Anda di halaman 1dari 21

KEPANITERAAN KLINIK STATUS ILMU PENYAKIT KULIT KELAMIN RUMAH SAKIT : RS Husada

A. IDENTITAS PASIEN Nama Jenis kelamin Umur Alamat Pekerjaan Status pernikahan : Tn. N.M : Laki-laki : 42 tahun : Jakarta : Karyawan : Sudah menikah

B. ANAMNESIS Autoanamnesis dari pasien sendiri pada hari Senin, tanggal 01 Oktober 2012 jam 11.45 Keluhan utama : Munculnya cairan hijau pada lubang kelaminnya pada hari sabtu pagi Keluhan tambahan : Nyeri saat berkemih sejak 2 hari yang lalu.

Riwayat perjalanan penyakit : Pasien datang ke poli kulit RS Husada dengan keluhan keluarnya cairan kental berwarna hijau dari lubang kelaminnya sejak hari sabtu pagi kemarin. Sebelumnya pada hari Jumat malam, mengeluhkan nyeri saat berkemih dan masih dirasakan sampai sekarang. Urin yang keluar tidak berdarah. Selain keluhan tersebut, pasien juga mengeluhkan gatal dan rasa panas di bagian lubang kelaminnya yang mengeluarkan sekret tersebut. Pasien juga merasakan tidak nyaman pada saat ereksi. Pasien tidak merasakan nyeri atau sakit pada saat buang air besar. Pasien mengaku sebelumnya pernah berhubungan dengan wanita lain sejak 1 minggu yang lalu. Ketika merasakan keluhan seperti ini, pasien tidak melakukan hubungan dengan istrinya. Pasien belum berobat dan tidak mengobati sendiri terhadap keluhan yang dirasakan.

Riwayat penyakit dahulu: Riwayat hipertensi (-), diabetes mellitus (-), alergi (-), asthma (-).

1|Page

C. STATUS GENERALIS Keadaan umum Kesadaran Status gizi Tensi Mata Gigi THT : Baik : Compos mentis : cukup : 120/80 mmHg : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-) : Hygine gigi baik, gigi bolong (-) : Faring hiperemis (-)

D. STATUS DERMATOLOGI Lokasi Efloresensi Diagnosis : ostium uretra externum(OUE) : tampak kemerahan. : Gonnorhea - OUE tampak kemerahan, gatal dan terasa panas. - Keluarnya sekret berwarna hijau dari OUE/ duh (+). - Disuria - Riwayat CS(Coitus Suspectus) - Tidak nyaman saat ereksi.

Dasar diagnosis:

2|Page

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG Dilakukan pemeriksaan urin seperti : sedimen urin, Silinder, preparat gram dan preparat GO. Hasil laboratorium tanggal 01 Oktober 2012, jam 13.00 WIB. Sedimen urin Leukosit Eritrosit Epitel Bakteri Kristal > 100 2/ LBP (+) (+) (-)

Silinder Granular Hyalin Tricomonal Jamur Lain-lain 0 0 -

Preparat gram Preparat GO

= ditemukan banyak diplococcus gram (-), lekosit banyak. = ditemukan banyak diplococcus gram (-) extra/intra, lekosit banyak.

Pemeriksaan lain : 1. Kultur untuk identifikasi perlu atau tidaknya dilakukan pembiakan kultur. Menggunakan media transport dan media pertumbuhan. 2. Tes definitif, tes oksidasi (semua golongan Neisseria akan bereaksi positif), tes fermentasi (kuman gonokokus hanya meragikan glukosa) 3. Tes beta laktamase, hasil tes positif ditunjukkan dengan perubahan warna kuning menjadi merah apabila kuman mengandung enzim beta laktamase. 4. Tes Thomson dengan menampung urin pagi dalam dua gelas. Tes ini digunakan untuk mengetahui sampai dimana infeksi sudah berlangsung.

3|Page

F. RESUME Pasien laki-laki 42 tahun datang ke poli kulit RS Husada dengan keluhan keluarnya cairan kental berwarna hijau dari lubang kelaminnya sejak hari sabtu pagi kemarin. Sebelumnya pada hari Jumat malam, mengeluhkan nyeri saat berkemih dan masih dirasakan sampai sekarang. Urin yang keluar tidak berdarah. Selain keluhan tersebut, pasien juga mengeluhkan gatal dan rasa panas di bagian lubang kelaminnya yang mengeluarkan sekret tersebut. Pasien juga merasakan tidak nyaman pada saat ereksi. Pasien tidak merasakan nyeri atau sakit pada saat buang air besar. Pasien mengaku sebelumnya pernah berhubungan dengan wanita lain sejak 1 minggu yang lalu.Ketika merasakan keluhan seperti ini, pasien tidak melakukan hubungan dengan istrinya. Pasien belum berobat dan tidak mengobati sendiri terhadap keluhan yang dirasakan. Riwayat hipertensi (-), Diabetes mellitus (-), alergi (-), asthma (-).

