Anda di halaman 1dari 10

[Type text]

IX. KEHILANGAN AIR DALAM SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM 9.1. Pendahuluan 9.1.1. Deskripsi Singkat Bahan ajar yang disajikan dalam pokok bahasan ini akan menjelaskan tentang kehilangan air dalam sistem penyediaan air minum selama pendistribusian air ke konsumen, penyebab kehilangan / kebocoran, serta upaya- upaya yang dapat dilakukan dalam menekan kehilangan air. 9.1.2. Relevans Di dalam sistem penyediaan air bersih, salah satu hal yang harus diperhatikan adalah masalah kehilangan air selama proses distribusi. Mengingat kehilangan air dapat diasumsikan dengan kehilangan pendapatan pihak PDAM, serta mengurangi jumlah pasokan air ke konsumen, maka pemahaman terhadap jenis-jenis kehilangan air serta cara mengatasinya sangat diperlukan. 9.1.3. Standar Kompetens Matakuliah ini mendukung pencapaian kompetensi bidang keilmuan (ilmu pengetahuan dan teknologi) dalam Program Studi Teknik Lingkungan Unissula. Diharapkan mahasiswa yang telah menempuh kuliah ini akan memiliki kemampuan untuk : a. me ma ha mi dasar-dasar teori pen ye diaan air minu m dari sumbern ya sampai didistribusikan ke masyarakat, b. menganalisis secara kritis dan merumuskan cara penyelesaian tugas-tugas desain untuk mengetahui dasar-dasar perencanaan dan aspek-aspek yang umum ditemui di dalam persoalan penyediaan air minum.

9.1.4. Kompetensi Dasar (Tujuan Instruksional Khusus) Setelah mengikuti mata kuliah Penyediaan Air Minum ini, diharapkan mahasiswa akan mampu menjelaskan cara mendeteksi, menghitung dan mengatasi kehilangan air yang terjadi dalam sistem distribusi air minum.

[Type text]

9.2. Penyajian 9.2.1. Uraian A. Pengertian Kehilangan/Kebocoran Air Air dalam kondisi dibawah tekanan (under pressure) pada suatu jaringan pipa distribusi memiliki kecenderungan untuk keluar (bocor) dari jaringan tersebut. Situasi jaringan distribusi air di PDAM yang mendapat suplai 24 jam penuh selalu dalam kondisi tekanan yang bervariasi sangat tinggi dan ini berarti tanpa pengelolaan yang intensif, kondisi tersebut rawan terhadap kebocoran (leakage). Kehilangan air bersih ini dihitung 20% - 30% dari total kebutuhan air bersih. Kehilangan air bagi PDAM berarti kehilangan uang. Kehilangan air terbagi menjadi 2 yaitu : 1.Kehilangan air teknis. Jenis kehilangan air ini seperti terjadi kebocoran-kebocoran pada pipa distribusi dan sambungan-sambungan pipa selama dalam pengaliran menuju daerah distribusi, penyambungan-penyambungan liar yang tidak terkontrol, penyambungan yang tidak memakai meteran air, dll. 2.Kehilangan air non teknis. Jenis kehilangan air ini seperti adanya gangguan pada meteran air sehingga petugas tidak dapat membaca meteran air, kesalahan pembuatan rekening air, dll. Perbedaan antara jumlah air yang diproduksi dengan air yang dimanfaatkan secara legal adalah akibat kebocoran (leakage) dan pemakaian ilegal. Jumlah air tersebut dinamakan kehilangan air (water lost). Istilah penting lainnya adalah air yang tidak dapat diuangkan atau tidak terjual (Unaccounted For Water) yang didefinisikan oleh Walski (1984) dalam Mohajit (2001), sebagai perbedaan antara air yang diproduksi dengan pemakaian air yang tercatat pada meter air pelanggan. Air yang tidak terjual tersebut meliputi air yang hilang (lost water), air yang dimanfaatkan tanpa meter air dan jumlah netto air yang pada saat pembacaan meter air diabaikan, dsb. Tampak disini pentingnya membedakan dan memahami pengertian-pengertian Unaccounted For Water (UFW), air yang hilang (water lost), kebocoran air (leakage), sambungan ilegal dan air yang dimanfaatkan untuk keperluan umum.

