Anda di halaman 1dari 3

Katuk (Sauropus androgynus) merupakan tanaman obat yang termasuk dalam famili Euphorbiaceae.

Kandungan kimia katuk adalah protein, lemak, kalsium, fosfat, besi, vitamin A, B, C, steroid, flavonoid dan polifenol. Pemanfaatan tanaman ini sebagai obat tradisional sangat bervariasi, seperti untuk pelancar ASI, obat demam, obat bisul dan darah kotor. Selain itu akarnya berkhasiat sebagai obat frambusia, susah kencing dan obat panas (ASTUTI et al., 1997). Beberapa peneliti telah menemukan senyawasenyawa aktif dalam daun katuk yang salah satunya merupakan senyawa sterol. KANCHANAPOOM et al. (2003) menemukan lignin diglikosida dan megastigman glikosida (sauroposide) dari daun katuk yang diisolasi dari bagian aerial katuk. KANCHANAPOOM, T, P. CHUMSRI, R. KASAI, H. OTSUKA dan K. YAMASAKI. 2003. Lignan and megastigmane glycosides from Sauropus androgynus. Phytochemistry 63: 985 988.

Demikian juga halnya, katuk (Sauropus androgynus) merupakan tanaman obat-obatan tradisionil yang mempunyai zat gizi tinggi, sebagai antibakteri, dan mengandung beta karoten sebagai zat aktif warna karkas. Senyawa fitokimia yang terkandung di dalamnya adalah : saponin, flavonoid, dan tanin (Santoso, 2000). Santoso, U. 2000. Mengenal Daun Katuk Sebagai Feed Additive pada Broiler. Poultry Indonesia, Juni/Nomor 242 : 59 60 Menurut Karyadi (l997), isoflavonoid yang menyerupai estrogen ternyata mampu memperlambat berkurangnya massa tulang (osteomalasia), sedangkan saponin terbukti berkhasiat sebagai antikanker, antimikroba,dan meningkatkan sistem imun dalam tubuh. Pemanfaatan kombinasi senyawa fitokimia dalam tubuh akan dapat dapat menghasilkan enzim-enzim penangkal racun, merangsang sistem kekebalan, mencegah penggumpalan keping-keping darah (trombosit), meningkatkan metabolisme hormon, pengenceran dan pengikatan zat karsinogen dalam usus, efek antibakteri, dan antioksidan.

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa daun katuk (Sauropus androgynus) mempunyai zat gizi tinggi, mengandung zat antibakteri, serta tidak berbahaya bagi kesehatan. (Santoso, 2000). Sauropus androgynus (katuk) merupakan tumbuhan obat yang kaya akan b-karoten, kaya akan mineral dan vitamin terutama vitamin C ( Santoso et al., 2002) Santoso, U., T. Suteky, Heryanto and Sunarti. 2002. Pengaruh cara pemberian ekstrak daun katuk (Sauropus androgynus) terhadap penampilan dan kualitas karkas ayam pedaging. J I T V, 7: 143- 148. Beberapa penelitian pada manusia dan hewan membuktikan bahwa zat kombinasi fitokimia ini di dalam tubuh manusia atau ternak memiliki fungsi tertentu yang berguna bagi kesehatan. Kombinasi tersebut antara lain menghasilkan enzim-enzim penangkal racun (detoksifikasi), merangsang sistem imun, menghambat sintesis kolesterol, meningkatkan metabolisme hormon, antibakteri, antioksidan, dan antikanker (Karyadi, l997).

Karyadi, E. l997. Khasiat Fitokimia Bagi Kesehatan. Harian Kompas, Minggu, 20 Juli l997. Hal : l5, Kol : 1-7, PT. Gramedia, Jakarta. Daun katuk ( Sauropus androgynus L Merr.) mengandung karoten yang cukup tinggi. Hulshooff et al. (1997) melaporkan bahwa diantara sayuran dan buah-buahan yang diteliti di Indonesia, daun katuk mengandung karoten tertinggi. Di samping itu daun katuk juga mengandung alpha-tocopherol yang tinggi, bahkan tertinggi dibandingkan tanaman tropis lain yang dapat dikonsumsi. Kandungan alphatocopherol dari ( Sauropus androgynus L Merr. ) sebesar 426 mg/kg dan mengandung asam askorbat sejumlah 244 mg/100 g kering. (Ching dan Mohamed, 2001) Ching, LS. And S.Mohamed.2001. Alpha-tocopherol contetnt in 62 edible tropical plants. J.Agric. Food Chem.49: 3101-3105 Daun Katuk, dalam kaitannya sebagai obat tradisional, telah mendorong para peneliti untuk mengungkapkan senyawa-senyawa aktif serta zat-zat fitokimia yang terkandung di dalamnya. Agusta et al. (1997) telah menemukan enam senyawa utama dalam daun katuk, yaitu monometil suksinat, cis 2-metil siklopentanol asetat, asam benzoat, asam fenil malonat, 2-pirolidinon, dan metil piroglutamat. Tanaman ini mengandung minyak atsiri, sterol, saponin, flavonoid, asam-asam organik, asam-asam amino, alkaloid, dan tanin. Kandungan sterol dalam tanaman ini kemungkinan mempunyai peranan dalam meningkatkan produksi air susu secara hormonal karena beberapa tanaman yang mengandung sterol diketahui mempunyai sifat estrogenik.