Status Dermatologi: Lokasi Efloresensi : ostium uretra externum(OUE) : tampak kemerahan

4|Page

G. DIAGNOSIS Diagnosis kerja Dasar diagnosis : Gonorrhea. : - OUE tampak kemerahan, gatal dan terasa panas. - Keluarnya sekret berwarna hijau dari OUE/ duh (+). - Disuria - Riwayat CS(Coitus Suspectus) - Tidak nyaman saat ereksi.

Diagnosis banding

: Infeksi N. meningitidis, N. catarrhalis, N. pharyngis sicca, infeksi genital Nonspesifik(IGNS), Uretritis Nonspesifik(NSU), infeksi Genital Nongonokok(IGNG), uretritis Nongonokok(NGU).

H . PENATALAKSANAAN Non-medikamentosa: Jangan menggaruk lesi agar tidak infeksi Menjaga kebersihan badan, kelembapan kulit Minum obat secara teratur dan kontrol lagi ke dokter Mengurangi aktivitas berat Jangan memakai pakaian yang terlalu ketat. Untuk menghindari penularan penyakit, pakaian dan handuk yang digunakan penderita harus segera dicuci dan direndam air panas.

Medikamentosa Sistemik Penisilin 4,8 juta unit + Probenesid 1 gram (allergi penisilin -) Cefixime 400 mg No.X s 3 dd tab 1 (apabila allergi penisilin)

Topikal (-)

5|Page

Non-Medikamentosa Memberikan pengarahan kepada pasien tentang : 1. Bahaya penyakit menular seksual 2. Pentingnya mematuhi pengobatan yang diberikan 3. Cara penularan PMS dan perlunya pengobatan untuk pasangan seks tetapnya 4. Hindari hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai kondom jika tidak dapat dihindari.

I. PROGNOSIS Ad vitam Ad functionam Ad sanationam : bonam : bonam : bonam

ANALISA KASUS
Pasien laki-laki 42 tahun datang ke poli kulit RS Husada dengan keluhan keluarnya cairan kental berwarna hijau dari lubang kelaminnya sejak hari sabtu pagi kemarin. Sebelumnya pada hari Jumat malam, mengeluhkan nyeri saat berkemih dan masih dirasakan sampai sekarang. Urin yang keluar tidak berdarah. Selain keluhan tersebut, pasien juga mengeluhkan gatal dan rasa panas di bagian lubang kelaminnya yang mengeluarkan sekret tersebut. Pasien juga merasakan tidak nyaman pada saat ereksi. Pasien tidak merasakan nyeri atau sakit pada saat buang air besar. Pasien mengaku sebelumnya pernah berhubungan dengan wanita lain sejak 1 minggu yang lalu. Ketika merasakan keluhan seperti ini, pasien tidak melakukan hubungan dengan istrinya. Pasien belum berobat dan tidak mengobati sendiri terhadap keluhan yang dirasakan. Riwayat hipertensi (-), Diabetes mellitus (-), alergi (-), asthma (-). Dari anamnesis yang didapat dan pemeriksaan pada Ostium Uretra Externum(OUE) dan ditunjang dengan pemriksaan laboratorium maka disimpullkan diagnosis pasien ini adalah Gonnorhea(GO). Hal yang mengarahkan ke diagnosis adalah kemerahan padaOstium Uretra Externum(OUE),gatal,terasa panas dan keluarnya sekret hijau, nyeri saat berkemih(disuria), merasa tidak nyaman saat ereksi, ada riwayat CS(Coitus Suspectus). Pada
6|Page

pasien ini diberikan pengobatan sistemik antibiotic golongan penicillin 4,8 juta unit + 1 gram probenesid. Tapi hanya diberikan pada mereka yang tidak allergi terhadap penisilin. Apabila mengalami alergi terhadap penislin dapat diberikan terapi golongan sefalosporin seperti cefixime 400 mg. Untuk pengobatan topikal tidak diberikan kaena tidak memberikan perubahan. Pasien juga diberikan pengarahan tentang bahaya penyakit menular seksual, pentingnya mematuhi pengobatan yang diberikan, cara penularan PMS dan perlunya pengobatan untuk pasangan seks tetapnya, hindari hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai kondom jika tidak dapat dihindari. Dan disarankan untuk tidak berhubungan dengan istri apabila sedang sakit seperti ini, karena dapat menyebabkan ping-pong fenomena.

