Anda di halaman 1dari 23

MODUL PRAKTIKUM

RANGKAIAN LISTRIK

Kemahyanto Exaudi

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Page |2

2012
PERCOBAAN I

I.

JUDUL PERCOBAAN Tegangan , Arus dan Polaritas II. TUJUAN PERCOBAAN Menunjukkan bahwa tegangan terukur adalah perbedaan tegangan antara potensial kedua kutub.

III.

ALAT DAN BAHAN 1. 2. 3. 4. Modul Praktikum Multimeter Power Supply Jumper

IV. DASAR TEORI Pengertian tegangan telah diberikan dalam teori rangkaian listrik. Terjadinya arus listrik dari kutub positif ke kutub negatif dan aliran elektron dari kutub negatif ke kutub positif, disebabkan oleh adanya beda potensial antara kutub positif dengan kutub negatif, dimana kutub positif mempunyai potensial yang lebih tinggi dibandingkan kutub negatif. Jadi arus listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah, sedangkan aliran elektron mengalir dari potensial rendah ke potensial tinggi. Beda potensial antara kutub positif dan kutub negatif dalam keadaan terbuka disebut gaya gerak listrik dan dalam keadaan tertutup disebut tegangan jepit.
Copyright 2003-2012 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital

Page |3

Beda potensial atau tegangan satuanya adalah volt, adalah kerja W yang dialakukan dalam menggerakkan sebuah muatan Q diantara dua titik didalam medan tersebut. Huruf E digunakan juga untuk menyatakan tegangan.

DC

AC

Gambar 1.1

Gambar diatas merupakan symbol dari sumber tegangan (arus DC dan AC) dimana tanda + dan pada sumber DC merupakan polaritas. V. PROSEDUR PERCOBAAN a. Pengukuran tegangan pada arus DC dengan menggunakan multimeter. Siapkan multimeter pada posisi tegangan DC. Putar range tegangan pada multimeter lebih besar dari sumber yang akan kita ukur. (dalam percobaan ini kita akan mencoba mengukur tegangan 5 V). lalu lakukan pengukuran dengan cara meletakkan kutup + multimeter ke sumber tegangan dengan polaritas + dan kutup multimeter ke sumber tegangan dengan polaritas seperti gambar 1.2 dibawah ini.

Gambar 1.2

Copyright 2003-2012 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital

Page |4

Pembacaan tegangan dengan menggunakan multimeter Analog : Perhatikan skala yang kita gunakan (missal 10 Volt), ini berarti jika jarum skala menunjukkan angka maksimum adalah 10 Volt. Lalu perhatikan jarum skala multimeter menunjukkan angka berapa. hasil pengama tan = skala yang ditunjukkan pada multimeter x batas ukur skala maksimum

Setelah anda melakukan prosedur diatas, cobalah lakukan pengukuran dengan membalikkan polaritasnya. Perhatikan pembacaan pada multimeter lalu berikan kesimpulan anda. Pembacaan tegangan dengan menggunakan multimeter Digital : Jika pengukuran dilakukan dengan menggunakan multimeter digital, maka kita tinggal melihat angka-angka yang dicantumkan. b. Pengukuran tegangan pada arus AC dengan

menggunakan multimeter. Prosedurnya hampir sama seperti pengukuran tegangan DC, hanya saja multimeter kita set pada VAC. c. Pengukuran arus pada tegangan DC

Siapkan Multimeter Analog pada skala DCA pada range 2,5 mA, lalu bacalah arus yang terukur pada rangkaian dibawah ini.

Copyright 2003-2012 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital

Page |5

VI.

TUGAS 1. Berapakah tegangan yang akan terukur pada multimeter bila kondisinya seperti gambar dibawah ini : +3 V

-2 V
Gambar 1.3

2.

Berapakah tegangan yang terbaca pada multimeter jika sumber

tegangan dihubungkan seri seperti gambar dibawah ini :

Gambar 1.4

3.

Berapakah tegangan yang akan terbaca jika sumber tegangan

terhubung parallel seperti gambar dibawah ini :


Copyright 2003-2012 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital

Page |6

Gambar 1.5

Copyright 2003-2012 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital

Page |7

PERCOBAAN II I. JUDUL PERCOBAAN :

HUKUM OHM DAN KIRCHHOFF III. TUJUAN PERCOBAAN :

Agar mahasiswa dapat menghitung besar arus/tegangan dengan menggunakan huku Ohm dan Kirchhoff, dapat menghitung besar resistansi ekivalen dari suatu rangkaian resistor hubungan campuran dan dapat membuat analisa rangkaian listrik resistor dengan hukum ohm dan kirchhoff. III. ALAT DAN BAHAN 1. 2. 3. 4. III Modul Catu Daya Modul Rangkaian R Multimeter Jumper

DASAR TEORI Dalam percobaan Ohm didapatkan dalam suatu kawat penghantar bahwa arus dalam suatu segmen sebanding dengan beda potensial yang melalui segmen tersebut. I = V R R1 + R2 R1 .R2 R = V I

RSeri = R1 + R2 + ...... RParallel =

Hukum I Kirchhoff Jumlah kuat arus listrik yang masuk kesuatu titik simpul sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik simpul
Copyright 2003-2012 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital

Page |8

tersebut. Hukum I Kirchhoff secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut : IMasuk = IKeluar Hukum II Kirchhoff digunakan pada rangkaian tertutup, karena ada rangkaian yang tidak dapat disederhanakan dengan rangkaian seri dan parallel. Hukum II Kirchhoff berbunyi Didalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik () dengan penurunan tegangan (IR) sama dengan nol. Hukum II Kirchhoff secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut : + IR = 0 . IV. PROSEDUR PERCOBAAN A. Tentukanlah R ekivalen dan hitunglah terlebih dahulu nilai untuk I1, I2, V1 dan V2 lalu buatlah rangkaian seperti dibawah ini dan lakukanlah pengukuran dengan multimeter. Bandingkanlah hasil pengukuran dan perhitungan yang anda lakukan.

B. Hitunglah R ekivalen dan hitunglah terlebih dahulu nilai untuk It, I1, I2, V1 dan V2 lalu buatlah rangkaian seperti dibawah ini dan lakukanlah

Copyright 2003-2012 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital

Page |9

pengukuran dengan multimeter. Bandingkanlah hasil pengukuran dan perhitungan yang anda lakukan.

C. Hitunglah kuat arus di I dan beda potensial V2. Buatlah rangkaian seperti gambar dibawah dan lakukanlah pengukuran. Bandingkan hasil perhitungan dengan pengukuran yang anda lakukan.

Copyright 2003-2012 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital

P a g e | 10

D. Hitunglah kuat arus di I1, I2, I3 dan beda potensial di titik A dan B (VAB). Buatlah rangkaian seperti gambar dibawah dan lakukanlah pengukuran. Bandingkan hasil perhitungan dengan pengukuran yang anda lakukan.

Copyright 2003-2012 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital

P a g e | 11

PERCOBAAN III

I. JUDUL Rangkaian Thevenin II. TUJUAN PERCOBAAN Memahami bagaimana mendapatkan nilai tegangan Thevenin (Vth) dan resistansi Thevenin (Rth) dari suatu rangakaian kompleks III. ALAT YANG DIGUNAKAN Modul Praktikum Power Supply Oscilator Kabel penghubung Multimeter

IV. DASAR TEORI Hukum Kirchoff merupakan hokum yang mendasari sifat dari suatu ragkaian listrik. Hukum Kirchoff adalah sebagai berikut: 1. Jumlah aljabar arus yang masuk kedalam suatu titik dan cabang suatu rangkaian adalah nol, yang dapat ditulis dalam bentuk persamaan., Hukum ini di kenal dengan hokum titik cabang. 2. Jumlah aljabar GGL dalam tiap loop rangkaian (rangkaian tertutup)sama dengan jumlah aljabar hasil kali Ri dalam loop yang sama, dalam bentuk persamaan matematisnya adalah : hokum ini dikenal dengan hokum loop.
Copyright 2003-2012 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital

e = Ri ,

P a g e | 12

Dengan memperhatikan dua hokum tersebut, maka dapat disimpulkan tegangan yang terbagi dalam rangkaian seri dan arus yang terbagi dalam rangkaian parallel seperti terliahat pada gambar 4.1 berikut ini.
R + R 2 R 1 1 + S I1 R I2 1 R 2

Gambar 4.1 Rangkaian Seri Paralel

Oleh kerena itu dapat diketahui baganimana menghitung suatu resistansi ekivalen yang disusun seri atau parallel. Kemudian bagaimana cara menentukan rangkaian ekivalendari suatu rangkaian yang terdiri dari beberapa resistor yang disusun secara seri atau parallel dan beberapa sumber tegangan. Untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah dengan menggunkan suatu teorema, yaitu teorema Thevenin, yang berbunyi tiap jaringan berterminal dua yang terdiri dari beberapa resistor dan beberapa suber tegangan dapat diganti dengan rangkaian ekivalenyang terdiri dari sebuah sumber tegngan dan sebuah resistor. Sebuah sumber tegangan pengganti pada rangkaian ekivalen yang mewaili beberapa sumber tegangan yang dimaksud dapat disebut dengan tegangan Thevenin (Vth) dan sebuah resistor pengganti pada rangkaian ekivalen yang mewakili dari beberapa resistor dapat disebut dengan resistansi Thevenin (Rth). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar berikut:
A

R
T H

T H

R + 1 -

1 + 2 -

2 + 3 -

3 A B

Copyright 2003-2012 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital

P a g e | 13

Gambar 4.2 Rangkaian Kompleks dan Ekivalen

Nilai dari tegangan Thevenin dan resistansi Thevenin dari rangkaian diatas dapat dinyatakan dengan persamaan berikut: V1 V 2 V 3 + + R1 R 2 R3 Vth = ; 1 1 1 + + R1 R 2 R3 V. PROSEDUR PERCOBAAN a. Prosedur Percobaan 1 Rangkaianlah pada modul seperti gambar berikut ini 1 1 1 Rth = 1 + + R1 R 2 R3

R T H R

6 , 8 k

1 0 k

Gambar 4.3 Rangkaian Pembagi Tegangan

Ukur tegangan Vab dan catat hasil pengukuran Hitunglah berapa tegangan Theveninnya Tentukan apakah nilai tegangan Thevenin yang telah dihitung sama

dengan nilai Vab yang telah diukur. Berilah alas an mengapa kedua nilai tersebut berbeda atau sama. b. Prosedur Percobaan 2 Rangkailah modul seperti gabar berikut:

2 , 2 k + 5

6 , 8 k + V -

1 0 k 1 0 + -V A 1 5 V B

Copyright 2003-2012 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital

P a g e | 14

Gambar 4.4 Rangkaian Resistor Paralel

Ukur tegangan Vab dan catat hasil pengukuran - Hitunglah berapa nilai tegangan Thevenin dan resistansi Thevenin dan gambarlah rangkaian ekivalennya - Tentukan apakah nilai tegangan Thevenin yang telah dihitung sama dengan tegangan Vab yang diukur, berilah alasannya. c. Prosedur Percobaan 3 Rangkailah modul seperti gambar berikut ini
8 , 2 k 6 , 8 k

1 0 k

2 , 2 k + 1 5 V

1 0 k + 1 0 V

4 , 7 k + A 5 V B

Gambar 4.5

Ukur tegangan Vab, Vcb, Vdb kemudian catat hasil pengukuran Carilah menurut perhitungan nilai tegangan Vcb dan Vdb kemudian Tentukan nilai tegangan Thevenin dan resistansi Thevenin, gambarkan

bandingkan dengan hasil pengukuran rangkaian ekivalennya.

