Anda di halaman 1dari 7

TRANSPIRASI Untuk tanah kering, suatu tumbuhan harus melindungi persediaan airnya agar terhindar dari kekeringan karena

suhu udara yang terlalu panas, dan tumbuhan harus mempunyai ketahanan kedua-duanya untuk menggantikan kerugiannya dan untuk menyediakan air ekstra untuk pertumbuhan. Kerugian air yang tak bisa diacuhkan ketika daun-daun akan melakukan fotosintesis, stomata akan terbuka agar CO2 dapat masuk, tetapi di waktu yang sama air juga menghambur ke luar. Sebagai tambahan, proses fotosintesis memerlukan air untuk syarat berlangsungnya proses tersebut (seperti halnya beberapa proses yang berkenaan dengan metabolisme lain). Oleh karena itu jika suatu tumbuhan terlalu besar untuk bergantung pada difusi, maka tumbuhan itu harus mempunyai suatu sistem yang siap mengangkut air dari lokasi tersedianya air ke lokasi tumbuh yang tidak tersedia air untuk selanjutnya digunakan daun-daun dan organ tubuh tumbuhan untuk berfotosintesis. Ini akan menunjukkan bagaimana air adalah kebutuhan yang sangat penting, dan memelihara siklus tumbuh, dan bagaimana selaput kayu melayani untuk pengangkutan yang interlokal (Wiley and Sons, 1982). Transpirasi adalah suatu proses yang mengakibatkan pembuangan energi dan dikatakan transpirasi mengakibatkan kehilangan air serta pembuangan tenaga yang diterima tumbuhan dari matahari. Daun-daun menyerap sejumlah energi dari matahari dan hanya sebagiannya dipakai oleh tumbuhan. Kurang dari satu per sen dari energi yang diterima dari matahari untuk digunakan dalam berfotosintesis (Pandey and Sinha, 1972). Transpirasi adalah suatu istilah yang berlaku untuk hilangnya air berupa suatu uap air dari jaringan tumbuhan. Transpirasi pada prinsipnya adalah salah satu dari difusi dan penguapan, tetapi bukan penguapan dengan sempurna yang terbuka dengan bebas. Erlier ahli tumbuhan mengatakan bahwa transpirasi benar mengakibatkan tingkat kerugian air dari suatu jaringan yang hidup akan jelas berbeda dengan jaringan yang mati (Curtis and Clark, 1950). Telah diketahui bahwa transpirasi melalui kutikula, melalui stomata dan melalui lentisel. Sebenarnya seluruh bagian tanaman itu mengadakan transpirasi, akan tetapi biasanya yang dibicarakan adalah hanya transpirasi yang melalui daun, karena hilangnya molekul-molekul air dari tubuh tanaman itu sebagian besar adalah lewat daun. Hal ini disebabkan karena luasnya permukaan daun, dan juga karena daun-daun itu lebih terkena udara dibandingkan dengan bagian tanaman yang lain (Dwidjoseputro, 1994).

Walaupun beberapa jenis tumbuhan dapat hidup dengan tanpa melakukan transpirasi, tetapi jika transpirasi berlangsung pada tumbuhan agaknya dapat memberikan beberapa keuntungan bagi tumbuhan tersebut, misalnya: (Lakitan, 1993) a. mempercepat laju pengangkutan unsur hara melalui pembuluh xilem b. menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada kondisi optimal c. sebagai salah satu cara untuk menjaga stabilitas suhu daun. Dalam udara yang tenang, tahanan lapisan udara tak-campur akan sangat besar daripada tahanantahanan lainnya sampai pembukaan stomata menjadi sangat kecil, sehingga transpirasi berubah sedikit saja dengan perubahan-perubahan dalam pembukaan stomata pada pembukaan yang besar. Walaupun demikian, dalam kondisi berangin, transpirasi berubah dengan perubahan dalam pembukaan stomata yang meliputi seluruh kisaran pembukaannya. Meningkatnya pengendalian transpiasi oleh stomata pada pembukaan yang kecil dan pada kecepatan angin yang lebih besar (Goldsworthy dan Fisher, 1992). Transpirasi Transpirasi merupakan proses penguapan atau keluarnya uap air dari dalam daun. Sebagian besar transpirasi pada tanaman terjadi dengan bantuan stomata dan yang lainnya melalui kutikula daun. Transpirasi adalah proses dimana makhluk hidup kehilangan air melalu proses penguapan. Proses transpirasi umumnya terjadi pada bagian daun atau stomata yang tertutup sampai terbuka perlahan (Ahira, ____ ). Gerakan membuka dan menutupnya stomata ini diakibatkan oleh intensitas cahaya dan kelembaban disekitarnya. Semakin lebar stomata terbuka, maka semakin banyak air yang hilang. Luas daerah permukaan daun juga mempengaruhi proses transpirasi. Makin luas permukaan daunnya, maka makin besar transpirasinya (Ahira, ____ ). Mekanisme Transpirasi Transpirasi paling banyak terjadi melalui stomata, karena itu transpirasi akan sangat ditentukan oleh membuka dan menutupnya stomata. Membuka-menutupnya stomata ditentukan oleh turgor pada sel pentutup. Stomata akan terbuka apabila turgor pada sel penutup tinggi dan akan menutup apabila turgor pada sel penutup rendah (Anonim, 2011). Pada saat turgor sel penutup tinggi, maka dinding sel penutup yang berhadapan pada celah stomata akan tertarik ke belakang, sehingga celah menjadi tebuka. Naiknya turgor sel penutup

ini, disebabkan oleh adanya air yang masuk dari sel tetangga. Akibatnya sel tetangga mengalami kekurangan air dan selnya sedikti mengkerut dan akan menarik sel penutup ke belakang. Sebaliknya pada waktu turgor sel penutup turun yang disebabkan oleh kembalinya air dari sel penutup ke sel tetangga, sel tetangga akan kembali mengembang, mendorong sel penutup ke depan sehingga akhirnya stomata menutup. Hal ini dapat terjadi karena dinding sel penutup yang berhadapan dibagian celah (stomata), memiliki dinding sel yang elastic sehingga mudah berubah (Anonim, 2011). Sinar menyebabkan membukanya stoma dan gelap menyebabkan menutupnya stoma, jadi banyak sinar berarti juga mempergiat transpirasi. Karena sinar itu juga mengandung panas (terutama sinar infra merah), maka banyak sinar berarti juga menambah panas, dengan demikian menaikkan temperatur. Kenaikan temperatur sampai pada suatu batas yang tertentu menyebabkan melebarnya stoma dan dengan demikian memperbesar transpirasi (Dwidjoseputro, 1994). Gerak membuka menutupnya stomata akibat perubahan turgornya, yang diakibatkan perubahan potensial airnya. Perubahan potensial air ini diduga dapat disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini: (Anonim, 2011) a. Bertambahnya gula pada sel penutup sebagai hasil fotosintesis, hanya produksi gula ini tidak cukup besar untuk menghasilkan efek tersebut. b. Perubahan amilum menjadi gula. Ini merupakan teori klasik yang menganggap bahwa gelap CO2, yang mengumpul dalam sel penutup menyebabkan pHnya turun (rendah) atau suasana menjadi asam yang membuat ezim fosforilase dalam sel penutup akan mengubah gula menjadi amilum, turgor turun. Bila terkena cahaya, CO2 akan berkurang karena akan dipakai untuk fotosintesis, pHnya naik, suasana basa, membuat enzim fosforilase aktif mengubah amilum menjadi gula, turgor naik. c. Perubahan permeabilitas. Perubahan pH dapat menyebabkan permeabilitas membrane sel berubah, sehingga memungkinkan bahan terlarut keluar atau masuk sel penutup. Sifat permeabilitas membrane plasma sel penutup terhadap air tidak terpengaruh oleh pH, maka bahan terlarut ini yang akan menentukan membuka menutupnya stomata. Bahan terlarut yang paling berperan adalah ion K (K+). Keberadaan ion K dalam sel penutup dapat mengubah potensial osmotiknya yang berakibat membuka/menutupnya stomata.

Faktor Transpirasi Menurut Dwidjoseputro, 1994 faktor lingkungan yang mempengaruhi transpirasi adalah: 1. Kelembaban Gerakan uap air dari udara ke dalam daun akan menurunkan laju neto dari air yang hilang, dengan demikian seandainya faktor lain itu sama, transpirasi akan menurun dengan meningkatnya kelembaban udara. Apabila stomata dalam keadaan terbuka maka kecepatan difusi dari uap air keluar tergantung pada besarnya perbedaan tekanan uap air yang ada di dalam rongga-rongga antar sel dengan tekanan uap air di atmosfer. Jika tekanan uap air di udara rendah, maka kecepatan difusi dari uap air di daun keluar akan bertambah besar begitu pula sebaliknya. Pada kelembaban udara relatif 50% perbedaan tekanan uap air didaun dan atmosfer dua kali lebih besar dari kelembaban relatif 70%. 2. Suhu Kenaikan suhu dari 180 sampai 200F cenderung untuk meningkatkan penguapan air sebesar dua kali. Suhu daun di dalam naungan kurang lebih sama dengan suhu udara, tetapi daun yang terkena sinar matahari mempunyai suhu 100 200F lebih tinggi dari pada suhu udara 3. Cahaya Cahaya mempengaruhi laju transpirasi melalui dua cara yaitu: a. Sehelai daun yang terkena sinar matahari langsung akan mengabsorbsi energi radiasi b. Cahaya tidak usah selalu berbentuk cahaya langsung dapat pula mempengaruhi transpirasi melalui pengaruhnya terhadap buka-tutupnya stomata, dengan mekanisme tertentu. 4. Angin Angin cenderung untuik meningkatkan laju transpirasi, baik didalam naungan atau cahaya, melalui penyapuan uap air. Akan tetapi di bawah sinar matahari, pengaruh angin terhadap penurunan suhu daun, dengan demikian terhadap penurunan laju transpirasi, cenderung menjadi lebih penting daripada pengaruhnya terhadap penyingkiran uap air. 5. Kandungan air tanah jika kandungan air tanah menurun, sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lebih lambat. Hal ini cenderung untuk meningkatkan defisit air pada daun dan menurunkan laju transpirasi lebih lanjut.

