Anda di halaman 1dari 31

GANGGUAN PERKEMBANGAN KOORDINASI GERAK (DCD: DEVELOPMENTAL COORDINATION DISORDER)

disampaikan setelah mengikuti acara Workshop mengenali gangguan koordinasi gerak (DCD) pada anak dan penanganannya

APA ITU DCD

Definisi DCD: - Kondisi pada anak yang ditandai dengan lemahnya koordinasi gerak dan kualitas otot tubuh secara keseluruhan lemah/lembek/soft

Mekanisme terjadinya DCD

Latar belakang
Kurikulum sekolah yang sangat padat anak dipaksa

ikut les tambahan diluar jam sekolah


waktu bermain kurang kmatangan sensori terlambat

Ruang publik semakin berkurang, menyempit bahkan tidak ada. Pergeseran pola bermain/ leisure activities Tradisional modern Kelompok individual Manual elektronik Ruang terbuka ruang tertutup Pergeseran interaksi sosial: > Face to face cyber space: face book

Diagnostik kriteria
a.

Kemampuan keseharian anak yang memerlukan koordinasi gerak tertinggal atau dibawah di banding usia kronologis dan IQ yang dimilikinya manifestasi: > keterlambatan pada perembangan motorik seperti; merangkak, duduk, berjalan > anak tidak bisa/jelek dalam aktivitas olahraga; menulis > membawa benda sering jatuh

DCD dapat berdiri sendiri atau gabungan dengan gangguan yang lain seperti gangguan komunikasi

Emosi dan perilaku:


Tidak tertarik pada aktivitas/menghindar anak menghindar pada waktu bermain di playground dan lebih sering

mencari teman yang lebih rendah umurnya karena tidak percaya diri
toleransi frustasi, rasa tidak percaya diri rendah Strategi untuk mengatasi masalah lemah Anak tidak puas dengan apa yang dilakukan, mudah frustasi anak cenderung tidak mau berubah

DCD sangat berpengaruh pada aspek fisik, sosial dan kesehatan emosi anak

Kemungkinan penyebab:
genetik multifaktorial faktor biologis,

kognitif, dan perilaku abnormalitas otak

Bagaimana DCD terjadi?


Kemungkinan I Anak kesulitan untuk menterjemahkan dan mengintegrasikan informasi yang diterima melalui mata, raba, vestibular, posisi persendian, atau gerakan otot

Kemungkinan II Anak kesulitan untuk memilih tipe gerakan motorik untuk situasi yang tepat

Kemungkinan III Anak kesulitan untuk merencanakan gerak dengan sekuensis yang tepat

Kemungkinan terakhir: Pesan yang disampaikan pada otot harus spesifik merespon sesuatu gerak / stimulus

dampak
anak mengurung diri, pasif tidak mau beraktivitas merasa berbeda dengan anak lain perilaku menarik diri, malas, motivasi lemah dalam bekerja / belajar trauma berulang jatuh karena otot, balance, koordinasi gerak lemah kegemukan anak malas berolahraga

prevalensi
Biasanya terlihat pada usia 6 12 tahun 10 tahun yang lalu prevalensi = 10 19 % pada anak sekolah Laki-laki : perempuan = 2 : 1

prognosis
Jika tidak mendapat terapi, DCD akan berlanjut sampai remaja dewasa Pada penelitian jangka panjang anak yang didiagnosis DCD pada umur 15 th, 46 % tanda (Floet & Duran, 2010)

pemeriksaan
kuesioner tes gerakan koordinasi gerak Observasi perilaku interview dengan orang tua dan guru tes ketrampilan menulis

treatment
1. Tidak ada obat khusus untuk kondisi DCD 2. Edukasi anak:
a. Modifikasi di sekolah dan pada situasi sosial
b. Problem DCD bukan salah anak, kurang berusaha atau

tidak pandai c. Anak DCD yang disertai kondisi penyakit atau syndroma yang lain diberikan intervensi sesuai tanda dan gejala yang ada

Treatment dan peran OT


Pemeriksaan: Motorik halus, motorik kasar, koordinasi gerak, kemampuan menulis, problem perilaku & emosi, ketrampilan bantu diri, kesulitan bermain,& interaksi sosial, ketrampilan menulis

kesimpulan
Tidak semua aktifitas keseharian menjadi hambatan bagi anak dengan DCD Berikan dorongan pada anak untuk berpartisipasi pada semua aktivitas Intervensi dini akan membuahkan hasil yang lebih baiki

proprioseptif
Kesadaran posisi tubuh (reseptor berada di otot, persendian, tendon) Posisi bagian tubuh, hubungannya satu dengan yang lain, pada orang lain dan obyek di lingkungan kita. Seberapa kekuatan yang dibutuhkan otot (membantu gradasi gerak dan kekuatan)

Jika fungsi ini bekerja dengan baik dan efisien Tubuh akan berposisi secara otomatis pada situasi yang berbeda seperti duduk, kaki mengangkat untuk menghindari lubang, memanipulasi obyek; menulis, memasang kancing, dll

Problem Proprioseptif
terus-menerus ingin bergerak menyandarkan diri pada orang lain,

obyek walaupun situasi wajar/normal otot-otot terlihat lemah, mudah capai, daya tahan tubuh lemah Berjalan dengan jari-jari kaki

Mekanisme Sensory Integration (SI)


Otak mencari, memilih dan mengurutkan input sensori yang masuk seperti halnya lampu pengatur lalu lintas jalannya kendaraan di perempatan. Ketika input sensori masuk dengan teratur, terorganisasi dengan baik di dalam tubuh, maka otak akan menggunakan sensori tersebut. Untuk membentuk suatu persepsi, perilaku dan pembelajaran. Ketika input sensori mengalami kekacauan, kehidupan akan seperti halnya ketika terjebak dalam kemacetan lalu lintas.

Bagaimana kalau input sensori terlalu sedikit

Anak bosan Manifestasi perilaku; mencari perhatian, meremas-remas jari, jalan-jalan tidak menentu atau over active, mengganggu anak lain atau berbicara dengan anak lain.

Bagaimana kalau input sensori terlalu sedikit atau terlalu banyak? Anak bingung, terasa sesak, / penuh Manifestasi perilaku; anak akan sensitive, perilaku oposisi, fight atau flight (respon terhadap rasa takut / kuatir ) Berdiam diri (mogok)

dispraxia
Kesulitan merencanakan dan mengerjakan gerakan baru atau gerakan yan berurutan sehingga mengganggu aktivitas keseharian anak

Problem: melakukan gerakan, mengorganisasi perilaku Kesulitan merencanakan gerak

Inhibitor mengeram perilaku

Fasilitator mendorong perilaku

Keseimbangan adalah penting


Yin yang Bagaimana mesin tubuh anda bekerja Bagaimana perasaan anda

Peran orang tua dirumah


Dorong anak untuk aktif ikut berolahraga dan bermain

kesenangan BUKAN aktifitas kompetisi cari permainan dan olahraga yang mudah dilakukan Dorong untuk ikut aktifitas bermain secara berkelompok secara bertahap ajak untuk mengerjakan aktifitas domestik dirumah seperti; mencuci mobil, mengelap kaca, bersih-bersih, berkebun dll gunakan aset kelebihannya untuk meningkatkan kemampuannya

Catatan:
Ketahui problem anak dengan baik Konsulkan pada profesi yang tepat Selalu cari second opinion / minta

pertimbangan saran dari profesional yang ahli di bidangnya

Matur nuwun

Anda mungkin juga menyukai