Anda di halaman 1dari 92

Sambutan Bupati Raja Ampat

Drs. Marcus Wanma, M.Si


A:i:f1ta patut bersyukur kepada Tuhan karena wilayah Kabupaten Raja Ampat diberikan karunia potensi sumberdaya alam di laut
(glJ maupun di darat yang kaya. Demikian juga, berbagai publikasi ilmiah telah menyebutkan bahwa Raja Ampat merupakan
salah satu kawasan di dunia yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia.
Namun demikian, saat ini terus terjadi penurunan kualitas sumberdaya alam tersebut akibat ulah manusia yang hanya melihat
kepentingan jangka pendek dengan mengorbankan kepentingan jangka panjang. Menyadari hal tersebut, pemerintah Kabupaten
Raja Ampat telah mengambil langkah-Iangkah untuk dapat mempertahankan kualitas sumberdaya alam laut. Salah satunya
adalah dengan menetapkan 6 Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) seluas 1.125.940 hektar. Tujuan Jejaring KKLD adalah
strategi melakukan perlindungan keanekaragaman hayati laut dalam hal ini perikanan berkelanjutan dan memastikan masyarakat
mendapat manfaat langsung dengan peningkatan kesejateraan dan mata pencaharian lokal yang berkesinambungan. Pemerintah
bekerja keras untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya konservasi sumber daya alam Raja Ampat.
Saya menaruh apresiasi yang tinggi terhadap terbitnya buku ini, ucapan terima kasih kepada tim yang menyusun. Semoga buku
ini dapat menggugah semua pihak untuk bersama pemerintah daerah mengambillangkah-Iangkah untuk melestarikan salah satu
warisan dunia.
~ " " - I l E B I T I SUISES COREMAP II IABUPATEN RAJA AMPAT 3
aecara tradisional turun-temurun konservasi telah dikenal oleh masyarakat Raja Ampat, khususnya mengenai pemanfaatan sumber daya
~ laut. Bertahun-tahun yang silam telah dikenal kearifan lokal dengan apa yang disebut sebagai "Sasi" yakni model pengelolaan sumber
daya laut di mana tetua adat menetapkan untuk menutup kawasan laut terhadap pengambilan biota tertentu dalam jangka waktu tertentu.
Namun demikian, seiring dengan berlalunya waktu secara perlahan-Iahan kearifan tersebut mulai melemah.
Beberapa upaya telah dilakukan untuk mengangkat kembali budaya ini oleh sejumlah pihak, untuk kebutuhan sarana peribadatan misalnya,
lembaga keagamaan mengajak masyarakat menerapkan sasi untuk beberapa jenis hasillaut seperti teripang, bialola, lobster dan sebagainya,
para pegiat konservasi lainnya pun demikian melakukan upaya melalui pendekatan budaya.
Seiring dengan upaya di atas, pendekatan formalpun dilakukan melalui program rehabilitasi dan pengelolaan kawasan terumbu karang, di
mana masyarakat diajak untuk mencari dan menelaah permasalahan keseharian mereka dalam pemanfaatan sumber daya lautnya, mengajak
mereka membuat perencanaan sederhana di tingkat kampung, untuk kemudian bagaimana pelaksanaan rencana yang telah dibuat. Seiring
dengan itu perencanaan yang bottom up tadi diangkat ketingkat atas dengan harapan para pengambil kebijakan menjadikannya sebagai
referensi pemecahan masalah-masalah di tingkat masyarakat.
Tidak hanya berhenti di situ, program juga mengajak masyarakat menemukan etos entrepreneur dalam diri mereka dengan upaya bagaimana
mendiversifikasi mata pencaharian mereka, bersamaan dengan itu upaya lain dilakukan dengan peningkatan kapasitas sdm, micro banking,
budi daya dan sebagainya.
Salah satu upaya mengenalkan mata pencaharian alternatif adalah dengan budidaya rumput laut. Yang dengan teknologi sederhana, modal
relatif kecil, ramah lingkungan, jika dilakukan secara massal diharapkan dapat sumber pertumbuhan ekonomi ditingkat kampung, membuka
lapangan pekerjaan, yang dengan sendirinya akan mengarah pada perbaikan taraf hidup masyarakat. Dengan demikian tekanan terhadap
ekosistem laut akibat kegiatan ekstraksi yang berlebihan bahkan tidak terkendali dapat dihindari, sehingga motto "Terumbu karang sehat,
ikan berlimpah" bukan hal yang mustahil.
-........:....._ CERITA SUUES COREMAP II IlABUPATEN RAJA AMPAT 5
((\j')aja Ampat, disebut sebut masuk dalam 10 top diving site
l::::JL di dunia. Penelitian yang dilakukan memberikan simpulan
bahwa jenis terumbu karang di Raja Ampat adalah yang tertinggi
jumlahnya di dunia. Hal ini menjadi menarik ketika pemerintah
berencana menjadikan Raja Ampat sebagai kawasan wisata.
Pemerintah daerah sendiri telah berkomitmen untuk tetap menjaga
ke'perawan'an kawasan Raja Ampat. Sehingga meskipun nantinya
kawasan ini dijadikan kawasan wisata, terumbu karang dan
kehidupan biota laut di Kabupaten Raja Ampat akan tetap terjaga.
Jantung potensi terumbu karang dunia terletak di kawasan 'coral
triangle'. Kawasan ini mencakup negara Indonesia, Philipina,
Malaysia, Timor Leste, Papua New Guinea dan Kepulauan Salomon.
Dinamakan coral triangle atau segitiga karang dunia karena apabila
ditarik garis batas yang melingkupi wilayah terumbu karang di 6
negara tersebut maka akan menyerupai segitiga. Dengan luasan
total terumbu karang yang mencapai 75.000 km
2
, dua per tiga
nya adalah luas terumbu karang yang dimiliki Indonesia. Kantung-
kantung potensi terumbu karang menyebar di berbagai daerah
Indonesia, seperti Nusa Penida (Bali) , Komodo (NTI), Bunaken
(Sulut), Kepulauan Derawan (Kaltim), Kepulauan Wakatobi (Sultra),
Teluk Cendrawasih (Papua), dan Kepulauan Raja Ampat (Papua
Barat).
Kepulauan Raja Ampat sendiri merupakan kepulauan yang berada di
barat pulau Papua Provinsi Papua Barat, tepatnya di bagian kepala
burung Papua. Luas area ini kurang lebih 9,8 juta hektar darat dan
lautan - termasuk sebagian teluk Cendrawasih - membuatnya
sebagai taman laut terbesar di Indonesia. Taman Laut Raja Ampat
berlokasi penyelaman Pulau Raja Ampat Koordinat: (0030'O"S
130
0
0'0"E / .
0.5 S 130 E) 50 mil atau memakan waktu 2 jam dengan
mempergunakan speedboat dari pelabuhan Jeftman Sorong. Lokasi
penyelaman ini baru ditemukan pada tahun 1990 oleh Max Ammer,
seorang Belanda.
Kepulauan yang menjadi tujuan penyelam-penyelam yang tertarik
akan keindahan pemandangan bawah lautnya ini, terdiri dari 1800
pulau dan 105 kampung. Empat di antara gugusan pulau ini adalah
pulau-pulau besar yaitu Pulau Waigeo, Pulau Misool, Pulau Salawati,
dan Pulau Batanta. Asal mula nama Raja Ampat sendiri diduga
berasal dari mitos yang berkembang dan memiliki beberapa varian
di masyarakat setempat. Mitos itu menceritakan seorang wanita
yang menemukan 7telur. 4 butir telor di antaranya menetas menjadi
4 orang pangeran yang berpisah dan masing-masing menjadi
raja yang berkuasa di Waigeo, Salawati, Misool Timur dan Misool
Barat. Sementara 3 telur lainnya menjadi hantu, seorang wanita
dan sebuah batu. Terdiri dari empat pulau besar dengan ratusan
pulau pulau kedl disekitarnya, menjadikan Raja Ampat tidak hanya
menarik menjadi area diving tetapi juga paket wisata bahari yang
lengkap. Waiwo sebagai lokasi penting adalah kawasan pesisir yang
diinisiasi pemerintah menjadi pusat informasi kelautan Raja Ampat.
Waiwo dapat ditempuh dalam 1 jam mengendarai speedboat dari
Waisai, ibukota Raja Ampat.
Sepanjang perjalanan mata akan dimanja dengan
pemandangan alam yang luar biasa indah. Perairan yang jernih
tertimpa sinar matahari, dengan pohon-pohon kelapa yang
menjulang, ditambah hutan mangrove yang cantik dengan
pulau pulau karst yang berebaran. Hamparan pasir putih yang
menawan dengan perpaduan warna dari ikan ikan kecil dan
karang karang yang unik, menjadikan perjalanan terasa begitu
menyenangkan.
A1UIEMJU' II 1l'1I1HII'ITI:1I II lUll
SOKSES .. ,
Sebagai pusat informasi waiwo memiliki sebuah radio komunitas. Radio komunitas yang mengudara di 107.7 FM selain menjadi media hiburan
masyarakat juga menjadi media penyuluhan yang efektif. Pengelolaan oleh kelompok pemuda dengan bahasan dan topic segar seputar
terumbu karang dan ekosistem laut, menarik minat masyarakat sekitar. Kawasan yang sebagian perairanny telah ditetapkan sebagai DPL
(Daerah Perlindungan Laut) ini tidak hanya menjadi pusat informasi kelautan, melainkan juga kawasan konservasi yang kreatif dan edukatif
sekaligus alternative pili han wisata bahari yang menarik.
Pulau pulau kecil di Kepulauan Raja Ampat memiliki potensi terutama di sector wisata bahari. Lima kampung bahkan sudah mulai dipromosikan
sebagai kampung wisata. Satu diantaranya adalah Kampung Wisata Sauwandarek. Kampung wisata yang terletak di Distrik Meos Mansar,
memiliki beberapa lokasi untuk snorkeling dan menyelam (dive site). Selain itu juga terdapat atraksi memberi makan ikan di pantai dan sentra
industri kerajinan noken (tas tradisional Papua Barat).
Selain wisata air, pengunjung dapat menikmati wisata darat dengan trekking ke telaga Yenauwyau. Telaga yang konon dihuni oleh penyu putih
yang sesekali menampakkan diri, memiliki keunikan rasa air telaga yang asin. Mayarakat sekitar sendiri percaya seseorang yang menjumpai
penyu putih akan mendapat keberuntungan. Di wilayah Sauwandarek ini juga dapat ditemui satwa endemic Saunwandek, yaitu Maleo Waigeo.
Untuk menuju Sauwandek sendiri, perjalanan menggunakan perahu dapat ditempuh selama 7-8 jam dari Waisai.
Kampung wisata lainnya menawarkan panorama bahari dan wisata alamyang tak kalah menarik. Seperti Kampung Saonekdengan ekowisatanya,
C.. ). Untuk menjaga kelestarian terumbu karang dan jenis fauna yg ada di wilayah kepulauan Raja Ampat, Pemda bekerjasama dengan dua
lembaga LSM yg bergerak di bidang conservasi. Yaitu Conservation International Indonesia (CI) dan Coremap.
CI sebagai organisasi nirlaba, yang berpusat di Washington DC, Amerika Serikat merupakan organisasi yang peduli dan berusaha melindungi
perairan penting dunia. Organisasi ini memiliki kemitraan dan hubungan yang baik dengan LSM dan masyarakat pribumi. Dengan foku
pelestarian fauna, organisasi ini bertujuan menjaga warisan alami bumi yang masih hidup, sekaligus menunjukkan bahwa manusia bisa hidu
berdampingan dengan alam. CI didukung oleh ilmuwan dan pakar primatologi, herpetology bahkan berhasil menemukan 52 spesies faun
baru yang 24 diantaranya adalah spesies ikan, di kawasan Papua Barat.
Coremap yang menitikberatkan perhatiannya pada pelestarian terumbu karang dan pembinaan masyarakat terhadap hasil laut setidakny
memiliki sembilan strategi berikut program program didalamnya. Coremap yang merupakan Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumb
Karang merupakan program jangka panjang yang diprakarsai oleh Pemerintah Indonesia. Program ini terdiri dari 3 tahap, yaitu: tahap inisiasi
tahap akselerasi dan tahap institutionalisasi. Pada tahap I coremap berada dibawah tanggung jawab L1PI. Sedang pada tahap ke II Departeme
Kelautan dan Perikanan bertanggungjawab sebagai badan pelaksana program rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang.
CERIIASUIlSES ce:fMAP IlIlABUPARN RAJA AMPAT ........0--'
Dalam meiaksanakan program ini Departemen Kelautan dan
Perikanan bekerjasama dengan L1PI, Bappenas, Departemen
Kehutanan, Departemen Dalam Negeri, Departemen Keuangan, TNI/
POLRI, dan instansi terkait iainnya. Di Kabupaten, Dinas Kelautan
dan Perikanan berperan sebagai unit pelaksana proyek, kecuali
di Kabupaten Biak yang berada dalam tanggungjawab Bappeda.
Kerjasama dari tiap element dalam hal ini pemerintah daerah dan
LSMjelas sangat dibutuhkan, disamping partisipasi aktif dari seluruh
kalangan masyarakat. Oleh sebab itu, selain upaya rehabilitasi sektor
alam, penyuluhan masyarakat lokal menjadi agenda harian yang juga
dilakukan. Masyarakat lokal mendapat akses dan kontribusi dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pengembangan kawasan. Daerah
konservasi terumbu karang di sejumlah pulau dikelola bersama
masyarakat sekitar. Ini mengingat, tujuan program yang tak lain
meningkatkan kesejahteraan masyarakat disamping menjaga dan
melestarikan potensi hayati.
Pada dasarnya, terumbu karang sebagai tempat hidup ikan dan
mahluk laut lainnya memiliki banyak manfaat. Manfaat terumbu
karang bagi manusia diantaranya melindungi pantai dari hempasan
ombak, tempat berkembangbiak ikan dan mahluk laut lainnya,
penyedia lapangan kerja bagi masyarakat melalui perikanan dan
pariwisata, disamping penyedia sumber protein dan obat- obatan
berbagai macam penyakit. Terumbu karang, secara tradisional
juga dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Karena kandungan
kapurnya.
Di Indonesia sendiri terumbu karang banyak tersebar di wilayah
kepulauan bagian timur. Meski terdapat pula di wilayah Sumatera
dan Jawa, namun kawasan timur meliputi Bali, Flores, Banda dan
Sulawesi mendominasi dengan tipe terumbu karang tepi.
Terumbu karang jenis ini dapat dijumpai sepanjang pesisir Sulawesi, Maluku, Barat dan Utara Papua, Madura, Bali, dan sejumlah pulau-pulau
kecil di luar pesisir Barat dan Timur Sumatera. Sedangkan tipe lainnya seperti Tipe Patch reefs (terumbu karang yang mengumpul) terdapat
di wilayah Kepulauan Seribu, terumbu karang penghalang di sepanjang tepi Paparan Sunda, bagian Timur Kalimantan dan sekitar Kepulauan
Togean (Sulawesi Tengah) dan atol, di Taka Bone Rate di Laut Flores, yang juga merupakan atol terbesar ketiga di dunia.
Tipe dari terumbu karang di Raja Ampat umumnya adalah terumbu karang tepi dengan kontur landai hingga curam. Tetapi ditemukan juga tipe
atol dan tipe gosong atau taka. Di beberapa tempat seperti di kampung Saondarek, ketika pasang surut terendah, bisa disaksikan hamparan
terumbu karang tanpa menyelam dan dengan adaptasinya sendiri, karang tersebut tetap bisa hidup walaupun berada di udara terbuka dan
terkena sinar matahari langsung.
Spesies yang unik yang bisa dijumpai pada saat menyelam adalah beberapa jenis pigmy seahorse atau kuda laut mini, wobbegong dan Manta
ray. Juga ikan endemik raja ampat, yaitu Eviota raja, atau sejenis ikan gobbie. Di Manta point yg terletak di Arborek selat Dampier, dapat
dijumpai beberapa ekor Manta Ray yang jinak seperti di Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur. Jika menyelam di Cape Kri atau Chicken
Reef, akan ditemui kumpulan ikan tuna, giant trevallies dan
snappers, yang bebas berkelompok,
Ketegangan adrenalin juga dapat dirasakan ketika menjumpai
barakuda. Walaupun sebenarnya relatif tidak berbahaya (yang
berbahaya jika kita ketemu barakuda soliter atau sendirian),
namun sensasi petualangan dasar laut akan makin lengkap
rasanya. Hiu karang juga sering terlihat, dan pemandangan
penyu sedang diam memakan sponge atau berenang jinak
di sekitar manusia akan mudah dijumpai di beberapa tempat
seperti di Salawati, Batanta dan Waigeo juga terlihat Dugong
atau ikan duyung.
Karena daerahnya yang banyak pulau dan selat sempit, maka
sebagian besar tempat penyelaman pada waktu tertentu
memiliki arus yang kencang. Hal ini memungkinkan juga untuk
melakukan drift dive, menyelam sambil mengikuti arus yang
kencang dengan air yang sangat jernih sambil menerobos
10
CERITASUIlSES COREMAP IlIlABUPATENRAJAAMPAT
kumpulan ikan. Ada juga pesawat karam peninggalan perang dunia
ke II yang bisa dijumpai di beberapa tempat penyelaman menjadikan
tempat yang bagus untuk wreck dive seperti di P. Wai. Dan masih
banyak lagi situs terumbu karang yang sebenarnya belum pernah
dijamah. Ini menjadikan penyelaman di Raja Ampat terasa lebih
menantang.
Kuatnya arus di Kepulauan Raja Empat, berpengaruh terhadap
penyebaran larva karang dan ikan melewati samudra Hindia dan
Pasifik. Hal ini didukukng oleh ketahanan terhadap ancaman-
ancaman seperti pemutihan karang dan penyakit, menjadikan
Kepulauan Raja Ampat wajib dilindungi sebagai asset dan sumber
potensi hayati. Beberapa kawasan terumbu karang yang masih
dalam kondisi baik ditandai dengan persentase penutupan karang
hidup hingga 90%, diantaranya di selat Dampier (selat antara P.
Waigeo dan P. Batanta), Kepulauan Kofiau, Kepualauan Misool Timur
Selatan dan Kepulauan Wayag.
Penelitian yang dilakukan oleh Tim ahli dari Conservation
International, The Nature Conservancy, dan Lembaga Oseanografi
Nasional (LON) Lembaga IImu Pengetahuan Indonesia (UPI) pada
2001-2002 mencatat, terdapat lebih dari 540 jenis karang keras (75%
dari total jenis di dunia), lebih dari 1.000 jenis ikan karang, 700 jenis
moluska, dan catatan tertinggi bagi gonodactyloid stomatopod
crustaceans terdapat di Raja Ampat. Ini membuktikan kawasan Raja
Ampat layak masuk dalam top site diving dunia, karena keragaman
potensi terumbu karangnya.
Upaya pelestarian kawasan Kepulauan Raja Ampat, akan terus
dilakukan untuk menjaga ekosistem terumbu karang dan kehidupan
laut. Dengan menjadikan kawasan ini sebagai kawasan wisata
bahari, proteksi dan penanganan terhadap pelestarian akan terus
ditingkatkan. Pemerintah yang didukung Bank Dunia, bekerja sama
dengan LSM mengawal masyarakat sekitar mencapai kesejahteraan
dan kecukupan ekonomi. Di sisi lain masyarakat sebagai penentu
keberhasilan proyek pelestarian lingkungan juga andil dalam
memberikan kontrol terhadap pemerintah daerah.
