Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR NOTASI

Simbol BE V N m Keterangan Berat ekuivalen Volume Normalitas Massa Satuan gr/ek ml ek/v gr

vi

Bab II Tinjauan Pustaka

Zat-zat anorganik dapat diklasifikasikan dalam tiga golongan penting: asam, basa, dan garam. Asam, secara paling sederhana didefinisikan sebagai zat, yang bila dilarutkan dalam air, mengalami disosiasi dengan pembentukan ion hidrogen sebagai satu-satunya ion positif. Basa, secara paling sederhana dapat didefinisikan sebagai zat, yang bila dilarutkan dalam air, mengalami disosiasi dengan pembentukan ion-ion hidroksil sebagai satu-satunya ion negatif. Garam adalah hasil reaksi antara asam dan basa. Proses semacam ini disebut reaksi netralisasi. Definisi ini adalah benar, dalam artian, bahwa jika sejumlah asam dan basa murni yang ekuivalen dicampur dan larutannya diuapkan, suatu zat kristalin tertinggal yang tak mempunyai ciri-ciri khas suatu asam ataupun basa. Zat-zat ini dinamakan garam oleh ahli-ahli kimia zaman dulu. (Vogel, 1990) Alkalimetri (Alkali = basa, metri = pengukuran) diartikan sebagai titrasi untuk penetapan asam dengan standart basa sebagai alat ukurnya. Alkalinitas merupakan penyangga (buffer) perubahan pH air dan indikasi kesuburan yang diukur dengan kandungan karbonat. Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan nilai pH larutan.
Program Studi Analit DIII Teknik Kimia FTI - ITS Laboratorium Kimia

Bab II Tinjauan Pustaka

Alkalinitas mampu menetralisir keasaman di dalam air, Secara khusus alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pembufferan dari ion bikarbonat, dan tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga ion II-2 tersebut dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga menurunkan kemasaman dan menaikkan pH. Alkalinitas optimal pada nilai 90-150 ppm. Alkalinitas rendah diatasi dengan pengapuran dosis 5 ppm. Dan jenis kapur yang digunakan disesuaikan kondisi pH air sehingga pengaruh pengapuran tidak membuat pH air tinggi, serta disesuaikan dengan keperluan dan fungsinya. Perbedaan antara basa tingkat tinggi dengan alkalinitas yang tinggi adalah sebagai berikut : Tingkat basa tinggi ditunjukkan oleh pH tinggi; Alkalinitas tinggi ditunjukkan dengan kemampuan menerima proton tinggi. Alkalinitas berperan dalam menentukan kemampuan air untuk mendukung pertumbuhan alga dan kehidupan air lainnya, hal ini dikarenakan pengaruh sistem buffer dari alkalinitas. Alkalinitas berfungsi sebagai reservoir untuk karbon organik, sehingga alkalinitas diukur sebagai faktor kesuburan air. (Anonim, 2012) Faktor utama dalam menentukan pengukuran adalah [H+] dan [OH-] dalam larutan, baik sebagai titrat maupun sebagai titran. Karena
Laboratorium Kimia Analit Studi - ITS Program DIII Teknik Kimia FTI

Bab II Tinjauan Pustaka

itulah maka dalam mempersiapkan larutan pemeriksaan harus menggunakan air suling sebagai bahan pelarut, sebab air suling adalah netral. Dalam titrasi alakalimetri, didalam titrat asam sudah mempunyai harga pH tertentu. Perjalanan titrasi dengan penambahan titran yang akan menyebabkan perubahan pH, yang pada suatu saat nanti dimana meq titrat = meq titran akan mempunyai pH tertentu Syarat baku primer : 1. Harus murni 2. Tidak higroskopis, tidak teroksidasi, tidak II-3 menyerap udara selam penyimpanan tidak boleh berubah. 3. Mengandung kotoran (zat lain) tidak melebihi 4. Harus mempunyai berat ekivalen yang tinggi 5. Mudah larut dalam pelarut yang sesuai 6. Reaksinya stoichiometri dan berlangsung terus menerus Alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pem-buffer-an dari ion bikarbonat, dan sampai tahap tertentu ion bikarbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut didalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga menurunkan kemasaman dan menaikkan pH. Alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mg/L) kalsium karbonat (CaCO3). Air dengan kandungan kalsium karbonat lebih dari 100 ppm disebut sebagai alkalin, sedangkan air dengan