7|Page

Tinjauan Pustaka
Gonnorhea

2.1 DEFINISI GONORE Gonore merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh kuman Gram negatif N. gonorrhoeae.Adapun uretritis gonore adalah gonore yang mengenai saluran uretra. (1)

2.2 EPIDEMIOLOGI Gonore dapat terjadi pada semua ras, usia dan tidak memandang strata sosial. Kejadian penyakit ini meningkat dengan adanya kontak seksual dengan banyak mitra.Di dunia diperkirakan 200 juta kasus baru gonore setiap tahunnya. Dimana pria 1,5 kali lebih banyak daripada wanita.Di Amerika Serikat diperkirakan terdapat 600.000 kasus baru gonore setiap tahunnya, kira-kira 240 kasus per 100.000 populasi. Insiden gonore tertinggi terjadi di negara-negara berkembang. Lebih banyak mengenai penduduk dengan sosial ekonomi rendah. (Secara morfologik gonokok ini terdiri atas 4 tipe, yaitu tipe 1 dan 2 yang mempunyai pili yang bersifat virulen, serta tipe 3 dan 4 yang tidak mempunyai pili dan bersifat nonvirulen. Pili akan melekat pada mukosa epitel dan akan menimbulkan reaksi radang. Daerah yang paling mudah terinfeksi ialah daerah dengan mukosa epitel kuboid atau lapis gepeng yang belum berkembang (imatur), yakni pada vagina wanita sebelum pubertas. Galur N. gonorrhoeae penghasil penisilinase (NGPP) merupakan galur gonokokus yang mampu menghasilkan enzim penisilinase atau beta-laktamase yang dapat merusak penisilin menjadi senyawa inaktif, sehingga sukar diobati dengan penisilin dan derivatnya, walaupun dengan peninggian dosis. Pertama kali ditemukan pada pertengahan tahun 1970-an dan dengan cepat meluas ke berbagai Negara. Di Afrika Barat dan Timor Jauh, terapat pertama kali ditemukannya, tetap merupakan endemik, dan didapatkan pada lebih sepertiga isolat.Survei di Filipina melaporkan sebanyak 30 40% isolat merupakan NGPP, dan terutama ditemukan
8|Page

pada pekerja seks komersial. Di Indonesia mulai dilaporkan pada tahun 1980 di Jakarta.Di kota-kota besar Indonesia, NGPP terdapat sebanyak 40 60%, sedangkan di kota-kota kecil sampai saat ini belum diperoleh data mengenai hal itu.

2.4 MORFOLOGI NEISSERIA GONORHEA 2.4.1 Ciri organisme Secara umum ciri-ciri neisseriae adalah bakteri gram negatif, diplokokus, non motil, berdiameter mendekati 0,8 m. Masing-masing cocci berbentuk ginjal; ketika organisme berpasangan sisi yang cekung akan berdekatan.

Gambar 1. Penampakan mikroskopik N. Gonore 2.4.2 Kultur

Selama 48 jam pada media yang diperkaya (misalnya Mueller-Hinton, modified Thayer-Martin), koloni gonococci berbentuk cembung, berkilau, meninggi dan sifatnya mukoid berdiameter 1-5 mm. Koloni transparan atau pekat, tidak berpigmen dan tidak bersifat hemolitik. (7)

9|Page

Gambar 2 Kultur N. Gonore di agar biakan

2.4.3 Karakteristik pertumbuhan Neisseriae paling baik tumbuh pada kondisi aerob, namun beberapa spesies dapat tumbuh pada lingkungan anaerob. Mereka membutuhkan syarat pertumbuhan yang kompleks.Sebagian besar neisseriae memfermentasikan karbohidrat,

menghasilkan asam tetapi bukan gas dan pola fermentasi karbohidratnya merupakan faktor yang membedakan spesies mereka. Neisseria menghasilkan oksidase dan memberikan reaksi oksidase positif, tes oksidase merupakan kunci dalam mengidentifikasi mereka. Ketika bakteri terlihat pada kertas filter yang telah direndam dengan tetrametil parafenilenediamin hidroklorida (oksidase), neisseria akan dengan cepat berubah warna menjadi ungu tua. Gonococci paling baik tumbuh pada media yang mengandung substansi organic yang kompleks seperti darah yang dipanaskan, hemin, protein hewan dan dalam ruang udara yang mengandung 5% CO2. pertumbuhannya dapat dihambat oleh beberapa bahan beracun dari media seperti asam lemak dan garam. Organisme dapat dengan cepat mati oleh pengeringan, penjemuran, pemanasan lembab dan desinfektan. Mereka menghasilkan enzim autolitik yang dihasilkan dari pembengkakan yang cepat dan lisis in vitro pada suhu 25 C dan pada pH alkalis.

2.4.4 Koloni dan Antigen Gonoccoci biasanya menghasilkan koloni yang lebih kecil dibandingkan neisseriae lainnya. Gonoccoci yang membutuhkan arginin, hipoxantin dan urasil cenderung tumbuh dengan sangat lambat pada kultur primernya. Gonoccoci diisolasi dari spesimen klinis atau dipertahankan oleh subkultur nonselektifr yang memiliki ciri
10 | P a g e

koloni kecil yang mengandung bakteri berpili.Pada subkultur nonselektif, koloni yang lebih besar yang mengandung gonoccoci yang berpili juga terbentuk.Varian yang pekat dan transparan pada kedua bentuk koloni (besar dan kecil) juga terbentuk, koloni yang pekat berhubungan dengan keberadaan protein yang berada di permukaan, yang disebut Opa.

