Penyusun:
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEDOKTERAN PURWOKERTO
2012
oleh: Partogi Andres M Andika Pratiwi Khairisa Amrina Rosyada G1A010030 G1A010037 G1A010039
Disusun untuk memenuhi persyaratan nilai praktikum Patologi Anatomi Kedokteran Blok Digestive pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
BAB 1 PENDAHULUAN
Orchitis merupakan reaksi inflamasi akut dari testis sekunder terhadap infeksi Sebagian besar kasus berhubungan dengan infeksi virus gondong , namun virus lain dan bakteri dapat menyebabkan orchitis (mark,2010)
pria pre
pubertas
terutama pasien yang mengalami penyakit gondng. Bakteri yang dapat menyebabkan Orchitis antara lain Neisseria gonorrhoeae, Chlamydia
menyebar dari epididimitis terkait dalam seksual pria aktif atau laki-laki dengan BPH (mark,2010)
Pemeriksaan
penunjang
tidak
terlalu
banyak
membantu
un t u k m e n e g a k k a n d i a g n o s i s o r c h i t i s . U S G d a p a t m e m b a n t u m e n yi n g k i r k a n diagnosis lain nya seperti torsio testis.Penatalaksanaan dari orchitis terutama bersifat suportif karena biasanya sebagian besar pasien orchitis akan sembuh spontan dalam 3- 10 hari, kecuali bila penyebabnya bakteri, perlu diberikan antibiotik (mark,2010).
BAB II ISI
A.
Definisi Orchitis merupakan reaksi inflamasi akut dari testis terhadap infeksi . Sebagian besar kasus berhubungan dengan infeksi virus gondong, namun virus lain dan bakteri juga dapat menyebabkan orchitis (mark,2010).
B.
Epidemiologi
I. Kejadian ini diperkirakan 1 diantara 1000 laki laki II. Dalam orchitis gondong, 4 dari 5 kasus terjadi pada laki laki prepubertal (lebih mudah 10 tahun) III. Dalam orchitis bakteri , sebagian besar kasus berhubungan dengan epididimis (epididymo - orchitis) dan mereka terjadi pada laki laki yang aktif secara seksual lebih tua dari 15 tahun atau pada pria lebih tua dari 50 tahun dengan hipertrofi prostat jinak (BPH) IV. Di Amerika serikat sekitar 20% dari pasien prepubertal dengan gondong berkembang orchitis . Kondisi ini jarang terjadi pada laki laki postpubertal dengan gondong (mark, 2010).
C.
Etiologi
Etiologi dari Orchitis antara lain a) Virus Orchitis gondong (mumps) paling umum. Infeksi Coxsackievirus tipe A, varicella dan echoviral jarang terjadi b)Infeksi bakteri dan pyogenik E.Coli , Kleibsiella, Pseudomonas,
Staphylococcus dan streptococcus c)Granulomatous T. Palidum, mycobacterium tuberculosis, leprae, actinomycetes (mark,2010) mycobacterium
D.
Gejala Klinis Tanda dan gejala dari orchitis, yaitu (Price dan Wilson, 2005) : a. Edema pada testis b. Nyeri pada testis c. Demam tinggi d. Mual dan muntah
Tanda dan gejala lain dari orchitis, yaitu (Mandell, et al., 2009) : a. Adanya darah pada semen b. Discharge dari penis c. Groin pain (nyeri pada inguinal) d. Nyeri pada saat intercourse atau ejakulasi e. Disuria f. Edema dan perih pada daerah sekitar yang terinfeksi g. Testicle pain yang semakin berat ketika mengedan
E. Patogenesis Penularan virus (Mumps [paling sering], E. coli, Varicella, Coxsackievirus) melalui droplet dari orang yang terinfeksi
Fusi amplop (lipid pada membran) dengan membran sel di epitel saluran nafas atas
Masuk ke sirkulasi
Viremia II
Orchitis Gambar Skema Patogenesis Orchitis (Moss, 2006; Masarani, et al., 2006) F. Patofisiologi
Hippocrates pertama kali melaporkan orchitis pada abad ke-5 SM. Radang pada testis dapat disebabkan oleh berbagai virus ataupun bakteri. Hal ini akan menimbulkan proses inflamasi pada testis yang meliputi kalor, rubor, dolor, tumor, dan function laesa (corwin,2008).
Virus yang paling sering menyebabkan orkitis adalah virus gondongan (mumps). Orchitis biasanya terjadi setelah infeksi epididimis atau yang disebut epididimitis, bisa juga dari penyakit sistemik misalnya parotitis (corwin, 2008).
(Sumber : http://www.webpathology.com/image.asp?n=2&Case=29)
Pada gambaran histopatology ini, granuloma yang berbeda tidak hadir, namun, akumulasi histiosit epiteloid, limfosit, dan sel plasma di tubulus seminiferus menciptakan penampilan granulomatosa.