Program Studi Analit DIII Teknik Kimia FTI - ITS

Laboratorium Kimia

Bab II Tinjauan Pustaka

kandungan kurang dari 100 ppm disebut sebagai lunak atau tingkat alkalinitas sedang. Kadar alkalinitas dengan tingkat kesadahan air haruslah seimbang. Jika kadar alkalinitas terlalu tinggi dibandingkan dengan kadar Ca2+ dan Mg2+ (kesadahan) maka air menjdi agresif dan menyebabkan karat pada pipa. Sebaliknya, bila kadar alkalinitasnya rendah dapat menyebabkan kerak CaCO3 pada dinding pipa yang dapat memperkecil penampang basah pipa Pada air buangan, khususnya dari industri, kadar alkalinitas yang tinggi menunjukkan adanya senyawa garam dari asam lemah seperti asam asetat, propionate, amoniak dan sulfite. Alkalinitas juga sebagai parameter pengontrol untuk anaerobic digestes dan instalasi Lumpur aktif. Asiditas dan alkalinitas sangat bergantung pada pH air. Pengawasan keabsahan data dapat dilakukan ketentuan, yaitu: 1. Asiditas sebagai H+ hanya ada dalamII-4 air pada pH <4,5; 2. Asiditas sebagai CO2 hanya ada dalam air pada pH antara 4,5 8,3; 3. Alkalinitas sebagai HCO3-, hanya ada dalam air pada pH 4,5 8,3; 4. Alkalinitas sebagai CO32-, hanya ada dalam air pada pH >8,3; 5. Alkalinitas sebagai hidroksida hanya ada dalam air pada pH lebih besar dari 10,5. (Anonim, 2012)
Laboratorium Kimia Analit Studi - ITS Program DIII Teknik Kimia FTI

Bab II Tinjauan Pustaka

Alkalinitas adalah suatu parameter kimia perairan yang menunjukan jumlah ion carbonat dan bicarbonat yang mengikat logam golongan alkali tanah pada perairan tawar. Nilai ini menggambarkan kapasitas air untuk menetralkan asam, atau biasa juga diartikan sebagai kapasitas penyangga (buffer capacity) terhadap perubahan pH. Perairan.mengandung alkalinitas 20 ppm menunjukkan bahwa perairan tersebut relatif stabil terhadap perubahan asam/basa sehingga kapasitas buffer atau basa lebih stabil. Selain bergantung pada pH, alkalinitas juga dipengaruhi oleh komposisi mineral, suhu, dan kekuatan ion. Nilai alkalinitas alami tidak pernah melebihi 500 mg/liter CaCO3. Perairan dengan nilai alkalinitas yang terlalu tinggi tidak terlalu disukai oleh organisme akuatik karena biasanya diikuti dengan nilai kesadahan yang tinggi atau kadar garam natrium yang tinggi (Anonim, 2009) Alkaliniti adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan nilai pH larutan. Sama halnya dengan larutan buffer, alkaliniti merupakan pertahanan air terhadap pengasaman. Alkaliniti adalah hasil reaksi-reaksi terpisah dalam larutan hingga merupakan sebuah analisa makro yang menggabungkan beberapa reaksi. Alkaliniti dinyatakan di dalam mek/t (cara II-5 kimiawi dan tepat) atau mg CaCO3/L (cara kuno, tetapi masih terpakai di Amerika Serikat, misalnya pada Caldwell Law rence diagram). Reaksi-reaksi yang terjadi pada alkalinitas adalah :
Program Studi Analit DIII Teknik Kimia FTI - ITS Laboratorium Kimia