Gambar 3 Struktur permukaan protein Opa pada N. Gonore

2.4.5 Struktur antigen N. gonorrhoeae adalah antigen yang heterogen dan mampu berubah struktur permukaannya pada tabung uji (in vitro) yang diasumsikan berada pada organisme hidup (in vivo) untuk menghindar dari pertahanan inang (host). Struktur permukaannya adalah sebagai berikut:

1. Pili Pili adalah tentakel berbentuk rambut yang dapat memanjang hingga beberapa mikrometer dari permukanaan gonococci. Perpanjangan ini menempel pada sel inang dan resisten terhadap fagositosis. Mereka terbuat dari sekumpulan protein pilin (BM 17.00021.000).terminal amino dari molekul pilin, yang mengandung persentase yang tinggi dari asam amino hidrofobik tetap dipertahankan. Rangkaian asam amino yang dekat dengan setengah porsi molekul juga dipertahankan; porsi tersebut menempel pada sel inang dan kurang dikenal oleh respon kekebalan.

2.Por Por membesar hingga mencapai membran sel gonoccoci.Ini terjadi dalam trimer untuk membentuk pori-pori pada permukaan melalui nutrisi yang masuk ke dalam sel.
11 | P a g e

Berat molekul por sangat bervariasi 34.000 hingga 37.000. Setiap strain gonoccocus hanya menampilkan satu tipe por, tetapi por dari strain yang berbeda, berbeda pula secara antigen.

Pengklasifikasian secara serologis terhadap por dengan menggunakan reaksi aglutinasi dengan antibodi monoklonal dapat dibedakan menjadi 18 serovar PorA dan 28 serovar PorB (serotyping hanya dapat dilakukan berdasarkan referensi laboratorium).

3. Opa Protein ini berfungsi dalam adhesi gonoccoci dalam koloni dan dalam penempelan gonoccoci pada sel inang, khususnya sel-sel yang menampilkan antigen karsinoembrionik (CD 66).Satu porsi dari molekul Opa berada di bagian terluar dari membrangonoccoci dan sisanya berada pada permukaan.Berat molekul Opa berkisar antara 24.000 hingga 32.000. Setiap strain gonoccocus dapat menampilkan hingga tiga tipe Opa, dimana masing-masing strain memiliki lebih dari 10 gen untuk Opa yang berbeda-beda.

4. Rmp Protein ini (BM sekitar 33.000) secara antigen tersimpan di semua gonoccoci. Protein ini mengubah berat molekulnya pada saat terjadi reduksi. Mereka bergabung dengan Por pada saat pembentukan pori-pori pada permukaan sel.

5. Lipooligosakarida Berbeda dengan batang enterik gram negatif, pada gonococci LPS tidak memiliki rantai antigen-O panjang dan disebut dengan lipooligosakarida. Berat molekulnya adalah 3000 - 7000. Gonococci dapat menampilkan Iebih dari satu rantai LOS yang secara antigen berbeda secara simultan .Toksisitas pada injeksi gonococci sebagian besar disebabkan oleh efek endotoksin dari LOS. Dalam bentuk perkembangbiakan secara molekuler, gonococci membuat molekul LOS yang secara struktural mirip dengan membran sel manusia, yaitu glikosfingolipid. Terminal galaktosa dari glikostmoolipid sering berkonjugasi dengan asam sialat.Asam sialat adalah asam 9 karbon yang juga disebut dengan asam N asetilneuraminat (NANA).Gonococci tidak membuat asam sialat tetapi membuat sialiltransferase yang
12 | P a g e

berfungsi untuk mengambil NANA dari nukleotida otila asam sitidine 5-monofosfo-Nasetilneuraminat (CMP-NANA) dan menempatkan NANA pada terminal galaktosa dari gonococci penerima LOS. Sialilasi berdampak pada patogenesis dari infeksi gonococci.Ini membuat gonococci resisten untuk dimatikan oleh sistem antibodi manusia dan mengintervensi gonococci yang mengikat pada penerima (reseptor) dari sel fagositik. Neisseria meningtidis dan Haemophilus influenzae membuat banyak tapi tidak semua struktur LOS yang sama pada N gonorrhoeae. Biologi dari ketiga spesies LOS dan beberapa dari spesies neisseriae nonpatogenik adalah sama. Empat serogrup dari N. meningtidis membuat kapsul asam sialat yang berbeda, mengindikasikan bahwa mereka juga memiliki pola biosintetik yang berbeda dari gonococci.Keempat serogrup ini bersialilate dengan LOS-nya menggunakan asam sialat yang berasal dari kolam endogenus.

6. Protein Lain Beberapa protein gonococci yang konstan secara antigen memiliki kinerja yang kurang jelas dalam patogenesisnya. Lip (H8) adalah protein yang terdapat pada permukaan dimana heat- modifiable seperti Opa. Fbp (iron binding protein), yang berat molekulnya sama dengan Por, tampak pada saat persediaan besi terbatas, misalnya infeksi pada manusia. Gonococci mengkolaborasi IgA1 protease yang memisah dan menonaktifkan IgA1, sebagian besar selaput lendir immunoglobulin manusia. Meningococci, Haemophilus influenzae dan Streptococcus pneumoniae mengelaborasi protease IgA1 yang sama.

