farmasis harus mampu memimpin diri masing-masing untuk mengesampingkan ego dan menerima masukan-masukan atau ide-ide baru yang mungkin lebih bermanfaat untuk masyarakat kedepannya. Menguasai diri sendiri sangatlah penting untuk mengetahui apa yang kita inginkan sebenarnya. Farmasis harus memiliki kepekaan akan hal-hal yang terjadi di sekelilingnya. Dalam konsep pharmacist leader, seorang farmasis harus bisa memahami situasi dan kondisi yang ada serta mengambil solusi terbaik karena keputusan yang diambil akan berdampak pada orang banyak. Disinilah, sisi kepemimpinan farmasis akan diuji, apakah dia mampu menjadi seorang leader atau tidak. Sebagai seorang leader, farmasis diharapkan bisa berpikir kreatif dan memiliki sudut pandang yang berbeda dari masyarakat pada umumnya. Memiliki orientasi jauh kedepan dengan perencanaan yang matang adalah sikap yang harus dimiliki seorang farmasis. Seperti yang kita tahu, peran farmasis dalam dunia kesehatan tidak begitu tampak di masyarakat. Inilah tugas kita untuk memperkenalkan farmasis, tidak hanya penjual obat tetapi juga pelayan kesehatan. Di bangku perkuliahan, kita mendapat bekal ilmu-ilmu kedokteran agar bisa memperkirakan alur obat dalam tubuh pasien, ilmu-ilmu falsafah kefarmasian sebagai dasar pengenalan terhadap dunia farmasi, ilmu-ilmu kimia dan hitungan untuk peracikan obat, dan sebagainya. Saya ingin mengenalkan kepada masayarakat bahwa farmasis bukan hanya penjual obat dan penunggu apotek seperti yang mereka ketahui sebelumnya, tetapi juga melayani pasien dalam pemilihan obat dan mengontrol obat-obatan yang digunakan. Memang bukan hal yang mudah untuk mengubah pandangan masyarakat yang telah mengakar, tetapi masih ada harapan untuk memperbaikinya asal kita sebagai farmasis memiliki kemauan untuk melakukannya. Tidak perlu menunggu untuk teman kita memulainya lebih dulu, karena seorang pemimpin adalah seseorang yang membuat peluang dan menjadi panutan untuk yang lain. Pharmacist leader harus mendarahdaging pada diri setiap farmasis yang telah menjalani pendidikan profesi agar siap untuk hadir di tengah masyarakat yang beragam. Perbedaan bukanlah hal yang dapat dijadikan alasan untuk menyerah atau terpecahbelah, melainkan perbedaan adalah alasan untuk mengeratkan persaudaraan dan menambah pengalaman karena menghadapi orang-orang dengan tipe berbeda. Seorang pharmacist leader haruslah orang yang berjiwa besar dan bertanggung jawab. Mengambil sebuah keputusan dengan bijak dan berani untuk menerima risiko yang akan diterima merupakan hal yang tidak mudah untuk setiap orang. Sebagai seorang pemimpin, kita akan memimpin orang banyak (misal : kita adalah pemilik apotek), kita bertanggung jawab atas mereka. Keputusan yang kita buat akan berakibat pada kehidupan mereka. Kita harus memiliki pikiran jauh kedepan untuk kesuksesan apotek yang kita bangun, kesejahteraan asisten apoteker dan pegawai lainnya yang bekerja pada kita, serta menjamin kesehatan dari pasien-pasien yang membeli obat di apotek kita. Seorang pharmacist leader haruslah orang yang mampu memimpin anggotanya agar menyetujui sebuah perencanaan yang disepakati bersama untuk mencapai sebuah tujuan yang bermanfaat. Mereka haruslah orang yang jujur dan bijaksana agar dalam pengambilan setiap keputusan, yang diambil adalah keputusan yang memiliki risiko paling kecil. Jujur dalam hal ini diartikan sebagai jujur terhadap diri sendiri akan kemampuan kita dalam memimpin kelompok dan jujur terhadap orang lain akan kesungguhan kita dalam menjalankan keputusan yang telah disepakati bersama. Seorang pharmacist leader harus bisa berjalan seirama serta mendengarkan semua usulan dari anggotanya, dan haruslah seorang yang bijaksana dalam mengambil usulan, tidak melihat dari usia, paras, maupun penampilan melainkan dari usulan yang disampaikan agar bisa mendapat hasil yang terbaik. Namun, di balik itu semua pharmacist leader tidak boleh memiliki sifat kaku, sebaliknya mereka haruslah seorang yang memiliki rasa humor dan pengertian yang tinggi agar anggotanya tidak takut atau merasa rendah diri saat diskusi. Hal ini menjadi penting karena rasa takut dan kurang percaya diri akan memengaruhi keterbukaan dari anggota dalam menyampaikan pendapat. Seorang pemimpin harus bisa berjalan di samping anggotanya bukan di depan anggotanya, hal ini
karena pada hakikatnya setiap dari kita adalah seorang pemimpin, kita memiliki hak yang sama dalam berpendapat dan memilih. Hanya saja, dalam pemilihan seorang leader, mereka memiliki kemampuan memimpin yang lebih baik dari yang lain. Sebagai sesama manusia, hendaknya kita menyadari bahwa kita semua saling membutuhkan. Farmasis tidak bisa bekerja sendiri tanpa dokter, begitu pula sebaliknya dengan tenaga kesehatan yang lain. Aplikasi pharmacist leader juga diterapkan dengan mengetahui batas maksimal kemampuan kita dalam melakukan kegiatan kefarmasian. Yang bisa kita lakukan adalah melakukan yang terbaik sesuai keilmuan yang kita pegang saat ini. Seorang pharmacist leader adalah seseorang yang bisa menempatkan dirinya di waktu, tempat, dan situasi yang tepat. Komitmen saya sebagai pharmacist leader adalah mengenalkan profesi apoteker yang sebenarnya kepada masyarakat dan memberikan pelayanan terbaik terhadap pasien baik dalam konsultasi obat maupun kontrol kinerja obat pada tubuh pasien. Farmasis harus menampakkan dirinya di ruang publik agar semakin dikenal bahwa farmasis itu memiliki fungsi khusus sebagai seorang tenaga kesehatan dan berbeda dengan yang lain.