[Type text]

Air bocor dari sistem jaringan pipa distribusi melalui lubang kecil atau patahan yang besarnya terlihat sebagai aliran kecil pada pipa-pipa utama dan pipa retikulasi atau sebagai tetesan air pada sambungan-sambungan pipa diameter kecil seperti pada meter air dan alat-alat plumbing. Kebocoran pipa utama dimaksudkan sebagai kebocoran yang berasal dari pecahnya dinding pipa-pipa induk dan ini dibedakan dengan yang dimaksudkan sebagai kebocoran pada sambungan pipa (joint leak) atau kebocoran pipa sambungan rumah (service leak). Kebocoran pipa utama dan kebocoran sambungan pipa memerlukan penggalian tanah dan clamp atau potongan-penggalan pipa apabila akan memperbaiki kebocoran tersebut, sedangkan kebocoran pada hidran atau boks meter air seringkali dapat diperbaiki dengan cara mengencangkan atau mnganti fitting-fittingnya.
B. Penyebab Pipa Pecah dan Kebocoran

Seringkali satu kebocoran oleh masalah yang saaangat rumit, sebagai contoh, suatu pipa mungkin pecah akibat beban luar berlebihan tetapi titik pecahnya berada pada lapisan tanah yang berupa bongkahan tanah liat. Hal yang serupa, pukulan air (water hammer) mungkin dapat mengakibatkan kebocoran pada suatu sambungan yang dipasang tidak cukup kuat selama konstruksi. Mengetahui penyebab pecahnya pipa dan kebocoran yang pernah terjadi pada saat yang lalu adalah penting dalam memutuskan strategi untuk mengatasi kebocoran tersebut. Kebocoran akibat korosi akan memerlukan proteksi katode atau penggantian dengan pipa tahan korosi, atau dilakukan perubahan dalam proses pengolahan air, sementara itu pipa yang rusak selama pengangkutan dapat diganti dengan mudah tidak sesulit pada kasus pertama diatas. Pipa pecah dan kebocoran besar terjadi beberapa saat setelah pemasangan pipa tersebut menunjukkan bahwa kemungkinan (1) ada kerusakan manufaktur, (2) pipa rusak selama pengangkutan, atau (3) pipa diletakkan tidak benar (kasus pipa diletakkan di lokasi rawan longsor). Pelapisan pasir dan pengurukan tanah yang salah dapat menyebabkan kebocoran karena beban luar pada pipa tidak dapat terdistribusi secara merata sebagaimana dihitung saat perencanaan. Batu dan bongkahan tanah keras dalam lapisan urug biasanya merupakan penyebab masalah tersebut. Bilamana kebocoran ini terjadi, pelapisan tanah urug pada titik pecahnya pipa selalu diteliti apakah memenuhi standar atau merupakan kasus lainnya. Meskipun pelapisan pasir pada pipa telah memenuhi standar , seringkali lapisan pasir tersebut hilang akibat terkadinya pancaran kebocoran air pada sambungan-

[Type text]

sambungan pipa. Bilamana lapisan pasirnya hilang, pipa tidak lagi mendapatkan daya dukung yang cukup terhadap beban luar dan akan mudah pecah. Water hammer juga dapat sebagai penyebab pecahnya pipa, akan tetapi sejau pipa itu cukup kuattidak akan bermasalah dengan water hammer apabila pipa tersebut tidak akan mengalami penurunan kualitas secara drastis akibat korosi atau kesalahan dalam pemasangan. Water hammer lebih sering menyebabkan kebocoran pada sambungan-sambungan (joint) dekat belokan (bends) yang dalam hal ini pipa tidak dipasang cukup kencang dan kuat. Kebocoran ini sering tampak saat-saat setealh terjadi pemadaman kebakaran dengan hidran air atau kejadian lainnya yang dalam hal ini water hammer telah terjadi. Korosi adalah sumber penyebab bocornya pipa yang paling sering ditemukan pada pipa jenis metal. Metal cenderung akan kembali pada bentuk bijihnya. Bilamana tanah dalam keadaan kering dan memiliki resistivitas tinggi, proses tersebut dapat diperlambat, akan tetapi tanah yang basah, dengan potensial redoks tinggi dan resistivitas rendah, proses korosi akan berlangsung semakin cepat pada kondisi semacam ini. Proses korosi akan melapaskan elemen metal darii pipa, menghasilkan arang (karbon) dan pipa tersebut dalam suatu proses yang dikenal graphitisasi (graphitization).
C. Kehilangan Air dan UFW