2.4.6 Genetik dan Heterogenitas Antigen Gonococci telah mengembangkan mekanisme perpindahan yang dimulai dari satu bentuk antigen (pilin, Opa atau lipopolisakarida) ke bentuk antigen yang lain dari molekul
25 3

yang sama. Perpindahan tersebut membutuhkan satu tempat untuk setiap 10 - 10 gonococci, sebuah perubahan yang sangat cepat bagi bakteri.Karena pilin, Opa dan lipopolisakacida adalah antigen yang terdapat pada permukaan gonococci, mereka berperan peting dalam respon kekebalan terhadap infeksi. Molekul-molekul yang cepat berpindah dari satu bentuk antigen ke bentuk yang lain membantu gonococci untuk mampu menghindar dari sistem kekebalan inang.

13 | P a g e

2.4.7 Mekanisme Perpindahan Pilin Berbeda dengan Mekanisme Opa Gonococci memiliki gen yang jamak, namun hanya satu gen yang dimasukkan ke dalam daerah penampakan. Gonococci menghilangkan seluruh atau sebagian dari gen pilin dan menggantikannya dengan seluruh atau sebagian dari gen pilin yang lain. Mekanisme ini membuat gonococci dapat muncul dalam berbagai bentuk molekul pilin sepanjang waktu. Mekanisme perpindahan Opa, penambahan atau penghilangan DNA dari satu atau lebih kode pentamerik mengulang rangkaian.kode-kode untuk struktur gen Opa. Mekanisme perpindahan lipopolisakarida masih belum diketahui. Gonococci mengandung beberapa plasmid; 95% strain memiliki plasmid cryptic kecil
6 6 6

(BM 2,4 x 10 ) dari funosi yang belum diketahui. Sedangkan dua lainnya (BM 3,4 x 10 dan BM 4,7 x 10 ) mengandung gen yang mempunyai kode produksi _-laktamase, dimana menyebabkan mereka resisten terhadap penicillin. Plasmidplasmid ini berpindah melalui konjugasi antara gonococci; mereka mirip dergan plasmid yang ditemukan pada haemofilus yang memproduksi penisilinase dan didapat dari haemofilus atau organisme gram negatif
6

lain. 5-20% gonococci mengandung sebuah plasmid (BM 24,5 x 10 )dengan gen-gen yang terkode untuk berkonjugasi; kejadian paling tinggi terdapat di area geografis dimana, penisilinase yang menghasilkan gonococci banyak ditemui. Resistensi terhadap tetrasiklin yang tinggi telah berkembang di dalam gonococci melalui pemasukan kode gen streptococci ke dalam plasmid yang berkonjugasi.

2.5 PATOGENESIS Kuman N. gonorrhoeae menyerang membran mukosa berepitel kolumner. Pada wanita, endoserviks merupakan tempat primer dari infeksi gonore (80-90%), kemudian pada uretra (80%), rektum (40%), dan faring (10-20%). Dapat terjadi infeksi asenden hingga mencapai tuba falopii dan ovarium saat teijadinya menstruasi. Kuman ini mempunyai pili dan beberapa protein permukaan, sehingga dapat melekat pada sel epitel kolumner dan menuju ruang subepitelial. Dengan adanya lipooligosakarida akan menimbulkan invasi dan destruksi sel epitel mukosa dan lapisan submukosa secara progresif, disertai dengan respons dari lekosit polimorfonuklear yang hebat. Peradangan dan destruksi sel epitel tersebut menimbulkan duh tubuh mukopurulen.

14 | P a g e

Gambar 4 Patogenesis infeksi N.Gonore

2.6 GAMBARAN KLINIS Uretritis gonore masa tunasnya sulit ditentukan oleh karena pada umumnya asimtomatis, hal ini disebabkan keadaan anatomi dan fisiologi organ genital pada wanita berbeda dengan pria. Pada pria gejala awal biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi. Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra, yang beberapa jam kemudian diikuti oleh nyeri ketika berkemih dan keluarnya nanah dari penis. Penderita pria biasanya mengeluhkan sakit pada waktu kencing. Dari mulut saluran kencing keluar nanah kental berwarna kuning hijau. Setelah beberapa hari keluarnya nanah hanya pada pagi hari, sedikit dan encer serta rasa nyeri berkurang. Bila penyakit ini tidak diobati dapat timbul komplikasi berupa peradangan pada alat kelamin. Penderita sering berkemih dan merasakan desakan untuk berkemih, yang semakin memburuk ketika penyakit ini menyebar ke uretra bagian atas. Lubang penis tampak merah dan membengkak. (1)