Kandungan fitosterol dari daun katuk yang didapat dengan mengekstrak tepung daun katuk dengan etanol 70% adalah 2, 43% ( 2,43 gram /100gram. Kandungan fitosterol dari beberapa bahan pangan terseleksi, yaitu kacang-kacangan, sayuran, minyak sayuran, buah-buahan dan sebagainya. Berdasarkan data tersebut ternyata kandungan fitosterol tepung daun katuk lebih tinggi dibandingkan dengan bahan pangan tersebut. Dapat disimpulkan bahwa daun katuk dapat menjadi sumber fitosterol ( designed for health, 2006) Designed for health. 2006. designed/plant_sterol_review.htm Gift of health from plants.http://home.gci.net/-

Hasil penelitian Kelompok Kerja Nasional Tumbuhan Obat Indonesia menunjukkan bahwa tanaman katuk mengandung beberapa senyawa kimia, antara lain alkaloid papaverin, protein, lemak, vitamin, mineral, saponin, flavonid dan tanin. Beberapa senyawa kimia yang terdapat dalam tanaman katuk diketahui berkhasiat obat (Rukmana, 2003). Rukmana, R. dan Indra M.H., (2003), Katuk. Potensi dan Manfaatnya. Kanisius. Yogyakarta.

Beberapa manfaat fitosterol yang telah diteliti adalah sebagai berikut:fitosterol mempunyai efek estrogenik pada wanita menopause, menurunkan kolesterol dan lemak LDL ( Yang et al, 2004) Yang C. Yu L, Li W, Xu F, Cohen JC, Hoobs HH. 2004. Disruption of cholesterol homeostasis by plant sterol. J Clin Invest 114: 813-822

Digunakan dalam terapi anti diabetes, sebagai agen preventif kanker, mencegah kanker kolon, menyebabkan apoptosis pada sel kanker. Beberapa teori tentang mekanisme aksi fitosterol sebagai faktor pelindung adalah menghambat pembelahan sel, menstimulasi kematian sel tumor, dan memodifikasi beberapa hormon yang esensial bagi pertumbuhan tumor Subekti, Sri. 2007. Komponen Sterol dalam Ekstrak Daun Katuk dan Hubungannya dengan Sistem Reproduksi Puyuh. IPB:Bogor

Beberapa peneliti telah membuktikan bahwa fitosterol mampu menurunkan kolesterol pada manusia. JONES et al. (2000) menyatakan bahwa penurunan kolesterol terjadi karena kemampuan fitosterol untuk menurunkan absorbsi kolesterol, sementara itu secara parsial terjadi de-suppressing biosintesis kolesterol. JONES, P.J., M. RAEINI-SARJAZ, F.Y. NTANIOS, C.A. VANSTONE, J.Y. FENG and W.E. PARSONS. 2000. Modulation of plasma lipid levels and cholesterol kinetics by phytosterol versus phytostanol esters. J. Lipid Res. 41: 297-705. Fitosterol menghambat absorpsi kolesterol dari usus, meningkatkan ekskresi garam-garam empedu, atau menghindarkan esterifikasi kolesterol dalam mukosa intestinal. Fitosterol dapat menghambat sintesis kolesterol dengan memodifikasi aktivitas enzim hepatic acetyl-coa carboxylase dan cholesterol 7 hydroxylase (Silalahi, 2006). Silalahi, J. 2006. Fitosterol www.tempointeraktif.com. dalam margarine cara efektif menurunkan kolesterol.

Anda mungkin juga menyukai