Anda di halaman 1dari 2

TINGKAT KETAHANAN DAERAH DALAM PENGURANGAN RISIKO BENCANA

PRIORITAS I. MEMASTIKAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA MENJADI PRIORITAS LOKAL DENGAN BASIS KELEMBAGAAN YANG KUAT DALAM PELAKSANAANNYA Indikator : 1. 2. 3. 4. II. MENGIDENTIFIKASI, MENILAI DAN MEMANTAU RISIKO BENCANA DAN MENINGKATKAN SISTEM PERINGATAN DINI DALAM UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA 1. 2. 3. 4. III. BUDAYA KEAMANAN DAN KETAHANAN DI SEMUA TINGKAT 1. Kerangka hukum dan kebijakan kabupaten/lokal untuk pengurangan risiko bencana telah ada dengan tanggung jawab eksplisit untuk semua jenjang pemerintahan. Tersedianya sumberdaya yang dialokasikan khusus untuk kegiatan pengurangan risiko bencana di semua tingkat pemerintahan Terjalinnya partisipasi dan desentralisasi melalui pembagian kewenangan dan sumber daya pada tingkat lokal Berfungsinya forum/jejaring nasional/lokal untuk pengurangan risiko bencana Tersedianya kajian risiko bencana daerah berdasarkan data bahaya dan informasi kerentanan dan meliputi penilaian risiko untuk sektor-sektor Tersedianya sistem-sistem yang siap memantau, mengarsip dan menyebarluaskan data tentang bahaya-bahaya dan kerentanan-kerentanan utama. Tersedianya sistem peringatan dini yang siap beroperasi untuk skala besar dengan jangkauan yang luas ke seluruh tingkatan masyarakat Penilaian risiko lokal dan nasional mempertimbangkan risiko-risiko regional/ lintas batas guna menggalang kerjasama regional mengenai pengurangan risiko. Tersedianya informasi yang relevan mengenai bencana dan dapat diakses pada semua tingkat oleh seluruh pemangku kepentingan (melalui jejaring, pengembangan sistem untuk berbagi informasi, dst) Kurukulum sekolah, materi pendidikan dan pelatihan yang relevan mencakup konsep-konsep dan praktik-praktik mengenai pengurangan risiko bencana dan pemulihan Adanya metode riset untuk penilaian multirisiko serta analisis manfaat dan biaya yang selalu dikembangkan berdasarkan kualitas hasil riset Adanya strategi kesadaran seluruh komunitas untuk pelaksanaan praktik budaya ketahanan bencana dengan jangkauan luas bagi masyarakat baik di perkotaan maupun pedesaan. Pengurangan risiko bencana merupakan tujuan integral dari kebijakan-kebijakan dan rencanarencana yang berhubungan dengan lingkungan hidup, termasuk untuk pengelolaan sumberdaya alam, tata guna lahan dan penyesuaian terhadap kondisi perubahan iklim. Rencana-rencana dan kebijakan-kebijakan pembangunan sosial tengah dilaksanakan untuk mengurangi kerentanan penduduk yang paling berisiko terkena dampak bahaya. Rencana-rencana dan kebijakan-kebijakan sektoral dibidang ekonomi dan produksi telah

2. 3. 4. IV. ADANYA UPAYA-UPAYA PENGURANGAN FAKTOR RISIKO DASAR BENCANA FAKTOR1.

2. 3.

4. 5. 6.

dilaksanakan untuk mengurangi kerentanan kegiatan-kegiatan ekonomi. Perencanaan dan pengelolaan pemukiman masyarakat yang memuat unsur-unsur pengurangan risiko bencana termasuk pemberlakuan syarat dan izin mendirikan bangunan. Langkah-langkah pengurangan risiko bencana dipadukan ke dalam proses-proses rehabilitasi dan pemulihan pascabencana. Siap sedianya prosedur-prosedur untuk menilai dampak-dampak risiko bencana atau proyekproyek pembangunan besar, terutama infrastruktur Siap sedianya kebijkan yang kuat, kapasitas teknis dan kelembagaan serta mekanisme penanggulangan risiko bencana dengan perspektif pengurangan risiko bencana. Tersedianya rencana kesiapsiagaan bencana dan rencana antisipasi yang siap di semua jenjang pemerintahan, latihan reguler diadakan untuk menguji dan mengembangkan program-program tanggap bencana. Tersedianya cadangan keuangan dan logistik serta mekanisme antisipasi yang siap untuk mendukung upaya penanganan darurat yang efektif dan pemulihan pasca bencana. Tersedianya prosedur-prosedur yang siap untuk melakukan pertukaran inforamsi yang relvan selama penaganan darurat serta untuk melakukan tinjauan-tinjuan pasca bencana.

V. PERKUAT KESIAP-SIAGAAN BENCANA

1. 2.

3. 4. MONITORING KEBENCANAAN

Anda mungkin juga menyukai