15 | P a g e

Gambar 5 Keluarnya duh mukopurulen dari OUE Pria

Pada wanita penderita yang simtomatis umumnya mengalami gejala lokal setelah 10 hari terinfeksi. Sering duh tubuh yang keluar dari endoserviks melalui vagina tidak ditemukan, baik pada keadaan akut maupun kronis. Gejala subyektif ini jarang ditemukan dan hampir tidak pernah didapat kelainan obyektif. Umumnya penderita datang bila sudah ada komplikasi atau ditemukan saat pemeriksaan antenatal maupun keluarga berencana. Apabila terdapat gejala, dapat berupa kombinasi peningkatan duh tubuh yang keluar dari vagina, disuria, perdarahan uterus intermenstrual dan menoragia. Duh tubuh yang keluar dari serviks sifatnya purulen atau mukopurulen.

2.7 DIAGNOSIS Pemeriksaan laboratorium 1. Cara pengambilan spesimen

Spesimen pada penderita servisitis gonore diambil dari endoserviks, digunakan untuk pemeriksaan Gram dan kultur. Pengambilan duh tubuh endoserviks dilakukan dengan memakai alat spekulum yang telah dibasahi air, kemudian dimasukkan kedalam vagina. Swab (lidi kapas) steril dimasukkan kedalam kanalis servikalis sedalam 2-3 cm, kemudian swab diputar selama 10-3& detik dan diangkat.

2.

Sediaan langsung

Kuman N. gonorrhoeae diperiksa secara langsung dengan pewarnaan Gram atau methylene blueakan tampak sebagai diplokokus Gram negatif didalam dan atau diluar sel lekosit

16 | P a g e

polimorfonuklear. Sensitivitas pemeriksaan dengan pewarnaan Gram pada penderita servisitis gonore adalah 50% dan spesifisitasnya sekitar 95%

Kultur

Pemeriksaan kultur pada gonore mempunyai sensitivitas sekitar 80- 90%.8 Terdapat beberapa macam media untuk isolasi N. gonorrhoeae yaitu media transport dan media pertumbuhan.Media transport digunakan jika letak pengambilan spesimen jauh dari laboratorium. Spesimen dalam media transport yang disimpan dalam lemari es dapat tahan selama 24 jam. Beberapa media transport yang sekarang tersedia adalah:

Media Stuart yang dimodifikasi Media Amies Media Transgrow

Media pertumbuhan yang digunakan untuk menumbuhkan N. gonorrhoeae diantaranya Mc Loads chocolate agar, Thayer Martin dan Modified Thayer Martin agar.Beberapa antimikroba dimasukkan kedalam media untuk menghambat kontaminasi kuman Gram negatif, Gram positif dan jamur. Obat-obat yang sering digunakan adalah vancomisin, colistin, nistatin, trimetoprim dan amfoterisin B. Media tersebut harus segera dimasukkan kedalam pengeram 37C yang mengandung 5% C02 selama 24 jam atau 48 jam. Setelah koloni tumbuh, kuman dapat bertahan selama 48 jam pada suhu kamar.

Keberhasilan kultur gonokokus tergantung 3 faktor:

1. Cara yang digunakan untuk mengambil spesimen dan cara inokulasinya. 2. Pemilihan media yang mampu menumbuhkan gonokokus dari inokulasi yang kecil. 3. Pemberian antimikroba yang mampu menghambat pertumbuhan kuman komensal
tanpa menghambat pertumbuhan gonokokus.

4. Tes Oksidasi
Tes oksidasi untuk membuktikan bahwa koloni yang tumbuh adalah koloni Neisseria.Pada koloni diteteskan larutan tetrametil p-fenilendiamin dihidroklorida 1%.Apabila tes oksidasi positif warna koloni berubah menjadi merah muda sampai ungu. Ada juga yang menggunakan potongan kertas yang mengandung reagen / indikator naftol dan
17 | P a g e

dimetilparafenilen-diamin (NaDi), koloni kuman tersangka dioleskan pada potongan kertas tersebut, dalam waktu 20-60 detik kertas terlihat berwarna biru sampai biru tua. Dengan adanya oksigen dan sitokrom oksidase, NaDi sebagai bahan organik akan direduksi menjadi molekul kondensasi berwarna biru indofenol. Tes ini juga positif pada beberapa mikroorganisme lain, misalnya Vibrio spp.y Brucella spp., dan Pseudomonas spp..)

5.

Tes fermentasi Digunakan untuk membedakan N.gonorhoeae dengan spesies Neisseria yang

Iain.Media yang digunakan adalah cystine trypticase yang mengandung glukosa, maltosa, sukrosa dan laktosa, serta fenol merah sebagai indikator. Hasilnya positif bila wama berubah menjadi kuning. Hasil reaksi fermentasi spesies Neisseria tampak pada tabel dibawah.

Reaksi fermentasi Neisseria Spesies N. gonorrhoeae N. meningitidis N. catarrhalis N.pharyngitidis Glukosa + + + Maltosa + + Sukrosa + Laktosa +

6.