Tidak seluruh air yang diproduksi oleh perusahaan air dapat dijual kepada pelanggan atau bahkan dapat diukur melalui meterair pada titik pengambilannya. Istilahistilah yang digunakan untuk mengklasifikasikan penggunaan air seringkali membingungkan misalnya dalam hal perbedaan antara kehilangan air (water lost) dan air yang tidak dapat terjual (Unaccounted For Water). Unaccounted for water adalah perbedaan antara jumlah air yang diproduksi dengan air yang terjual atau yang didistrubusikan kepada pelanggan melalui meter air. Oleh karena itu, jumlah air yang didistribusikan secara cuma-cuma (melalui meterair) plus UFW dapat dipakai untuk memperkirakan jumlah total produksi air yang tidak dapat diuangkan (non-revenue producing water) . Air yang hilang (lost water), dilain pihak adalah air yang terdistribusi dalam bentuk kebocoran (leaks) dan penggunaan lainnya secara ilegal. Perbedaan antara UFW dan air yang hilang (lost water) menunjukkan bahwa sebagian dari UFW merupakan pemanfaatan yang produktif (productive use) untuk, misalnya pemadam kebakaran, penggelontoran, kebersihan taman dan jalan serta pengabaian jumlah air pada saat pembacaan meter air. (Lihat Gambar 9.1)

[Type text]

UFW dan air yang hilang biasanya dinyatakan dalam persentase terhadap produksi air total, akan tetapi apabila nilai-nilai tersebut dibandingkan antara satu sistem dnegan sistem yang lainnya dapat memberikan gambaran yang menyesatkan. Sebagai contoh, beberapa perusahaan air minum tidak memasang meter air pada setiap kran-kran umum, perusahaan lain memasukkan estimasi penggunaan air untuk pemadam kebakaran dan kran-kran umum sebagai accounted water, sementara itu perusahaan lainnya lagi hanya memasang meter air pada sebagian pelanggannya. S e b e l u m u s a h a u n t u k me n g k u a n t i f i k a s i k a n b e r b a g a i j e n i s p e n g g u n a a n a i r dilakukan, produksi air pada instalasi pengolahan air harus ditentukan secara akurat, bilamana tidak akurat maka estimasi penggunaan air sebagai fraksi terhadap produksi air tidak akan memberikan arti apa-apa. Produksi air harus didefinisikan sebagai air yang benar-benar meninggalkan instalasi pengolahan air, karena sejumlah air tertentu akan dimanfaatkan di dalam instalasi untuk pencucian filter, sebagian akan hilang sebagai lumpur, dst. Dengan demikian, air baku yang diambil dari intake mestinya tidak dihitung sebagai produksi air. Pada tabel 1 dapat dilihat klasifikasi pemanfaatan air secara konsisten. Dari tabel ini tampak bahwa kunci dalam evaluasi kondisi sistem distribusi air adalah diketahuinya jumlah pemanfaatan air secara ilegal dan kebocoran. Akan tetapi, menghitung jumlah air ters ebut bi sa bersi fat s angat komp le ks k are na s uat u p orsi ya n g me nc ol ok dari penggunaan air tanpa meter air mungkin akan dikategorikan sebagai pemanfaatan yang legal. Kesulitan ini dapat diatasi dengan : 1) pemasangan meter air pada setiap kran umum, 2) membuat perkiraan yang rasional pada penggunaan air untuk pemadam kebakaran atas durasi kebakaran dan pengujian hidran, 3) pemasangan meter air pada pelanggan yang selama ini bebas biaya atau tarif flat, 4) secara teratur mengganti dan menguji meter air pada setiap pelanggan untuk mengetahui atau mereduksi jumlah air yang terabaikan pada meter air , dan pada saat yang bersamaan, melengkapi data berdasarkan observasi seberapa besra perkiraan jumlah air yang terabaikan pada meter air tersebut. Perkiraan setiap pemanfaatan air seperti di atas harus didasarkan pada penggunaan rata-rata tahunan atau bulanan, karena persentase penggunaan air setiap kategori akan bervariasi dari hari ke hari. Sebagai contoh, dalam suatu komunitas yang tidak memasang meter air pada fasilitas penyiraman taman, penggunaan air legal tanpa meter air semacam itu mungkin akan meningkat secara mencolok pada saat musim kemarau atau musim panas.