Peranan Transpirasi Transpirasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan tanaman. Transpirasi memberikan manfaat sebagai penunjang pengangkutan mineral, mempertahankan turgiditas optimum dan menghilangkan sejumlah besar panas dari daun. Mineral yang diserap kedalam akar bergerak ke atas tumbuhan dengan cara tertentu dalam arus transpirasi, yaitu aliran air melalui xylem akibat transpirasi. Transpirasi yang terjadi membantu penyerapan mineral dari tanah dan pengangkutannya dalam tumbuhan (Anonim, 2010). Proses transpirasi ini selain mengakibatkan penarikan air melawan gaya gravitasi bumi, juga dapat mendinginkan tanaman yang terus-menerus berada dibawah sinar matahari. Mereka tidak akan mudah mati karena terbakar oleh teriknya panas matahari, karena melalui proses transpirasi, terjadi penguapan air dan penguapan akan membantu menurunkan suhu tanaman. Selain itu, melalui proses transpirasi, tanaman juga akan terus mendapatkan air yang cukup untuk melakukan fotosintesis agar keberlangsungan hidup tanaman dapaty terus terjamin (Brittlate, 2007). Selain itu, peranan transpirasi dalam tumbuhan untuk menurunkan suhu atau mendinginkan daun. Daun yang tidak melakukan transpirasi akan lebih panas beberapa derajat. Perubahan suhu dari daun menunjukan adanya pertukaran energy dari daun dan lingkungannya (Anonim, 2010). Transpirasi pada tumbuhan memiliki beberapa keuntungan bagi kehidupan tanaman tersebut, diantaranya: (Ahira, ____ ) Menjaga stabilitas suhu tubuh. Karbondioksida yang masuk melalui stomata yang terbuka saat terjadi transpirasi dapat dimanfaatkan dalam proses memasak makanan dan pembentukan energi. Bila glukosa hasil fotosintesis tersebut sudah terbentuk, maka tumbuhan akan mendapatkan energi dan secara otomatis suhu tubuhnya menjadi stabil. Memungkinkan percepatan laju pengangkutan unsur hara melalui pembuluh xylem. Pembuluh kayu atau xylem bersumber dari akar yang mengakut cairan menuju ke daun. Cairan tersebut adalah unsur hara yang mendapat tekanan besar ketika proses transpirasi berlangsung pada daun. Hal ini serta merta membuat pekerjaan pembuluh xylem menjadi lebih cepat. Menjaga transport aktif atau turgiditas sel agar tetap berada dalam kondisi optimal.

Turgiditas sel ini yang menyebabkan sel tumbuhan memiliki bentuk yang tetap. Dalam turgiditas sel terjadi transport pasif yaitu perpindahan molekul, ion dan senyawa yang sangat diperlukan tumbuhan dalam proses difusi dan osmosis. Kadar ion kalium dapat dipertahankan saat transpirasi berlangsung.

Tugas Fisiologi Tumbuhan Annisa Octiandari Pertiwi 140410110014 Kelompok 03 B

Daftar Pustaka Ahira. _____. Fungsi Transpirasi Tumbuhan. Availanle online at http://www.anneahira.com/transpirasi-tumbuhan.htm diakses tanggal 8 Maret 2013 pukul 11.25 WIB Anonim. 2010. Peranan dan Manfaat Transpirasi. Available online at http://pengertiandefinisi.blogspot.com/2010/11/peranan-dan-manfaat-transpirasi.html diakses tanggal 8 Maret 2013 pukul 11.27 WIB Anonim, 2011. Mekanisme Transpirasi pada Tumbuhan. Available online at http://zonabawah.blogspot.com/2011/04/mekanisme-transpirasi-pada-tumbuhan.html diakses tanggal 8 Maret 2013 pukul 11.49 WIB Brittlate. 2007. Sistem Transportasi dan Transpirasi Dalam Tanaman. Powered by SMF, Simple Machines LLC. Curtis, O.F. and D.G. Clark. 1950. Plant Physiology. Mc Graw-Hill Book Company. Inc, New York. Dwidjoseputro, D. 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT Gramedia Pustaka Utama, Medan. Goldsworthy, P.R. dan N.M. Fisher. 1992. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. UGM Press, Yogyakarta. Lakitan, B. 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Pandey, S.N. and B.K. Sinha. 1972. Plant Physiology. Vikas Publishing House PVT LTD, New Delhi. Wiley, J and Sons. 1982. Laboratory Studies In Botany Sixth Edition. Permission Department, John Wiley & Sons, Inc, New York.

Anda mungkin juga menyukai