Anda di halaman 1dari 18

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Pada jaman sekarang industri perfilman di Indonesia sudah bertambah maju,

hal ini ditandai sejak kemunculan film Ada Apa Dengan Cinta di Indonesia pada tahun 2001, padahal sebelum itu Industri perfilman di Indonesia sempat mandek, film AADC dapat dikatakan sebagai pendongkrak industri perfilman Indonesia, sejak saat itu banyak para produser film berlomba-lomba untuk mnciptakan banyak film yang didominasi oleh genre horror dan drama cinta remaja supaya dapat mengekor kesuksesan dari film AADC. Dan tidak hanya hal tersebut, kegiatan impor film-film box office barat pun banyak dilakukan untuk memnuhi animo masyarakat akan filmfilm yang bermutu. Produk Rekaman Gambar adalah semua produk rekaman gambar yang dibuat di atas media rekaman Video Compact Disc (VCD), Digital Versatile Disc (DVD), Laser Disc (LD) pita kaset (VHS) atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya, yang ditayangkan kepada khalayak dengan sistem proyeksi elektronik.

1.2 1.3

Topik: Pengenaan PPN Atas Media Rekaman Gambar


Subtopik:
1.2.1 1.2.2 1.2.3 Dasar pengenaan pajak dan PPN Media Rekaman Gambar Pemberian stiker lunas PPN Media Rekaman Gambar Tatalaksana PPN Media Rekaman Gambar

1.3

Rumusan masalah:
1.3.1 Bagaimana dasar pengenaan pajak dan PPN atas Media Rekaman Gambar ? 1.3.2 Bagaimana mekanisme pemberian stiker lunas PPN atas Media Rekaman Gambar ? 1.3.3 Bagaimana tatalaksana PPN atas Media Rekaman Gambar ?

1.4 Tujuan:
1.4.1 Memaparkan dasar pengenaan pajak dan PPN atas Media Rekaman Gambar. 1.4.2 Memaparkan mekanisme pemberian stiker lunas PPN atas Media Rekaman Gambar 1.4.3 Memaparkan tatalaksana PPN atas Media Rekaman Gambar.

1.5

Metode:
1.5.1 Studi pustaka untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan bahan penulisan. 1.5.2 Browsing menggunakan internet

1.6

Penjelasan Istilah:
1.6.1 Video Compact Disc (VCD) : format digital standar untuk penyimpanan gambar video dalam suatu cakram padat. 1.6.2 Digital Versatile Disc (DVD) : 1.6.3 Laser Disc (LD) : 1.6.4 Laser Disc (LD) : 1.6.5 Snappack

1.7

Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
Berisi keterangan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian yang digunakan, penjelasan istilah, dan sistematika penulisan.

Bab II : Dasar pengenaan pajak dan PPN Media Rekaman Gambar


Bab ini membahas tentang dasar pengenaan pajak dan PPN Media Rekaman Gambar.

Bab III Pemberian stiker lunas PPN Media Rekaman Gambar


Bab ini membahas tentang ciri-ciri, jenis-jenis dan mekanisme pemberian stiker lunas PPN atas Media Rekaman Gambar

Bab IV Tatalaksana PPN Media Rekaman Gambar


Bab ini membahas tentang tatalaksana PPN atas Media Rekaman Gambar

Bab V Penutup
Bab ini membahas tentang kesimpulan dari makalah ini.

BAB II Dasar pengenaan pajak dan PPN Media Rekaman Gambar


2.1 Jenis
Produk rekaman gambar dikategorikan ke dalam 7 jenis (KEP 153/02) berdasarkan interval harga jual eceran dari produk rekaman tersebut, yaitu jenis I sampai dengan jenis VII (SE 09/02) : a. Jenis I : semua produk rekaman gambar yang diperdagangkan dengan harga jual eceran paling tinggi Rp 10.000 per kopi judul film atau per kopi seri judul film b. Jenis II : semua produk rekaman gambar yang diperdagangkan dengan harga jual eceran di atas Rp 10.000 s.d Rp 20.000 per kopi judul film atau per kopi seri judul film c. Jenis III : semua produk rekaman gambar yang diperdagangkan dengan harga jual eceran di atas Rp 20.000 s.d Rp 40.000 per kopi judul film atau per kopi seri judul film d. Jenis VI : semua produk rekaman gambar yang diperdagangkan dengan harga jual eceran di atas Rp 40.000 s.d Rp 60.000 per kopi judul film atau per kopi seri judul film e. Jenis V : semua produk rekaman gambar yang diperdagangkan dengan harga jual eceran di atas Rp 60.000 s.d Rp 80.000 per kopi judul film atau per kopi seri judul film 5

f. Jenis VI : semua produk rekaman gambar yang diperdagangkan dengan harga jual eceran di atas Rp 80.000 s.d Rp 100.000 per kopi judul film atau per kopi seri judul film g. Jenis VII : semua produk rekaman gambar yang diperdagangkan dengan harga jual eceran di atas Rp 100.000 per kopi judul film atau per kopi seri judul film.