Dengan penyuluhan intensif dan kesadaran penuh terhadap
pentingnya pengelolaan hasil laut, ancaman kerusakan terumbu
karang diharapkan dapat menipis. Penyebab utama kerusakan
dan kemerosotan kualitas terumbu karang yang diduga akibat
penambangan karang, penangkapan ikan dengan cara yang tidak
tepat, dan proses sedimentasi, harus dapat diatasi dengan kerjasama
seluruh pihak diantaranya dengan:
- Memastikan kelangsungan industri pariwisata, sehingga
tetap sejalan dengan tujuan pemerintah, tanpa mengganggu
kehidupan alami itu sendiri. Dalam hal ini penanganan
dan pengelolaan merupakan dua hal mutlak yang harus
diperhatikan.
- Memastikan kondisi yang optimal bagi pertumbuhan dan
perkembangan terumbu karang. Seperti yang kita tahu,
terumbu karang merupakan ekosistem tertua di muka
bumi ini. Proses pembentukannya yang cukup lama, jika
tidak dibarengi dengan pelestariannya akan menyebabkan
ekosistem laut menjadi rusak, mengingat perannya yang
sangat penting dalam kehidupan ekosistem bawah laut.
- Memastikan perikanan yang berlanjut. Keterkaitan terumbu
karang dan perikanan yang amat erat dan saling berhubungan
membuat keduanya tidak dapat hidup terpisah.
Dengan dibukanya kawasan Raja Ampat menjadi kawasan wisata
memungkinkan terbukanya kawasan akan 'dunia luar'. Namun
dengan ketahanan dan pondasi, dibarengi kerjasama sinergis antara
CERITA SUKSES COREMAP II WUPATEN RAJA AMPIlf
pemerintah, masyarakat, dan LSM kawasan Kepulauan Raja Ampat
akan tetap terjaga kealamiannya. Penghormatan terhadap alam
sebagai wrisan leluhur yang merupakan modal dasar masyarakat,
ditambah informasi yang memadai terkait kehidupan laut tercermin
dalam:
- berkurangnya penggunaan bahan peledak, alat penangkap
ikan berbahaya yang tidak seharusnya dipakai, (karena
ketidaktahuan masyarakat)
- peningkatan kegiatan di darat, berdampak baik langsung
maupun tidak langsung terhadap kawasan laut. Dengan
meningkatnya kegiatan di darat, didukung pembangunan
sarana dan infrastuktur yang tepat, masyarakat akan memiliki
alternative mata pencaharian lain selain nelayan. Mengingat
jika mata pencaharian masyarakat terkonsentrasi sebagai
nelayan, maka usaha pelestarian tak akan berjalan baik
karena eksploitasi skala besar yang dilakukan oleh nelayan.
- Pemberdayaan masyarakat di berbagai sektor, baik sektor
pariwisata itu sendiri maupun sektor pelestarian kawasan
kepulauan dengan terumbu karang dan perairan di dalamnya.
Digerakkannya kelompok muda lokal sebagai penyuluh
program, para tetua, stakeholder dalam mensosialisasikan
budaya cinta lingkungan, sekaligus LSM sebagai inovator
sekaligus motivator peningkatan kesejahteraan masyarakat.
14
r dua buah benih tanaman. Benih pertama memiliki keinginan kuat untuk tumbuh. la berkata "Aku ingin tumbuh besar, menjejakkar
dalam ke tanah ini. Aku ingin menjulangkan tunasku di atas kerasnya tanah ini, dan membentangkan tunasku, menyapa musim semi
Aku ingin merasakan hangatnya sinar matahari dan lembutnya embun di pucuk daunku di pagi hari ...."
Sedangkan benih kedua bergumam, " Aku ragu, takutku, jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini maka akan kujumpai gelap. Aku tak kahL
apa yang akan kutemui disana. Jangan-jangan ada hewan yang mengerikan di dalam sana. Jika kuteroboskan tunasku diatas tanah ini,
keindahanku akan hilang. Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka, bukankah siput akan memakannya? Apalagi jika aku tumbuh merekah dar
anak-anak coba mencabutku... Ahhh lebih baik aku tetap disini, menunggu sampai keadaan aman... " Benih itupun menunggu sendirian, hinggc
beberapa pekan kemudian, seekor ayam mengais ngais tanah dan mencaploknya.
Begitulah, kisah dua benih tanaman. Benih pertama mungkin saja bisa digambarkan sebagai keadaan Raja Ampat sekarang ini. Kepulauan
sejak tahun 2006, memproklamirkan diri sebagai kawasan wisata dengan wisata bahari sebagai andalannya. Keinginan untuk terus berkembang dar
berkembang. Keinginan untuk mensejahterakan masyarakat sekaligus menyebarkan kearifan loka!. Kearifan untuk menjaga tradisi setempat dengan
penghormatan terhadap alam sebagai esensinya.
Tidak hanya milik Indonesia, Raja Ampat juga milik dunia. Karenanya, dengan membuka diri sebagai kawasan konservasi sekaligus kawasan wisata
Raja Ampat telah menunjukkan kompetensinya, dalam mengelola dan memanfaatkan potensi hayati. Terbukti di tahun 2009, Raja Ampat berhasil
meraih penghargaan Indonesian Tourisme Award, kategori Tourism Special Award. Penghargaan yang merupakan program Departeme
Kebudayaan dan Pariwisata RI, bersama majalah SWA bertujuan untuk mendorong perkembangan pariwisata di Indonesia.
Indonesian Tourism Award (ITA 2009), terbagi dalam tiga kategori, Indonesian Best Destination, The Most Favourite in Tourism Industry, da
Tourism Special Award. Banyak kalangan optimis, di tahun 2010 Raja Ampat dapat tetap mempertahankan Tourism Special Award, bahkan mampu
meraih kategori Indonesian Best Destination. Ini semua jelas merupakan tantangan besar bagi Pemkab Raja Ampat, sekaligus tanggung jawab dari
seluruh element terkait yang mendukung kesuksesan Raja Ampat.
Tak bisa dibantah, bumi Cendrawasih menawarkan sejuta keindahan. Kawasan Kepulauan Raja Ampat yang terbukti merupakan penyumbang
terbesar dalam keanekaragaman jenis terumbu karang tak hanya berpotensi di sektor pariwisata, melainkan juga pertambangan. Nikel menjad"
komoditas utama di Kawasan Raja Ampat. Sayang pengelolaan yang belum matang, di samping berbagai faktor menjadikan sektor pertambanga
belum menampakkan hasH yang memuaskan. Komoditas lain seperti mutiara, hutan mangrove, dan budaya loka!, bisa jadi sektor penunjang yan
apabila dikelola dengan baik dapat memberikan hasil yang memuaskan.
CERITASUISES COREMAP III1UUPllTDI RAJA AMPAT
Sektor bahari dengan panorama dan kekayaannya yang men'jual' ada
baiknya diimbangi dengan sektor-sektor lain. Kesemuanya diharap
.dapat saling melengkapi, sehingga tak akan muneul over exploitasi
pada sektor tertentu, hingga mengakibatkan lumpuhnya sektor
tersebut di kemudian hari.
Seperti yang kita ketahui, pemerintah Indonesia telah berkomitmen
untuk menetapkan 20 juta ha kawasan konservasi laut hingga 2020.
Setelah komitmen itu, pemerintah kemudian genear melakukan
pembangunan konservasi di berbagai daerah. Tidak hanya kawasan
Kepulauan Raja Ampat, melainkan kepulauan lain seperti kawasan
Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur, Taman Nasional
Taka Bonerate di Sulawesi Selatan, Taman Nasional Togean di Sulawesi
Tengah, Taman Nasional Bunaken di Sulawesi Utara danTaman Nasional
Wakatobi di Sulawesi Tenggara, dan Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur.
Di sisi lain, Indonesia bermaksud meningkatkan produksi perikanan
tangkap rata-rata 10 persen per tahun, dalam kesepakatan kerjasama.
Ini menjadi ketakutan tersendiri mengingat Raja Ampat sebagai
kawasan kepulauan dengan laut sebagai komoditas utamanya.
Genearnya pembangunan konservasi yang dilakukan pemerintah
setelah berkomitmen menetapkan 20 juta ha kawasan konservasi
diragukan keseriusannya. Apakah hanya sekedar memenuhi target
angka 20 juta ha, seeara sembarangan dan asal, mengingat bidang
yang digeluti membutuhkan perhatian dan pengelolaan yang ekstra
hati-hati.
Ekosistem laut, termasuk terumbu karang adalah sumber daya
hayati yang rawan kerusakan. Sedikit mengalami kerusakan, maka
membutuhkan waktu yang eukup lama untukpemulihannya. Komitmen
yang terkesan dipaksakan pada akhirnya hanya akan meneapai target
yang ditentukan tanpa disertai kualitas. Begitu juga dengan target
peningkatan produksi ikan tangkapan.
Dengan target peningkatan ikan 10 persen tiap tahunnya otomatis,
kasus-kasus perampokan ikan akan semakin terabai. Kapal motor,
armada pelabuhan, dan pasar-pasar ikan bertambah jumlahnya
berbarengan dengan eksploitasi dan penangkapan berlebihan.
Dengan dalih pendapatan nelayan, eksploitasi berkedok peningkatan
kapasitas penangkapan ikan, sama saja mematahkan tujuan dan
sendi dari konservasi kawasan itu sendiri. Meski bertujuan sama, yaitu
meningkatkan pendapatan nelayan, sehingga masyarakat pesisir hidup
sejahtera, namun kebijakan atau ketetapan yang dikeluarkan bisa saja
ditunggangi kepentingan-kepentingan tertentu.
Peningkatan produksi ikan tangkapan, pada dasarnya merupakan
kerjasama perdagangan guna memperluas jangkauan pasar ekspor.
Bukankah dengan memenuhi pasar ekspor, konsumsi domestik akan
lebih kerontang. Hal inilah yang musti dipertimbangkan.
Berbeda dengan proyek konservasi yang eenderung berstigma
'mengusir' nelayan, Raja Ampat sejak awal konsisten untuk melakukan
pembangunan ekonomi melalui eagar laut. Proyek ini diterapkan
dalam dua pendekatan, yaitu system tarif masuk kawasan Raja Ampat
dan promosi pariwisata bahari bekerjasama dengan pihak swasta.
UU No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau
Pulau keeil, meneakup kebijakan dan ketentuan suatu kawasan sebagai
kawasan wisata. Undang-undang ini jelas menuturkan pedoman dan
batasan dalam penyelenggaraan pariwisata suatu wilayah. Namun
apakah sumber undang-undang saja eukup? Jelas tidak. Pengaruh
lokal masih memegang kemudi atas upaya pengembangan kawasan
menjadi daerah pariwisata sekaligus konservasi. Dalam hal ini, aspek
sosiologi, antropologi, dan geografi jelas memberikan peranan, dan
17
........:..IIt_ CERITI suus COREMIP III11BUPATEN RlJIIMPAT
Sektor bahari dengan panorama dan kekayaannya yang men'jual' ada
baiknya diimbangi dengan sektor-sektor lain. Kesemuanya diharap
.dapat saling melengkapi, sehingga tak akan muneul over exploitasi
pada sektor tertentu, hingga mengakibatkan lumpuhnya sektor
tersebut di kemudian hari.
Seperti yang kita ketahui, pemerintah Indonesia telah berkomitmen
untuk menetapkan 20 juta ha kawasan konservasi laut hingga 2020.
Setelah komitmen itu, pemerintah kemudian genear melakukan
pembangunan konservasi di berbagai daerah. Tidak hanya kawasan
Kepulauan Raja Ampat, melainkan kepulauan lain seperti kawasan
Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur, Taman Nasional
Taka Bonerate di Sulawesi Selatan, Taman Nasional Togean di Sulawesi
Tengah, Taman Nasional Bunaken di Sulawesi Utara danTaman Nasional
Wakatobi di Sulawesi Tenggara, dan Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur.
Di sisi lain, Indonesia bermaksud meningkatkan produksi perikanan
tangkap rata-rata 10 persen per tahun, dalam kesepakatan kerjasama.
Ini menjadi ketakutan tersendiri mengingat Raja Ampat sebagai
kawasan kepulauan dengan laut sebagai komoditas utamanya.
Genearnya pembangunan konservasi yang dilakukan pemerintah
setelah berkomitmen menetapkan 20 juta ha kawasan konservasi
diragukan keseriusannya. Apakah hanya sekedar memenuhi target
angka 20 juta ha, seeara sembarangan dan asal, mengingat bidang
yang digeluti membutuhkan perhatian dan pengelolaan yang ekstra
hati-hati.
Ekosistem laut, termasuk terumbu karang adalah sumber daya
hayati yang rawan kerusakan. Sedikit mengalami kerusakan, maka
membutuhkan waktu yang eukup lama untukpemulihannya. Komitmen
yang terkesan dipaksakan pada akhirnya hanya akan meneapai target
yang ditentukan tanpa disertai kualitas. Begitu juga dengan target
peningkatan produksi ikan tangkapan.
Dengan target peningkatan ikan 10 persen tiap tahunnya otomatis,
kasus-kasus perampokan ikan akan semakin terabai. Kapal motor,
armada pelabuhan, dan pasar-pasar ikan bertambah jumlahnya
berbarengan dengan eksploitasi dan penangkapan berlebihan.
Dengan dalih pendapatan nelayan, eksploitasi berkedok peningkatan
kapasitas penangkapan ikan, sama saja mematahkan tujuan dan
sendi dari konservasi kawasan itu sendiri. Meski bertujuan sama, yaitu
meningkatkan pendapatan nelayan, sehingga masyarakat pesisir hidup
sejahtera, namun kebijakan atau ketetapan yang dikeluarkan bisa saja
ditunggangi kepentingan-kepentingan tertentu.
Peningkatan produksi ikan tangkapan, pada dasarnya merupakan
kerjasama perdagangan guna memperluas jangkauan pasar ekspor.
Bukankah dengan memenuhi pasar ekspor, konsumsi domestik akan
lebih kerontang. Hal inilah yang musti dipertimbangkan.
Berbeda dengan proyek konservasi yang eenderung berstigma
'mengusir' nelayan, Raja Ampat sejak awal konsisten untuk melakukan
pembangunan ekonomi melalui eagar laut. Proyek ini diterapkan
dalam dua pendekatan, yaitu system tarif masuk kawasan Raja Ampat
dan promosi pariwisata bahari bekerjasama dengan pihak swasta.
UU No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau
Pulau keeil, meneakup kebijakan dan ketentuan suatu kawasan sebagai
kawasan wisata. Undang-undang ini jelas menuturkan pedoman dan
batasan dalam penyelenggaraan pariwisata suatu wilayah. Namun
apakah sumber undang-undang saja eukup? Jelas tidak. Pengaruh
lokal masih memegang kemudi atas upaya pengembangan kawasan
menjadi daerah pariwisata sekaligus konservasi. Dalam hal ini, aspek
sosiologi, antropologi, dan geografi jelas memberikan peranan, dan
17
........:..IIt_ CERITI suus COREMIP III11BUPATEN RlJIIMPAT
18
arah perkembangan.
Sebelum disahkan dan dibuat undang-undang, ketentuan, keputusan pihak-pihak berwenang, masyarakat Raja Ampat sebagai pemilik sah kekayaan
telah memiliki warisan budaya turun temurun. Di mana didalamnya tertuang ajaran menghargai dan melestarikan alam seperti tradisi sasi, teknik
memancing molo, dan bacigi, tarian wala, bintaki, dan banyak warisan kebudayaan lainnya.
Sasi adalah larangan mengambil hasillaut, dalam kurun waktu tertentu. Musyawarah digunakan untuk menentukan batasan, kurun waktu larangan
pengambilan hasil laut. Musyawarah juga digunakan untuk menentukan apakah hasil laut yang sebelumnya dilarang sudah boleh dipanen
kembali.
Bacigi sendiri adalah teknik memancing ikan, tanpa menggunakan umpan. Masyarakat mariadei memancing bersama-sama kaum muda, anak anak
tetua, menggunakan kail tanpa umpan. Bacigi dilakukan untuk menangkap ikan yang hidupnya berkelompok dan berenang dekat permukaan laut
Molo, adalah cara tradisional menangkap ikan dengan senapan kayu. Nelayan harus menyelam terlebih dahulu untuk kemudian menembak ikan
menggunakan senapan. Senapan ini menggunakan kawat sebagai pelurunya. Nelayan yang menggunakan cara ini disebut tukang molo ikan, biasa
menggunakan kaca molo, atau kaca selam untuk melindungi mata.
Lazimnya, masyarakat Papua khususnya Raja Ampat, hanya mengambil ikan dengan cara memancing. Inipun dilakukan dengan peralatan tradisional
dan alat sederhana seperti nilon, kail, dan timah sebagai pemberat. Yang disayangkan acapkali dengan proses globalisasi dan kemajuan teknologi,
masyarakat terkadang turut mengadopsi teknologi-teknologi luar yang sangat membahayakan keberlangsungan kekayaan laut.
Penggunaan bom dan sianida, bahan peledak dan pukat, acapkali dipergunakan untuk menangkap ikan, karena alasan sederhana, tidak tahu. Ironi
memang, tapi inilah dampak yang musti diterima dengan terbukanya Raja Ampat, sebagai kawasan pesisir yang juga tujuan wisata. Hal ini pulalah
yang mungkin melatarbelakangi, program kapal pendidikan KM Kalabia.
Kapal yang beroperasi mulai 30 Agustus 2008 ini merupakan hasil kerjasama Dinas Pendidikan dan Pengajaran Pemda Raja Ampat bersama
Conservation Internasional (CI) Indonesia, dan The Nature Conservancy. Kalibia yang diambil dari nama ikan hiu berwarna cokelat orange yang
berjalan neggunakan sirip ketika mencari makan di karang, ini adalah endemic khas Raja Ampat, dengan nama latin Hemiscyllium Freycineti. Kapal ini
memiliki panjang 37 meter, dengan kapasitas penumpang 18 orang dan 6 awak kapal.
KM Kalabia memiliki berbagai fasilitas ajar seperti perpustakaan, modul-modul konservasi, perangkat audio visual, ruang pertemuan dan sebagainya.
Pengenalan terhadap ekosistem laut Raja Ampat, adalah upaya menumbuhkan kecintaan dan kebanggaan terhadap sumber daya alam yang ada.
Dengan tema "Berlayar sambil Belajar" KM Kalabia yang terdiri atas enam tenaga pendidik, akan mengelilingi 88 desa di wilayah Raja Ampat. Dengan
materi menyenangkan seputar kehidupan kelautan, generasi muda diharapkan memiliki pengalaman menarik sehingga sadar betul, akan fungsi
menjaga dan melestarikan Iingkungan, serta mampu membedakan dan memanfaatkan teknologi, tanpa harus merusak Iingkungan dan tatanan
alam selama ini.
elRluSUISES eOREMAP II UBUPATEJI RAJA AMPlIT -J.....,r
Ditinjau dari sisi geografis, Raja Ampat yang merupakan kabupaten
kepulauan jelas berpotensi terhadap perpecahan. Terlebih kawasan
yang berjauhan dipisahkan oleh perairan. Hal ini sebetulnya tidak
cukup berpengaruh karena kondisi masyarakat sendiri sudah cukup
kondusif. Selain multiras, multiagama, multietnis dan sebagainya, Raja
Ampat. tetap membuktikan persaudaraan dan kekokohan, utamanya
dalam upaya pengembangan kawasan Raja Ampat.
Daerah Pulau Dom, dengan mayoritas penduduk berasal dari Jatim dan
Madura, Pulau Buaya, denagn masyarakat Buton, Biak, dan Serui, Sorong
dengan masyarakat asli, Jawa dan Manado, tidak menimbulkan adanya
jarak atau keregangan antara semuanya. Kehidupan beragamapun
berjalan harmonis, rukun, dan toleransi. Meski di kawasan Salawati dan
Misool didominasi penduduk muslim, sedang Kabare, Waigeo barat
dan Waigeo utara dengan mayoritas kristen, tidak pernah menjadi
alasan untuk tidak hidup berdampingan.