Bab II Tinjauan Pustaka

OH- + H+ H 2O CO32- + H+ HCO3HCO3- + H+ H2O + CO2 Alkalinitas terdiri dari tiga jenis, yaitu (Ainizha, 2009): 1. M alkalinitas adalah untuk mengatur total alkalinitas yang ada dalam air; 2. P alkalinitas adalah untuk mengukur hidroksida alkalinitas dalam air; 3. A alkalinitas untuk mengontrol kelebihan penambahan hidroksida ke dalam air Selain bergantung pada pH, alkalinitas juga dipengaruhi oleh komposisi mineral, suhu, dan kekuatan ion. Nilai alkalinitas alami tidak pernah melebihi 500 mg/liter CaCO3. Perairan dengan nilai alkalinitas yang terlalu tinggi tidak terlalu disukai oleh organisme akuatik karena biasanya diikuti dengan nilai kesadahan yang tinggi atau kadar garam natrium yang tinggi. Air dengan alkalinitas tinggi jarang dijumpai dalam akuakultur, penggunaan kolam semen baru memang akan menyebabkan pH meningkat, sehingga untuk pengoprasian kolam semen diperlukan tindakan pengisian air dan pengurasan berulang-ulang sebelum kolam semen siap digunakan untuk budidaya. Lanjut dikatakan bahwa pemberian kapur atau atau aliran air yang tidak baik setelah pemberian kapur dapat berakibat alkalinitas air tinggi dan dapat bersifat fatal terhadap ikan.

Laboratorium Kimia Analit Studi - ITS

Program DIII Teknik Kimia FTI

Bab II Tinjauan Pustaka

Alkali ialah zat yang melepaskan ion hidroksil dalam air dan mempunyai pH lebih besar dari 7, II-6 antara lain kapur (kalsium hidroksil) yang ditambahkan pada tanah untuk menetralkan sifat asam yang berlebihan. Manfaat alkalinitas Alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pem-bufffer-an dari ion bikarbonat, dan sampai tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut di dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga menurunkan kemasaman dan menaikan pH. Alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mg/l) kalsium karbonat (CaCO3). Air dengan kandungan kalsium karbonat lebih dari 100 ppm disebut sebagai alkalin, sedangkan air dengan kandungan kurang dari 100 ppm disebut sebagai lunak atau tingkat alkalinitas sedang. Pada umumnya lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas 20 ppm. Kapasitas pem-buffer-an alam dilengkapi dengan mekanisme pertahanan sedemikian rupa sehingga dapat bertahan terhadap berbagai perubahan, begitu juga dengan pH air. Mekanisme pertahanan pH terhadap berbagai perubahan dikenal dengan istilah Kapasitas pem-buffer-an pH (www.purewatercare.com). Perairan yang mengandung mineral karbonat, bikarbonat, borat, dan silikat akan mempunyai pH diatas netral dan dapat mencegah terjadinya
Program Studi Analit DIII Teknik Kimia FTI - ITS Laboratorium Kimia

Bab II Tinjauan Pustaka

penurunan pH secara drastic. Pada perairan tertutup, penambahan karbonat dari sel-sel kerang atau dolomite dapat memperbaiki alkalinitas dan sistem buffer perairan itu. Penambahan sodium bikarbdonat secara periodik juga akan menghasilkan hal yang sama (Munajat, 2003). Menurut Kordi (2005), semakin tinggi + konsentrasi ion H , akan semakin rendah konsentrasi ion OH- dan pH >7, maka perairan bersifat alkalis (basa). Perairan umum dengan II-7 segala aktivitas fotosintesis dan respirasi organism yang hidup di dalamnya membentuk reaksi berantai karbonat sebagai berikut: CO2 + H2O H+ + HCO3 Kadar alkalinitas Alkalinitas adalah suatu parameter kimia perairan yang menunjukan jumlah ion karbonat dan bikarbonat yang mengikat logam golongan alkali tanah pada perairan tawar. Nilai ini menggambarkan kapasitas air untuk menetralkan asam, atau biasa juga diartikan sebagai kapasitas penyangga (buffer capacity) terhadap perubahan pH. Perairan.mengandung alkalinitas 20 ppm menunjukkan bahwa perairan tersebut relatif stabil terhadap perubahan asam/basa sehingga kapasitas buffer atau basa lebih stabil. Selain bergantung pada pH, alkalinitas juga dipengaruhi
Laboratorium Kimia Analit Studi - ITS Program DIII Teknik Kimia FTI