Copyright 2003-2012 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital

P a g e | 15

PERCOBAAN IV I. JUDUL PERCOBAAN :

KAPASITOR DAN KONSTANTA WAKTU III. TUJUAN PERCOBAAN :

Agar mahasiswa mengetahui bentuk-bentuk kapasitor dan dapat membaca nilai yang tertera pada badan kapasitor. Dengan melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa mengetahui cara pengisian dan pengosongan kapasitor. III. ALAT DAN BAHAN 1. 2. 3. 4. 5. III Modul Catu Daya Modul Rangkaian RLC Multimeter Jumper Simulasi EWB

DASAR TEORI Kapasitor ataupun Kondensator merupakan komponen untuk menyimpan daya listrik dalam satuan Farad, daya simpannya disebut kapasitas kondensator. Kapasitas kondensator biasanya bernilai dari beberapa pF (piko farad) sampai beberapa ribu F (mikro farad). 1 pF 1 nF 1 F = 1 x 10-12 F = 1 x 10-9 F = 1 x 10-6 F

Copyright 2003-2012 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital

P a g e | 16

Dalam

prakteknya,

kondensator

banyak

dipergunakan

untuk,

membangkitkan getaran dengan frekuensi tertentu (osilasi), sebagai filter pada sirkuit arus rata, kondensator menahan arus ratanya dan menyalurkan arus bolak-baliknya ke chasis (grounding), untuk mengkopel/menghubungkan sirkuit dengan sirkuit yang berikutnya. Bebarapa jenis kondensator yang dipakai antar lain kondensator keramik, kondensator polyester, kondensator kertas, kondensator Film (metallized film capasitor), kondensator elektrolit dan kondensator variable atau kondensator trimmer.

Rangkaian Seri Kapasitor :

1 CTotal

1 1 1 + + C1 C 2 C 3

Rangkaian Kapasitor Paralel :

CTotal = C1 + C2 + C3

Copyright 2003-2012 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital

P a g e | 17

Jika suatu rangkaian RC diberi tegangan DC, maka muatan listrik pada kapasitor tidak langsung terisi penuh, akan tetapi membutuhkan waktu untuk mencapai muatan penuh pada kapasitor tersebut. Setelah muatan tersisi penuh pada kapasitor, lalu sumber tegangan diputus maka muatan kapasitor tidak langsung kosong akan tetapi membutuhkan waktu untuk mengosongkanya. RC = Rumus konstanta waktu secara universal :
1 Change = (akhir-awal) 1 T e

Change Akhir Awal e T

= Nilai perubahan = Nilai akhir variabel = Nilai awal variabel = Nilai euler ( 2,7182818 ) = Waktu dalam satuan detik = Konstanta waktu dalam satuan detik

IV.

PROSEDUR PERCOBAAN A. PENGISIAN KAPASITOR Buatlah rangkaian seperti dibawah ini :

Copyright 2003-2012 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital

P a g e | 18

Tentukan nilai R dan C, pastikan kapasitor dalam keadaan kosong (0 Volt). Hubungkan S (saklar) sehingga arus mengalir ke C, catat tegangan terukur setiap 5 detik hingga tegangan terukur konstan. Buatlah tabel sebagai berikut : T (detik) VC

B. PENGOSONGAN KAPASITOR Buatlah rangkaian seperti diatas, lalu hubungkasn saklar dan pastikan Vc telah mencapai konstan. Lalu putuskan hubungan saklar dan catatlah nilai Vc setiap 5 detik hingga Vc menjadi 0 volt. T (detik) VC

Copyright 2003-2012 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital

P a g e | 19

PERCOBAAN V

I. JUDUL Rangkaian Induktansi dan Impedansi Sumber Tegangan AC II. TUJUAN PERCOBAAN III. Untuk mengenal sifat impedansi pada jaringan kerja ac Untuk mempelajari induktansi, reaktansi dan impedansi