Dari segi histori sosiologis, mayarakat Raja Ampat kebanyakan
merupakan peranakan Kesultanan Tidore. Catatatan sejarah Kesultanan
"Museum memorial Kesu/tanan Tidore Sinyine mallige" menjelaskan,
pada tahun 1453 Sultan Tidore yang ke 10 Ibnu Mansur bersama Sangaji
Patani Sahmardan dan Kapitan Waigeo bernama Kapitan Gurabesi
memimpin ekspedisi kedaratan tanah besar. Ekspedisi yang terdiri dari
satu armada kora-kora berangkat ke tanah besar beserta pulau-pulau
melewati patani Gebe dan Waigeo. Ekspedisi ini berhasil menaklukkan
tiga wilayah yang meliputi Wilayah Raja Ampat atau Korano Ngaruha,
Wilayah Papua Gamsio (Papua Sembi Ian Negeri), dan Wi/ayah Mafor
Soa Raha (Mafor Empat Soa).
Wi/ayah Raja Ampat meliputi Kolano Waigeo, Kolano Umsawol atau
Lilinta, dan Kolano Waigama. Sedang wilayah Papua Gamsio, mencakup
Sangadji Umka, Gimalah Usba, Sangaji Barei, Sangaji Boser, Gimalaha
Kafdarum, Sangaji Wakeri, Gina/aha Warijo, dan Sangaji Mar Gima/a
Marasay. Untuk wilayah Mafor Soa Raha terdiri dari Sangaji Rumberpon,
Rumansar, Angaradifa, dan Waropen.
Sebelum Malakajatuh ke tangan Portugis, Kerajaan kerajaan di kawasan
Maluku mencapai kejayaanya. Di antara kerajaan Ternate, Tidore, Bacan,
dan Jailolo, Tidore merupakan yang paling menonjol diantaranya.
Disamping faktor geografis, Kerajaan Tidore dengan kepemimpinan
Sultan Khairun dan Sultan Baabullah menjalin kerjasama bidang
ekonomi dengan kawasan Raja Ampat. Perdagangan dan kerjasama
hasil bumi, menjadikan Raja Ampat dan Kesultanan Tidore memiliki
kedekatan, dan hubungan kekerabatan yang kuat.
Pada mulanya, kerajaan Wagama dan Misool merupakan bagian
kekuasaan Kesultanan Bacan. Pada abad XVII Tidore berhasil
mengalahkan Bacan hingga kedua daerah tersebut kemudian dikuasai
Tidore. Hingga kemudian, Tidore memgang peranan dan dominasi
besar di bagian barat papua ini.
Dari sumber The Preaching of Islam sendiri, pada tahun 1520 Thomas
W. Arnold mencatat, bahwa Kerajaan Islam Bacan di Maluku telah
menguasai daerah Waigeo, Misool, Waigama, san Salawati serta daerah
daerah yang sekarang menjadi bagian dari daerah Sorong sekarang.
Demikian ha/nya dengan cerita rakyat yang berkembang, menerangkan
bahwa pada abad XV daerah Biak telah menjadi wilayak Kesultanan
Tidore. Sultan mengangkat pejabat daerah bersangkutan, dengan
gelar gelar seperti Kapitan, Sangaji, Korano, Dimara, Mayor, dan
sebagainya. Salah seorang tokoh dari Biak bernama Gurabesipun
diangkat sebagai penglima di Pusat Kesultanan. Gurabesi pulalah,
tokoh yang berpengaruh terhadapa asal usul nama Raja Ampat.
~ ..IIt_ CERITA SUIlSES COREMAP II KABUPATEN RAJA AMPA,
19
Asal usul Raja Ampat terdapat dalam dua versi yang berbeda. Versi
pertama menyebutkan di Teluk Kabui Kampung Wawiyai, hiduplah
sepasang suami istri. Ketika mereka hendak pergi ke hutan untuk
mencari makan sampailah mereka di tepi Sungai Waikeo. Disana mereka
menemukan enam butirtelur naga. Keenam butirtelurtersebut mereka
masukan dalam noken dan dibawa pulang. Sesampainya di rumah,
telur telur tersebut disimpan di dalam kamar, hingga pada malam hari
telurtersebut menetas. Alangkah kagetnya mereka, mendapati keenam
telur tersebut menetas dalam wujud manusia. Empat diantaranya laki-
laki, dan satu perempuan.
Pada perkembangannya kelima anak tersebut mendapat nama War,
Betani, Dohar, Mohamad, dan Pintolee. War kemudian menjadi Raja di
Waigeo, Betani menjadi Raja di Salawati, Dohar di Lilinta, dan Mohamad
di Waiga. Sedang si anak perempuan, Pintolee, ketika didapati kakak
lakilakinya hamil, kemudian dihanyutkan dalam kulit bia, kerang besar
hingga terdampar di Pulau Numfor. Telur yang tidak menetas, sampai
sekarang masih disimpan dan mendapat penghormatan khusus dari
masyarakat.
Cerita lain menyebutkan, pasangan suami isteri yang tinggal di
Waigeo benama Gurabesi. Gurabesi sendiri adalah raja atau kolano,
yangmerupakan utusan sultan, berkuasa di pulau. Pulau pulau itulah
yang sekarang dikenal ebagai Pulau Raja Ampat. Dinamakan Raja
Ampat, karena sang kolano memiliki empat orang anak laki laki, yang
kemudian keempat putera itu mejadi raja dari pulau pulau Papua.
Gurabesi seorang pahlawan perang legendaries yang berasal dari Biak.
Berkat kecerdikan, keberanian, dan kekuatan gaibnya Gurabesi dan
para prajuritnya berhasil menundukkan musuh Tidore. Sebagai hadiah
atas keberhasilannya menyelamatkan Kesultanan Tidore, ia kemudian
menikah dengan Boki Taibah, puteri Ciliaci, Sultan Tidore pertama.
Lantas apa kaitan, Kawasan Raja Ampat sebagaikawasan konservasi sekaliguswisata terhadap kondisi geografis, histories, dan antropologi Raja
Ampat?
Jelas terdapat kaitan penting antar segi segi terkait. Untuk memajukan, mengembangkan kawasan Raja Ampat sebagai kawasan konservasi sekaligus
wisata diperlukan kesatuan misi dari berbagai pihak. Kesatuan misi tujuan dari program tak lain adalah mengembangkan kawasan Raja Ampat.
Pengembangan kawasan Raja Ampat tidak bisa hanya ditinjau dari kondisi fisik, dengan pembangunan sarana dan prasarana yang menunjang,
melainkan aspek nonfisik, batinijah.
Suatu kawasan dikatakan madani, diantaranya tercermin dalam kebijakan lokal, untuk terus mempertahankan dan melestarikan alam. Sebelumnya
telah diuraikan, bagaimana warisan nenek moyang memberikan pengajaran dan pendidikan cinta Iingkungan lewat berbagai hasH kebudayaan,
Molo, Sasi, Bacigi, tari tarian, nyanyian,cerita rakyat dan sebangsanya. Di era seperti sekarang, budaya dan tuntunan norma saja tak cukup untuk
mengawal perkembangan menuju daerah madani. IImu pengetahuan dan keterampilan teknologi merupakan hal yang patut dikuasai. Dan bukti riil
kesungguhan Pemkab untuk menunjang hal tersebut telah dibuktikan dengan hairnya KM Kalabia.
Disamping proyek KM Kalabia, upaya upaya seperti penyuluhan,
pembinaan, dan pelatihan khususnya bagi para generasi muda
Raja Ampatpun sering dilakukan. Generasi muda sebagai pioneer,
penentu kemajuan suatu daerah menjadivital dalam pengembangan
kawasan ini. Generasi muda diharap mampu tetap menjaga budaya
dan kearifan lokal, sekaligus memiliki kemampuan dan keterampilan
dalam teknologi dan pengetahuan khususnya terkait kelautan.
Pembangunan fisik lain yang rasa rasanya dianggap penting dalam
menyokong perkembangan Raja Ampat, adalah pembangunan
sektor tambang dan penggalian potensi non pariwisata.
Setidaknya terdapat lebih dari 8 perusahaan pertambangan di
kawasn Raja Ampat. SK Pertambangan Eksplorasi no 3 tahun 2005,
SK Pertambangan Eksplorasi no 1tahun 2005, menetapkan kawasan
Waigeo Utara, Waigeo Timur, sebagai lokasi pertambangan dengan
area seluas 6.930 ha. Berbagai perusahaan pertambangan seperti
PT Anugerah Surya Pratama, PT Anugerah Surya Indotama, PT Pasific
........::..IIt_ CERITA SUKSES COREMAP II KABUPATEN RAJA AMPAr 21
22
Nikel Mining, PT Harita Multi Karya Mineral, dan beberapa perusahaan
lainnya telah mendapatkan ijin perusahaan.
Sebagai sumber daya bernilai jual tinggi, pertambangan sudah
seharusnya memberikan kontribusi tinggi dalam pendapatan daerah.
Patut disayangkan ketidakseriusan seluruh elemen dalam menggarap
sektor ini, hingga sampai sekarang belum bisa memberikan sumbangsih
cukup besar dalam perkembangan Raja Ampat. Selain itu potensi
kekayaan lain seperti mutiara juga masih minim perhatian. Perusahaan
mutiara di Misool Tenggara dan Waigeo Barat bahkan sudah beroperasi
lebih dari sepuluh tahun namun belum banyak berkontribusi.
Sektor hutan mangrove yang belum dikelola dengan baik, juga perlu
diperhatikan. Hutan mangrove sebagai pendukung utama dalam
ekosistem laut memegang peranan penting di kawasan pesisir dan
pinggiran. Selain fungsi ekologisnya sebagai penyedia nutrient bagi
biota laut, penahan abrasi, badai, dan tsunami, penyerap limbah, dan
pencegah intrusi air laut, mangrove juga memiliki fungsi ekonomis.
Oiantaranya penyedia kayu, bahan baku obat obatan, dan industri
kerajinan.
Oi berbagai Negara berkembang seperti Australia dan Malaysia,
hutan mangrove bahkan dimanfaatkan sebagai sektor pariwisata.
Inilah yang mungkin bisa menjadi inspirasi bagi kawasan Raja
Ampat. Pengembangan sektor-sektor seperti di atas tak lain untuk
menghindarkan sektor pariwisata sebagai beban konsentrasi.
k-..r__
CERITA SUKSES COREMAP Ilwupm. RAJA AMPAT .....!fII8IIi5'
Fasilitator Masvarakat Berperan dalam
Perubahan Perilaku Masvarakat
Program Coremap II adalah satu-satunya program di Kabupaten Raja
Ampat yang menggunakan pendekatan pendampingan intensif
dengan menempatkan seorang fasilitator atau pendamping masyarakat
atau lebih akrab disebut dengan CF. Fasilitator tinggal, hidup, bekerja
dan belajar bersama masyarakat kampung secara full time. Peran CF
di kampung sangat penting dalam melakukan intervensi, memberikan
pengaruh positif, membuat masyarakat merasa diperhatikan dan
ditemani dalam pemecahan masalahnya. Peran CF dan kebutuhan
masyarakat akan seorang pendamping sangat terlihat dan terasa di
Kampung Meosmanggara. Kampung ini dulunya (sebelum Coremap
II masuk) adalah kampung yang hampir 100% masyarakat melakukan
penangkapan ikan dengan cara merusak. Mereka menggunakan
potassi um, bom, kompresor, dII. Sudahsejaklama mereka hidupdengan
cara seperti itu dan sudah berbagai orang yang datang menegur mereka
baik dengan cara halus maupun dengan cara kasar. Dari pemuka agama
(pendeta) sampai tentara bersenjata pun datang menegur mereka
tapi tidak ada yang bisa membuat mereka berubah. Satu demi satu
pelakupun sudah merasakan sakit secara fisik akibat pekerjaan mereka
ini, tapi itu juga tidak membuat mereka sadar. Sampai pada suatu waktu
ada tiga orang pemuda dari Coremap II datang ke kampung ini untuk
beberapa hari dan bercerita dengan masyarakat. Setelah mereka pergi
beberapa minggu kemudian datang seorang pemuda yang mirip orang
tionghoa datang dan tinggal di Kampung Meosmanggara. Pemuda
ini adalah fasilitator masyarakat dari Coremap yang memilih tinggal
di salah satu pelaku destructive fishing di Kampung Meosmanggara.
~ CERITA SUUES COREMAP II IAIUPATENRAJA AMPAT 23
Beberapa hari pertama ia tidur di tempat tidur yang dibawanya penuh
dengan material destructive fishing. la tidak menghiraukan apa yang
ada di bawah tempat tidurnya ia pun menjalani hidupnya dengan
gembira dan penuh suasana kekeluargaan. Suasana kekeluargaan
yang dibangunnya dengan keluarga ini juga dibangunnya dengan
keluarga lain di kampung itu. la makan dari rumah ke rumah dan
menyapa semua orang yang ia temuLla menemui tokoh-tokoh penting
di kampung dan menciptakan suasana kekeluargaan dengan mereka.
Hari demi hari masyarakat khususnya tuan rumah tempat tinggal CF
ini memahami maksud dan tujuan program yang dibawa CF ini dan
semakin hari si tuan rumah merasa tidak tenang dan merasa berdosa
membiarkan material destructive fishing ada di bawah tempat tidur si
CF. Akhirnya material pun dikeluarkan dan disembunyikan di tempat
yang lain. Waktupun berjalan dengan banyak sekali diskusi dan sharing
yang terjadi antara CF dengan para tokoh termasuk tuan rumah.
Akhirnya seperti sebuah tekad yang terjadi secara serentak, merekapun
bersepakat dan berjanji untuk tidak melakukan destructive fishing lagL
Mereka malu pada anak muda yang datang dengan sederhana dan
mau hidup dengan mereka, justru yang peduli dengan lin
mereka. Perubahan ini terjadi serempak di kampung itu ~
menimbulkan banyak pertanyaan bahkan kecurigaan dari ~
tetangga yang mengetahui kehidupan mereka sebelumn
setiap kali kalo ditanya mengapa kalian berubah atau bahkc
mereka sendiri juga bertanya mengapa saya berubah, merek
tak mampu mencari jawabannya dan yang mereka tahu anak
yang mampu menyentuh hati mereka. Kisah ini sering dicerita
Ketua LPSTK, Motivator Kampung, Ketua LKM, Bendahara LK1\
gereja, ketua pokmaswas dan tokoh lainnya yang duluny,
pelaku destructive fishing. Mereka menceritakan ini dengan
haru yang mendalam.
Sekarang mereka tetap hidup sebagai nelayan dengan per
pas-pasan dari penangkapan yang ramah Iingkungan. Harapal
adalah mereka bisa hidup terus dari alam yang kemudian h.
menghasilkan pendapatan yang baik bagi mereka dengan c
ramah terhadap alam.
24 CERITA SUUES COREMAP IllIABUpmMRAJA AMPIT __(,../
6
PEMBElAJARAN DARI PROSES PEMBENTUKlN
DPl 01 KlB. RAJA AMPIT
Sejak pelaksanaan program COREMAP II pada tahun 2005 sampai
sekarang ini, di Kabupaten Raja Ampat telah terbentuk 23 Daerah
Perlindungan Laut di 21 Kampung dengan luasan yang bervariasi
untuk masing-masing kampung. Pada proses pembentukan DPL ini
bervariasi pada setiap kampung.
Proses awal pembentukan DPL ini diawali dengan sosialisasi oleh
Community Facilitator (CF). Dalam proses sosialisasi dilakukan
pendidikan Iingkungan hidup (PLH) mengenai pentingnya terumbu
karang bagi kehidupan manusia. Sosialisasi ini dilakukan dengan
cara formal dan non formal. PLH ini dilakukan pada semua unsur
yang ada di masyarakat mulai dari anak-anak sampai orang tua. Hal
ini penting karena langkah awal dalam pembentukan DPL dimana
seluruh masyarakat harus paham dan mengerti mengenai tujuan
dan manfaatnya.
Di Kabupaten Raja Ampat untuk pemilihan lokasi DPLnya agak beda
dengan di tempat lain terutama mengenai lokasi dan jarak lokasi
DPL. Hal ini disebabkan adanya faktor adat dan kepemilikan marga
yang kuat. Ada lokasi DPL yang jaraknya jauh dari suatu kampung
dan secara administrasi sudah masuk dalam wilayah kampung lain
namun karena faktor adat dan kepemilikan marga tersebut, lokasi
tersebut tetap dipilih menjadi lokasi DPL berdasarkan persetujuan
dan ijin marga pemilik lokasi terumbu karang tersebut.
Setiap lokasi DPL yang sudah ditetapkan diresmikan dengan
secara adat dan keagamaan dalam bentuk sasi. Ini dilakukan guna
CERI1I SUKSES COREMAP II UBUPATEK RAJAAMPAT _ .............
lenghindari pelanggaran di daerah DPL, dimana masyarakat yang
lasih kuat dengan adat dan agama. Barang siapa yang melakukan
elangg
aran
di DPL dipereaya akan mendapat hukuman adat.
erbeda dengan sasi yang pada umumnya yang sifatnya bisa dibuka
an dimanfaatkan pada waktu-waktu tertentu, untuk sasi di DPL-DPL
3b. Raja Ampat sifatnya permanen. DPL-DPL ini dilengkapi dengan
lnda batas permanen. Selanjutnya DPL-DPL ini diperkuat dengan
eraturan kampung yang isinya digali dari masyarakat dan disahkan
eh semua unsur yang ada di kampung.
!karang ini tanda batas permanen lokasi DPL sudah banyak yang
sak dan putus karena arus. Hal ini disebabkan karena konstruksi
ngkar dan pelampung yang tidak sesuai dengan lokasi yang eukup
rbuka. Sebagai gantinya diupayakan untuk menggunakan tanda
ltas yang coeok dan biasa digunakan masyarakat, agar wilayah DPL
sa ada tandanya dan tetap terjaga dari aktivitas eksploitasi.
!telah adanya DPL-DPL hal yang perlu diperhatikan adalah masalah
~ n e g a k a n aturan, karena sekarang masih marak terjadi kegiatan
'struktiffishing seperti pemboman dan bius. Sementara penangan
sus mengenai destruktif fishing masih kurang serius ditangani dan
lnyak pelaku yang divonis bebas padahal sudah jelas-jelas pelaku
rtangkap beserta barang bukti. Kalau hal ini masih sering terjadi
takutkan masyarakat akan frustasi dan malah menjadi perusak di
wasan mereka sendiri. Kerjasama yang baik dan keseriusan antar
arat penegak aturan diperlukan, agar bisa meminimalisir kegiatan
struktif fishing ini.
-
DPL
(341,8 Ha)
8 III
PETA LOKASI DPL GUREBESSY
KAMPUNG SAONEK
DISTRIK WAIGEO SELATAN
130'46'00" 8T 130'47'00 8T
DPL GURABESS
KAMPUNG SAON
DISTRIKWAIGEO SEl
KABUPATEN
4001
Keterangan:
'- Kampung
Tanda batas DPL
o BalasDPL
o Daratan
_ HUlan mangrove
o Terumbu karang
o LaUl
B I = Balas I B III = Bal'
B II =Balas II B IV =Ball
Peta Indeks
30
130'46'00" 8T
CERITASUIlSES COREMAP II WUpmNWAAMPAT -J....r
130'47'00" 8T 130'48'00" 8T
Kepulauan Ampat
'"
.;;;:t.
,..,'
ROfil KAMPUNG SAONEK
mpung Saonek merupakan salah satu kampung yang terdapat di distrik Waigeo Selatan dan merupakan ibukota Distrik Waigeo Selatan,
bupaten Raja Ampat, Propinsi Papua Barat. Memiliki luas wilayah berkisar 4000 m
2
Kampung ini dapat dijangkau dari Ibukota Kabupaten
lisai dengan perahu bermotor tempel15 PK selama 20 menit. Dan jika dijangkau dengan perahu bermesin katinting memakan waktu hingga
menit. Sedangkan Kampung Saonek dapat dijangkau dari Kota Sorong dengan menggunakan kapal motor seperti KM Kieraha, KM Raja
lpat I dan II, memakan waktu 4 jam. Bila menggunakan Kapal (epat Mega Express I dan III, atau speed boat dapat ditempuh selama 2 jam.
dangkan jika menggunakan long boat maka dapat ditempuh sekitar 3 jam.
mpung Saonek memiliki Ekosistem daratan dan lautan yang kedua-duanya saling mempengaruhi, dengan bentuk memanjang dari timur ke
rat dengan panjang pemukiman 707 m
2
dan lebar 114 m
2
Lautannya memiliki berbagai jenis ikan baik itu ikan ekonomis penting seperti
Iming (Napoleon), kerapu, cakalang, bubara, tenggiri dan hiu. Ada juga ikan-ikan ekonomis penting lainnya seperti samandar (ikan yang hidup
ekitar lamun), kakatua (Scarus spY, puri (Stylophorus comersonii) dan ikan karang lainnya seperti gutila, ikan kulit pasir, dan lain-lain. Hasillaut
n ikan seperti Lobster, suntung, lola, teripang, dan pia-pia (tiram yang tidak menghasilkan mutiara hanya diambil cangkangnya saja) dan
'bagai jenis moluska yang dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumsi. Dataran kampung Saonek dikelilingi oleh vegetasi daratan, seperti di
~ i a n selatan kampung terdapat hutan yang tanahnya sedikit berbukit curam yang terdapat areal perkebunan kelapa. Pantai Barat Saonek
utupi hutan mangrove dengan luasan yang sangat kecil, yang didominasi oleh jenis Rhizopora, Avicenia, Bruguira dan Soneratia alba. Padang
lun di Saonek terletak di bagian kampung dengan luas 800 m
2
mengelilingi perairan kampung Saonek dari jenis Enhalus acoroides sebesar
va, Holodule pinipholia sebesar 15%, Thalassia hemprichi.
tuk melindungi potensi tersebut, Kampung Saonek saat ini telah memiliki Daerah Perlindungan Laut (DPL) dengan nama DPL Gurrabesy.
LGurrabesy mempunyai luas 341. 8 Ha, terletak di daerah pesisir dengan kondisi pantai berpasir dan berbatu. Vegetasi pantainya berupa
ak belukar diselingi pohon kelapa juga terdapat mangrove. Panjang rataan terumbu antara 50 -100 meter. Kemiringan slopenya antara 30-
. Karang hidup dapat ditemui sampai kedalaman 17 meter. Daerah DPL ini memiliki substrat karang mati. Ditemui pernah terjadi kegiatan
19rusakan karang akibat bom dan potassium. Juga kerusakan karang diakibatkan oleh arus yang kuat. Di lokasi DPL Gurrabesy ditemui 47
is karang dari 12 suku dan didominasi kategori jenis karang non acropora. Kondisi karang dikategorikan baik dengan tutupan karang hidup
itar 63.50%. Di lokasi ini juga terdapat 70 jenis ikan karang.
~ ..IIt._ CERITA SUUIS COREMAI' II KABUPATEH RAJA AMPII
3
PETALOKASI DPL YENMANGKUAN
KAMPUNGSAPORKREN
DISTRIK WAIGEO SELATAN
130'44'10" BT
DPLYENMANGKW
KAMPUNG SAPORKR
DISTRIKWAIGEO SEU
KABUPATEN RAJA ~
150 M
BII
Keterangan:
Kampung
,; Tanda balas DPL
o Batas DPL
o Daralan
o Terumbu karang
o Laut
B I =Balas I Bill =Balas
B II =Balas II B IV =Balas
Peta Indeks
Kepulauan Raja Ampat
Bill
DPL YENMANGKUAN
(32,2 Ha)
130'43'45" BT 130'45'00" BT
32
CIRITASUISISCORlMAP II WUpmNRAJAAMPlIJ -
Fil KAMPUNG SAPORKRIN
ung Saporkren merupakan salah satu kampung yang terdapat di distrik Waigeo Selatan, kabupaten Raja Ampat, Propinsi Papua Barat.
iki luas wilayah 32 Ha. Bentuk Topografi daratan pulau berbukit dengan ketinggian 20 m hingga 30 m dari permukaan laut sedangkan
r pulaunya berpasir. Profil pantai sebelah selatan pulau cenderung datar dan tidak terlindung oleh pulau-pulau sekitar atau pelindung
, maupun mangrove. Sehingga ketika datang musim selatan terjadi penggerusan dan erosi pantai, namun kondisi ini akan kembali normal
pografi pantai akan kembali kepada keadaan semula apabila terjadi musim utara. Kampung Saporkren dapat dijangkau dari ibu kota distrik
selama 15 menit dengan menggunakan perahu bermotor tempel 15 pk dengan jarak 1,5 mil, sedangkan dari ibukota kabupaten yaitu
dapat ditempuh dengan perahu bermotor tempel15 pk selama 1jam, dengan jarak 6 mil. Jika dijangkau dengan perahu bermesin katinting
kan waktu hingga 1jam ke ibukota distrik dan 2jam ke ibukota kabupaten.
mg Saporkren memiliki Ekosistem daratan dan lautan yang kedua-duanya saling mempengaruhi. Hasil survei sederhana menunjukkan luas
mg Saporkren berkisar 5 Ha (belum ada pengukuran yang tepat). Lautan pulau Saporkren memiliki berbagai jenis ikan baik itu ikan ekonomis
9 seperti maming (Napoleon), kerapu, kakap, cakalang, bubara, tenggiri dan hiu. Ada juga ikan-ikan non ekonomis penting seperti samandar
'ang hidup disekitar lamun), kakatua (Scorus spY, puri (Stylophorus comersonii) dan ikan karang lainnya seperti gutila, lakorea, dan lain-lain.
Hasillaut non ikan seperti Lobster, suntung, lola, teripang, dan pia-pia
(tiram yang tidak menghasilkan mutiara hanya diambil cangkangnya
saja) dan berbagai jenis molusca yang dimanfaatkan untuk kebutuhan
konsumsi.
Untuk melindungi potensi tersebut, Kampung Friwen telah membentuk
Daerah Perlindungan Laut (DPL) dengan nama Yenmangkwan. DPL
Yenmangkwan mempunyai luas 32.2 ha dan terletak di pesisir. Vegetasi
pantainya berupa pohon kelapa diselingi semak belukardan merupakan
pantai berpasir. Kemiringan slopenya sekitar 35. Karang hidup dapat
ditemui sampai kedalaman 15 meter. Lokasi DPL ini mempunyai substrat
karang mati dan pasir, juga banyak ditemui karang yang mati akibat
arus. Di lokasi DPL Yenmangkwan ditemui 12 jenis karang. Kondisi
karang dikategorikan baik dengan tutupan karang hidup sekitar 56 %.
Di lokasi DPL Yenmangkwan juga terdapat 57 jenis ikan karang.
SUISES COREMAP II KABUPATEN RAJA AMPAT
33
PETA LOKASI DPL FIADURU
KAMPUNG YENBESER
DISTRIK WAIGEO SELATAN
250M
B I = Batas I B IV = Balas IV
B II = Batas II B V = Batas V
Bill = Batas III
Kelerangan:
Kampung
.. Tanda batas DPL
o BatasDPL
B
Daratan
Lau!
Peta Indeks
DPLFIADURU
KAMPUNG YENBESER
DISTRIKWAIGEO SELATA1j
KABUPATEN RAJAAMPA
13042'30" BT
Bill
t
B,IV
13041'00" BT
~
~
l--''"------;:;;;;:;::;;:;;:-;;;--------===-= -----===-=_--'
Yenbeser
f" ,
CERITA SUIlSES COREMAP IIwupm. RAJA AMPAT ~
PROfll KIMPUNG VENBESER
Distrik Waigeo Selatan terdiri dari 11 kampung, salah satunya adalah Kampung Yenbeser. Luas daratan kampung Yenbeser sekitar 18 Ha dengan
panjang 600 mdan lebarnya 300 m. BentukTopografi daratan berbukit dengan ketinggiaan kurang dari 2 mdari permukaan laut sedangkan tekstur
pulaunya berpasir. Profil pantai sebelah barat eenderung datar dan tidak terlindung oleh pulau-pulau sekitar atau pelindung pantai sehingga
ketika datang musim selatan terjadi penggerusan dan erosi pantai yang eukup berarti. Hal ini tergambar dari pergeseran garis pantai ke arah
dalam daratan pulau. Kampung Yenbeser dapat dijangkau dari ibu kota distrik (Saonek) selama 45 menit dengan menggunakan perahu bermotor
15 PK (sekitar 10 km), sedangkan ibukota kabupaten Waisai dapat ditempuh dengan perahu bermotor 15 PK selama 1 jam. Pada umumnya
masyarakat kampung Yenbeser memiliki perahu katinting sehingga waktu yang diperlukan untuk sampai pada pusat kota Kabupaten Raja Ampat
dapat meneapai 2 jam perjalanan. Pada musim selatan transportasi ke kampung relatif sulit bahkan tidak ada. Untuk menyiasati musim selatan
masyarakat berlayar dari dan ke Waisai dengan eara menyusuri pantai-pantai pesisir sebelah timur kampung dan melewati selat KabuL Namun
aktivitas ke luar kampung sangat sedikit pada saat musim angin selatan. Pada musim barat dimana kondisi euaea relatif baik, maka untuk tiba
ke Kampung Yenbeser dapat ditempuh dari berbagai arah. Biasanya masyarakat menggunakan perahu bermotor 15 PK untuk sampai ke Saonek
(menghemat waktu) dan kapal perintis untuk sampai ke Sorong (4 jam perjalanan).
Kondisi Osenografis Kampung Yenbeser relatif sama dengan kondisi pulau-pulau lain dalam kawasan. Salinitas pada perairan kampung Yenbeser,
yaitu berkisar 30 - 35 % dan tingkat keeerahan perairan meneapai 19 meter. Seeara bio-ekologis perairan kampung Yenbeser terdiri dari tiga
ekosistem penting, yaitu bakau, lamun dan terumbu karang. Pada ketiga ekosistem ini hidup beragam jenis biota. Pada ekosistem bakau berpasir
didominasi berbagai jenis moluska, eehinodermata dan bivalvia berukuran keeil (antara lain kepiting, teripang, udang-udangan, kelomang,
pari, dill. Sedangkan ekosistem lamun dihuni oleh jenis ikan baronang, kepiting, bintang laut, teripang, kerang, dll. Ekosistem terumbu karang
merupakan ekosistem yang paling kaya karena dihuni oleh beragam jenis karang, ikan, kerang-kerangan berukuran keeil sampai besar, lobster,
teripang, gurita, dll. Hal yang paling unik di ekosistem terumbu karang di Kampung Yenbeser adalah ditemukannya dua jenis kuda laut dengan
warna yang berbeda menghuni daerah terumbu karang disekitar dermaga Yenbeser.
Untuk melindungi potensi tersebut, masyarakat di Kampung Yenbeser sepakat untuk membentuk Daerah Perlindungan Laut (DPL) yang diberi
nama Fiaduru. DPL Fiaduru terletak di pesisir dan. mempunyai luas 66,2 ha. Vegetasi pantai didominasi oleh semak belukar dan pohon kelapa.
kondisi pantai terdiri dari pasir dan karang mati. Karang hidup sampai pada kedalaman 9 meter. Substatnya terdiri dari pasir dan karang mati
dan ada indikasi ada bekas kegiatan pemboman yang dilakukan pada waktu lalu. Kemiringan slope bervariasi antara 35- 75. Di lokasi DPL
Yenmangkwan ditemui 26 jenis karang dari 8 suku. Kondisi karang dikategorikan baik dengan tutupan karang hidup sekitar 66 %. Di lokasi DPL
Kordiris terdapat 65 jenis ikan karang.
~ " " I l _ CERnA SOISES COREMAP II IABUPATEN RAJA AMPAT ,
BII
Peta Indeks
100 100 M
Keterangan:
Ii Tanda balas DPL
o BalasDPL
o Daratan
_ Hulan mangrove
_ Lumpur
o Terumbu karang
o Laul
B I = Balas I Bill = Ba
B II =Balas II B IV =S.
DPLKORDIR
KAMPUNG FRn
DISTRIK WAIGEO Sl
KABUPATEN RAJA
BI
PETA LOKASI DPL KORDIRIS
KAMPUNG FRIWEN
DISTRIK WAIGEO SELATAN
130"38'30" BT
13039'00" BT l:w39'30"BT
I
\ 36 CIRITASUKSIS CORlMAP IIIlABUPATIN RAJAAMPAT A.rr
ROfil KIMPUNG fRIWEN
Friwen merupakan salah satu kampung yang terdapat di distrik Waigeo Selatan, kabupaten Raja Ampat, propinsi Irian jaya Barat.
emiliki luas wilayah berkisar 3 Ha. Kampung Friwen dapat dijangkau dari ibu kota Distrik (Saonek) selama 45 menit dengan menggunakan perahu
tempel 15 PK, sedangkan dari ibukota Kabupaten Waisai dapat ditempuh dengan perahu bermotor tempel15 PK selama 1jam. Dan jika
jangkau dengan perahu bermesin katinting memakan waktu hingga 2jam.
3taran pulau Friwen memiliki lebar sekitar 500 meteryang dikelilingi oleh vegetasi daratan maupun pesisir dimana pada bagian barat pulau tersebut
rdapat hutan dengan ketinggian sekitar 50 meter. Disekitar hutan yang tanahnya berbukit sedikit euram ke arah pantai barat terdapat beberapa
eal yang sudah ditumbuhi alang-alang dan bambu friwen dan sebagian arealnya adalah perkebunan kelapa serta perkebunan keeil. Pantai
iwen berpasir putih dan sebagian ditutupi oleh hutan mangrove. Padang lamun mengelilingi perairan kampung Friwen. Dari hasil pengamatan
temukan bahwa seluruh bagian pulau Friwen ditutupi oleh terumbu karang dengan prosentase penutupan 44, 8 %. Rata-rata kondisi terumbu
karang tergolong baik dan masih sangat baik untuk
beberapa lokasi tempat pengamatan.
Untuk melindungi potensi tersebut, Kampung
Friwen telah mempunyai Daerah Perlindungan Laut
(DPL) yang bernama Kordiris. DPL Kordiris Kampung
Friwen mempunyai luas 81.5 ha dan terletak di
pesisir. Vegetasi pantai DPL Kordiris ditutupi oleh
mangrovejenis Rhizophora spdan kondisi pantainya
berpasir dan berlamun. Kemiringan slopenya
antara 30- 45. Karang hidup dapat ditemui sampai
kedalaman 10 meter. Daerah ini bersubstrat karang
mati dan pasir. Ada beberapa kerusakan yang di
akibatkan oleh arus juga pemboman dan bius. Di
lokasi DPL Kordiris ditemui 26 jenis karang. Kondisi
karang dikategorikan baik sekali dengan tutupan
karang hidup sekitar 76 %. Di lokasi DPL Kordiris
juga terdapat 69 jenis ikan karang.
II 1II'1l1l:1I1"ITUlIIIJIIUilPIT
S11ISES Ii'
PETALOKASI DPL KORMANSIWIN
KAMPUNG YENWAUPNOR
DISTRIK MEOSMANSAR
I,
l
!
I
-,
38
130'36'20 6T
_

CERITASUIlSES COREMAP IlIlUUPAT1II RAJAAMPAT
130'36'40 6T
811
DPLKORMAN
KAMPUNGYE
DISTRIK MEOSI
KABUPATEN RAJ
Keterangan:
Kampung
.. Tanda balas DPL
o BalasDPL
D Daratan
_ Hutan mangrove
o Terumbu karang
o Laut
B I = Batas I B IV
B II = Balas II B V
Bill = Balas III
Pela Indeks
ROfil KAMPUNG YENWAUPNOR
i1mpung Yenwaupnor merupakan salah satu kampung yang berada di pulau GAM dan termasuk dalam wilayah administrasi Oistrik Meos
ansar, Kabupaten Raja Ampat. Memiliki luas wilayah berkisar 19.185,95 m
2
Ketinggian dari permukaan laut kurang lebih 3m sehingga
empengaruhi jenis pasang dan surut serta jenis-jenis biota yang tumbuh disekitar pesisir pantai. Profil pantai sebelah barat cenderung datar
In tidak terlindung oleh mangrove, sehingga ketika datang ombak, terjadi pergeseran dan abrasi pantai yang cukup berarti. Ini terlihat dari
!rgeseran garis pantai ke arah dalam daratan kampung. Oengan kondisi demikian, maka penduduk yang bermukim di tepi pantai sebelah barat
Irus melakukan gerakan penanaman bakau untuk mencegah abrasi pantai dan pergeseran garis pantai. Yenwaupnor dapat dicapai dari pusat
distrik (Yenbekwan) kurang lebih satu jam dengan menggunakan motor tempel, kurang lebih empat jam dari ibukota Kabupaten
aisai, sedangkan dari Ibukota Propinsi dapat ditempuh dalam dua hari. Waktu tempuh tersebut cukup stabil jika laut cenderung tenang. Tetapi
Ida musim selatan, saat laut sedang berombak, transportasi ke Kampung Yenwaupnor relatif sulit.
ltaran pulau Yenwaupnor dikelilingi oleh vegetasi daratan maupun pesisir. Kondisi penutupan lahan pulau Yenwaupnor dari arah laut ke
Irat dapat dibagi menjadi beberapa bagian. Pada bagian laut dari sisi pulau didominasi oleh rataan terumbu karang kemudian diikuti oleh
dang lamun dan patahan karang dan pasir. Bagian berikut adalah hutan mangrove dan asosiasinya namun sebagian besar hutan mangrove
rdapat di bagian belakang kampung, bentuk pulau Yenwaupnor sangat unik karena hampir sebagian besar dikelilingi oleh estuari dengan
:lominasi tumbuhan mangrove dan lamun dari berbagai jenis. Lebih ke darat merupakan daerah pemukiman penduduk, selanjutnya kearah
ara kampung adalah area perbukitan dan merupakan kawasan hutan yang masih cukup luas. Sebagian lahan digunakan oleh masyarakat
bagai lahan kebun.
Ituk melindungi potensi tersebut, masyarakat Yenwaupnor sepakat membentuk Oaerah Perlindungan Laut yang diberi nama Kormansiwin.
'L Kormansiwin terletak di daerah pesisir dan mempunyai luasan sekitar 13.7 ha. Vegetasi pantainya didominasi belukar dan mangrove dan
ndisi pantainya berpasir dan berbatu. Kemiringan slopenya 45. Pada lokasi ini karang hidup bisa ditemui sampai kedalaman 20 meter.
bstrat di lokasi ini terdiri dari karang mati dan pasir. Oi lokasi ini diindikasikan pernah terjadi kegiatan pengrusakan karang seperti bom,
tas dan juga kareria disebabkan arus. Oi lokasi OPL Kormansiwin ditemui 4 jenis karang dari 3 suku. Kondisi karang dikategorikan cukup baik
ngan tutupan karang hidup sekitar 40 % dengan 68 Jenis ikan.
...IIIt_CERnA SUUES COREMAP II KABUPATEN RAJA AMPAT
3
,:
PETALOKASI DPL MANSASWAR
KAMPUNG SAWINGGRAI
DISTRIKMEOSMANSAR
130'33"30" BT
DPLMA
KAMPUNG
DISTRIK
KABUPATEI
DPL MANSASWAR
(17,7 Ha)
.------_BIV
BII_-----.....
Keterangan:
Kampung
,. Tanda bata
o BatasDPL
D Daratan
_ Hutanman!
D Terumbuk.
D Laut
B I = Batas I
BII=Batasll
Peta
CERITASUKSES COREMAP II UBUpmNRAJAAMPllT .J......~
,
,
o
13033"30" BT 130"34'00" BT
13034'30" BT 130"35'00" BT
KepullllWWl ft". Ampac
KAMPUNG SAWINGGRAI
Campung Sawinggrai merupakan salah satu kampung yang terdapat di pulau Gam Distrik Meos Mansar Kabupaten Raja Ampat. Kampung
;awinggrai terletak kurang lebih 50 km dari pusat pemerintahan ibukota kabupaten Raja Ampat (Waisai). Secara geogarafis Kampung Sawinggrai
lerada pada garis koordinat 0030'33"- 01 OO'OO"lS dan 12430'00"-13030'00"BT. Kampung ini merupakan kampung yang terletak di dataran
lulau, mempunyai bentuk pantai yang landai dengan ketinggian berkisar antara 1- 1,5 meter dari pemukaan air. luas wilayah kampung adalah
:urang lebih 5.000 Ha dengan panjang kampung kurang lebih 1.000 meter dan Lebar kurang lebih 500 meter (SOHal. Untuk menjangkau Ibu
Distrik (Yenbekwan) dari Sawinggray, dapat ditempuh sekitar 20 menit dengan menggunakan motor tempells PK dan 90 menit perjalanan
nenuju Ibu Kota Kabupaten (Waisai) serta 7 jam menuju kota Sorong dengan menggunakan transportasi yang sama.
Osenografis Kampung Sawinggrai relatif sama dengan kondisi kampung lain dalam kawasan. Tingkat salinitas perairannya bervariasi
lari 30 - 35 permil. Tingkat kecerahan perairan hampir 100%, kecuali pada daerah-daerah berarus keras kondisinya lebih keruh karena terjadi
lengadukan sedimen (proses sedimentasi). Arus bergerak sesuai kondisi pasang surut air laut, pada saat air pasang arus bergerak dari arah
elatan ke daratan pulau terus ke arah barat, sedangkan pada saat air surut air bergerak dari arah utara ke arah timur daratan pulau. Secara
lio-ekologis perairan Kampung Sawinggrai terdiri dari tiga ekosistem penting, yaitu bakau berpasir, lamun dan terumbu karang. Pada ketiga
'kosistem ini hidup beragam jenis biota. Pada ekosistem pasir didominasi berbagai jenis moluska, echinodermata dan bivalvia berukuran kecil
antara lain kepiting, teripang, udang-udangan, kelomang, pari dan lain-lain). Sedangkan ekosistem lamun dihuni oleh jenis ikan baronang,
epiting, bintang laut, teripang, kerang dan lain-lain. Dari ketiga ekosistem di atas, yang paling kaya adalah ekosistem terumbu karang dimana
lihuni oleh ratusan jenis karang, ikan, kerang-kerangan berukuran sedang sampai raksasa, udang lobster dan lain-lain.
Intuk melindungi segala potensi tersebut, dibentuklah Daerah Perlindungan laut (DPl) oleh masyarakat dengan nama DPl Mansawar. DPl
terletak di patch reef dan mempunyai luas sekitar 17,7 ha. Kemiringan slopenya sekitar 60yang di dominasi oleh patahan karang.
:arang hidup dapat ditemui sampai kedalaman 20 meter. Substrat lokasi ini terdiri dari pasir dan karang mati. Dibeberapa tempat ditemui
erusakan karang karena ombak juga karena ada pemboman sebelumnya. Di lokasi DPl Mansaswar ditemui 10 jenis karang. Kondisi karang
likategorikan sangat baik dengan tutupan karang hidup sekitar 77 % dengan 63 jenis ikan karang.


1 upAtU IUUAIlMI'AT
CElinA SOUES elREM1l1' II 11I1
PETALOKASI DPL TANADI
KAMPUNG KAPISAWAR
DISTRIK MEOSMANSAR
130'33'40" BT 13034'00" BT 130'34'20" BT
Keterangan:
Kampung
,. Tanda batas DPL
CJ Balas DPL
o Daratan
_ Hulan mangrove
o Terumbu Karang
o Laul
B I = Batas I B III = Batas III
B II =Batas II B IV =Balas IV
..K&pUlauan Raja Ampat . ~
' ~
DPLTANADI
KAMPUNG KAPISAWAI
DISTRIKMEOSMANSAl
KABUPATEN RAJAAMPi
war pi
130'34'20" BT 13034'00" BT
BIV
BI
13033'40" BT
DPLTANADI
(66,7 Ha)
BII
Bill
CERITASUKSES COREMAP II UBUpmNRAJAAMPAT ...J....'r
42
PROfll KAMPUND KAPISAWAR
Kampung Kapisawar merupakan salah satu kampung yang terdapat di pulau Gam, Distrik Meos Mansar, Kabupaten Raja Ampat, Provin:
Papua Barat. Kampung ini merupakan kampung yang terletak di dataran pulau, mempunyai bentuk pantai yang landai dengan ketinggia
dari pemukaan air berkisar antara 1 - 1,5 meter. Panjang kampung Kapiswar adalah 310 meter dan lebar 96 meter serta memiliki lua
wilayah pemukiman berkisar 29.760 mO. Untuk menjangkau Ibu Kota Distrik (Yenbekwan) dari Kapisawar, dapat ditempuh sekitar 20 men
dengan menggunakan motor tempel15 PK, dan 2 jam perjalanan menuju Ibu Kota Kabupaten (Waisai) serta 7 jam menuju kota Sorong denga
menggunakan transportasi yang sama.
Dataran kampung Kapisawar yang dikelilingi oleh vegetasi daratan maupun pesisir dimana pada bagian utara terdapat hutan dengan ketinggia
sekitar 50 meter. Disekitar hutan yang tanahnya berbukit terdapat beberapa areal yang ditumbuhi alang-alang dan bambu dan sebagian arealny
adalah perkebunan kelapa serta perkebunan keeil. Pantai Kapisawar berpasir putih dan sebagian ditutupi oleh hutan mangrove Pada kawasa
ini banyak dijumpai berbagai jenis ikan karang, kima, hiu, pari dan biota lainnya yang hidup berasosiasi dengan terumbu karang. Sehingg
kawasan tersebut sering dimanfaatkan sebagai tempat penangkapan ikan dan areal budidaya rumput laut.
Potensi tersebut dilindungi masyarakat dengan membentuk Daerah Perlindungan Laut (DPL) yang diberi nama DPL Tanadi Bun. DPL Tanadi Bu
memiliki luas sekitar 66,7 ha. Vegetasi pantainya di dominasi oleh mangrove. Kondisi pantainya terdiri dari padang lamun dan karang mat
Kemiringan slopenya sekitar bervariasi antara 45-60. Karang hidup dapat ditemui sampai kedalaman 20 meter. Di lokasi substratnya terdi
dari pasir dan karang mati. Penyebab kerusakan selain karena ombak juga pernah terjadi kegiatan pemboman di lokasi DPL ini. Di lokasi DP
Tanadi Bun ditemui 19 jenis karang. Kondisi karang dikategorikan baik dengan tutupan karang hidup sekitar 56 % dengan 66 jenis karang.
~ _ - . _ CERITI SUISES COREMAP II UBUPAlEN IIAJI AMP
PETALOKASI DPL INDIP
KAMPUNG ARBOREK
DISTRIK MEOSMANSAR
130"30'00 BT
DPL INDIP
(34 Ha)
Bill
130"30'30 BT 130"3,'00 BT
DPLINDr
KAMPUNG ARE
DISTRIKMEOS
KABUPATEN RAJ
Keterangan:
Kampung
Tanda batas DPL
o BatasDPL
o Daratan
o Terumbu karang
o Laut
B I =Batas I B III
B II = Batas II B IV
Peta Indeks
44
Arborek.

8
------
CERITI SUDES COREMAP IllABUpmNRAJAAMPIT _-....___
Kepulauan hia Amp.
ROfil KAMPUNG ARIOREK
ampung Arborek merupakan salah satu kampung yang termasuk dalam wilayah pemeritahan Distrik Meos Mansar, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi
lpua Barat dan merupakan dataran pulau yang mempunyai bentuk pantai yang landai dengan ketinggian dari permukaan air berkisar antara 1,5-2 meter
panjang pulau 640 meter serta lebar pulau 175 meter. Memiliki luas wilayah berkisar 7 Ha. Kampung Arborek dapat ditempuh sekitar 90 menit
menggunakan perahu motor tempel 15 PK dari Ibukota Distrik Waigeo Selatan (Saonek). Sekitar 6 jam dari Sorong dengan menggunakan
lrana transportasi yang sama, sedangkan dengan mengunakan ketinting dari Saonek ibu kota Distrik Waigeo Selatan kurang lebih 3,5 - 4,5 jam sampai
kampung.
Jasan ekosistim padang lamun dikampung di kampung Arborek adalah +152.000 M
2
yang terletak di sekeliling pulau. Lokasi tersebut pada umumnya
gunakan masyarakat untuk mencari biota - biota yang berasosiasi di padang lamun seperti karang, bulu babi dan sebagian biota yang di konsumsi
eh masyarakat. Areal hutan mangrove pada kampung Arborek terdapat pada bagian utara, dan komposisi tutupan lahan yang relatif rendah sekitar
) M2. Ekosistim terumbu karang di kampung Arborek terdiri dari terumbu karang tepi (Friging reer) dan terumbu karang penghalang (Barrier reef).
wsistem tersebut terletak pada sekeliling pulau dan daerah tersebut merupakan lokasi yang sering di gunakan oleh masyarakat untuk lokasi pencarian.
i Arborekjuga punya lokasi manta point dan lokasi diving.
ntuk melindungi potensi tersebut, masyarakat Arborek sepakat untuk membentuk Daerah Perlindungan Laut untuk 2 kawasan masing-masing
DPL Indip dan DPL Mambarayup. DPL Indip mempunyai luas sekitar 34 ha. Lokasi DPL Indip terletak di daerah patch reef. Daerah ini mempunyai
kemiringan slope 60dan di dominasi oleh karang lunak. Kita dapat menemui karang hidup
sampe kedalaman 20 meter. Dilihat dari kondisi substratnya yang terdiri dari karang mati
diindikasikan dulunya menjadi lokasi pemboman. Di lokasi DPL Indip ditemui 24 jenis karang.
Kondisi karang dikategorikan baik dengan tutupan karang hidup sekitar 74 % dengan 66 jenis
ikan karang.
DPL Mambarayup mempunyai luas sekitar 68,7 ha dan terletak di patch reef. Rataan terumbunya
didominasi oleh karang hancur, soft coral, dan Porites nigrescens, Kemiringan slopenya sekitar
60dan didominasi oleh soft coral. Kita dapat menemui karang hidup sampai kedalaman 25
m Daerah ini bersubstrat pasir dan karang mati. Kerusakan karang diperkirakan karena ombak
dan juga pemboman. Di lokasi DPL Mambarayup ditemui 24 jenis karang. Kondisi karang
dikategorikan baik dengan tutupan karang hidup sekitar 57 % dengan 66 jenis ikan karang.
CERITA SUISES COREMAP IIIABUPATEN RAJA AMPAT
4
PETALOKASIDPLIMBURNOS
KAMPUNG KURKAPA
DISTRIKMEOSMANSAR
130'36"00' BT 130'36'20" BT 130"36"40' BT
DPLIMBURNOS
DUSUN SAUWANDA
KAMPUNG KURKA
DISTRIKMEOSMAN
KABUPATEN RAJA ~
Keterangan:
'- Dusun
.. Tanda balas DPL
o BalasDPL
- Jalur perahu
o Daratan
o Terumbu karang
o Laut
B I =Balas I B III =Batas
B II = Balas II B IV = Balas
A1'"
Peta Indeks
Kepuhtuan Raja Ampet
j.
130'36'00' BT 130'36'20' BT 130"36'40' BT
46
CERITA SUNSES COREMAP II KABUPAnN RAJA AMPAT ..JfflipK,r
Ifll KAMPUNG KURKAPA
pung Kurkapa dan Kampung Sauwandarek (dulu dusun Sauwandarek, dusun di dalam Kampung Kurkapa) terletak di pulau Manswar Distrik
; Mansar, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat dengan bentuk pantai yang landai dengan ketinggian dari permukaan air berkisar
"a 2 - 2,5 meter dengan panjang pulau 175 meter serta lebar pulau 125 meter serta luas pemukiman 21.875 m
2
Sebagai daerah kepulauan,
la transportasi laut digunakan untuk menunjang kegiatan masyarakat. Kampung Kurkapa dan Kampung Sauwandarek dapat ditempuh
H 2 jam perjalanan menggunakan perahu motor tempel 40 PK dari Ibukota Distrik Waigeo Selatal1 (Waisai). Sekitar 4 jam dari Sorong
an menggunakan sarana transportasi yang sama. Untuk ke kampung tetangga (Yenbekwan, Yenbuba) dapat ditempuh melalui perjalanan
dengan berjalan kaki. Lingkungan pesisir Kampung Kurkapa dan Kampung Sauwandarek memiliki ekosistem daratan dan lautan yang
a-duanya saling mempengaruhi. Hasil survei sederhana menunjukan bentuk Kampung Kurkapa memanjang dari timur ke barat dengan
Ing 100 meter dan lebar pemukiman 60 meter. Sedangkan Kampung Sauwandarek 21.875 m
2
, dengan bentuk kampung memanjang
imur ke barat dengan panjang pemukiman 175 meter dan lebar pemukiman 125 meter. Keadaan bio fisik, ekologis dan penutupan lahan
awilayah ini tidakjauh berbeda. Hanya saja Kampung Sauwandarek wilayah pemukiman yang lebih besar, Kampung Sauwandarek memiliki
Ii yang lebih dipanjang bandingkan Kampung Kurkapa yang mencapai 360 meter dengan pasang surut 100 meter. Memiliki ekosistem
ir yang lengkap walaupun mangrove hanya ada asosiasinya yaitu pandanus dan baringtonia Sp.
<melindungi semua potensi tersebut, masyarakat Kampung Kurkapa dan Kampung Sawandarek sepakat untuk membentuk 2 Daerah
Idungan Laut di masing-masing kampung. Untuk kampung Kurkapa diberi nama Jendesner dan kampung Sawandarek diberi nama
rnos.
mburnos Kampung Sawandarek terletak di daerah pesisir dan mempunyai luas 35.8 ha. Vegetasi pantainya di dominasi oleh semak belukar
ngi pohon kelapa. Kondisi pantainya terdiri tebing berbatu, batu-batu dan pasir. Kemiringan slopenya 40- 50. Karang hidup bisa ditemui
ai kedalaman 20-30 meter. Lokasi DPL ini bersubstrat pasir dan karang mati. Ditemui ada kerusakan karang karena bom dan juga arus. Di
i DPL Imburnos ditemui 25 jenis karang dari 7 suku. Kondisi karang dikategorikan baik dengan tutupan karang hidup sekitar 74 % dengan
lis ikan karang.
Jendesner Kampung Kurkapa mempunyai luas sekitar 31.4 ha dan terletak daerah patch reef. Kemiringan slope sekitar 60. Substratnya
ninasi karang mati dan berpasir dan karang hidup dapat ditemui sampai kedalaman 15 meter. Terlihat ada kerusakan akibat ombak dan
tan pemboman yang dilakukan sebelumnya. Di lokasi DPL Jendesner ditemui 8 jenis karang. Kondisi karang dikategorikan baik sekali
~ n tutupan karang hidup sekitar 78 % dengan 41 jenis karang.
.........:...._ CERITA SlUES COREMAP JlIABUPITEN RAJI AMPAT
47
PETA LOKASI DPL IKWAN IBA
KAMPUNGYENBEKWAN
DISTRIK MEOSMANSAR
130'33'00" BT 130"34'30" BT
130"3000" BT 1303730" BT
DPL IKWAN IBA

DISTRIKMEOSMANSAR
KABUPATEN RAJAAMPA
DPI!. IKWAN IBA
(289 ita)
811
Sauwandarek
Kurkapa
Yenbekwan
Keterangan:
Kampung
Tanda batas DPL
o BatasDPL
o Daratan
_ Hulan mangrove
o Terumbu karang
o Laut
B I =Balas I B III =Batas III
B II = Balas II B IV = Balas IV
Pete Indeks

Kep....
130'33'00" BT 130"34"30" BT
130"36'00" BT 130"3730" BT
8
CERI1I SUIlSES COREMAP II UBUPATlII RAJA AMPIT ...J.lII'-"
IOfil KIMPUNG YENBEKWIN
mpung Yenbekwan merupakan Ibu Kota Distrik Meos Mansar, Kabupaten Raja Ampat, Propinsi Papua Barat. Memiliki luas wilayah berkisar
598 m
2
Untuk menjangkau Ibu Kota Kabupaten Waisai dapat ditempuh dengan perahu bermotor tempel 15 PK selama 1,5 jam. Dan jika
nggunakan katinting, maka perjalanan akan di tempuh selama 4 jam ke Ibu Kota Kabupaten.
11pung Yenbekwan memiliki Ekosistem daratan dan lautan yang kedua-duanya saling mempengaruhi. Bentuk kampung memanjang dari
IUr ke barat dengan panjang pemukiman + 707 m
2
dan lebar 114 m
2
Lautan pulau Yenbekwan memiliki berbagai jenis ikan, baik itu ikan
)nomis penting seperti maming (Napoleon), kerapu, cakalang, bubara, tenggiri dan hiu, dan juga ikan-ikan non ekonomis penting seperti
samandar (ikan yang hidup disekitar lamun), kakatua (Scorus spY, puri (Stylophorus
comersonii) dan ikan karang lainnya seperti gutila, ikan kulit pasir, dan lain-lain. Hasil
laut non ikan seperti lobster, suntung, lola, teripang, dan pia-pia (tiram yang tidak
menghasilkan mutiara hanya diambil cangkangnya saja) dan berbagai jenis moluska
(kerang-kerangan) yang dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumsi.
Untuk melindungi potensi tersebut, masyarakat Yenbekwan membentuk Daerah
Perlindungan Laut (DPL) dengan nama Ikwan Iba. DPL Ikwan iba mempunyai luas
sekitar 289 ha dan merupakan daerah patch reef. Kemiringan slopenya sekitar 45,
Substratnya terdiri atas karang mati dan pasir dan karang hidup dapat ditemui sampai
kedalaman 10 meter. Ada kerusakan karang yang disebabkan oleh arus dan juga
kegiatan pemboman. Di lokasi DPL Ikwan Iba ditemui 4 jenis karang. Kondisi karang
dikategorikan cukup baik dengan tutupan karang hidup sekitar 40 % dan terdapat 47
jenis ikan karang.
........::..IIII!._CERITA SOISES COREMAP IIIABOPITEN RAJA AMPAT
4
100 100M
1"""""1
Keterangan:
Kampung
Tanda balas DPl
o BatasDPl
o Daratan
8
Terumbu karang
laut
B I = Balas I Bill = Bat
B II = Balas II B IV = Bal
DPLWARASMU
KAMPUNG YENB
DISTRIK MEOS
KABUPATEN RAJA
Bill
DPL WARASMUS
(33,6 Ha)
BII
PETALOKASI DPL WARASMUS
KAMPUNG YENBUBA
DISTRIKMEOSMANSAR
Pete Indeks

Yenbu
KeplAauan Re,ja ArnplIt
50
CERITISUIlSES COREIUI' II WUPIIlNRAJAAMPII ~
Ifll KIMPUNG YENBUBI
pung Yenbuba merupakan salah satu kampung yang terdapat di pulau Manswar Distrik Meos Mansar, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi
a Barat dan merupakan dataran pulau yang mempunyai bentuk pantai landai dengan ketinggian dari pemukaan air berkisar antara 1 -
leter. Seperti kampung lainnya, kampung Yenbuba dikelilingi oleh dangkalan panjang yang ditumbuhi oleh berbagai ekosistem pesisir
"ti terumbu karang , padang lamun dan hutan mangrove. Kampung Yenbuba dapat ditempuh sekitar 10 menit perjalanan menggunakan
lU motor tempel 10 PK dari Ibukota Distrik Meos Mansar (Yenbekwan). Dan waktu tempuh dari ibukota Kabupaten (Waisai) adalah 90
t sampai 2 jam dari ibukota Kabupaten Waisai dengan menggunakan sarana transportasi yang sama. Sedangkan jika menggunakan
lU motor 40 PK dari Kota Sorong maka waktu tempuhnya kurang lebih 5 jam perjalanan.
ungan pesisir KampungYenbuba memiliki ekosistem daratan dan lautan yang kedua-duanya saling mempengaruhi. Hasil survei sederhana
~ a m p u n g Yenbuba berkisar 7 Ha dengan bentuk pulau memanjang dari timur ke barat dengan panjang pemukiman 640 meter dan lebar
leter. Lautan pulau Yenbuba sangat khas karena memiliki berbagai jenis ikan, baik itu ikan ekonomis penting seperti maming (Napoleon),
'u, cakalang, bubara, tenggiri dan hiu. Ada juga ikan-ikan non ekonomis penting seperti samandar (ikan yang hidup disekitar lamunl,
ua (Scarus sp), puri (Stylophorus comersonii) dan ikan karang lainnya seperti gotila, ikan kapas-kapas, dan ikan oci. Hasil laut non ikan
ti lobster, suntung, lola, teripang, dan pia-pia (tiram yang tidak menghasilkan mutiara hanya diambil cangkangnya saja) dan berbagai
molusca yang dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumsi.
( melindungi semua potensi tersebut, masyarkat sepakat membentuk suatu Daerah Perlindungan Laut yang diberi nama DPL Warasmus.
ilarasmus Kampung Yenbuba terletak di daerah pesisir dan mempunyai luas sekitar 33.6 ha. Vegetasi pantainya terdiri atas semak belukar
ohon kelapa dengan kondisi pantai berpasir. Kemiringan slopenya sekitar 45. Substratnya terdiri atas karang mati dan pasir. Karang hidup
dapat ditemui sampai kedalaman 25
meter. Ada beberapa kerusakan karang
yang disebabkan oleh arus dan kegiatan
pemboman. Di lokasi DPL Warasmus
ditemui 24 jenis karang. Kondisi karang
dikategorikan baik dengan tutupan
karang hidup sekitar 69 % dan 67 jenis
ikan karang
""""''-..LCERITA SUISES CDREMIP II KABUPlTEN RAJA AMPAT
51
PETA LOKASI DPL KAPSARAU
KAMPUNG WAISILIP
DISTRIKWAIGEO BARAT DARATAN
130'21'40' BT 130'22'00' BT 130'22'20" BT 130'22'40" BT
DPL KAPSARAU
KAMPUNG WAISILI
DISTRIKWAIGEO B
DARATAN
KABUPATEN RA]AAMJ
(1)
I
100 100M
1""""'11 i
Keterangan:

Kampung

Tanda batas DPL


o BatasDPL
~ c;'J Daratan
b _ Hutan mangrove
~ o Terumbu karang
1:>
o Laut
BI = Batasl
BII = Batas II
B III = Batas III
Peta Indeks
DPL KAPSARAU
(80 Ha)
~
~
1:>
811
c - ~ ~
..
130'21'40" BT
130'22'00" BT 130'22'20" BT
! - ~ . ~ /
CERITASUISES COREMAP II wupm. RAJAAMPllI' ......,.....
52
,IAMPUNG WAISILIP
J Waisilip terletak di daratan besar pulau Waigeo dan terletak dalam Kawasan eagar Alam Waigeo Barat dan merupakan Ibu Kota Distrik
Peairan kampung ini dan pulau-pulau kecil yang masih termasuk dalam pemerintahan kampung Waisilip berada dalam Kawasan Suaka
wa Laut (KSMSL) yang telah ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 81/Kpts-II/1993. Secara geografis berada
si koordinat 0015300 LS dan 13021 627 BT. Pemukiman kampung Waisilip mempuyai Luas yaitu 2,5 Ha dengan rincian panjang kampung
500 m dan lebar adalah 500 m. Secara administratif, sebelah Timur Kampung Waisilip berbatasan dengan Perairan Pulau Gof dan Gemin,
arat berbatasan dengan Pulau Yefnawan, sebelah Selatan berbatasan dengan Kampung Bianci dan sebelah Utara berbatasan dengan Hutan
Jntuk menuju ke Kampung Waisilip relatif sulit mengingat jaraknya yang jauh dari Ibu Kota Kabupaten Waisai dan medannya yang terbuka
hantaman ombak dan tiupan angin akan lebih kuat. Pada musim Selatan saat laut berombak, cukup sulit untuk mendapatkan akses transportasi.
masyarakat menggunakan transportasi reguler (kapal perintis) yang singgah di Kampung Mutus jika jadwal keberangkatannya sesuai. Untuk
ti musim Selatan, masyarakat terkadang menggunakan Kapal Momar yang berada di Kampung Bianci. Kapal ini sering mengunjungi kampung
:uk mengumpul ikan yang ditangkap oleh bagan milik pengusaha dari Sorong. Jika dalam keadaan terpaksa maka masyarakat nelayan yang
lari dan ke Waisai maupun Ke Sorong (atau daerah-daerah lain) akan melewati sisi depan pulau Paniki dan melewati teluk Kabui dan seterusnya
Waisai atau ke Sorong. Pada kondisi normal, apabila menggunakan motor tempel 40 PK waktu tempuh ke Ibu kota Kabupaten Raja Ampat
apat ditempuh selama 2 - 2,5 Jam. Sedangkan waktu tempuh ke Kota Sorong dengan alat transportasi yang sama dapat ditempuh dalam
rmal 5 - 6 Jam.
I Wasilip terdiri dari 25 KK (Kepala Keluarga). Jumlah penduduk sebanyak 115jiwa dengan komposisi laki-Iaki sebanyak 60 orang dan perempuan
55 orang. Penduduk kampung Wasilip secara kuantitatif di dominasi oleh suku/etnis Beteu Biak Beser Raja Ampat. Sebagai bahasa sehari-hari
lhasa Raja Ampat. Penduduk kampung Wasilip terdiri atas beberapa marga, antara lain yaitu : Mambrasar, Mayor, Sauyai, Mambraku, Dimara,
dan Ayelo.. Mayoritas Penduduk kampung Wasilip agama Kristen Protestan tetapi ada juga Kristen Katolik dan Muslim.
,caharian/pekerjaan masyarakat/penduduk kampung Wasilip pada umumnya adalah nelayan yaitu sebanyak 25 orang. Para nelayan pada
menjual hasil tangkapannya ke Mutus dan Bianci.
lam wilayah pesisir di kampung Wasilip sangat bagus sebagai daerah wisata bahari karena memiliki ekosistem pesisir yang lengkap yaitu mulai
n manggrove yang masih asri, lalu diikutu dengan lamun yang menjadi tempat pemijahan ikan dan hamparan terumbu karang yang tidak
oleh masyarakat. Potensi terumbu karangnya yang masih sangat bagus dan kedalaman yang tidak terlalu dalam karena pada saat
bagian tertinggi dari permukaan karang akan muncul ke permukaan laut. Dilihat dari potensi perikanannya Wasilip merupakan pulau
'agai jenis ikan karena segala jenis ikan yang di konsumsi maupun yang tidak dikonsumsi (ikan hias) sangat banyak di jumpai di daerah perairan
terumbu karang.
SOISES COREMA' II IABUPATEN RAJA AMPAT
53
PETALOKASI DPL BIANCI
KAMPUNG BIANCI
DISTRIK WAIGEO BARAT DARATAN
130"21'30" BT
BIV
T
_
130"22'00" BT
DPLBlANCI
KAMPUNG BlANCI
DISTRIKWAIGEO B
DARATAN
KABUPATEN RAJAAME
DPL BIANCI
(30,6 Ha)
Bill
tJ....~ (j)
\: ~ 100 0 100M
"fl.\: '" e--;;;; I
BI BII
Keterangan:
Kampung
" Tanda batas DPL
o BatasDPL
o Daratan
o Terumbu karang
DLaut
B I = Balas I Bill = Balas III
B II =Balas II B IV =Batas IV
Peta Indeks
\- " ~ .
54
Bianci
130"21'30" BT
CERI1lISUIlSESCOREMAPlllABUPmN RAJAAMPlIJ ~
130"22'00" BT
fll KAMPUNG IIINel
ung Bianci merupakan sebuah pulau yang terletak di perairan Waigeo Barat Kabupaten Raja Ampat. Secara Geografis Kampung Bianci berada
<oordinat 0030'33"- 010'00"LS dan 12430'00"- 13030'00' BT. Luas Pulau 140 Ha dengan panjang pulau 2000 m dan lebar 700 m.
ini termasuk salah satu pulau yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat menjadi Kawasan Suaka Margasatwa Laut berdasarkan SK Menteri
man No. 81/Kpts-II/1993. Keterjangkauan pulau Bianci sangat bergantung dengan alat transportasi yang dimiliki oleh masyarakat. Pada
nya masyarakat Kampung Bianci memiliki perahu dengan mesin katinting dan perahu dengan motor tempe/. Dari Ibu kota Kecamatan Waigeo
Waisilip) dapat ditempuh selama 30 menit dengan menggunakan motor tempel15 PK, sedangkan apabila menggunakan mesin katinting 5 PK
)uh dalam waktu 45 menit. Dari Ibu Kota Kabupaten Raja Ampat (Waisai) ditempuh dalam waktu 2,5 - 3jam menggunakan perahu dengan mesin
I 15 PK, sedangkan jika menggunakan perahu dengan mesin katinting akan lebih lama yaitu sekitar 4 - 5 jam. Sedangkan jarak tempuh ke Kota
I sebagaimana alat transport diatas (mesin dengan motor tempel15 PK) dapat ditempuh dalam waktu normalS - 6 Jam.
n Bianci bervariasi mulai dari tanah datar dan pegunungan yang membentang dari Timur hingga sisi Barat pulau serta terdapat telaga di
Ira pulau. Tumbuhan yang mendominasi adalah tanaman produktif seperti Mangga, Kelapa, Pisang, Singkong, nenas, sagu dan diselingi
Pantainya bervariasi mulai berpasir putih, berdinding batu hingga mempunyai paparan daerah pasang surut yang luas yang
(di sebelah Barat laut. Ekosistem Hutan Mangrove terdapat di sisi Sebelah Timur hingga ke Selatan Pulau sedangkan Ekosistem padang lamun
H disebelah Barat Laut, Barat Daya, Timur Laut hingga Tenggara. Kurangnya daya dukung lingkungan serta adanya aktivitas alam menyebabkan
terjadinya abrasi. Abrasi yang sangat nyata terlihat di sebelah Utara pulau
dan sangat mengancam pemukiman penduduk dan ini terjadi sepanjang
tahun. Ekosistim Terumbu Karang dijumpai hampir di semua bagian pulau
dengan kondisi yang masih tergolong bagus
Untuk melindungi potensi tersebut, masyarakat Bianci sepakat membentuk
Daerah Perlindungan Laut (DPL) yang diberi nama sama dengan nama
kampung Bianci. DPL Bianci memiliki luasan sekitar 30.6 ha. Vegetasi
pantainya terdapat pohon mangrove dengan kondisi pantai berkarang
dan pasir. Kemiringan slopenya sekitar 45. Karang hidup dapat ditemukan
pada kedalaman 5 meter dimana substratnya terdiri karang mati dan pasir.
Di lokasi DPL Bianci ditemui 9 jenis karang dari 3 suku. Kondisi karang
dikategorikan baik dengan tutupan karang hidup sekitar 50 %.
..........:......-CERITA SUKSES COREMAP II KABUPATEN RAJIIMPAT
55
PETALOKASI DPL MURSlKA
KAMPUNG MUTUS
DISTRIKWAIGEO BARAT DARATAN
Mutus
BII
Bill
DPLMURSlKA
KAMPUNG MUTUS
DISTRIKWAIGEO BAR
DARATAN
KABUPATEN RAJAAM]
Keterangan:
Kampung
Tanda balas DPL
o BalasDPL
o Daralan
_ Hulan mangrove
B
Terumbu karang
Laut
B' = Balas' Bill = Balas "'
B II = Balas II B'V = Batas ,\I
Pets 'ndeks
56
130"21'00" BT
CERIll SIIISESCORDUPII WIPITIII UJAAMPIT ".JlljjM:,r
ROfil KAMPUNG MUTUS
lau Mutus terletak di perairan Distrik Waigeo Barat Kabupaten Raja Ampat. Perairan pulau ini termasuk gugusan pulau yang telah ditetapkan oleh
merintahpusat menjadi Kawasan Suaka Marga Satwa Laut (KSMSL) berdasarkan SK menteri Kehutanan No. 81 /Kpts-III1993. Secara geografis berada
da posisi koordinat Kabupaten Raja Ampat 0030'33" - 01 0'00" LS dan 12430'00 -13030'00" BT. Luas daerah kampung Mutus yaitu 75 Ha dengan
njang pulau 1500 m dan lebar 600 m. Untuk menuju ke Kampung Mutus relatif sulit mengingat jaraknya yang jauh dari Ibu Kota Kabupaten
ia Ampat (Waisai) dan medannya yang terbuka sehingga goncangan ombak dan tiupan angin akan lebih kuat. Pada musim Selatan transportasi ke
rnpung Mutus relatif sulit bahkan tidak ada. Untuk menyiasati musim Selatan, maka masyarakat terkadang menggunakan Kapal Sebuah perusahaan
~ Food yang berada di Kampung Selpele. Jika dalam keadaan terpaksa maka masyarakat nelayan yang berlayar dari dan ke Waisai maupun Ke Sorong
au daerah-daerah lain) akan melewati sisi depan pulau atau Pulau Batanta dan seterusnya. Dari Ibu kota Kecamatan Waigeo Barat (Waisilip) bisa
empuh dalam waktu 20 menit dengan menggunakan motor tempel40 PK, sedangkan apabila menggunakan alat transport yang sama ke Ibu kota
Jupaten Raja Ampat (Waisai) dapat ditempuh selama 2 - 2,5 Jam. Dan jika akan ke Kota Sorong dengan alat transport yang sama dapat ditempuh
am waktu 5 - 6 Jam.
Potensi alam wilayah pesisir di kampung Mutus sangat indah sebagai daerah wisata
bahari karena memiliki beberapa pulau kosong yang berpotensi untuk dijaikan daerah
tujuan wisata bahari. Disamping itu di dukung juga dengan potensi terumbu karangnya
yang masih sangat bagus dan kedalaman yang tidak terlalu dalam karena pada saat surut
terendah bagian tertinggi dari permukaan karang akan muncul ke permukaan laut. Dilihat
dari potensi perikanannya Mutus merupakan pulau bagi berbagai jenis ikan karena segala
jenis ikan yang di konsumsi maupun yang tidak dikonsumsi (ikan hias) sangat banyak di
jumpai di daerah perairan di sekitar kampung maupun di lokasi terumbu karang.
Untuk melindungi potensi tersebut, masyarakat membentuk sebuah kawasan
perlindungan dalam bentuk Daerah Perlindungan Laut (DPL) yang diberi nama DPL
Mursika. DPL Mursika mempunyai luas sekitar 706.7 ha dan memiliki patch reef. Kondisi
tainya terdiri dari pasir dan karang mati. Kemiringan slopenya sampai 45yang di dominasi oleh patahan karang dan soft coral. Karang hidup
at ditemui sampai kedalaman 20 meter. Substrat lokasi ini terdiri dari pasir dan karang mati. Dibeberapa tempat ditemui kerusakan karang karena
Jak juga karena ada pemboman sebelumnya. Di lokasi DPL Manfakwak ditemui 13 jenis karang. Kondisi karang dikategorikan buruk dengan
'pan karang hidup sekitar 30 % dengan 57 jenis ikan karang.
"""-="'''-.CERITA SOUES COBEMAP II IABOPATEN BAJA AMPAT
-
5
PETA LOKASI DPL MASADIMMAWA
KAMPUNG MEOSMANGGARA
DISTRIK WAIGEO BARAT
130"15'30" BT
Peta Indeks
B I ; Balas I Bill; Balas I
B II ; Balas II B IV ; Batas I
100 100M
,......,
Keterangan:
.. Tanda balas DPL
o BalasDPL
o Terumbu karang
o Laut
DPL MASADIMMAW
KAMPUNG MEOSMANG(
DlSTRIK WAlGEO BAR
KABUPATEN RAJA AM]
BI
130"15'30 BT 130"16'00" BT
130"16'30" BT
58
CERITI sallSEs CaREMAPII wupmNRAJAIMPIIJ -Jllliiill='r
KAMPUNG MEDSMANGGARA
geografis Kampung Meosmanggara berada pada titik koordinat 0023"681" LS- 13015'443" BT. Kampung Meosmanggara merupakan
yang letaknya di sebelah selatan ibukota distrik Waigeo Barat Daratan (Waisilip). Luas daerah kampung Meosmanggara yaitu 75 Ha
n pulau 1500 m dan lebar pulau 600 m. Topografi daratan kampung Meosmanggara relatif datar dengan ketinggian kurang lebih 500
"i permukaan air laut pada saat pasang tertinggi, dan tidak terlindung oleh pulau-pulau sekitar atau pelindung pantai dari batu berupa
reef. Perairan sekitar Kampung Meosmangara merupakan daerah Kawasan suaka Marga satwa Laut (KsMsL) yang telah dikelola dan
Ingi pemerintah berdasarkan sK Menteri Kehutanan No. 81/Kpts-II/1993. Kampung Meosmanggara relatif sulit untuk ditempuh karena
i pulaunya yang merupakan daerah terbuka. Saat musim ombak yaitu musim angin selatan dan musim angin barat, biasanya masyarakat
19in bepergian menyiasati dengan menyisir pulau-pulau sekitar yang terlindung ombak dan gelombang untuk menuju ke ibukota
Waigeo Barat dan ke Ibukota Kabupaten Raja Ampat. Pada umumnya masyarakat menggunakan sarana transportasi berupa perahu
1 motor tempel atau katinting. Jarak tempuh ke Ibukota Distrik Waigeo Barat dengan menggunakan perahu motor tempel15 PK biasanya
:an waktu 1 jam, sedangkan jika menggunakan perahu dengan mesin katinting biasanya ditempuh dalam waktu 2 jam. Waktu tempuh
npung Meosmanggara ke Ibukota Kabupaten Raja Ampat (Waisai) sekitar 3 jam dengan menggunakan perahu dengan motor tempel15
angkan jika menggunakan mesin katinting biasanya ditempuh dalam waktu sekitar 6 jam. Waktu tempuh dari kampung Meosmanggara
ng sekitar 1 hari dengan menggunakan perahu dengan motor tempel15 PK. Alternatif lain yaitu menggunakan kapal perusahan Mutiara
la dengan waktu tempuh sekitar 8 jam.
alam wilayah pesisir di kampung Meosmanggara sangat bagus sebagai daerah wisata bahari karena mempunyai beberapa pulau kosong
Ingat bagus dan indah. Disamping itu didukung juga dengan potensi terumbu karangnya yang masih sangat bagus pada kedalaman
iak terlalu dalam. Dilihat dari potensi perikanannya, Kampung Meosmanggara merupakan pulau bagi berbagai jenis ikan karena segala
In yang dikonsumsi maupun yang tidak dikonsumsi (ikan hias) sangat banyak di jumpai di daerah perairan di sekitar kampung maupun
terumbu karang.
lelindungi potensi tersebut, masyarakat membentuk sebuah kawasan perlindungan yang disebut Daerah Perlindungan Laut (DPL). DPL
i nama Masadimmawa. DPL Masadimmawa terletak dekat pesisir dan mempunyai luas sekitar 126.4 ha. Vegetasi pantainya didominasi
:emara dan pantainya merupakan pasir putih, karang dan soft coral. Kemiringan slopenyasampai 60
0
yang di dominasi oleh patahan
Karang hidup dapat ditemui sampai kedalaman 25 meter. substrat lokasi ini terdiri dari pasir dan karang mati. Dibeberapa tempat
kerusakan karang karena ombak juga karena ada pemboman sebelumnya. Di lokasi DPL Masadimmawa ditemui 16 jenis karang dari.
karang dikategorikan baik dengan tutupan karang hidup sekitar 50 % dengan 76 jenis ikan karang.
SUISES COREMAP II KABUPATEN RAJA AMPAT
59
PETA LOKASI DPL MANFAKWAK
KAMPUNG MANYAIFUN
DISTRIKWAIGEO BARAT KEPULAUAN
250M I
Pela Indeks
B I =Balas I B III =Balas III
B II =Balas II B IV =Balas IV
Keterangan:
Kampung
.. Tanda balas DPL
o BalasDPL
D Daralan
_ Hutan mangrove
D Terumbu karang
D Laut
DPL MANFAKWAK
KAMPUNG MANYAIFU
DISTRIKWAIGEO BARJ
KEPULAUAN
KABUPATEN R A J A A M P ~
130"15'00" BT
130"15'00" BT
DPL MANFAKWAK Bill
(30,2 Ha)
130"14'30" BT
130"14'30" BT
130"14'00" BT
F .01'
CERITASUIlSES COREMAP II UBUpmNRAJAAMPAT ~ '
Il KAMPUNG MANYAIFUN
<ampung Manyaifun termasuk dalam wilayah pemerintahan Distrik Waigeo Barat Kabupaten Raja Ampat. Secara geografis berada pada posisi
at Kabupaten Raja Ampat 019.882 LS dan 130 13.104 BT. Luas kampung Manyaifun 21 Ha dengan panjang kampung 700 m dan lebar
Kampung Manyaifun berada pada salah satu pulau yang cukup besar dengan bentuk topografi pulau adalah pegunungan. Tekstur pulaunya
r dan berbatu yang mengandung nikel. Kampung Manyaifun terlindung dari hempasan ombak Selatan karena posisinya yang menghadap
Utara. Tetapi apabila musim Barat dan musim angin Utara tiba maka bagian pesisir pantai mengalami hempasan gelombang yang cukup
,kibat aktivitas ombak inilah maka terjadi pengikisan pantai dan pengurangan garis pantai. Untuk menuju ke Kampung Manyaifun relatif sulit
gat jaraknya yang jauh dari Ibu Kota Kabupaten Waisai dan medannya yang terbuka sehingga hantaman ombak dan tiupan angin akan lebih
Ituk menyiasati musim Selatan, maka masyarakat terkadang menggunakan Kapal perusahaan Mutiara (PT Cendana) yang berada di teluk Alyui
sih berada dalam wilayah pemerintahan Kampung Manyaifun. Jika dalam keadaan terpaksa maka masyarakat nelayan yang berlayar dari dan
3i maupun Ke Sorong (atau daerah-daerah lain) akan melewati pesisir pantai Waisilip dan melewati teluk Kabui dan seterusnya.
alam wilayah pesisir di kampung Manyaifun sangat bagus sebagai daerah wisata bahari karena mempunyai beberapa pulau kosong yang
>agus dan indah. Disamping itu di dukung juga dengan potensi terumbu karangnya yang masih sangat bagus. Dilihat dari potensi perikanannya
un merupakan pulau bagi berbagai jenis ikan karena segalajenis ikan yang di konsumsi maupun yang tidak dikonsumsi (ikan hias) sangat banyak
ai di daerah perairan di sekitar kampung maupun di Iikasi terumbu karang. Selain itu juga ada sebuah pulau yang berada di depan kampung
sangat banyak dijumpai anggrek, hanya saja tidak adanya pengelolaan
dan kurangnya kesadaran masyarakat tentang konservasi mengakibatkan
diambilnya anggrek yang terdapat di pulau tersebut.
Untuk melindungi potensi tersebut, masyarakat membentuk Daerah
Perlindungan Laut (DPL) yang diberi nama Mnafakwak. DPL Manfakwak
terletak di pesisir dan mempunyai luas sekitar 30.2 ha. Vegetasi pantainya
terdiri dari semak belukar dan mangrove. Kemiringan slopenya sekitar 45.
Karang hidup dapat ditemui sampai kedalaman 25 meter. Substrat lokasi ini
terdiri dari pasir berlumpur dan karang mati. Dibeberapa tempat ditemui
kerusakan karang karena arus juga karena ada pemboman sebelumnya. Di
lokasi DPL Manfakwak ditemui 32 jenis karang dari 7 suku. Kondisi karang
dikategorikan baik dengan tutupan karang hidup sekitar 61 %
~ " I I I l _ CERnA SUUES COBEMAP IIIABUPATEN BAJA AMPIT
61
PETALOKASI DPL MANSILO
KAMPUNG SELPELE
DISTRIKWAIGEO BARAT DARATAN
130'13'30" BT
130'13'30" BT
)
"2
CERITA SUISESCOREMAP IIUBupm. RAJAAMPIT ~
130'15'00" BT
130'15'00" BT 130'16'30" BT
DPLMANSILO
KAMPUNG SELPELE
DISTRIKWAlGEO B.AR.A'
DARATAN
KABUPATEN R A J A A M P ~
SOOM
Keterangan:
Kampung
.. Pelampung tanda batas DPL
CJ BatasDPL
Daratan
_ Hutan mangrove
o Terumbu karang
o Laut
Bl = Batasl
BII=Batasll
Peta Indeks
un UMPUNG SEIPEIE
pung Selpele terletak di daratan / pulau Waigeo bagian Barat Kabupaten Raja Ampat. Luas kampung Selpele yaitu 6 Ha dengan panjang
lung dari Timur ke Barat 300 m dan lebar dari Utara ke Selatan 200 m. Batas-batas pemerintahan kampung Selpele di Sebelah Timur
3tasan dengan Pulau Mangole dan Pulau Ali, Sebelah Barat berbatasan dengan Pulau Waglol dan Pulau Sayang, Sebelah selatan berbatasan
an Pulau Ronsiwer atau Pulau Kambing, dan sedangkan sebelah Utara berbatasan dengan Pulau Dufet dan Pulau Jefnabi. Bentuk Topografi
an pulau adalah pegunungan dengan ketinggian kampung kurang dari 2 m dari permukaan laut sedangkan tekstur pulaunya adalah tanah
1 dan berpasir. Profil pantai sebelah timur pulau cenderung datar dan tidak terlindung oleh pulau-pulau sekitar atau pelindung pantai dari batu,
gga ketika datang musim Selatan terjadi penggerusan dan erosi pantai yang cukup berarti. Hal ini tergambar dari pergeseran garis pantai ke
jalam daratan pulau.
<menuju ke Kampung Selpele relatif sulit mengingat jaraknya yang jauh dari Ibu Kota Kabupaten Waisai dan medannya yang terbuka sehingga
Iman ombak dan tiupan angin akan lebih kuat. Pada musim Selatan transportasi ke Kampung Selpele sulit bahkan tidak ada. Untuk menyiasati
n Selatan, maka masyarakat terkadang menggunakan Kapal Sebuah perusahaan Mutiara yang berada tidak jauh dari Kampung. Jika dalam
Ian terpaksa maka masyarakat nelayan yang berlayar dari dan ke Waisai maupun Ke Sorong (atau daerah-daerah lain) akan melewati sisi depan
ung Waisilip kemudian melewati tanjung Kabui dan seterusnya. Dari ibu kota Kecamatan Waigeo Barat (Waisilip) bisa ditempuh dengan waktu
~ n i t dengan menggunakan motor tempel 40 PK, sedangkan apabila menggunakan alat transportasi yang sama waktu tempuh ke ibu kota
>aten Raja Ampat (Waisai) dapat ditempuh selama 3 jam 4S menit. Waktu tempuh ke kota Sorong dengan alat transportasi yang sama bisa
3pai 6 - 7 jam.
Iduk kampung Selpele terdiri dari 78 KK (Kepala Keluarga) dengan jumlah penduduk sebanyak 336 jiwa. Penduduk kampung Selpele secara
itatif di dominasi oleh suku/etnis Kawe Raja Ampat dengan komposisi 81.54%, kemudian suku Tobelo Ternate 5.95%, suku Sanger 3.27%, suku
n 2.67%, Timor 1.78%, Bugis 0.59%, Serui 2.08%, suku Wawiyai, dan Suku Batak masing-masing 1.48%, dan 0.59%. Sebagai bahasa sehari-hari
1 bahasa Kawe Raja Ampat karena suku yang mendominasi adalah suku Kawe Raja Ampat. Masyarakat kampung Selpele terdiri atas beberapa
I, antara lain yaitu : Ayello, Daat, Arempele, Dimalau, Gimlah (marga yang berasal dari suku Kawe yang merupakan penduduk asli kampung
e. Sedangkan marga yang lain yang mendiami kampung Selpele dan merupakan masyarakat pendatang yang mendiami kampung adalah
tu (Ambon), Boeng, Sitorus, Mandurung (Batak), Lapon, Monoim, Mayor, Mambraku (Beser Raja Ampat). Beragam marga yang ada di Selpele ini
dari adat istiadat yang berlaku di kampung. Adat ini mengatur bahwa apabila terjadi pernikahan, laki-Iaki yang melamar tidak diperkenankan
keluar kampung.
)encaharian penduduk kampung Selpele pada umumnya adalah nelayan yaitu sebanyak 242 orang (72.02 %), peredaran uang di kampung
=cukup bagus karena masyarakat dapat langsung menjual hasil tangkapan (lkan, Cumi, Lobster, Kerapu dll) kepada para pembeli, para
mpul serta dapat langsung dijual ke perusahaan mutiara. Terkadang juga dapat ditukar dengan bahan-bahan sembako.
:i alam wilayah pesisir di kampung Selpele sangat bagus sebagai daerah wisata bahari karena mempunyai beberapa pulau kosong yang
bagus dan indah. Disamping itu di dukung juga d engan potensi terumbu karangnya yang masih sangat bagus. Terutama pada daerah yang
anya akan di jadikan sebagai daerh DPL (Blocking Area). Dilihat dari potensi perikanannya Selpele merupakan pulau bagi berbagai jenis ikan
segala jenis ikan yang di konsumsi maupun yang tidak dikonsumsi (ikan hias) sangat banyak di jumpai di daerah yang akan di jadikan daerah
lungan laut (DPL).
.........:..IIl_ CERITA SUKSES COREMAP II KABUPATEN RAJA AMPAT
63
5001
i
Keterangan:
Kampung
" Tanda batas DPL
o BalasDPL

Daratan
Terumbu karang
Laut
DPL IRWORKOJ
KAMPUNG PAN
DISTRIKWAIGEO BJ
KEPULAUAN
KABUPATEN RAJAAJ
130'19'00" BT 130'18'00" BT BT
PETA LOKASI DPL IRWORKOR
KAMPUNGPAM
DISTRIKWAIGEO BARAT KEPULAUAN
B I = Batas I Bill = Bata:
BII=Batasll BIV =Bata
Peta Indeks
BI
DPL IRWORKOR
(40,6 Ha)
Bill
Kepulauan Raja
130'17'00" BT
130'18'00" BT
BII
130'19'00" BT
64
CEBIIIISUI$ES COREMAP IIIlABUPmJI RAJAAMm
Il KAMPUNG PAM
ng Pam merupakan salah satu kampung yang terdapat di Distrik waigeo Barat Kabupaten Raja Ampat,Propinsi Papua Barat.Kampung berada
oordinat 0-40"219" LS 130-17 "768" BT dan memiliki luas wilayah 1,5 km dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
1 Barat berbatasan dengan Pulau Gag
1Timur berbatasan dengan Pulau Meos Mansar
1 selatan berbatasan dengan Pulau Batanta
I Utara berbatasan dengan Pulau Pam Besar
Penduduk kampung Pam sebanyak 666 jiwa dengan 150 Kepala Keluarga (KK) jiwa. Ada beberapa suku yang mendiami pulau Pam dan
19 dominan adalah Beteu Biak dengan mayoritas penduduk beragama Kristen Protestan ( 95 % ). Masyarakat kampung Pam sebagian besar
bermata pencaharian sebagai pembuat kopra dan Nelayan
yang menggunakan alat tangkap yang ramah Iingkungan.
Kampung Pam sendiri berasal dari kata " Pam Bemuk "yang
artinya " Jaring Putus ", dan Kampung Pam sendiri adalah
merupakan pulau kecil yangterpisah dari Pulau Pam besar.
Wilayah laut Kampung Pam saat ini sebagian besar telah
rusak terutama sumberdaya terumbu karang dikarenakan
oleh penggunaan alat tangkap yang tidak ramah Iingkungan
yaitu penggunaan bomdan racun sianidayang dilakukan oleh
masyarakat yang datang dari luar kampung Pam. Dampak
yang terjadi dari penggunaan alat tangkap yang tidak ramah
lingkungan tersebut menyebabkan hasil tangkapan nelayan
semakin berkurang dan jarak penangkapan pun semakain
jauh. Kampung Pam dilihat dari wilayah potensinya sangat
berpotensial untuk tempat pembudidayaan hasillaut. Untuk
itu, saat ini masyarakat kampung Pam telah menginisiasi
pembentukan Daerah Perlindungan Laut (DPL) dan akan
didukung oleh Peraturan Kampung tentang DPL.
........::..Ilt_ eUITA SUSES COREMAP 1/ KABUPATEN RAJA AMPAT
65
Peta Indeks
Keterangan:
Kampung
.. Tanda batas DPL
Cl Batas DPL
o Daratan
[_::] Terumbu karang
o Laut
BI=Batasl Bill =
B II = Batas II B IV =
Kepulauan Raja Ampat
DPLINDARV
KAMPUNGSAl
DISTRIKWAIGEC
KEPULAUA
KABUPATEN RAJ.!
130"19'10" BT
130"19'10" BT
130"18'45" BT
130"18'45" BT
130"18'20" 8T
130"18'20" BT
CERITA SUIlSES COREMAP II UBUpmNRAJAAMPIII' J . ~ , r
PETALOKASI DPL INDARWAN
KAMPUNGSAUKABU
DISTRIKWAIGEO BARAT KEPULAUAN
lAMPUNG SAUHABU
)aukabu adalah salah satu kampung yang terletak di Pulau Pam besar Distrik Waigeo Barat Kepulauan Kabupaten Raja Ampat.
lmpung Saukabu merupakan wilayah administari dari Kampung Pam. Pada tanggal 29 Juni Tahun 2000, Kampung Saukabu
menjadi kampung tersendiri dengan Surat Keputusan Bupati Sorong No.158/2000. Dalam Bahasa Biak, Saukabu artinya pelabuhan
ecara geografis kampung Saukabu terletak pada Posisi 0
0
40'217" LS - 130
0
17' 765" BT dengan luas wilayah daratan pulau 160 Ha.
ra kampung Saukabu berbatasan dengan P. Yeben, sebelah selatan berbatasan dengan kampung Pam, sebelah barat berbatasan
iag dan sebelah timur berbatasan dengan Pulau Arborek/P. Mansuar. Kampung Saukabu didiami oleh orang-orang yang berasal
19 Pam yang di dominasi oleh Suku Biak Beser Raja Ampat, dan berpenduduk 21 KK (Kepala Kepala) dan 134 jiwa. Masyarakatnya
100 % beragama Kristen.
Kondisi atau keberadaan tutupan terumbu karang yang ada
di wilayah Kampung Saukabu masih cukup baik berkisar 55 %.
Disamping itu Kampung Saukabu juga memiliki beberapa pulau
dengan panorama alam yang indah serta pasir pantainya yang
putih (Pulau Pyainemo). Hal tersebut yang menjadi salah satu
daya tarik bagi wisatawan (turis) untuk berkunjung ke kampung
saukabu. Untuk mempertahankan Kelestarian terumbu karang
dan panorama alam Kampung Saukabu maka salah satu program
yang dapat melestarikan terumbu karang dan ekosistem yang
ada didalamnya serta keindahan alam adalah program COREMAP.
Saat ini, masyarakat Kampung Saukabu telah membentuk sebuah
kawasan perlindungan yang disebut Daerah Perlindungan
Laut (DPL). Daerah Perlindungan ini akan didukung oleh
sebuah Peraturan Kampung tentang DPL yang diinisiasi oleh
masyarakat
"""'l..IIIl-IlERITA SUISES COREMAP II KABOPATIN RAJA AMPAT
67
PETALOKASIDPLAYOF
KAMPUNGAREFI
DISTRIK SELAT SAGAWIN
130'41'30" BT 130'42'00" BT
Arefi
13O'42'3O"BT 130'43'00" BT
DPLAYOF
KAMPUNGARE!
DISTRIKSELAT SAGi
KABUPATEN RAJAAl
200M
B11.1-----------.... Bill
Keterangan:
'- Kampung
" Tanda balas DPL
o BalasDPL
o Daratan
_ Hulan Mangrove
o Terumbu karang
o Laut
BI =Balas 1 Bill =Bala,
B II =Balas II B IV =Bala
Peta Indeks
Kepulauan Raja Ampat
..
P'
I
130'43'00" BT 130'42'30" BT
130'42'00" BT
BI
130'41'30" BT
DPLAYOF
(64 Ha)
~
ClRITASUUlSCORlMAP II WUPmN RAJAAMPIT ~ .
68
IOfll KAMPUNG AREfl
npung Arefi terletak di sebelah utara kepulauan Batanta yang memiliki potensi sumberdaya alam yang sangat beragam utamanya potensi
lberdaya perikanan (sumberdaya ikan, karang, lamun, mangrove dan jasa Iingkungan laut). Selain itu juga, terdapat sumberdaya hutan,
dan pertanian yang sangat menjanjikan. Secara geografis letak Kampung Arefi berada pada titik koordinat 00 48' 152" LS dan 130
723" BT.
uk menjangkau Kampung Arefi biasanya ditempuh kurang lebih 4 jam dari Sorong dengan menggunakan transportasi berupa perahu
or 15 PK. Sedangkan dari ibukota Kabupaten Raja Ampat (Waisai) biasanya ditempuh selama 2,5 jam dengan menggunakan perahu motor
'K. Mengapa seperti itu? Karena Kampung Arefi belum merupakan jalur kapal perintis.
Secara garis besar jumlah penduduk kampung Arefi
berdasarkan jenis kelamin laki-Iaki lebih banyak
dibandingkan perempuan. Jumlah penduduk laki-
laki sebesar 376 jiwa, sedangkan jumlah penduduk
perempuan sebesar 304 jiwa. Total keseluruhan
penduduk kampung Arefi laki-Iaki dan perempuan
yaitu 304 jiwa.
Kegiatan utama masyarakat Kampung Arefi adalah
nelayan (88 orang). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 3 dibawah ini. Berdasarkan kebiasaan
masyarakat kampung Arefi dalam melakukan
penangkapan ikan pada umumnya memancing,.
Lokasi penangkapan ikan masyarakat biasanya di
sekitar daerah terumbu karang wilayah perairan
kampung yang masih sangat dekat. Metode nelayan
dalam menangkap ikan sesuai dengan jenis ikan
yang ditangkap.
SOKSES COREMAP II IABUP'TEN RAJA AMPIT
69
PETALOKASI DPL BAM FNOBER
KAMPUNG YENSAWAI
DISTRIK SELAT SAGAWIN
200M
Keterangan:
Kampung
" Tanda batas DPL
o BatasDPL
o Daratan
_ Hulan Mangrove
o Terumbu karang
o Laul
B I =Batas I Bill =Batas III
B II =Batas II B IV =Batas IV
DPL BAM FNOBER
KAMPUNG YENSAWAI
DISTRIKSELAT SAGAWIN
KABUPATEN RAJAAMPAl
130"41'00" BT
130"41'00" BT
B II .f-------------l.