H2CO3 2H+ + CO32_

Bab II Tinjauan Pustaka

oleh komposisi mineral, suhu, dan kekuatan ion. Nilai alkalinitas alami tidak pernah melebihi 500 mg/iter CaCO3. Perairan dengan nilai alkalinitas yang terlalu tinggi tidak terlalu disukai oleh organisme akuatik karena biasanya diikuti dengan nilai kesadahan yang tinggi atau kadar garam natrium yang tinggi. Alkalinitas atau yang dikenal dengan total alkalinitas adalah konsentrasi total unsur basabasa yang terkandung dalam air dan biasannya dinyatakan dalam mg/l atau setara dengan CaCO3. Ketersediaan ion basa bikarbonat (HCO3) dan karbonat (CO32-) merupakan parameter total alkalinitas dalam air tambak. Unsur-unsur alkalinitas juga dapat bertindak sebagai buffer (penyangga) pH. Dalam kondisi basa ion bikarbonat akan membentuk ion karbonat dan melepaskan ion hidrogen yang bersifat asam, sehingga keadaan pH menjadi netral.sebaliknya bila keadaan terlalu asam, ion karbonat akan mengalami hidrolisa menjadi ion bikarbonat dan II-8 melepaskan hidrogen oksida yang bersifat basa, sehingga keadaan kembali netral. Digambarkan dalam reaksi berikut : HCO3CO32- + H2O H+ + CO3P2 HCO32- + OH-

Lanjut dikatakan bahwa untuk tumbuh optimal, pklankton menghendaki total alkalinitas sekitar 80120 ppm. Tambak yang diberi pengapuran alkalinitasnya mencapai 150-300 ppm. konsentrasi

Program Studi Analit DIII Teknik Kimia FTI - ITS

Laboratorium Kimia

Bab II Tinjauan Pustaka

total alkalinitas sangat erat hubungannya dengan konsentrasi total kesadahan air. Di lahan, umumnya total alkalinitas mempunyai konsentrasi yang sama dengan konsentrasi total kesadahan. Kapasitas air menerima protein disebut alkalinitas. Air yang alkali atau bersifat basa sering mempunyai pH tinggi dan umumnya mengandung padatan terlarut yang tinggi. Alkalinitas merupakan faktor kapasitas untuk menetralkan asam. Oleh karena kadang-kasang penambahan alkalinitas lebih banyak dibutuhkan untuk mencegah supaya air itu tidak menjadi asam. Hubungan alkalinitas dengan parameter lain Tinggi atau rendahnya alkalinitas dalam suatu perairan tidak lepas dari pengaruh parameter lain seperti pH, atau kesadahan. Di mana semakin tinggi alkalinitas, maka kedua parameter tersebut akan mengikuti. konsentrasi total alkalinitas sangat erat hubungannya dengan konsentrasi total kesadahan air. Umumnya total alkalinitas mempunyai konsentrasi yang sama dengan konsentrasi total kesadahan. Selain bergantung pada pH, alkalinitas juga dipengaruhi oleh komposisi mineral, suhu, dan kekuatan ion. Unsurunsur alkalinitas juga dapat bertindak sebagai buffer (penyangga) pH Alkalinitas relatif sama jumlahnya dengan kesadahan dalam suatu perairan. Alkalinitas juga berpengaruh terhadap pH dalam

Laboratorium Kimia Analit Studi - ITS

Program DIII Teknik Kimia FTI

II-9

Bab II Tinjauan Pustaka

suatu perairan. Dalam kondisi basa ion bikarbonat akan membentuk ion karbonat dan melepaskan ion hidrogen yang bersifat asam sehingga keadaan pH menjadi netral.sebaliknya bila keadaan terlalu asam, ion karbonat akan mengalami hidrolis menjadi ion bikarbonat dan melepaskan hidrogen oksida yang bersifat basa, sehingga keadaan kembali netral. Perairan dengan nilai alkalinitas yang terlalu tinggi tidak terlalu disukai oleh organisme akuatik karena biasanya diikuti dengan nilai kesadahan yang tinggi atau kadar garam natrium yang tinggi. Tabel I.1. Indikator yang dapat digunakan untuk titrasi alkaliniti Perub ahan warna pada interv al pH Warna Keadaan basa Merah lembayun g 3,1 4,4 Bila 5,2 5,0 4,8 4,6 Kuning oranye Keada an asam Tanpa Merah

Jenis

Pelarut Indikato r 50% alkohol

1. Fenolftalei n

2. a.Metil oranye b.Metil merah +

70% alkohol

Air

Biru kehijauan Biru muda dengan klelabu Kelabu kemerahan


Laboratorium Kimia

Program Studi Analit DIII Teknik Kimia FTI - ITS

Bab II Tinjauan Pustaka

Bromkres suling dengan biru ol Merah muda Hijau (Alaerts dan Ir. S. Sumetri. S, 1984) II-10

II.2. Aplikasi Industri Studi Kandungan Etanol dalam Tapai Hasil Fermentasi Beras Ketan Hitam dan Putih Dari jurnal ini, dapat diketahui bahwa etanol merupakan senyawa alkohol yang dihasilkan dalam fermentasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat, termasuk beras ketan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan etanol yang terdapat dalam tapai hasil fermentasi beras ketan hitam dan putih yang difermentasi dengan menggunakan tiga macam pembungkus yang berbeda, yaitu daun pisang, plastik dan kaca. Tapai merupakan hasil fermentasi bahanbahan yang mengandung karbohidrat, seperti beras ketan dan ubi kayu. Proses fermentasi melibatkan aktivitas mikroorganisme yang dapat mengubah karbohidrat menjadi etanol, sehingga bahan makanan hasil fermentasi lebih enak rasanya. Dalam penelitian ini, dipelajari perbedaan kandungan etanol dalam tapai yang dihasilkan dari bahan dasar beras ketan hitam dan putih dan dengan menggunakan beberapa macam pembungkus yang berbeda, yaitu dengan daun,
Laboratorium Kimia Analit Studi - ITS Program DIII Teknik Kimia FTI

Bab II Tinjauan Pustaka

plastik, dan gelas. Dari hasil penelitian kadar etanol dalam tapai ketan putih dengan fermentasi menggunakan tiga macam pembungkus yang berbeda, terdapat perbedaan kadar etanol yang signifikan. Kadar etanol paling tinggi diperoleh pada penggunaan daun pisang, kemudian gelas, dan yang paling kecil pada wadah plastik, hal ini disebabkan karena pembungkus daun pisang memberikan suasana yang lebih cocok bagi mikroba fermentasi untuk berperan aktif dalam proses fermentasi karbohidrat menjadi etanol. Disamping itu, dengan pembungkus daun pisang yang relatif tidak begitu rapat dibanding pembungkus plastik dan gelas lebih memungkinkan lagi mikroba azeotobacter yang merupakan mikroba aerob untuk berperan maksimal dalam proses pengubahan etanol menjadi asam asetat.

Program Studi Analit DIII Teknik Kimia FTI - ITS

Laboratorium Kimia

Anda mungkin juga menyukai