Suatu perusahaan air minum dengan sistem jaringan distribusi yang ketat dapat menjaga kehilangan air kurang dari 10% produksi airnya. Hal ini dapat dilakukan lebihh mudah untuk suatu perusahaan yang memiliki penyebaran aliran distribusi yang besar di areal geografis yang padat daripada aliran kecil pada areal geografis yang luas atau jumlah pelanggan relatif banyak.

Ai r Baku

Instalasi

Air Produksi

Distribusi

Air Terj ua l

Air keperluan insta lasi

Air yg tidak terj ua l (UFW)

Air yg hi lang (L ost water)

Productive use

Kebocoran (Leakage)

Bangunan umum P em ada m Kebakaran

Sambungan i legal

Penguj ian (Test)

AIr Penggelontor

Pengabaian bacaan [Type text] meteran 128

[Type text]

Gambar 9.1. Diagram Skematis Penggunaan Air Bersih Tabel 9.1. Klasifikasi Penggunaan Air
Kelompok Klasifikasi

Dengan Meter Air A.Air Terjual B.Air Tidak Terjual Tanpa Meter Air A. Sambungan Legal 1.Bangunan umum tanpa meter air 2.Pelanggan tanpa meter air 3.Pemadam kebakaran dan pengujian-pengujian 4.Penggelontoraaan 5.Pengabaian pada meter air 6.Lain-lain B. Air yang Hilang (Lost Water) 1.Sambungan ilegal 2.Kebocoran

~~

D. Penurunan UFW

Banyak sekali jaringan distribusi yang dialami suatu perusahaan air minum, seperti misalnya, UFW merefleksikan baik kondisi jaringan itu sendiri maupun kompetensi atauu kemampuan manajemennya. Sebagai konsekuensinya, metodologi penyelesaian masalah UFW yang paling efektif dan berkelanjutan tidak cukup hanya dalam bentuk engineering practice secara tradisional yang dalam hal ini studi dilakukan dan laporan dihasilkan. Proble m UFW me merlukan suatu pendekatan ya ng terkoordinasi dala m bentuk penguasaan, identifikasidan eliminasi komponen-komponen UFW denag suatu cara yang tertata dan holistik menggunakan sistem manajemen dan prosedur yang tepat yang nyata bukan laporan yang tidak realistik. Identifikais semua komponen penggunaan air dan kehilangannya dan kuantifikasi setiap komponen tersebut adalah sangat penting. Kemampuan untuk mengulang atau

[Type text]

mengecek dan ricek kegiatan tersebut serta melakukan pengujian setiap saat diperlukan, akan merupakan kebutuhan dimasa mendatang yang penting sekali. Adapun langkahlangkah yang dapat dilakukan antara lain: 1. Identifikasi : Semua meter air yang tidak berfungsi baik harus teridentifikasi, diganti dengan yang baru atau diperbaiki. Kegiatan pada tahap pertama semacam ini mungkin akan mengurangi UFW secara mencolok antara 5-10%. 0. Data Base : Pengembangan atau aplikasi sistem manajemen billing dengan menggunakan perangkat lunak seperti GIS dan MIS. Beberapa problem manajemen dapat diatasi dengan perangkat lunak seperti ini, misalnya salah ketik, salah input data, adanya sambungan baru, pemutusan sambungan, dll. 1. Manajemen dan Studi Teknis : Sistem GIS dan MIS diaplikasikan di lapangan dipadukan dengan sistem analisis jaringan distribusi dengan membuat zoningzoning distribusi air. Penerapan sistem ini akan mereduksi UFW kurang lebih 1020%. 2. Studi Pilot : Tujuan utama studi pilot adalah untuk mengkalibrasi suplai air pada suatu zoning distribusi dan untuk mengupgrade sistem perangkat lunak (GIS, MIS dan Distribution Analysis) yang akan diterapkan secara keseluruhan dalam areal suplai air minum.