2.2 Harga Jual Rata-rata


Dasar Pengenaan Pajak untuk menghitung PPN yang terutang atas penyerahan rekaman gambar adalah sebesar Harga Jual Rata-rata (KEP 153/02, SE 09/02) : Besarnya Harga Jual Rata-rata ditetapkan sebesar (KEP 153/02) : a. Rp 10.000 (sepuluh ribu rupiah) untuk penyerahan produk rekaman gambar Jenis I per kopi judul film atau per kopi seri judul film. b. Rp 12.500 (dua belas ribu lima ratus rupiah) untuk penyerahan produk rekaman gambar Jenis II per kopi judul film atau per kopi seri judul film. c. Rp 25.000 (dua puluh lima ribu rupiah) untuk penyerahan produk rekaman gambar Jenis III per kopi judul film atau per kopi seri judul film. d. Rp 47.500 (empat puluh tujuh lima ratus rupiah) untuk penyerahan produk rekaman gambar Jenis VI per kopi judul film atau per kopi seri judul film. e. Rp 65.000 (enam puluh lima ribu rupiah) untuk penyerahan produk rekaman gambar Jenis V per kopi judul film atau per kopi seri judul film. f. Rp 85.000 (delapan puluh lima ribu rupiah) untuk penyerahan produk rekaman gambar Jenis VI per kopi judul film atau per kopi seri judul film. g. Rp 100.000 (seratus ribu rupiah) untuk penyerahan produk rekaman gambar Jenis VII per kopi judul film atau per kopi seri judul film.

2.3 Nilai Tambah Penyalur atau Agen


6

Dalam setiap angka Dasar Pengenaan Pajak telah termasuk nilai tambah atas penyaluran/keagenan/pengecer rekaman gambar. (KEP 153/02).

2.4 PPN Terutang


Pajak Pertambahan Nilai yang terutang adalah sebesar 10% (sepuluh persen) dari harga jual rata-rata yaitu sebesar (KEP 153/02) : a. Rp 1.000 (seribu rupiah) per kopi judul film atau per kopi seri judul film produk rekaman gambar Jenis I. b. Rp 1.250 (seribu dua ratus lima puluh rupiah) per kopi judul film atau per kopi seri judul film produk rekaman gambar Jenis II. c. Rp 2.500 (dua ribu lima ratus rupiah) per kopi judul film atau per kopi seri judul film produk rekaman gambar Jenis III. d. Rp 4.750 (empat ribu tujuh ratus lima puluh rupiah) per kopi judul film atau per kopi seri judul film produk rekaman gambar Jenis IV. e. Rp 6.500 (enam ribu lima ratus rupiah) per kopi judul film atau per kopi seri judul film produk rekaman gambar Jenis V. f. Rp 8.500 (delapan ribu lima ratus rupiah) per kopi judul film atau per kopi seri judul film produk rekaman gambar Jenis VI. g. Rp 15.000 (lima belas ribu rupiah) per kopi judul film atau per kopi seri judul film produk rekaman gambar Jenis VII.

2.5 DPP dan PPN Umum


Atas penyerahan produk rekaman gambar lainnya (selain produk rekaman gambar sebagaimana diatur dalam KEP-153/PJ./2002) seperti Video Compact Disc (VCD), Digital Versatile Disc (DVD), Laser Disc (LD) dan pita kaset (VHS) yang berisi materi buku pelajaran bahasa dan pelajaran agama, Laser Disc Karaoke (LD.K) dan software program komputer, 7

dikenakan Pajak Pertambahan Nilai sesuai ketentuan umum Pajak Pertambahan Nilai (KEP 153/02, SE 09/02)

BAB III Pemberian Stiker Lunas PPn Pada Media Rekaman Gambar
3.1

Jenis-jenis Stiker Lunas PPN


Stiker Lunas PPN mempunyai ciri-ciri berikut ini : a. Berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran 2,0 x 6,0 cm b. Gambar/cetakan dasar berwarna sesuai jenis stiker Di bagian kiri tersusun dari garis-garis guilloche, titik-titik raster, dan lingkaran-lingkaran yang mengelilingi gambar burung Garuda Lambang Negara RI. Di bagian tengah berupa garis-garis guilloche yang melengkung Di bagian kanan terdiri dari garis-garis guilloche berbentuk hiasan medallion, titik-titik raster, dan garis lengkung berwarna sesuai jenis stiker. Teks LUNAS PPN dan jenis film beserta harganya. c. Cetakan tindih berupa teks PROD, NPWP, dan TAHUN yang disusun tiga baris dengan huruf-huruf kapital yang sama besarnya, serta seluruhnya berwarna hitam. Jenis Stiker Lunas PPN :

a. Jenis 1 mempunyai harga Rp 10.000 dan berwarna kuning dan hijau tua. b. Jenis II mempunyai harga Rp 10.000 s.d Rp 20.000 dan berwarna kuning dan ungu tua. c. Jenis III mempunyai harga Rp 20.000 s.d Rp 40.000 dan berwarna kuning dan jingga. d. Jenis IV mempunyai harga Rp 40.000 s.d Rp 60.000 dan berwarna kuning dan biru tua. e. Jenis V mempunyai harga Rp 60.000 s.d Rp 80.000 dan berwarna kuning dan abu-abu. f. Jenis VI mempunyai harga Rp 80.000 s.d Rp 100.000 dan berwarna kuning dan cokelat tua. g. Jenis VII mempunyai harga di atas Rp 100.000 dan berwarna kuning dan merah.

3.2 Permohonan Penebusan Stiker


Stiker Lunas PPN Stiker lunas PPN adalah pita yang terbuat dari kertas atau bahan lain yang digunakan sebagai bukti pemungutan dan pelunasan Pajak Pertambahan Nilai. (KMK 86/02) Penebusan Stiker PPN yang terutang dipungut oleh produsen rekaman gambar dan disetor dengan cara penebusan stiker. (KEP 153/02). Penebusan stiker dapat dilakukan dengan menggunakan Pajak Masukan atau Surat Setoran Pajak (SSP) untuk menebus stiker lunas PPN. (KEP 153/02) Permohonan Penebusan Stiker :

Untuk melakukan penebusan stiker lunas PPN, produsen rekaman gambar diwajibkan mengajukan surat permohonan dengan dilampiri : a. Fotokopi atas dokumen-dokumen yang bernilai tetap seperti akte pendirian perusahaan, NPWP dan Surat Pengukuhan sebagai PKP, Surat Izin Usaha Industri/Surat Ijin Usaha Perdagangan. b. Surat atau dokumen lainnya. Pelayanan Penebusan Pelayanan pemberian stiker lunas PPN untuk Produsen rekaman gambar yang dikukuhkan sebagai PKP dalam wilayah kerja di Kantor Wilayah IV DJP Jaya I, Kantor Wilayah V DJP Jaya II dan Kantor Wilayah DJP Jaya III dilaksanakan oleh Kantor Wilayah sesuai dengan tempat produsen rekaman tersebut dikukuhkan sebagai PKP (KEP 153/02) Pelayanan pemberian stiker lunas PPN untuk Produsen Rekaman gambar yang dikukuhkan di luar ketiga Kantor Wilayah Ketentuan Umum (Kantor Wilayah IV DJP Jaya I, Kantor Wilayah V DJP Jaya II dan Kantor Wilayah DJP Jaya III) dilaksanakan oleh Kanwil VII DJP Jaya Khusus (KEP 153/02) Penyelesaian Penyelesaian pemberian stiker lunas PPN diselesaikan dalam waktu 5 hari kerja terhitung sejak saat permohonan tersebut diterima lengkap sampai dengan penerbitan surat permintaan stiker lunas PPN ke Perum Peruri.

10

BAB IV Tatalaksana PPN Media Rekaman Gambar


4.1 Pengukuhan
Produsen Produsen rekaman gambar wajib melaporkan usahanya ke kantor pelayanan pajak yang wilayahnya meliputi tempat kedudukannya atau tempat kegiatan usahanya untuk dikukuhkan menjadi pengusaha kena pajak. (KEP 153/02). Pedagang Eceran Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran yang juga memperdagangkan film rekaman video yang dalam penghitungan pajaknya menggunakan Nilai Lain sebagai DPP, wajib memungut PPN dengan tarif 10% (sepuluh persen) atas penyerahan BKP dan menyetorkannya ke Kas Negara sebesar 2% (dua persen) dari seluruh penyerahan barang dagangannya. Pabrik Pabrikan media rekaman video yang menyerahkan media rekaman wajib memungut PPnBM yang terutang, karena media rekaman adalah BKP yang Tergolong Mewah. Demikian pula apabila produsen rekaman video melakukan pembelian media rekaman secara terpisah-pisah (pita kosong sendiri, snappack sendiri), dianggap sebagai pabrikan media rekaman suara

11

yang siap rekam dan atas penyerahannya terutang PPnBM dengan tarif 20% (dua puluh persen).