ALAT YANG DIGUNAKAN Modul Praktikum Power Supply Oscilator Kabel penghubung Multimeter

Copyright 2003-2012 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital

P a g e | 20

IV. DASAR TEORI Elemen rangkaian yang menyatakan tenaga yang tersipan dalam medan magnet adalah inductor yang didefinisikan sebagai: V(t) = L di dt lurus dengan perubahan arus persatuan waktu. Konstanta

Persamaan diatas menyatakan bahwa tegangan yang melalui elemen adalah berbanding kesebandingan L adalah yang disebut dengan induktansi dalam satuan Henry. Refrensentasi skematis dari rangkaian listrik tersebut adalah:
i + L v -

Gambar 3.1 Rangkaian Induktansi

Begitu juga dengan kapasitansi, elemen ini dapat dihubungkan secara seri dan parallel . tetapi apabila tinjauan yang akan dilakukan adalah analisis rangkaian komplek dengan tegangan sumber bolak-balik, maka akan lebih baik jika kita menganalisisnya dengan menggunakan impedansi. Impedansi dari suatu elemen atau rangkaian adalah perbandingan antara tegangan dan arus dalam bentuk fungsi waktu atau Z= v (t ) i (t )

Dimana v(t) = tegangan sinusoidal i(t) = arus soidal parameter impedansi dapat juga dibuay dalam bentuk besaran dan sudut. Dengan menggunakan paameter impedansi maka suatu rangkaian kompleks dapat dibuat menjadi lebih sederhana. V. PROSEDUR PERCOBAAN
Copyright 2003-2012 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital

P a g e | 21

Percobaan ini adalah lanjutan dari percobaan sebelumnya mengenai arus dan tegangan. Percobaan sebelumnya menunjukkan bahwa sebuah klapasitansi mengikuti hokum Omh, dimana reaktansi menggantikan resistansi dan berfariasi menurut referensi. Kita akan melihat bahwa sebuah induktansi memiliki sebuah nilai reaktansi dan perbedaannya dengan sebuah kapasitansi. VI. TUGAS 1. Gunakan modul untuk menghubungkan rangkaian seperti pada fmbar 2, atur oscillator pada frekuensi keluaran 400hHz dengan tegangan 5Vpp, cari Vr dan Vc juga nilai Xc

A R v i( t ) + C B C

Gambar 3.2 Rangkaian RC

2.

Apakah Vz = Vr + Vc, buktikan?

dari kawaban yang akan didapat harus memenuhi hokum penjumlahan seperti pada gambar 3. hitung Vr dan Vc gunakan aturan phytagoras, bandingkan dengan hasil pengukuran
V c V z

Copyright 2003-2012 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital


V r

P a g e | 22

Gambar 3.3 Diagram Fasor

3.

Hitung rasio Z =

Vz , I

dengan I adalah arus yang saudara ukur 4. Jelaskan 5. hal ini menjadi : Xc = menbesar atau Xc = Mengecil 6. Ganti rangkaian RC dengan rangkaian RL. Perhatikan gambar 4, cari nilai inductor dengan frekuensi dan tegangan saa seperti diatas, ulangi prosedur percobaan 1-5, jelaskan!
A R v i( t ) B + L C
Gambar 3.4 Rangkaian RL

Apakah beda phasa antara I dan V pada rangkaian gambar 2. Variasi frekuensi dalam lebar tertentu, amati hasil Vz, kapan

7.

Ganti rangkaian RL dengan RLC. Perhatikan gambar. Ulangi


R L

prosedur 1-5, jelaskan


Copyright 2003-2012 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital

i( t )

+ _ C D

P a g e | 23

Gambar 3.5 Rangkaian RLC

8.

Gambar diagram fasor dari ketiga rangkaian diatas.

Copyright 2003-2012 Laboratorium Elektronika dan Teknik Digital

Anda mungkin juga menyukai