Anda di halaman 1dari 18

MIOMA UTERI

William Grandinata Soeseno (11.2011.129) Pembimbing : dr. Albert Doloksaribu, Sp.OG.

PENDAHULUAN

Mioma uteri dikenal juga dengan sebutan fibromioma, fibroid, atau leiomioma merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat.

Tingginya kejadian mioma uteri antara usia 35 50 tahun, menunjukkan adanya hubungan mioma uteri dengan estrogen.

DEFINISI

Neoplasma berasal dari otot uterus dan jaringan ikat, memiliki kapsul. Dapat disebut leiomioma, fibromioma atau fibroid.

ETIOLOGI
Menurut Manuaba, 2 faktor penyebab mioma teori: 1. Teori stimulasi estrogen
2.

Teori cell nest/Genitoblast

EPIDIOMOLOGI

Di Indonesia angka kejadian mioma uteri ditemukan 2,39% - 11,87% dari semua penderita ginekologi yang dirawat.

FAKTOR RISIKO
1. 2.

3.
4. 5. 6. 7.

Usia penderita antara 25 -50 tahun Hormon endogen : estrogen Riwayat keluarga Indeks massa tubuh Makanan Kehamilan : estrogen meningkat Merokok

KLASIFIKASI

1. 2.

3.

4.

Menurut tempat di uterus dan menurut arah pertumbuhannya : Mioma intramural (54%) Mioma subserosa(48%) Mioma submukosa(6,1%) Mioma intraligamenter(4,4%)

FAKTOR-FAKTOR YANG MENIMBULKAN GEJALA


KLINIS
1. 2. 3.

Besarnya mioma uteri Lokalisasi mioma uteri Perubahan pada mioma uteri

GEJALA-GEJALA YANG TIMBUL


Perdarahan abnormal (pada mioma submukosa) : menorraghia, metrorraghia atau menometrorraghia. Rasa nyeri pada perut bagian bawah dan pinggang Tanda-tanda penekanan Infertilitas Abortus Gejala sekunder : anemia, gangguan ginjal.

PATOFISIOLOGI

Diduga penyebab timbulnya mioma uteri paling banyak oleh hormon estrogen.

Reseptor estrogen pada mioma lebih banyak dari miometrium normal(Pukka). Asal mioma adalah sel otot yang imatur(Meyer de snoo)
Estrogen selain membuat proliferasi endometrium normal, juga membuat mioma berproliferasi.

DIAGNOSIS.ANAMNESIS
Perdarahan Rasa nyeri Gangguan berkemih Akut abdomen infertilitas

DIAGNOSIS.
Pemeriksaan fisik : 1. Dengan pemeriksaan dalam 2. Palpasi abdomen bagian bawah Pemeriksaan laboratorium 1. Anemia, Hb < 12 g/dl 2. Gangguan fungsi ginjal, ureum dan kreatinin meningkat. Pemeriksaana penunjang 1. USG 2. Sitologi : menentukan tingkat keganasannya. 3. Histerekopi 4. MRI

PERUBAHAN SEKUNDER MIOMA UTERI

Berdasarkan histopatologi 1. Atrofi 2. Degenerasi hialin 3. Degenerasi kistik 4. Degenerasi membantu( kalsifikasi) 5. Degenerasi merah 6. Degenerasi lemak. 7. Degenerasi malignansi.

DIAGNOSIS BANDING
Ca endometrium Endometrioosis

KOMPLIKASI
Mengurangi kemungkinan hamil Kemungkinan abortus bertambah Kelainan letak janin Menghalang-halangi lahirnya bayi Inersia uteri/atonia uteri Mempersulit lepasnya plasenta Perdarahan masif

PENATALAKSANAAN
Penanganan konservatif 1. Observasi periodik setiap 3 6 bulan 2. Monitor Hb 3. Pemberian zat besi 4. Penggunaan agonis GnRH. Penanganan operatif 1. Miomektomi 2. histerektomi

PROGNOSIS

Ad bonam

KESIMPULAN

Mioma uteri sejenis neoplasma yang berasal dari otot polos dan jaringan ikat yang dipengaruhi oleh hormon estrogen. Muncul pada usia produksi Penanganan mioma dibagi menjadi konservatif dan operatif tergantung status present pasien.

Prognosis mioma uteri : ad bonam.

Anda mungkin juga menyukai