2 Surgical Treatment of Maxilla Fracture
2 Surgical Treatment of Maxilla Fracture
Urip Murtedjo
PEMBEDAHAN ADALAH UNTUK MENGATASI MORBIDITAS YANG TERJADI PADA FRAKTUR MAKSILOFACIAL :
Cacat tulang muka (dishface deformity) Deformitas hidung (deviasi kelateral atau kedalam /
pesek) Obstruksi duktus nasocrimalis yang menyebabkan epiphora Destruksi n olfactorius menyebabkan anosmia Kelainan mata bisa displopia, enopathalmus, perubahan dari garis pupil kedua mata, kebutaan. Maloklusi Dysaesthesia oleh karena gangguan n infra orbitalis dan n alveolaris superior.
2.
3.
Stabilisasi fragmen fraktur pada maksilofacial sepertiga atas Mempertahankan proyeksi terhadap muka / wajah sepertiga bawah. Mempertahankan oklusi terhadap mandibula
3.
4.
Stabilisasi (terhadap muka sepertiga atas) Immobilisasi ekstra oral (eksternal fiksasi) Suspensi kawat (Internal wire Suspension Technique) Fiksasi Miniplating
Secara garis besar immobilisasi dapat dibagi dalam 2 golongan besar yaitu :
Immobilisasi ekstra oral Immobilisasi didalam jaringan
Tehnik ini dapat berupa : Fiksasi langsung dengan transosseous wiring pada garis fraktur seperti yang telah disebutkan didepan. Tehnik suspensi dengan kawat (internal wire suspension technique)
Kawat penggantung melalui arkus zygomaticus Zygomatic Mandibular Kawat melalui lubang pada zigoma Inferior Orbital Border Mandibular Kawat melalui lubang pada lower orbital rim
Fronto Mandibular
Kawat melalui lubang pada processus zygomaticus pada tulang frontal Pyriform Mandibular Kawat melalui lubang pada fossa pyriformis. Ini hanya untuk perawatan fraktur Le fort I dan sangat kurang stabil Nasal Septum Mandibular Fiksasi ini sangat tidak stabil
Di senter Surabaya (Bedah Kepala Leher RSU Dr.Soetomo) prosedur terapi patah tulang maksila masih memerlukan metode kawat / wire melalui Approach Extra Oral sedangkan alternatif adalah dengan Metode Miniplate Champy salah satu keuntungan utama pemakaian Miniplate pada fraktur Maksilofacial adalah tidak perlu pemasangan Arch Bar (Internal Wiring) dan approachnya selalu intra oral sehingga kosmetik baik.
Penggunaan miniplate pada pembedahan patah tulang Rahang Atas (Maksila) memberikan Rigid Internal Fixation yang stabil sehingga tidak memerlukan interdental wiring. Kendala penggunaan miniplate adalah harga relatif mahal.
miniplate untuk mengikuti kelengkungan tulang maupun garis fraktur (Malleable) Menghindari maloklusi karena tulang dapat direposisi sesimetris mungkin.
Miniplate untuk maksilofacial mengalami perkembangan mengenai tebalnya maupun bahan yang digunakan. Ukuran plate yang tebalnya 2,7 mm dan 2 mm dikembangkan menjadi miniplate (1 mm & 0,8 mm) dan akhirnya dikembangkan lebih tipis Mikro Plate (0,5 mm), sedang bahannya dari stainless stell, vitalium sampai titanium yang memakai bioviability paling tinggi sehingga tidak perlu dilakukan pengangkatan.
PENGGUNAAN MINIPLATE DI RSU DR.SOETOMO : Pemakaian Miniplate merupakan Rigid Internal Fixation memberikan penyembuhan tulang secara primer oleh karena efek kompresi.
KEUNTUNGAN :
1. 2. 3. 4.
5. 6.
7.
Hasil pembedahan lebih stabil Penyembuhan tulang yang lebih cepat Tidak memerlukan lagi interdental wiring Menurunkan komplikasi (termasuk sistem pernafasan) Kosmetik baik karena irisannya intra oral Mudah dikerjakan karena kemampuan plat mengikuti kelengkungan tulang maupun garis fraktur (Malleable) Terhindar terjadinya Maloklusi
PRINSIP PEMBEDAHAN
1. 2. 3. 4. 5.
6. 7. 8.
Intubasi orotrakeal Pasang tampon steril orofaring Desinfeksi rongga mulut Desinfeksi lapangan operasi Untuk mendapatkan oklusi yang baik perlu fiksasi sementara interanaksila pada daerah premolar / molar kanan-kiri Irisan buko / labiogingival diatas garis fraktur Buat flap Mukoperiosteal sehingga nampak garis fraktur Debridement dan reposisi
9. Pilih Miniplate disesuaikan ukuran dan bentuk sesuai 10. Setelah plate diletakkan pada posisi akurat dilakukan
11.
pengeboran pada tulang setebal satu melalui salah satu lubang plate. Ukur panjang lubang untuk menentukan panjang skrup yang akan dipasang selanjutnya skrup dipasang kendor dulu. Posisi plate dibetulkan dengan memperhatikan oklusi Spooel luka dengan cairan garam faali dan kontrol perdarahan. Luka operasi ditutup rapat. Fiksasi intermaksila dilepaskan.
KESIMPULAN
Pada pembedahan fraktur maksila diperlukan stabilisasi
fragmen tulang pada bagian muka sepertiga atas, mempertahankan proyeksi terhadap bagian muka sepertiga bawah dan mempertahankan oklusi terhadap mandibula. Morbiditas daerah muka akibat patah tulang maksila antara lain cacat muka, deformitas hidung, epiphora, anosmia, enophtalmus dan sebagainya hingga perlu penanganan yang baik. Pembedahan patah tulang Maksila di senter Surabaya dengan metode Kawat / Wire dan metode Miniplate.