H. Penegakkan Diagnosis 1. Penegakkan Diagnosis a. Anamnesis (Baldacci dan Harvey, 2008) : 1) Orchitis ditandai dengan edema dan nyeri pada testis 2) Kelelahan / mialgia 3) Pasien memiliki riwayat gondongan 4) Demam dan menggigil 5) Sakit kepala 6) Muntah b. Pemeriksaan Fisik (Baldacci dan Harvey, 2008) : 1) Peningkatan suhu tubuh (demam) 2) Eritema pada skrotum 3) Testis teraba lunak 4) Edema testis 5) Nyeri tekan testis 6) Kadang ditemukan atrofi testis (pada 30-50% kasus) Hasil lain yang dapat diperoleh dari pemeriksaan fisik (Long, 2008) : a) Pembesaran kelenjar prostat dan teraba lunak b) Pembesaran limfe nodi pada daerah inguinal yang dekat dengan daerah terinfeksi
2. Pemeriksaan Penunjang (Boronat, et al., 2010) : 1) Urinalisis : untuk menilai terhadap infeksi bakteri 2) Kultur urin sampel : cara lebih pasti untuk melihat apakah ada infeksi bakteri 3) Urethral smear : untuk screening gonorrhea dan Chlamydia 4) Memeriksa sekret dari uretra : apabila diperoleh diagnosa urethritis 5) Testicular ultrasound : digunakan untuk membedakan diagnosa epididimitis dan torsio testis 6) Pada pria dengan gangguan fertilitas (komplikasi) pada
7) Gonadal function : pemeriksaan hormone, dimana terjadi defisiensi testosteron karena kerusakan sel Leydig (pada beberapa kasus)
I. Terapi Lama
Pada pasien dengan kecurigaan bakteri, dimana penderita aktif secara seksual, dapat diberikan antibiotik untuk menular seksual (terutama gonore dan klamidia) Antibiotik golongan Fluoroquinolon tidak lagi direkomendasikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) untuk pengobatan orchitis karena sudah resisten.
Terapi Baru
Tidak ada obat yang diindikasikan secara khusus untuk pengobatan orchitis, pengobatan ini sifatnya hanya untuk mengurangi gejala gejala dari orchits (mark, 2010). Jika diduga penyebabnya virus, obatnya dengan obat simptomatis (meredakan keluhan), yakni obat pereda demam dan nyeri (non-steroid anti-inflammatory drugs), misalnya: Ibuprofen, Asam Mefenamat, Naproxen, dan sejenisnya (mark,2010). Sedangkan jika diduga karena bakteri, maka diperlukan antibiotika sedikitnya selama 714 hari. Obat-obat antibiotika yang lazim digunakan pada Orchitis yang disebabkan kuman diantaranya: Doxycycline, Azithromycin, Trimethoprim-sulfamethoxazole, Ofloxacin, Ciprofloxacin (mark,2010).
a)Istirahat. b)Hindari pemakaian celana dan celana dalam ketat c)Hindari aktifitas berlebihan. d)Elevasi testis untuk meningkatkan drainase vena e)Kompres dingin dapat mengurangi peradangan awal f)Apabila terjadi abses testis, diperlukan pengangkatan testis
J.
Komplikasi Komplikasi dari orchitis, yaitu (Price dan Wilson, 2005) : a. Infertilitas : apabila terdapat kerusakan tubulus seminiferus b. Hipogonadisme : apabila terdapat kerusakan sel Leydig c. Epididimitis d. Funikulitis e. Infark testis f. abses scrotal g. Terdapatnya pus dalam skrotum h. Atrofi testis (pada beberapa kasus)
K. Prognosis
Prognosis orchitis secara umum baik karena gejala ringan dan bersifat self limiting dan hanya memerlukam pengobatan supuratif. Jika orchitis terjadi unilateral kecil kemungkinan terjadi atrofi testis. Dengan pemberian obat yang sesuai, sebagian besar kasus orchitis dapat sembuh tanpa komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Baldacci, John E., Brenda M. Harvey. 2008. Mumps 101 : A Brief Update for Clinicians. Available at Diakses : pada
Boronat, Mauro, Antonio Ojeda, et al. 2010. Mumps Orchitis in the Post-Vaccine Era (1967Y2009) : A Single-Center Series of 67 Patients and Review of Clinical Outcome and Trends. Medicine. Vol. 89 (2) : 96-116. Long, S.S. 2008. Principles and Practice of Pediatric Infectious Diseases. Philadelphia : Elsevier Churchill Livingstone. Mandell, G.L., Bennett J.E., et al. 2009. Principles and Practice of Infectious Diseases. Philadelphia : Elsevier Churchill Livingstone. Masarani, M., H. Wazait, et al. 2006. Mumps orchitis. Journal of the Royal Society of Medicine. Vol. 99 (11) : 573-5. Moss, Marilyn H. 2006. Mumps. Pediatrics for Parents. Vol. 22 (8) : 2. Price, Sylvia A., Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Prosesproses Penyakit. Jakarta : EGC. Mark, B 2010. orchitis- Department of emergency medicine. http://emedicine.medscape.com/article/777456. 2 Desember 2010 Corwin, Elizabet J. 2008 . Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC