INDONESIA
KATA PENGHANTAR
Assalamuallaikum Wr.Wb
Alhamdulillah,puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT.
Karena atas rido-NYA saya dapat menyelesaikan tugas B.Indonesia
ini dengan baik.
Kegiatan-kegiatan dalam tugas ini bertujuan agar siswa mampu
merefleksikan pengalamannya sendiri dan orang
lain,mengungkapkan gagasan serta perasaan,dan memahami
keragaman nuansa makna dan tugas ini juga bisa bermanfaat bagi
semua pelajar.
Akhir kata,saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang membantu dalam penyelesaian tugas ini.kritik dan saran sangat
saya harapkan dalam penyempurnaan tugas ini.
Terimakasih.
PENDAHULUAN
DAFTAR ISI
SURABAYA, SENIN — Penanganan banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo tak
bisa dilakukan secara parsial. Karena itu, dibutuhkan manajemen penanganan banjir
lintas provinsi.
"Manajemen penanganan banjir belum dilakukan dengan betul. Mulai dari Kecamatan
Widang, Kabupaten Tuban, hingga Gresik belum dibangun tanggul. Setiap musim hujan,
air selalu menggenangi wilayah itu karena tanggul belum dibangun," ujarnya, Senin (2/3)
di Surabaya.
Meski demikian, penanggulangan banjir tak cukup dilakukan dengan pembuatan tanggul.
Pembuatan waduk di sepanjang hulu Bengawan Solo juga mendesak agar mengurangi
beban air dari atas.
Penanganan Bengawan Solo melibatkan lintas provinsi dan pemerintah pusat. "Usaha ini
harus menjadi prioritas karena kerugian akibat banjir setiap tahun sangat besar," ucap
Soekarwo.
Soekarwo mencontohkan, kerugian banjir di Madiun pada musim hujan ini mencapai
kisaran Rp 24,2 miliar. Sementara itu, jebolnya tanggul di wilayah Kanor, Bojonegoro,
mengakibatkan kerugian material areal pertanian senilai Rp 90 miliar.
Pembangunan juga dilakukan di Madiun dengan menambah jumlah pintu air. Pintu air
yang awalnya hanya dua buah ditambah menjadi 12 buah.
"Sebagian besar anggaran dari pemerintah pusat. Provinsi dan kabupaten/kota hanya
menyiapkan lahan saja," ucap Soekarwo.
Terkena banjir
SOLO,SELASA-Akibat banjir di wilayah utara Kota Solo, sektor industri yang berada di
sana merugi. Seperti industri rumah tangga pembuatan tahu di Kelurahan Banyuanyar,
Kecamatan Banjarsari, Kota Solo yang merugi puluhan juta rupiah.
Banjir telah merendam kedelai yang merupakan bahan baku tahu dan menyebabkan
produksi terhenti.
Pengusaha tahu, Darmawan (46) mengungkapkan, sebanyak dua ton kedelainya senilai
Rp 11,6 juta busuk karena terendam banjir setinggi 85 cm. Belum lagi ia terpaksa
menghentikan produksi selama dua hari karena harus membersihkan pabriknya yang
penuh lumpur karena banjir.
Akibatnya, sebanyak 10-11 perajin lain yang memanfaatkan jasa pabriknya untuk tempat
pembuatan tahu juga berhenti produksi. Tiap hari rata-rata Darmawan memproduksi 6-7
kuintal tahu.
Selain itu, sekam dari limbah kayu sebanyak 10 bak truk senilai Rp 4 juta basah dan
sebagian hanyut terbawa banjir. Sekam digunakan sebagai ganti minyak tanah sejak
minyak sulit diperoleh. " Padahal sekarang pabrik mebel lagi sepi, sulit cari sekam. Sama
sulitnya dengan mencari minyak tanah. Kalau kami tidak segera punya sekam, produksi
kami terancam berhenti," tambah Darmawan.
Selain industri rumah tangga tahu, menurut Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil
dan Menengah Kota Solo Febria Roekmi Evy, terdapat kelompok industri lainnya di
Kecamatan Banjarsari , seperti kerajinan tangan. Namun ia mengatakan, belum
melakukan pendataan industri apa saja yang terkena banjir dan merugi.
Dikatakan Evy, tidak ada bantuan khusus untuk industri yang terkena banjir, melainkan
hanya berupa penjadwalan ulang jatuh tempo pengembalian pinjaman, bila industri itu
mendapat pinjaman bergulir dari dana APBD Kota Solo dan kesulitan mengembalikan
akibat banjir. " Begitu juga kalau meminjam ke bank komersial, kami hanya bisa
mengirim surat meminta penjadwalan ulang jatuh tempo pengembalian," kata Febria.
BANDUNG, JUMAT — Wilayah selatan Bandung diyakini bisa bebas banjir mulai
akhir 2011. Syaratnya, perlu dimulai perencanaan matang dan tindakan nyata yang
komprehensif. Jika seluruh sinergi ini dilakukan, bukan tidak mungkin waktu dua tahun
cukup mengatasi banjir.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Perencanaan Daerah Jawa Barat Deny Juanda dalam
sebuah rapat pertemuan membahas rencana Diskusi Panel Ahli Kompas-Institut
Teknologi Bandung, Jumat (6/2) di Gedung Rektorat ITB. Turut hadir pula Kepala Dinas
Kehutanan Jabar Anang Sudarna, Kepala Dinas Pemanfaatan Sumber Daya Air Jabar
Iding Srihadi Adiwindata, Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Kemitraan ITB
Indratmo Soekarno, Kepala Biro Kompas Jabar Dedi Muhtadi, dan Gusti Ngurah Wisnu
dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum.
"Perlu ada action plan segera, dan ini harus ditargetkan. Jangan lagi sekadar para ahli
teriak-teriak, tetapi tidak ada dampak nyata. Masyarakat tetap saja tidak mau berubah dan
lain-lain. Bisa-bisa PSDA malah frustasi," ujarnya. Dengan memberi tenggat waktu,
misalnya akhir 2011, mau tidak mau ini bakal memacu berbagai pihak terkait untuk dapat
menuntaskan persoalan yang terus menerus terjadi ini.
Menurutnya, target 2011 bebas banjir bukan sebuah utopi. "Taruhlah gubernur itu
menganggarkan Rp 500 miliar, lalu dari pusat Rp 1 triliun, dan kabupaten/kota masing-
masing Rp 100 miliar, ini (banjir) bisa selesai. Namun, sambil solusi jangka pendek itu
dilakukan, gerakan rehabilitasi di hulu tidak boleh berhenti," ucapnya.
Curug Jompong
Namun, di dalam kesempatan ini, pihak PSDA dan BBWS percaya, solusi paling
mendesak untuk mengatasi banjir adalah dengan memapas Curug Jompong. Wacana ini,
menurut Iding dan Gusti, sudah dibicarakan dengan Kementerian Bappenas RI. Proyek
ini diperkirakan menelan dana Rp 500 miliar dengan jangka waktu pengerjaan satu
hingga dua tahun. Pemapasan dilakukan maksimal setinggi enam meter. Dengan berbagai
proses dan tahapan, ia memperkirakan, Bandung baru bebas banjir di 2014.
Indratmo berharap, selain pemapasan Curug Jompong, perlu dibuat situ-situ kecil di
sekitar daerah aliran anak sungai untuk menampung air. "Kita sebut situ. Kalau waduk
kan terdengarnya besar. Padahal kan tidak," ucapnya. Selain itu, tetaplah perlu dilakukan
penanganan banjir dengan pendekatan di Jakarta, yaitu membuat folder-folder buatan lain
yang menampung air dengan bantuan pompa. Pendekatan ini tidak berimplikasi pada opsi
pembebasan lahan yang besar.
Berbagai solusi komprehensif dan konsep tindakan nyata penanganan banjir di Bandung
ini akan dibahas lebih lanjut di dalam Diskusi Panel Ahli Kompas-ITB yang sedianya
diadakan Kamis (19/2) di Graha Kompas Gramedia. Hasil diskusi ini rencananya juga
akan dijadikan naskah akademik konsultasi penanganan banjir Citarum dengan Bappenas
RI.
"Belum dilaksanakan manajemen yang baik. Mulai dari Widang (Tuban) sampai di
Gresik, tapi di bagian utara belum ditanggul," kata Gubernur Jawa Timur Soekarwo
kepada wartawan di Kantor Gubernur Jatim, Jalan Pahlawan, Surabaya, Senin (2/3/2009).
JAKARTA - Banjir di Jawa Timur yang disebabkan oleh luapan Bengawan Solo hingga
siang tadi, tepatnya pukul 14.00 WIB tercatat memakan korban jiwa delapan orang.
"Wafat delapan orang, lima orang menjalani rawat inap, dan rawat jalan 4.680 orang,"
kata Rustam.
Sedangkan jumlah pengungsi dari tiga kabupaten akibat banjir tersebut mencapai 4.718
orang. Serta sebanyak enam ribu rumah masih terendam banjir.
Lebih lanjut Rustam menuturkan, Departemen Kesehatan telah memberi dana bantu