9.3. Penutup 9.3.1. Tes Formatif

1.Apa yang dimaksud dengan kehilangan air (water lost), sebutkan pula macamnya! 2.Apa yang dimaksud dengan Unacounted for water (UFW)? 3. Jelaskan upaya apa yang dapat dilakukan untuk menekan kehilangan air!
9.3.2. Umpan Balik

Cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban yang ada pada bahasan berikut ini, hitunglah jawaban anda yang benar, kemudian gunakan rumus berikut ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi dalam bab ini.

[Type text]

Rumus : Tingkat penguasaan = jawaban yang benar x 100% 3 Arti tingkat penguasaan yang anda capai adalah : 90% - 100% 80% - 89% 70% - 79% 60% - 69% 0% - 50% : baik sekali : baik : cukup : kurang : gagal

9.3.3. Tindak Lanjut Jika anda mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, maka anda dapat meneruskan denagn kegiatan belajar bab selanjutnya, tetapi jika tingkat penguasaan anda belum mencapai 80%, maka anda harus mengulangi kegiatan belajar bab tersebut terutama pad bagian yang anda belum kuasai. Untuk mencapai pemahaman tersebut anda dapat menghubungi dosen pengampu di luar waktu kuliah.

9.3.4. Kunci Jawaban Tes Formatif

1. Kehilangan air adalah kondisi pada suatu jaringan pipa distribusi yang memiliki kecenderungan untuk keluar (bocor) dari jaringan tersebut. Kehilangan air terbagi menjadi 2 yaitu : Kehilangan air teknis. Jenis kehilangan air ini seperti terjadi kebocoran-kebocoran pada pipa distribusi dan sambungansambungan pipa selama dalam pengaliran menuju daerah distribusi, penyambunganpenyambungan liar yang tidak terkontrol, penyambungan yang tidak memakai meteran air, dll. Kehilangan air non teknis. Jenis kehilangan air ini seperti adanya gangguan pada meteran air sehingga petugas tidak dapat membaca meteran air, kesalahan pembuatan rekening air, dll.

[Type text]

2. Unaccounted for water (UFW) adalah perbedaan antara jumlah air yang diproduksi dengan air yang terjual atau yang didistrubusikan kepada pelanggan melalui meter air. Oleh karena itu, jumlah air yang didistribusikan secara cuma-cuma (melalui meterair) plus UFW dapat dipakai untuk memperkirakan jumlah total produksi air yang tidak dapat diuangkan (non-revenue producing water) .

0. Hal-hal yang dapat dilakukan antara lain untuk mengurangi tingkat kebocoran: a) Identifikasi : Semua meter air yang tidak berfungsi baik harus teridentifikasi, diganti dengan yang baru atau diperbaiki. Kegiatan pada tahap pertama semacam ini mungkin akan mengurangi UFW secara mencolok antara 5-10%. 0) Data Base : Pengembangan atau aplikasi sistem manajemen billing dengan menggunakan perangkat lunak seperti GIS dan MIS. Beberapa problem manajemen dapat diatasi dengan perangkat lunak seperti ini, misalnya salah ketik, salah input data, adanya sambungan baru, pemutusan sambungan, dll. c) Manajemen dan Studi Teknis : Sistem GIS dan MIS diaplikasikan di lapangan dipadukan dengan sistem analisis jaringan distribusi dengan membuat zoningzoning distribusi air. Penerapan sistem ini akan mereduksi UFW kurang lebih 1020%.

DAFTAR PUSTAKA

Al Layla, 1978, Water Supply Engineering Design, Ann Arbor Science Publisher Inc. Michigan. Hening, Darpito, 1978, Sistem Perpipaan Penyediaan Air Minum Pedesaan, Akademi Penilik Kesehatan Teknologi Sanitasi Press, Jakarta. Henriquez, Antony, 1991, Sistem Penyediaan Air Minum di Kota, Penerbit Tiga Serangkai, Solo. Mohajit, 2001, Rekayasa Lingkungan, Penerbit ITB, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai