Anda di halaman 1dari 3

Panjat Tebing

1. PERATURAN PERTANDINGAN a.LEAD


Diberikan kesempatan observasi jalur 6 menit Menunggu urutan pemanggilan pemanjatan di ruang isolasi dan ruang transit Dalam pemanjatan diberikan waktu 6 menit dan semua jalur kompetisi Lead dipanjat secara on-lead dimana atlit dibelay dari bawah Atlit diijinkan/diperbolehkan menyentuh tumpuan (hold) pertama, tanpa kedua kaki meninggalkan/beranjak dari dasar atau lantai. Suatu jalur pemanjatan dianggap telah berhasil dipanjat jika pemanjatan dilakukan sesuai dengan peraturan mengenai kompetisi kategori Lead dan jika tali pengaman telah dikaitkan dengan karabiner dari quickdraw terakhir oleh atlit dengan urutan yang benar dari posisi yang sah Hanya tumpuan yang menggunakan tangan yang akan diberikan nilai. Sesuai dengan yang ditentukan oleh Category Judge, Tumpuan yang dipegang mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada tumpuan yang disentuh: Tumpuan yang dipegang akan diberikan ketinggian tumpuan tersebut tanpa tanda. Tumpuan yang disentuh akan diberikan ketinggian tumpuan tersebut dengan tanda minus (-) Tumpuan yang dipegang dan kemudian suatu gerakan pemanjatan dilakukan dengan tujuan untuk menambah ketinggian tumpuan yang dipegang dan satu tanda plus (+). Adalah kewenangan Category Judge untuk menentukan nilai tumpuan yang dicapai oleh seorang atlit.

b.SPEED

Format klasik yang terdiri atas: 2 (dua) jalur pemanjatan dengan panjang lintasan yang sama serta feature (bentang penampang) dan tingkat kesulitan (grade) yang mirip (Format A). Ketinggian yang direkomendasikan antara 15 21 meter dengan panjang overhang maksimal 5 meter. Jika dalam jalur pemanjatan terdapat roof, panjangnya tidak lebih dari 1 meter Atlit melakukan pemanjatan pada jalur pertama. Apabila berhasil melakukan pemanjatan di jalur pertama, maka dilanjutkan memanjat pada jalur kedua. Penghitungan waktu pemanjatan pada setiap jalur pemanjatan harus dilakukan dengan menggunakan sistem pencatat waktu elektrik (electric timer device Setiap atlit harus dirangking berdasarkan total waktu yang diperoleh dari kedua jalur yang berhasil diselesaikan.

c. BOULDER

Kompetisi Boulders terdiri dari serangkaian jalur pemanjatan pendek yang disebut boulder.Semua boulder harus dipanjat tanpa tali pengaman. Jumlah tumpuan pada tiap boulder harus paling banyak 12 (dua belas) dan jumlah rata-rata tumpuan untuk semua boulder rata-rata antara 4 (empat) sampai 8 (delapan) dalam satu babak Seluruh boulder pada kompetisi Boulder harus diamankan dengan matras landasan jatuh. Menjadi tanggung jawab pembuat jalur untuk menentukan jumlah dan karakter dari boulder sesuai dengan ukuran dan posisi matras, jika beberapa matras/landasan jatuh digabungkan, maka harus ditutup sedemikian rupa hingga tidak memungkinkan atlit jatuh diantaranya Setiap boulder harus mempunyai posisi start yang sudah ditentukan dimana semua usaha pemanjatan harus dimulai. Posisi untuk start ini setidaknya posisi yang tetap dan diberi tanda untuk kedua tangan, serta posisi yang tetap dan ditandai untuk salah satu atau kedua kaki. Posisi start ini harus ditandai dengan jelas, dan tanda tersebut harus dibuat sama untuk setiap boulder. Warna yang digunakan harus berbeda dengan warna yang digunakan untuk menandai tumpuan bonus serta pembatas yang dimaksud dalam Pasal 3.2.3. Atas keputusan Chief Routesetter, tumpuan start yang sudah ditentukan diberi label/tulisan kiri dan kanan. Hanya video rekaman resmi yang dapat digunakan oleh para juri untuk memperkuat kualitas aturan pegang sentuh (hold touch) dalam pengukuran ketinggian dan peringkat atlit pada akhir tiap babak suatu kompetisi (Lead & Boulder)

2. INSIDEN TEKNIS a.Insiden teknis pada kategori Lead didefinisikan sebagai:


Pegangan yang pecah atau berputar. Posisi quickdraw atau karabiner yang tidak semestinya. Tali pemanjatan yang terlalu tegang, dimana dapat membantu atau menghalangi pemanjatan atlit. Kejadian lain yang menyebabkan kerugian atau keuntungan seorang atlit yang tidak fair bagi atlit yang bukan hasil dari usaha pemanjatan yang dilakukannya. atlit yang mengalami insiden melanjutkan pemanjatan pada boulder dimana insiden teknis terjadi. Atlit mempunyai waktu sesuai sisa waktu saat insiden teknis terjadi, dengan minimum 2 (dua) menit

b. Insiden teknis pada kompetisi Boulders didefinisikan sebagai berikut :


Pecah atau longgarnya tumpuan. Kejadian lain yang dapat merugikan atau keuntungan yang tidak-fair untuk seorang atlit yang terjadi karena tindakan yang tidak dilakukan oleh atlit tersebut. Pada babak Kualifikasi atau Semi-Final, jika insiden teknis terjadi karena pecah atau longgarnya tumpuan yang dapat diperbaiki sebelum akhir dari periode pemanjatan yang

sedang berjalan, atlit yang mengalami technical incident akan ditawarkan kesempatan untuk melanjutkan pemanjatannya. Jika atlit memilih untuk melanjutkan maka insiden teknis diakhiri dan tidak ada protes untuk itu. Jika atlit memilih untuk tidak melanjutkan pemanjatannya dalam periode pemanjatan (rotation period) yang berjalan, maka atlit dapat melakukan pemanjatan setelah suatu babak kompetisi berakhir. Dalam hal ini Jury President akan memutuskan kapan waktu lowong yang tersedia, sehingga atlit yang mengalami insiden melanjutkan pemanjatan pada boulder dimana insiden teknis terjadi. Atlit mempunyai waktu sesuai sisa waktu saat insiden teknis terjadi, dengan minimum 2 (dua) menit

3. KETERANGAN/ CATATAN Acuan yang digunakan dalam PORSENI IX politeknik se-indonesia di Palembang ini adalah pengembangan dari Pedoman Kompetisi FPTI versi sebelumnya. Sebagian besar isinya diambil murni dari IFSC Rules 2007 dan ICC Hand Book Organiser 2005, yang diterbitkan secara terpisah oleh bidang Kompetisi FPTI, serta dokumen-dokumen baru yang terfokus pada peraturan Sport Climbing, dan tata cara penyelenggaraan Kompetisi Panjat Tebing. 4. LAIN-LAIN Hal-hal lain yang belum diatur atau belum jelas, akan dibahas dalam pertemuan teknis/ technical meeting yang akan dilaksanakan di Palembang sehari sebelum pelaksanaan.

Anda mungkin juga menyukai