4.2 Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai : Dengan Penebusan Stiker


Penebusan Stiker PPN yang terutang dipungut oleh produsen rekaman gambar dan disetor dengan cara penebusan stiker. (KEP 153/02). Penebusan stiker dapat dilakukan dengan menggunakan Pajak Masukan atau Surat Setoran Pajak (SSP) untuk menebus stiker lunas PPN. (KEP 153/02) Produk rekaman gambar yang berisi (KMK 86/02, KEP 15/02) : a. Lagu beserta tayangan gambar (karaoke) b. Tayangan gambar yang berisi materi buku pelajaran umum, pelajaram bahasa dan pelajaran agama. c. Software program komputer Terutang PPN sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku (KMK 86/02) Pembubuhan Stiker Seluruh Produk Rekaman Gambar yang beredar wajib dibubuhi Stiker Lunas PPN (MK 86/02), termasuk yang diberikan secara cuma-cuma maupun untuk dipakai sendiri (SE 09/02).

12

Jenis stiker rekaman gambar yang harus dibubuhkan tidak didasarkan pada jenis rekaman gambarnya, tetapi didasarkan pada harga jual eceran dari rekaman gambar yang bersangkutan (SE 09/02).

Penyewaan Produk Produk Rekaman Gambar yang diserahkan oleh pengusaha produk rekaman gambar kepada pihak lain dengan tujuan untuk disewakan tetap wajib dibubuhi Stiker Lunas PPN (KMK 86/02, SE 09/02). Atas penggantian dalam bentuk apapun yang diberikan oleh pihak lain kepada pengusaha produk rekaman gambar dalam rangka penggunaan rekaman gambar dengan tujuan untuk disewakan terutang Pajak Pertambahan Nilai (KMK 86/02, SE 09/02). Pajak Pertambahan Nilai terutang dipungut, disetor dan dilaporkan oleh pengusaha produk rekaman gambar yang menerima penggantian tersebut (KMK 86/02, SE 09/02). Pajak Masukan Pajak Masukan yang tercantum dalam Faktur Pajak atas (KMK 86/02, KEP 153/02) : a. pembayaran royalty sesuai perjanjian; b. pembayaran pencetakan label; c. pembayaran biaya perekaman; d. pembelian atau pembuatan master rekaman gambar; dan

13

e. pembayaran jasa periklanan pada televisi, radio, majalah, dan surat kabar dapat dipergunakan sebagai bukti pembayaran PPN untuk penebusan stiker lunas PPN pada Masa Pajak yang sarna.

Pencetakan Label Pembayaran atas pencetakan label meliputi pembayaran untuk (KEP 153/02) : a. pencetakan cover rekaman gambar b. penambahan kotak pembungkus rekaman gambar c. pembelian sampul pembungkus rekaman gambar. Masa Tidak Sarna Pajak Masukan yang belum dipergunakan sebagai bukti pembayaran PPN untuk penebusan stiker lunas PPN atau belum dikreditkan pada Masa Pajak yang sama,dan dapat dipakai sebagai bukti pembayaran PPN untuk penebusan stiker lunas PPN atau dikreditkan pada Masa Pajak berikutnya paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya Masa Pajak yang bersangkutan atau dibebankan sebagai biaya (KEP 153/02). Pengkreditan Pajak Masukan lainnya yang dapat dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000, dapat dikreditkan pada Masa Pajak yang sama atau Masa Pajak-Masa Pajak

14

berikutnya paling lambat 3 bulan setelah berakhirnya Masa Pajak yang bersangkutan atau dibebankan sebagai biaya (KEP 153/02)

Pembetulan SPT Pajak Masukan yang telah dikreditkan dalam Surat Pemberitahuan Masa PPN pada Masa Pajak sebelumnya tidak dapat digunakan untuk menebus stiker lunas PPN melalui pembetulan Surat Pemberitahuan Masa PPN yang bersangkutan. (KEP 153/02) Kurang Bayar Dalam hal jumlah nilai stiker lunas PPN yang diminta lebih besar dari jumlah Pajak Masukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka jumlah PPn yang kurang bayar tersebut harus disetor tunai ke Kas Negara (KEP 153/02) Pelaporan Pada Masa Penebusan Pajak Keluaran dan Pajak Masukan yang dipergunakan untuk menebus stiker lunas PPN pada suatu Masa Pajak harus dilaporkan pada Surat Pemberitahuan Masa PPN pada Masa Pajak yang sama, yaitu Masa Pajak diterimanya permohonan secara lengkap (KEP 153/02, SE 09/02)

15

Contoh Kasus : Bulan Maret 2008 PKP T menebus rekaman gambar Jenis I sebanyak 100 ribu keping senilai Rp 100 juta dengan menggunakan Faktur Pajak Masukan senilai Rp 60 juta dan dengan setoran tunai (SSP) senilai Rp 40 juta Pajak Masukan yang diterima pada bula Januari 2008 adalah : Pembayaran biaya perekaman gambar seharga Pencetakan label senilai Pembayaran iklan Biaya sewa gedung Rp 40.000.000 Rp 5.000.000 Rp 15.000.000 Rp 6.000.000

Penyerahan rekaman gambar Jenis I dalam bulan Maret 2008 senilai Rp 700.000.000. Tidak ada kompensasi kelebihan PPN pada Masa Pajak Februari 2008. Pengisian SPT Masa PPN Masa Pajak Maret 2007 adalah sebagai berikut : Lampiran 1 - Daftar Pajak Keluaran dan PPn BM (Formulir 1107A)

Butir II

Penyerahan Dalam Negeri Dengan Faktur Pajak - Kolom DPP (Rupiah) diisi 100.000 x Rp. 10. 000 = Rp. 1 M

(penyerahan Rp. 700 juta tidak diperhatikan) - Kolom PPN (Rupiah) diisi Rp 100 juta Butir IV Penyerahan yang PPN dan PPn BM-nya harus dipungut sendiri, kolom DPP (Rupiah) diisi dengan Rp 1 M dan kolom PPN (Rupiah) diisi dengan Rp 100 juta. Lampiran 2 - Daftar Pajak Masukan dan PPn BM (Formulir 1107 B)

16

Butir I Pajak Masukan Yang Dapat Dikreditkan dan PPn BM 1. Bagi PKP yang tidak menggunakan Pedoman Penghitungan Pengkreditan PM B Perolehan BKP/JKP dari Dalam Negeri . Kolom DPP (Rupiah) dan PPn (Rupiah) diisi dengan nilai: - Pembayaran biaya rekam kaset kosong, yaitu DPP Rp. 400 juta dan PPN Rp 40 juta - Pencetakan label, yaitu DPP Rp 50 juta dan PPN Rp 5 juta; dan - Pembayaran iklan, yaitu DPP Rp 150 juta dan PPN Rp 15 juta; dan - Sewa gedung, yaitu DPP Rp 60 juta dan PPN Rp 6 juta. Item jumlah diisi dengan DPP sebesar Rp 660 juta (Rp 400 juta + Rp 50 Juta + Rp 150 Juta + Rp 60 juta) dan PPN sebesar Rp 66 juta. C Jumlah (I.1.A + I.1.B), kolom DPP diisi dengan Rp 660 juta dan . kolom PPN diisi dengan Rp 66 juta. Catatan : Pajak Masukan dalam contoh ini merupakan Pajak Masukan yang perolehannya dilakukan dalam Masa Pajak yang tidak sama. Pengisian di Lampiran 2 masih diperbolehkan karena belum melewati batas waktu 3 bulan setelah berakhirnya Masa Pajak yang bersangkutan sepanjang belum dibebankan biaya dan belum dilakukan pemeriksaan. Induk SPT Masa PPN (Formulir 1107) Butir Penghitungan PPN Kurang Bayar/Lebih Bayar II A B C D Pajak Keluaran yang harus dipungut sendiri, diisi Rp 100 juta PPN Disetor Dimuka Dalam Masa Pajak Yang Sama, diisi Rp 40 Juta Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan, diisi Rp. 66 juta PPN yang kurang atau (lebih) bayar, diisi Lebih Bayar Rp 6 juta (Rp 100 juta Rp 40 juta Rp 66 juta)

BAB V KESIMPULAN
17

Produk Rekaman Gambar adalah semua produk rekaman gambar yang dibuat di atas media rekaman Video Compact Disc (VCD), Digital Versatile Disc (DVD), Laser Disc (LD) pita kaset (VHS) atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya, yang ditayangkan kepada khalayak dengan sistem proyeksi elektronik.

18

Anda mungkin juga menyukai