Anda di halaman 1dari 2

Penelitian ini dilakukan untuk menguji efek antibakteri yang diduga ada dalam ekstrak dari daun kering

Allium cepa. Pengujian antibakteri ekstrak dari daun kering Allium cepa dievaluasi dengan Agar well diffusion method (metode agar sumur difusi) menggunakan bakteri gram positif seperti Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilius, serta bakteri gram negatif seperti Escherichia coli dan Klebseilia pneumoniae. Di antara ekstrak uji, hasil menunjukkan bahwa heksana, dioxon, Ekstrak etanol daun Skala menunjukkan aktivitas antibakteri yang signifikan dibandingkan dengan obat standar. Daun kering Allium cepa digiling menjadi bubuk kasar. Kemudian serbuk diekstraksi dengan pelarut yang berbeda seperti diaxon, hexane, isopropil alkohol, propan-2-ol, n-butanol, air, etil alkohol oleh Soxhlation selama 6 jam. Penggunaan pelarut yang berbeda bertujuan untuk preparasi ekstrak yang berbeda untuk diuji skrining antibakterinya. Bakteri yang akan digunakan dalam uji ini ditumbuhkan dalam media kaldu nutrisi (nutrient broth) pada suhu 37oC dan ditumbuhkan pada media nutrien agar miring pada suhu 4oC. Media Muller Hinton dicampur dengan air suling dan disterilisasi dalam autoklaf pada tekanan 15lb selama 15 menit. Media yang disterilkan dituang ke dalam cawan petri dan dipadatkan. Pelat dipadatkan bosan dengan penggerek gabus diameter 5mm. Pelat dengan sumur digunakan untuk studi uji antibakteri. Aktivitas antibakteri dari ekstrak daun kering Allium cepa diuji dengan menggunakan Agar well diffusion method (metode agar sumur difusi). Ekstrak dengan konsentrasi yang berbeda dari daun kering Allium cepa (500g/ml, 750g/ml, 1000g/ml) diuji aktivitas antibakterinya terhadap bakteri uji. Bakteri uji diinokulasi pada plat dengan menggunakan metode streak plate. Wells (sumur) dibuat pada permukaan agar-agar dengan penggerek gabus berukuran 6mm. Ekstrak kering dilarutkan dalam etanol 95% untuk preparasi pembuatan rentang konsentrasi yang berbeda dari ekstrak. Ekstrak dituang ke dalam wells (sumur) menggunakan sterile syringe. Plat diinkubasi pada suhu 37oC 2oC selama 24 jam untuk aktivitas bakteri. Lempeng yang telah diinkubasi selama 24 jam kemudian diamati untuk mengukur clearance zone di sekitar sumur. Zona inhibisi kemudian diukur sebagai zona hambat. Gentamisin pada konsentrasi 5g/ml dan 10g/ml digunakan sebagai obat antibakteri standar. Uji aktivitas antibakteri dari ekstrak daun kering Allium cepa dalam pelarut diaxon, heksana, etil alkohol menunjukkan aktivitas antibakteri tergantung dosis

terhadap mikroorganisme diuji pada tiga konsentrasi yang berbeda dari 500, 750 dan 1000g/ml. Dari studi di atas zona inhibisi yang diperoleh adalah tergantung dosis dan aktivitas yang ditunjukkan oleh hexane, diaxon, ekstrak etanol dari daun Allium cepa pada konsentrasi 1000g/ml terhadap bakteri gram positif seperti

Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilius, serta gram bakteri negatif seperti Escherichia coli dan Klebseilia pneumonia terlibat dalam penelitian ini adalah lebih bagus jika dibandingkan dengan Gentamycin pada konsentrasi 5g/ml. Ekstrak dilarutkan oleh pelarut seperti air, alkohol isopropil, n-butanol, dan propan-2-ol tidak menunjukkan zona hambatan. Potensi antibakteri ditunjukkan oleh ekstrak daun kering Allium cepa memberikan kontribusi terhadap keberadaan tanin, flavonoid, anthocyanin dalam skrining fitokimia awal.

Nath, K. V. S., K.N.V Rao, S. Sandhya, M. S. Kiran, D. Banji, L. S. Narayana, Vijaya I. 2010 Invitro Antibacterial Activity Of Dried Scale Leaves Of Allium Cepa Linn. Scholars Research Library Der Pharmacia Lettre, 2010, 2(5): 187-192.

Anda mungkin juga menyukai