak diwajibkan mengisi, menandatangani sendiri atau oleh orang
lain yang diberi kuasa khusus, dan menyampaikan sendiri atau oleh orang lain yang
diberi kuasa khusus, Formulir Pendaftaran Wajib Pajak.
(2) Dalam hal Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga mengajukan
permohonan untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, maka Kantor
Pelayanan Pajak selain menerbitkan Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak juga
menerbitkan surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
Pasal 6
Tata cara pendaftaran dan pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak serta
pelaporan kegiatan usaha dan pemberian Nomor Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak dan bentuk formulir yang dipergunakan, sesuai
dengan Lampiran I.1, I.2, I.3 dan III keputusan ini.
Pasal 7
(1) Dalam hal Wajib Pajak terdaftar pindah tempat tinggal atau tempat kedudukan atau
tempat kegiatan usaha ke wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak lain atau berubahnya
status perusahaan yang mengakibatkan Kantor Pelayanan Pajak yang mengelola
berubah, diwajibkan mengajukan permohonan dengan mengisi formulir
Pemberitahuan Pindah.
(2) Dalam hal Pemberitahuan Pindah yang telah diisi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak lama, maka Kantor Pelayanan Pajak lama
wajib menerbitkan surat Perpindahan Wajib Pajak, untuk diberikan kepada Wajib
Pajak guna diserahkan ke Kantor Pelayanan Pajak baru.
(3) Dalam hal Pemberitahuan Pindah yang telah diisi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) disampaikan langsung ke Kantor Pelayanan Pajak baru, maka tindasan
Pemberitahuan Pindah tersebut wajib dikirimkan oleh Wajib Pajak ke Kantor
Pelayanan Pajak lama.
Pasal 8
(1) Kantor Pelayanan Pajak baru setelah menerima surat Perpindahan Wajib Pajak
sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 ayat (2) atau Pemberitahuan Pindah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) segera menerbitkan Kartu Nomor
Pokok Wajib Pajak atau Bukti Pendaftaran Wajib Pajak.
(2) Nomor Pokok Wajib Pajak yang dicantumkan pada Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak
atau Bukti Pendaftaran Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
Nomor Pokok Wajib Pajak lama dengan mengganti kode Kantor Pelayanan Pajak.
(3) Setelah Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diserahkan kepada Wajib Pajak, Kantor Pelayanan Pajak baru segera menerbitkan
surat Pemberitahuan Telah Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Baru dan
mengirimkannya ke Kantor Pelayanan Pajak lama.
Pasal 9
Dalam hal Wajib Pajak yang telah memperoleh Nomor Pokok Wajib
Pajak meninggal dunia dan meninggalkan warisan yang belum terbagi,
maka warisan yang belum terbagi tersebut dalam kedudukannya
sebagai Subyek Pajak dengan sendirinya memperoleh Nomor Pokok
Wajib Pajak dari Wajib Pajak yang meninggal dan ahli warisnya
melaporkan dengan mengisi Formulir Pemutakhiran Data Wajib Pajak.
BAB IV
TATA CARA PEMINDAHAN WAJIB PAJAK, PENGHAPUSAN NOMOR POKOK
WAJIB
PAJAK, DAN PENCABUTAN NOMOR PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA
PAJAK
Pasal 10
Pasal 11
a. Wajib Pajak orang pribadi meninggal dunia dan tidak meninggalkan warisan;
b. Wanita kawin tidak dengan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan;
c. Warisan yang belum terbagi dalam kedudukan sebagai Subyek Pajak sudah
selesai dibagi;
d. Wajib Pajak badan yang telah dibubarkan secara resmi berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
e. Bentuk Usaha Tetap yang karena sesuatu hal kehilangan statusnya sebagai
Bentuk Usaha Tetap;
f. Wajib Pajak orang pribadi lainnya selain yang dimaksudkan pada huruf a yang
tidak memenuhi syarat lagi untuk dapat digolongkan sebagai Wajib Pajak.
(2) Pencabutan pengukuhan sebagai Pengusaha Kena Pajak dilakukan dalam hal Wajib
Pajak pindah alamat ke wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak lain, bubar atau tidak
memenuhi syarat sebagai Pengusaha Kena Pajak lagi.
Pasal 12
Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dari Wajib Pajak wanita kawin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf b baru dapat
dilakukan pada awal tahun berikutnya setelah tahun perkawinan
dilaksanakan dengan ketentuan :
1. Suami harus telah terdaftar sebagai Wajib Pajak pada tata usaha
Kantor Pelayanan Pajak.
2. Berkas Wajib Pajak wanita kawin tersebut diserahkan atau
dikirimkan oleh Kantor Pelayanan Pajak ditempat wanita tersebut
terdaftar ke Kantor Pelayanan Pajak tempat suaminya terdaftar
sebagai Wajib Pajak dengan disertai uraian singkat seperti
dimaksud dalam Pasal 10 angka 2, untuk digabung dengan
berkas Wajib Pajak suami.
3. Berkas Wajib Pajak wanita kawin yang terdaftar pada Kantor
Pelayanan Pajak yang sama dengan tempat suami terdaftar,
digabungkan dengan berkas Wajib Pajak suami.
Pasal 14
(1) Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan pencabutan Nomor Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak dilakukan dengan cara mengisi Formulir Pemutakhiran Data
Wajib Pajak yang pengisiannya dilakukan oleh :
1. Wajib Pajak atau kuasanya yang sah dengan melampirkan Surat Kuasa;
2. Petugas Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan dalam hal :
b. Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf e dan f,
berdasarkan hasil pemeriksaan Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan.