Tes Thomson

Tes Thomson ini berguna untuk mengetahui dimana infeksi sudah berlangsung. Dahulu pemeriksaan ini perlu dilakukan karena pengobatan pada waktu itu ialah pengobatan setempat.(1) Pada tes ini ada syarat yang perlu diperhatikan :

Sebaiknya dilakukan setelah bangun pagi Urin dibagi dalam dua gelas Tidak boleh menahan kencing dari gelas 1 ke gelas 2

18 | P a g e

Syarat mutlak adalah kandung kencing paling sedikit harus mengandung 80-100 ,l urine, jika air seni kurang dari 80 ml maka gelas 2 sukar dinilai karena baru menguras uretra anterior.

Hasil pembacaan : Gelas 1 Jernih Keruh Keruh Jernih Gelas 2 Jernih Jernih Keruh Keruh Arti Tidak ada infeksi Infeksi uretritis anterior Panuretritis Tidak mungkin

2.8 PENGOBATAN Pemilihan rejimen pengobatan gonore membutuhkan pertimbangan resistensi strain N. gonorrhoeae terhadap antimikroba, kemungkinan koinfeksi dan letak infeksi.Untuk servisitis gonore non komplikata, rejimen yang direkomendasikan CDC tahun 1998 adalah : cefixim 400 mg p.o dosis tunggal, ceftriaxon 125 mg IM dosis tunggal, ciprofloxacin 500 mg p.o dosis tunggal, ofloxacin 400 mg p.o dosis tunggal. Untuk mengobati koinfeksi G trachomatis ditambah pemberian doksisiklin 100 mg p.o 2 kali sehari selama 7 hari atau azitromisin 1 gr p.o dosis tunggal. Rejimen alternatif dengan : 1) spektinomisin 2 gr IM dosis tunggal bagi penderita yang tidak tahan quinolon atau cephalosporin; 2) golongan cephalosporin dosis tunggal dengan: a) ceftizoxim 500 mg IM, b) cefotaxim 500 mg IM, c) cefotetan 1 gr IM, d) cefoxitin 2 gr IM ditambah probenisisd 1 gr p.o ; 3) golongan quinolon dosis tunggal dengan : enoxacin 400 mg p.o, lomefloxacin 400 mg p.o dan norfloxacin 800 mg p.o (11)

Saat ini terdapat penurunan kepekaan N. gonorhoeae terhadap beberapa antibiotika, termasuk obat-obat yang direkomendasikan CDC tahun 1998.Tingkat penurunan kepekaan
19 | P a g e

semakin bertambah dari tahun ketahun, dan bervariasi di masing- masing daerah. Sehingga untuk mendapatkan obat yang efektifitasnya tinggi guna mengontrol gonore, perlu dilakukan pemeriksaan kultur dan uji kepekaan.

H. KOMPLIKASI Gambaran klinis dan komplikasi gonore sangat erat hubungannya dengan susunan anatomi dan faal genitalia. Oleh karena itu perlu pengetahuan susunan anatomi genital pria dan wanita. Berikut dicantumkan infeksi pertama dan komplikasi pad pria maupun wanita : (1)

Pada pria Infeksi pertama Uretritis Komplikasi Lokal : Tysonitis Parauretritis Litritis Cowperitis Ascendens : Prostatitis Vesikulitis Vas drferenitis Epididimitis Trigonitis

Pada wanita Infeksi pertama Uretritis Komplikasi Lokal : Parauretritis Bartholinitis Ascendens : Salphingitis PID

Komplikasi diseminata pada pria dan wanita dapat berupa :

- Artritis - Miokarditis - Endokarditis

- Perikarditis - Meningitis - Dermatitis


20 | P a g e

DAFTAR PUSTAKA 1. Gonnorhea. Diunduh dari: http://www.news-medical.net/health/What-is-gonnorhea.aspx. April 2012. 2. Djuanda A. STD. Dalam Djuanda A., Hamzah M.Aisah S. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi kelima. Jakarta:Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;2007.h.369-75 3. Geng A., McBean J., Zeikus P.S., et al. Gonnorhea. Dalam Kelly A.P., Taylor S.C., Editors. Dermatology for skin of color. New York:Mc Graw Hill;2009. 4. Tinea cruris. Diunduh dari: Yayasan Psoriasis Indonesia dalam http://www.Gonnorhea.or.id/ 2005. 5. Goldenstein B., Goldenstein A. Gonnorhea. Dalam Goldenstein B.,Goldenstein A., Melfiawaty., Pendit B.U., Editors. Dermatologi Praktis.Jakarta:Hipokrates;2001.

