Anda di halaman 1dari 2

Lagi, Soal radiasi tegangan tinggi

Posted by Nurhadi on Feb 14, '06 1:55 AM for everyone

Belakangan ini, polemik seputar dampak radiasi Saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) kembali mencuat ke permukaan. Di Jakarta, sejumlah warga yang mengaku sebagai korban SUTET PLN melakukan aksi protes. Perkembangan terbaru, sedikitnya 22 balita diklaim oleh orang tuanya menderita cacat akibat radiasi SUTET. Mereka umumnya terkena cacat mental, lemah jantung, gangguan otak dan pertumbuhan lambat (SURYA, 6/2/06). Di sisi lain, PLN (dan pemerintah) berkali-kali menegaskan bahwa keluhan warga tersebut sangat tidak beralasan. Mereka beragumentasi bahwa pembangunan tower SUTET telah didasarkan pada standar safety, yang berarti aman untuk ditinggali. Bagaimana sebenarnya radiasi SUTET itu ? benarkah tidak berbahaya bagi kesehatan manusia ? lewat paparan singkat penulis akan mencoba untuk memberikan sedikit penjelasan. Radiasi medan listrik dan medan magnet yang dihasilkan oleh SUTET bisa digolongkan sebagai radiasi non pengion. Istilah fisika radiasi non-pengion mengacu pada radiasi elektromagnetik dengan energi lebih dari 10 elektrovolt (ev) yang antara lain meliputi: sinar ultra violet, cahaya tampak, infra merah, gelombang micro, ultra sound dan radio frekwensi elektromagnetik. Ini artinya, bukan hanya tegangan ekstra tinggi saja yang dapat menghasilkan radiasi elektromagnetik. Barang-barang yang biasa kita pakai sehari-hari juga mengandung potensi serupa. Sebut saja alat-alat elektronik untuk rumah tangga seperti: setrika, mixer, microvave oven, radio, televisi/video compacte disk (VCD) player. Alat komunikasi seperti: telepon genggam (hand phones), single side band (SSB). Alat untuk perkantoran seperti: komputer, printer dan mesin-mesin hitung. Alat untuk bidang penelitian seperti: spektrofotometer, spektrometer, serapan atom dan pompa vakum. Alat yang digunakan untuk industri seperti: kompresor, injection moulding dan lain sebagainya. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Nana Subriana pada tahun 2000, medan listrik yang berada dibawah jaringan SUTET dapat menimbulkan beberapa gejala seperti menimbulkan bunyi mendesis akibat ionisasi pada permukaan penghantar (konduktor) yang kadang disertai dengan cahaya keunguan, bulu/rambut badan akan berdiri pada bagian yang terpajan akibat gaya tarik medan listrik yang kecil, lampu neon dan tes pen dapat menyala dengan kondisi redup akibat mudahnya gas neon pada lampu neon dan tes pen terionisasi, kejutan lemah pada sentuhan pertama benda-benda yang mudah menghantar listrik (seperti pada atap seng, kawat jemuran , pagar besi dan badan mobil). Riset Awal Polemik seputar dampak radiasi SUTET bagi kesehatan dimulai ketika duo peneliti Amerika Serikat (AS) Ed Leeper dan Nancy Wettheimer pada tahun 1979 mempublikasikan hasil riset yang mencengangkan. Mereka menyatakan bahwa anak-anak yang tinggal di daerah SUTET memiliki peluang dua atau tiga kali lebih besar terserang leukemia dan tumor sususan saraf pusat daripada anak-anak yang hidup dikawasan biasa. Tetapi menurut sebagian besar para ahli, hasil penelitian ini kurang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah, karena mereka tidak mampu menjelaskan bagiamana proses pengambilan sampelnya. Penelitian juga pernah dilakukan pada tikus di laboratorium. Radiasi tegangan tinggi ternyata mempengaruhi sifat kekebalan (imun) tikus-tikus tersebut. Apakah radiasi juga merangsang timbulnya kanker, ternyata masih sebatas dugaan, karena tikus-tikus percobaan yang dikenai radiasi tegangan tinggi tidak ada yang menjadi terserang kanker, walaupun diramalkan

kemungkinan bisa terkena kanker. Memang terdapat perbedaan antara manusia dengan tikus, sehingga penelitian terhadap tikus-tikus tersebut mungkin akan lain hasilnya jika dilakukan kepada manusia. Kemudian ada pula riset yang digawangi oleh DR. Gerald Draper dan DR. John Swanson dari National Grid Transco yang merilis bahwa anak-anak yag hidupnya dalam radius 200 meter dari tiang tegangan ekstra tinggi sekitar 70 persen diantaranya terkena leukemia dan yang hidup antara 200-400 meter sekitar 20 persen jika dibandingkan dengan mereka yang tinggal pada radius lebih dari 400 meter. Di dalam negeri sendiri, penelitian dampak radiasi SUTET telah banyak dilakukan. Salah satu yang paling penting dan menjadi banyak referensi adalah hasil riset yang dilakukan oleh Dokter Anies pada tahun 2004. Temuan hasil penelitiannya di Kabupaten Pekalongan, Pemalang, dan Tegal menyebutkan bahwa besar risiko electrical sensitivity (problem kesehatan masyarakat sebagai akibat pengaruh radiasi medan elektromagnetik) pada penduduk yang tinggal di bawah SUTET 500kV, adalah 5,8 kali dibandingkan dengan yang tidak tinggal di sana. Penelitian dilakukan di tiga tempat tersebut, karena di sana tempat SUTET tertua di pantura, yaitu sudah 14 tahun, dan paling padat penduduknya. Dari penelitian juga diketahui bahwa sebagian besar penduduk yang terkena electrical sensitivity mengalami sakit kepala (headache), pening (dizziness), dan keletihan menahun (chronis fatigue syndrome). Tiga gejala itu yang kemudian diwacanakan menjadi ''Trias Anies''. Sebelum itu telah ada penelitian dari Prof DR dr Oentoeng Soeradi yang menemukan bahwa medan elektromagnetik yang ditimbulkan dari saluran kabel dan gardu listrik tegangan tinggi dan alat-alat listrik di rumah bisa berisiko terhadap kesehatan manusia. Ini timbul akibat rusak atau kacaunya kerja jaringan endokrin (hormonal) tubuh karena adanya aliran listrik tersebut (Republika, 4 Juni 2002). Penyakit-penyakit tersebut misalnya berbagai kanker, termasuk leukimia (kanker darah), kemandulan, penurunan kekebalan tubuh, lambatnya pertumbuhan, juga kelainan otak dan resiko serangan jantung. Penyakit ini bisa disebabkan oleh pajanan dengan alat-alat yang dialiri listrik yang sering dijumpai di rumah seperti TV, telepon, komputer, dan lain-lain. Selain itu juga akibat pajanan dengan kabel listrik, gardu listrik tegangan tinggi dan gelombang radio/televisi (UHF/VHF). Bahkan, kendati kabel listrik dibungkus lapisan plastik, tetap saja berefek memancarkan medan elektromagnetik. Meskipun belum ada sepakat untuk menentukan batas aman bagi radiasi tegangan tinggi, namun AS sebagai industri yang paling banyak menggunakan jaringan tegangan tinggi telah menetapkan batas aman sebesar 0,2 mikrotesla (satuan fisis untuk menyatakan besarnya tegangan ). Sementara rusia menetapkan batas aman radiasi tegangan tinggi dengan faktor 1000 lebih rendah dari yang telah ditetapkan oleh AS. PLN menggunakan rekomendasi dari WHO yang dikeluarkan pada tahun 1987 sebagai standar untuk menentukan aman atau tidaknya radiasi SUTET. Dalam publikasi tersebut dinyatakan bahwa medan magnet sampai 0.5 mikrotesla dan paparan medan listrik hingga 10 kV/m tidak membahayakan bagi kesehatan manusia. Perbedaan angka batas aman ini disebabkan karena penelitian mengenai dampak radiasi SUTET memang belum menemukan titik final. Yang menarik, di AS penentuan batas aman tersebut dilakukan oleh lembaga Radiation Protection Board (RPB), sedangkan di Rusia dilakukan oleh Ministry of Health sedangkan di Australia dilakukan oleh Australian Radiation Protection Society (ARPS) suatu lembaga non pemerintah. (*) nurhadi@ep.its.ac.id Note :Pendapat pribadi, tidak mewakili pihak manapun, meskipun salah satu peniliti dikampus saya pernah terlibat dalam iklan sosialisi SUTET PLN.

Anda mungkin juga menyukai