(2) Dalam hal jumlah peredaran untuk suatu tahun takwim atau tahun buku tidak
melebihi batasan Pengusaha Kecil Pajak Pertambahan Nilai, Pengusaha Kena Pajak
dapat mengajukan permohonan pencabutan pengukuhan sebagai Pengusaha Kena
Pajak setelah lewat jangka waktu tiga bulan setelah akhir tahun takwim atau tahun
buku yang bersangkutan.
(3) Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan harus memberikan
keputusan dalam jangka waktu tiga bulan sejak permohonan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diterima.
(4) Apabila setelah lewat jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Direktur
Jenderal Pajak tidak memberi suatu keputusan, permohonan pencabutan pengukuhan
sebagai Pengusaha Kena Pajak dianggap dikabulkan dan surat Pencabutan Nomor
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak harus diterbitkan dalam waktu selambat-
lambatnya satu bulan setelah jangka waktu tersebut berakhir.
Pasal 15
Dalam hal Wajib Pajak pindah tempat tinggal atau tempat kedudukan
atau tempat usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1),
penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau pencabutan Nomor
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dari tata usaha Kantor Pelayanan
Pajak lama dilakukan sebagai berikut :
Pasal 16
Pasal 17
BAB V
PENUTUP
Pasal 18
Dengan berlakunya keputusan ini, keputusan Menteri Muda Keuangan
Selaku Pengganti Sementara Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-
34/PJ.2/1989 tanggal 10 Juli 1989 tentang Tata Cara Pendaftaran,
Pemberian, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak dan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor
KEP-26/PJ.11.3/1991 tanggal 8 Februari 1991 tentang Pelimpahan
Wewenang Pengelolaan Wajib Pajak Badan Asing, Wajib Pajak Orang
Asing, Wajib Pajak Penanaman Modal Asing, dan Wajib Pajak Badan
Usaha Milik Negara yang Bertempat Tinggal atau Berkedudukan di Luar
Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Kepada Kepala Kantor
Pelayanan Pajak yang Wilayah Kerjanya Meliputi Tempat Tinggal,
Tempat Kedudukan, dan/atau Tempat Usaha Wajib Pajak yang
Bersangkutan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 19
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 23 Maret 1995
Lampiran : I.1
KEP.DIRJEN PAJAK
Nomor : KEP-27/PJ/1995
Tanggal : 23 Maret 1995
Catatan :
Catatan :
Kegiatan back-up data, transfer data dan menerima
konfirmasi data dilakukan oleh Operator Konsul sesuai
dengan tata cara yang ditentukan.
Lampiran : I.2
KEP.DIRJEN PAJAK
Nomor : KEP-27/PJ/1995
Tanggal : 23 Maret 1995
Lampiran : I.3
KEP.DIRJEN PAJAK
Nomor : KEP-27/PJ/1995
Tanggal : 23 Maret 1995
TATA CARA PENDAFTARAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PENYULUHAN PAJAK
PETUGAS PENDAFTARAN WAJIB PAJAK
Lampiran : II
KEP.DIRJEN PAJAK
Nomor : KEP-27/PJ/1995
Tanggal : 23 Maret 1995
A. UMUM :
Yang dimaksud dengan perubahan data Wajib Pajak meliputi
perubahan identitas Wajib Pajak, perubahan kewajiban jenis pajak,
perpindahan Wajib Pajak dan/atau pencabutan NPPKP.
Formulir yang digunakan adalah KP.PDIP.4.1A-95/KP.PDIP.4.2A-
95/KP.PDIP.4.3A-95 atau KP.PDIP.4.4-95 (Permohonan Pindah ke luar
Wilayah KPP), yang pengisiannya memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
a. Pengisian formulir KP.PDIP.4.1A-95/KP.PDIP.4.2A-95/KP.PDIP.
4.3A-95 dilakukan dalam hal :
1) Perbaikan data karena kesalahan dalam keluaran (data dalam dokumen
masukan tidak sama dengan data keluaran).
2) Perubahan nama Wajib Pajak karena penggantian nama, dilampiri dengan
keterangan dari instansi yang berwenang.
3) Perubahan alamat Wajib Pajak karena perpindahan tempat tinggal, tempat
kedudukan, atau tempat kegiatan usaha dalam wilayah Kantor Pelayanan
Pajak yang sama dilampiri fotokopi KTP/keterangan dari instansi yang
berwenang.
4) Perubahan NPWP karena adanya kesalahan (misalnya NPWP cabang tidak
sama dengan pusat), dilampiri dengan KP.PDIP.4.20-95 atau KP.PDIP.4.21-
95.
5) Perubahan status usaha Wajib Pajak dilampiri pernyataan tertulis dari Wajib
Pajak. Bilamana perubahan status usaha tersebut dilakukan dengan Akte
Perubahan, supaya dilampirkan fotokopinya.
6) Perubahan jenis usaha karena ada perubahan kegiatan usaha Wajib Pajak,
dilampiri pernyataan tertulis dari Wajib Pajak atau fotokopi izin usaha dari
instansi yang berwenang.
7) Perubahan bentuk badan dilampiri akte perubahan bentuk badan tersebut.
8) Perubahan jenis pajak, karena sesuatu hal yang mengakibatkan kewajiban
jenis pajaknya berubah.
9) Penghapusan NPWP dan/atau pencabutan NPPKP, karena dipenuhinya
persyaratan yang ditentukan.
b.
c. Pengisian formulir KP.PDIP.4.4-95 dilakukan dalam hal :
1) Pindahan tempat tinggal, tempat kedudukan, atau tempat kegiatan usaha
keluar wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak.
2) Perubahan status perusahaan yang mengakibatkan Kantor Pelayanan Pajak
yang mengelolanya berubah.
d.
B. PROSES PERUBAHAN DATA WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN
PAJAK LAMA