21 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai

  • BAB I Vitamin C
    BAB I Vitamin C
    Dokumen4 halaman
    BAB I Vitamin C
    William Grandinata Soeseno
    Belum ada peringkat
  • Hidup Bersama Udara
    Hidup Bersama Udara
    Dokumen1 halaman
    Hidup Bersama Udara
    William Grandinata Soeseno
    Belum ada peringkat
  • Judul Penelitian UP
    Judul Penelitian UP
    Dokumen1 halaman
    Judul Penelitian UP
    William Grandinata Soeseno
    Belum ada peringkat
  • Kepanjen Nan
    Kepanjen Nan
    Dokumen1 halaman
    Kepanjen Nan
    William Grandinata Soeseno
    Belum ada peringkat
  • Jadilah Terang
    Jadilah Terang
    Dokumen1 halaman
    Jadilah Terang
    William Grandinata Soeseno
    Belum ada peringkat
  • Hidup Berguna
    Hidup Berguna
    Dokumen1 halaman
    Hidup Berguna
    William Grandinata Soeseno
    Belum ada peringkat
  • Hidup Bersama Udara
    Hidup Bersama Udara
    Dokumen1 halaman
    Hidup Bersama Udara
    William Grandinata Soeseno
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN KASUS - Sinusitis Maxillaris Acute Duplex - Dr. Agus
    LAPORAN KASUS - Sinusitis Maxillaris Acute Duplex - Dr. Agus
    Dokumen7 halaman
    LAPORAN KASUS - Sinusitis Maxillaris Acute Duplex - Dr. Agus
    William Grandinata Soeseno
    Belum ada peringkat
  • Status Pasien Rawat Jalan
    Status Pasien Rawat Jalan
    Dokumen4 halaman
    Status Pasien Rawat Jalan
    William Grandinata Soeseno
    Belum ada peringkat
  • Bluar
    Bluar
    Dokumen1 halaman
    Bluar
    William Grandinata Soeseno
    Belum ada peringkat
  • Kepulauan PPPP
    Kepulauan PPPP
    Dokumen1 halaman
    Kepulauan PPPP
    William Grandinata Soeseno
    Belum ada peringkat
  • Status Pasien Rawat Jalan
    Status Pasien Rawat Jalan
    Dokumen4 halaman
    Status Pasien Rawat Jalan
    William Grandinata Soeseno
    Belum ada peringkat
  • Teori Diare
    Teori Diare
    Dokumen6 halaman
    Teori Diare
    William Grandinata Soeseno
    Belum ada peringkat
  • Tahun Baru
    Tahun Baru
    Dokumen1 halaman
    Tahun Baru
    William Grandinata Soeseno
    Belum ada peringkat
  • Referat Psikosomatis
    Referat Psikosomatis
    Dokumen37 halaman
    Referat Psikosomatis
    William Grandinata Soeseno
    Belum ada peringkat
  • Kekuatan Kehidupan
    Kekuatan Kehidupan
    Dokumen1 halaman
    Kekuatan Kehidupan
    William Grandinata Soeseno
    Belum ada peringkat
  • Fakultas Kedokteran Ukrida (Universitas Kristen Krida Wacana
    Fakultas Kedokteran Ukrida (Universitas Kristen Krida Wacana
    Dokumen10 halaman
    Fakultas Kedokteran Ukrida (Universitas Kristen Krida Wacana
    William Grandinata Soeseno
    Belum ada peringkat
  • Ngaco
    Ngaco
    Dokumen1 halaman
    Ngaco
    William Grandinata Soeseno
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Miksi
    Gangguan Miksi
    Dokumen1 halaman
    Gangguan Miksi
    William Grandinata Soeseno
    Belum ada peringkat
  • Inkoherensi
    Inkoherensi
    Dokumen1 halaman
    Inkoherensi
    William Grandinata Soeseno
    Belum ada peringkat
  • Waham
    Waham
    Dokumen1 halaman
    Waham
    William Grandinata Soeseno
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Miksi
    Gangguan Miksi
    Dokumen1 halaman
    Gangguan Miksi
    William Grandinata Soeseno
    Belum ada peringkat
  • Ilusi
    Ilusi
    Dokumen1 halaman
    Ilusi
    William Grandinata Soeseno
    Belum ada peringkat
  • Membahana
    Membahana
    Dokumen1 halaman
    Membahana
    William Grandinata Soeseno
    Belum ada peringkat
  • Agitasi
    Agitasi
    Dokumen1 halaman
    Agitasi
    William Grandinata Soeseno
    Belum ada peringkat
  • Mood
    Mood
    Dokumen1 halaman
    Mood
    William Grandinata Soeseno
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Miksi
    Gangguan Miksi
    Dokumen1 halaman
    Gangguan Miksi
    William Grandinata Soeseno
    Belum ada peringkat
  • Kekuatan Motorik
    Kekuatan Motorik
    Dokumen1 halaman
    Kekuatan Motorik
    William Grandinata Soeseno
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Miksi
    Gangguan Miksi
    Dokumen1 halaman
    Gangguan Miksi
    William Grandinata Soeseno
    Belum ada peringkat
  • Kekuatan Motorik
    Kekuatan Motorik
    Dokumen1 halaman
    Kekuatan Motorik
    William Grandinata Soeseno
    Belum ada peringkat