130"40'00" BT
CERITA SUKSES COREMAP IlllABUpmKRAJA AMPAT -JIII-='
Dfll KAMPUNG YENSAWAI
Iyah Kampung Yensawai Distrik Selat Sagawin terletak di sebelah utara kepulauan Batanta yang memiliki potensi sumberdaya yang beragam
taranya potensi sumberdaya hayati laut (sumberdaya ikan, karang, lamun, mangrove dan Iingkungan laut, potensi sumberdaya kehutanan,
anian dan perkebunan.
pung Yensawai berada pada koordinat 00 48' 152" LS dan 13040' 723". Luas pemukiman Kampung Yensawai dengan panjang sekitar 1,5 km
I terbagi menjadi 2 RT. Kampung Yensawai merupakan salah satu kampung yang termasuk dalam Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD)
: Dampir.
pung Yensawai termasuk daerah yang relatif sulit untuk dijangkau, mengingat belum ada jalur transportasi umum yang seperti kapal
ltis atau angkutan umum laut. Biasanya kalau ke Kampung Yensawai numpang kapal perusahaan mutiara PT. Arta Samudera dari Sorong
memakan waktu sekitar 2 jam. Selain itu juga, masyarakat, kadang memakai perahu sendiri, dengan jarak tempuh dari Sorong Yensawai
ar 4 jam (bila keadaan laut teduh) dengan mesin motor tempel 15 PK. Selanjutnya dari Kampung Yensawai ke ibukota Raja Ampat (Waisai)
Inya ditempuh dengan waktu 3 jam dengan motor laut Yamaha 15 PK, atau 2 jam bila menggunakan motor Yamaha 40 PK.
Menurut Atlas Sumber Daya Pesisir Kabupaten Raja Ampat Provinsi
Irian Jaya Barat tahun 2006 bahwa tutupan terumbu karang di
Kampung Yensawai rata-rata 51-75 %, dikategorikan dalam keadaan
sedang, kecuali ke arah barat Kampung tepatnya di Pulau Dayan
kondisi karangnya masih dalam kondisi bagus dan baik untuk dijadikan
titik penyelaman dan lokasi wisata. Jenis karang yang mendominasi
yaitu dari genus Acropora, Montipora, Porites dan Fungia. Saat ini
masyarakat kampong telah menetapkan sendiri Daerah Perlindungan
Laut (DPL) di teluk belakang kampong seluas 25 Ha dengan nama
DPL Bam Fnober, yang digunakan sebagai tabungan ikan untuk masa
akan datang.
Mangrove atau mangi-mangi di Kampung Yensawai tumbuh di
sepanjang garis pantai berteluk dan muara sungai, salahsatu sungai
yang ada di Kampung Yensawai adalah Sungai Wartandip.
~ ..IJt._CERITA SUMSES COREMAP 1/ MASUPATEN RAIA AMPAT
71
" I
, .,
Konservasi Warisan lelubur
Pelepasan kawasan untuk perlindungan laut Kampung
Distrik Waigeo Barat Kepulauan - Kabupaten Raja Am
A. Gambaran Umum
Kampung Pamterletak di bagian barat pulau Waigeo yang me
gugusan kepulauan dalam pemerintahan Distrik Waige
Kepulauan. Kampung Pam berbatasan dengan kampung
dibagian timur, kampung Mutus dibagian Utara, pulau Ba
bagian selatan dan pulau Gag dibagian barat.
Gugusan pulau Pam terdiri dari pulau Pam besar dan pul
keeil. Kampung Pam sendiri merupakan bagian dari pulau P
sedangkan pulau Pam besarterdapat beberapa kampung diar
Kampung Saukabu yang merupakan peeahan dari Kampu
selain itu juga terdapat tiga dusun yang merupakan pemekc
Kampung Pam dan Kampung Saukabu.
Penduduk Kampung Pam adalah kelompok masyaraki
heterogen dan ini merupakan salah satu eirri dari k
pelabuhan karena di Kampung Pam terdapat salah satu pe
yang eukup representative bagi pelayaran di Kabupaten Raj;
pelabuhan ini sering disinggahi oleh kapal-kapal dari II
Ampat maupun dari provinsi lain. Pereampuran pendudu
disini sehingga transformasi budaya dan informasi sang,
dan merupakan bagian kehidupan keseharian masyarakat K
Pam. Penduduk Kampung Pam berjumlah 877 jiwa yang te
359 kepala keluarga.
Program Coremap
lung Pam yang strategis menyebabkan banyak informasi
vang datang maupun keluar Kampung Pam terutama dari
:ampung disekitarnya. Kampung Pam berdekatan dengan
Arborek yang merupakan salah satu kampung yang
can program Coremap sejak tahun 2005. Banyak orang
ng kawin dengan orang Pam sehingga ada sebahagian
Kampung Pam menetap di Kampung Arborek. Mereka
ak awal program Coremap mereka terlibat aktif dalam
?giatan Coremap yang dilaksanakan di Kampung Arborek
nikian mereka tahu tentang program Coremap.
i dan terlibat langsung pada kegiatan-kegiatan Coremap
Ig Arborek maupun kampung-kampung di Waigeo
juga merupakan lokasi Coremap membuat sebahagian
Kampung Pam menginginkan program Coremap masuk
l mereka. Melalui pemerintah kampung maka Kampung
Ita agar kegiatan-kegiatan Coremap juga dilaksanakan di
am.
ogram Coremap masuk ke Kampung Pam maka PMU
Raja Ampat melaksanakan kegiatan sosialisasi program
Kampung Pam. Kegiatan ini dilakukan dengan pelibatan
aparatur kampung dalam kegiatan Coremap di tingkat
seperti pelatihan, lokakarya dll.. Penyebaran informasi
ter, pamphlet, brosur tentang Coremap di sebarkan juga
1 Pam agar masyarakat Pam juga mengetahui tentang
19ram Coremap.
Juli 2007 program Coremap dilaksanakan di Kampung
lmpung Saukabu dengan adanya penempatan tenaga
fasilitator masyarakat di kedua kampung tersebut. Fasilitator
masyarakat untuk Kampung Pam saudari Yuli Warikar dan untuk
Kampung Saukabu saudara Herman Alex dengan SETO saudara
Markus Rumsowek.
Kegiatan awal yaitu mensosialisasikan program Coremap kepada
pemerintah dan masyarakat Kampung Pam dan Saukabu. Salah satu
program kerja utama adalah pembuatan dan penetapan Daerah
Perlindungan Laut (DPL) Kampung Pam. Untuk memperlancar inisiasi
program dan membantu fasilitator masyarakat maka dipilih dua
orang motivator kampung dalam mendukung sosialisasi kegiatan
DPL.
C. Komitmen masyarakat dan Pemerintah Kampung Pam
Pemerintah kampung dengan sepenuhnya menerima program
Coremap di Kampung Pam dengan memberi izin serta terlibat
dalam berbagai kegiatan Coremap, pemerintah kampung juga
yang memfasilitasi pertemuan-pertemuan kampung dalam rangka
mensosialisasi program maupun dalam perencanaan kegiatan
Coremap.
Program Coremap dan fasilitator masyarakat dijadikan sebagai mitra
kerja pemerintah kampung sekaligus sebagai media konsultasi
dalam perencanaan kegiatan lingkungan hidup di Kampung
Pam. Pemerintah kampung menyerahkan sebidang tanah untuk
pembangunan Pondok Informasi Kampung yang dibangun oleh
program Coremap untuk kepentingan penyebaran informasi yang
salah satunya yaitu informasi tentang Daerah Perlindungan Laut
(DPL). Kawasan yang sudah disurvey untuk dijadikan calon lokasi
.........::...._ CERIlA SUISES COREMAP II IAIUPATEN RAJA AMPAT
73
,Ieh pemerintah kampung dicadangkan oleh menjadi Daerah
dungan Laut.
Isunan rencana pembuatan dan penetapan DPL dilakukan
ma dengan masyarakat Pam dan Saukabu (kampung tetangga
masih terikat secara adat) dengan melakukan pertemuan
ung maupun berbicara dengan pemilik hak ulayat kawasan laut
ditetapkan sebagai DPL. Semua pihak yang berkepentingan
ta pendapat dan saran tentang DPL baik lokasi maupun aturan.
Hakat Pam berpendapat bahwa "Ini laut kitorang punya jadi
dijaga untuk kepentingan kitorang dan anak cucu nantinya".
lagian masyarakat belum setuju disebabkan oleh kurang
nnya tentang DPL dan keuntungannya untuk masyarakat dan
tarian lingkungan laut.
arakat Pam merasa bahwa DPL adalah kebutuhan dan salah
cara melindungi serta melestarikan Iingkungan laut mereka.
lukan untuk orang lain tetapi untuk mereka dan sudah menjadi
In hidup dari masyarakat Kampung Pam karena cara dan aturan
diterapkan di DPL sama dengan cara orang tua-tua mereka
aga Iingkungan mereka secara turun temurun (sasi) dan itu
Ih warisan leluhur mereka.
endukung
'arakat Kampung Pam adalah bagian integral dari masyarakat
Ampat yang merupakan masyarakat yang memegang teguh
kinan dan kebiasaan hidup bermasyarakat. Dalam tatanan
juapan masyarakat ada nilai-nilai luhur yang diatur dalam
In yang mengikat semua pihak baik individu maupun kelompok
masyarakat. Nilai-nilai dasar ini sampai sekarang masih dilaksanakan
dan dipatuhi oleh semua orang dan mereka taat melaksanakannya.
Ketaatan mereka dalam menerapkan semua aturan serta patuh
terhadap semua sanksi dan denda yang dijatuhkan kepada mereka.
Sehingga dalam pembuatan dan penentuan lokasi DPL tidak
mengalami banyak kesulitan karena tahapannya sudah merupakan
sesuatu yang selama ini pernah dilaksanakan oleh mereka (Ieluhur)
dan mereka mau melaksanakannya kembali (generasi sekarang).
Kepatuhan terhadap sanksi atau denda yang diberikan merupakan
ukuran ketaatan dalam menjalankan aturan yang dibuat, hal ini
merupakan suatu pendukung dalam menerapkan sanksi dan denda
di DPL. Sanksi atau denda yang diberikan berupa sanksi gereja
maupun sanksi adat serta sanksi administrasi pemerintah kampung.
Sanksi gereja bagi pelanggar aturan adalah dia tidak dilayani dalam
pelayanan gerejawi, sanksi adat berupa denda "Geras" piring adat
maupun sanksi sosial dengan dikucilkan dari masyarakat sementara
sanksi administrasi pemerintah berupa kerja bakti untuk kepentingan
kampung. Sanksi yang lebih ekstrem adalah sakit bahkan kematian
bagi orang yang melanggar aturan gereja dan adat. Orang yang sakit
atau meninggal oleh masyarakat dikatakan bahwa mereka mendapat
marah atau kutukan dari Tuhan dan orang tua-tua atau leluhur.
Kampanye DPL dilakukan dengan penyebaran poster, pamphlet,
brosur dan pemutaran film tentang DPL. Masyarakat diajak untuk
mengetahui DPL dan manfaatnya bagi masyarakat dan juga
membandingkan dengan daerah/kawasan lain yang sudah membuat
DPL sehingga masyarakat Pam juga tergugah untuk membuat
DPL dengan cara yang berbeda sesuai kondisi dan kearifan lokal
masyarakat Pam. Fasilitator masyarakat (CF dan SETa) merupakan
pendamping masyarakat dalam menginisiasi pembuatan DPL
~ ...._ CERITA SUlSES CODEMAP II IABUPATEN RAJA AMPAT
7!
76
di Kampung Pam dan Kampung Saukabu. Fasilitator masyarakat
memberikan pencerahan kembali terhadap kearifan lokal yang ada
selama ini yang sudah turun temurun dilaksanakan untuk diterapkan
kembali dalam bentuk yang baru namun tidak menghilangkan nilai
dasar dari kearifan lokal tersebut. Selama ini kearifan lokal (sasi) lebih
banyak dilakukan bagi sumberdaya alam di darat (kelapa, pi nang
dll), menyadari manfaat dari Sasi di darat maka masyarakat Pam
mengusulkan untuk dilaksanakan juga dilaut khusus bagi Terumbu
Karang dan biota laut lainnya yang ada didalam Daerah Perlindungan
Laut. Mereka merencanakan itu dalam rencana penetapan DPL di
Kampung Pam dan aturan-aturannya.
Dalam perencanaan dan penentuan lokasi dilakukan dalam pertemuan
kampung yang melibatkan masyarakat, pemerintah kampung,
Bamuskam dan lembaga adat.Semua data yang telah diperoleh dalam
survey lokasi dan draft aturan disampaikan oleh LPSTK dan dibahas
bersama untuk mencapai kata sepakat. Untuk lebih menajam aturan
maka dilakukan FGD sesuai kelompok pemanfaat yang ada didalam
maupun disekitar lokasi DPL, semua kepentingan ditampung dan
dibahas bersama sehingga tidak ada kepentingan yang terlewatkan
yang nanti dikemudian hari akan menghambat dalam penentuan
lokasi dan pembuatan aturan. Masyarakat Kampung Pam secara
sadar dan sukarela mau melepaskan kawasan lautnya dijadikan DPL
dan mau mematuhi semua aturan yang ada di DPL tersebut hal ini
merupakan kesepakatan bersama semua pihak.
Laut Kampung Pam merupakan kawasan yang kaya akan ikan dan
biota laut lainnya serta terumbu karang. Hamparan terumbu karang
terdapat di beberapa tempat dan masih dalam keadaan baik namun
di sebahagian tempat sudah rusak akibat kegiatan penangkapan ikan
yang tidak ramah Iingkungan yang dilakukan di masa lalu. Lautan
It' -
CERIIASUIlSES COREMAP II UBu.mN RAJAAM.AI __/
sekitar Kampung Pam merupakan tempat dimana banyak I
dari luar (sorong maupun dari provinsi lain diluar papua) r
ikan.
Dari sekian banyak lokasi laut yang dipunyai Kampung Par
ditentukan rep "Irworkor (kepala buaya atau pulau mangen
sebagai kawasan Daerah Perlindungan Laut Kampung Pam I
luas sekitar 50 Ha. Rep Irwarkor dipilih karena di lokasi ini kar
masih baikdan banyak ikannya serta bukan tempat utama penc
masyarakat Pam serta tempat ini juga merupakan tempat yanl
menjadi sasaran mencari ikan nelayan dari luar.
Luas kawasan laut dari Kampung Pam membuat banyak pilihal
dijadikan kawasan konservasi atau perlindungan laut. Laut d
pulau-pulau yang ada di Kampung Pam menyimpan begitu
potensi yang belum banyak diketahui oleh orang. Untuk meli
potensi laut tersebut maka dengan kesadaran sendiri beberapc
pemilik hak ulayat pulau dan laut di sekitar Kampung Parr
membuat kawasan atau Daerah Perlindungan Laut Marga, con
pulau Bambu dijadikan Daerah Perlindungan Laut oleh
Mambraku dimana mereka ingin melindungi ikan dan burun
ada dipulau tersebut. Kawasan sekitarnya mau dimanfaatkan 5
lokasi budidaya. DPL marga terlihat sangat ekslusive namun (
konservasi sangat membantu upaya pelestarian alam laut serr
untuk aturan dan manfaat akan diatur agar dapat dimanl
secara bersama "hak pakai bersama" dengan pengelolaal
terfokus pada pemilik hak ulayat laut tersebut.
78
E. Prosesi
Penyerahan dan penetapan "Natzar 5asi" gereja
Upacara ini dilakukan dalam kalangan terbatas hanya oleh Majelis
Jemaat Gereja Pniel Pam. Pemerintah Kampung mewakili masyarakat
dan jemaat gereja menyerahkan Natzar berupa uang dalam jumlah
tertentu untuk di sembahyangkan oleh majelis jemaat. Natsar ini
sebagai perlambang penyerahan kawasan kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa sekaligus memohon perlindungan dan pertolongan untuk
kegiatan DPL yang dibuat. Natzar juga merupakan bentuk ikatan
antara jemaat gereja dengan Tuhan atas semua aturan yang telah
disepakati termasuk sanksi yang akan diterima bila melanggar aturan
tersebut. Ibadah atau sembahyang penyerahan natzar oleh majelis
jemaat dilakukan pada jam 24.00 malam sebelum hari dilakukan
upacara adat (21 Februari 2009). Setelah ibadah tersebut maka akan
diumumkan kepada jemaat bahwa telah dilakukan atau dibuka sasi
secara gereja di Kampung Pam dan berlaku untuk semua jemaat
gereja Pniel Pam maupun orang luar.
Upacara Adat
Setelah dilakukan penyerahan Natsar Sasi di gereja maka dilanjutkan
dengan upacara penyerahan secara adat pada keesokan harinya. Tua-
tua adat dengan bahasa setempat (bahasa daerah) mempersiapkan
sesaji berupa Kakes, uang dan nasi untuk dipersembahkan dalam
acara adat kepada leluhur penguasa dan pemilik laut. Kakes berupa
sirih, pinang, kapur dan rokok adalah pertanda syukur dan bentuk
ikatan kekerabatan dengan para leluhur.
Penyerahan dan penetapan alat-alat penandaan
Alat-alat tanda batas (pelampung, bendera dan jangkar) dibawa dan
diarak keliling kampung dan dihantar dengan grup Suling Tambur
CERI1I SUISES COREMAP IIIABUpmN RAJAAMPAT .J ..,.,r
(alat musik tradisional Raja Ampat)untuk memberitahu sekaligus
mengenalkan kepada seluruh masyarakat tanda-tanda yang akan
dipasang di DPL sehingga masyarakat tidak melanggar tanda-tanda
tersebut dan juga tanda itu menandakan wilayah DPL Kampung Pam.
Ditempat upacara adat dilakukan tanda batas tersebut diserahkan
dari Ketua Jemaat Gereja pniel Pam kepada Tua Adat Kampung Pam
dan selanjutnya diserahkan kepada Kepala Kampung Pam selaku
pemerintah kampung untuk nantinya diletakkan di empat sudut
terluar DPL Irworkor.
Penyerahan pengelolaan dari Gereja dan Adat kepada Pemerintah
Kampung
Kepala Kampung Pam menerima tanda batas dari tua adat yang
sebelumnya diserahkan oleh majelis jemaat kepada tua adat sebagai
pertanda bahwa secarah resmi pengelolaan kawasan DPL Irworkor
Kampung Pam dilakukan sepenuhnya kepada Pemerintah Kampung
Pam. Diakhir upacara adat dilakukan doa bersama yang dipimpin
oleh salah seorang majelis jemaat.
Pelepasan tanda batas di lokasi DPL
Tanda batas yang telah didoakan dan diserahkan secara adat
kemudian diarak oleh masyarakat kampung menuju pantai diiringi
dengan grup suling tambur. Tanda batas tersebut dibawa menuju
lokasi DPL Irworkor menggunakan dua perahu besar. Kurang lebih
satu jam perjalanan menggunakan perahu motor 40 PK dari kampung
menuju ke lokasi DPL Irwokor kemudian tanda-tanda batas tersebut
dilepas di empat sudut terluar dari DPL sesuai dengan luasan DPL
tersebut.
Pemberian sesaji adat di lokasi
Tua adat melepaskan sesajian ke laut sebagai tanda ucapan syukur
dan terima kasih kepada Tuhan dan orang tetua para leluhur serta
menyerahkan kawasan DPL kepada Tuhan dan para leluhur. Sesaji
tersebut diikat dengan benang dalam suatu rangkaian Kakes
dan dilepas oleh tua adat satu persatu satu sambil membaca doa
penyerahan (dalam bahasa daerah) kepada para leluhur.
F. Sosialisasi dan Publikasi
Masyarakat Kampung Pam
Pengumuman di ibadah-ibadah
Setelah dilakukan ibadah penyerahan natzar sasi oleh majelis jemaat
maka sasi gereja DPL Irworkor didoakan dan diumumkan dalam
ibadah minggu Gereja Pniel Pam, selain di ibadah minggu di gereja
Sasi DPL juga diumumkan di ibadah-ibadah Keluarga/unit, ibadah
pemuda, ibadah anak dan remaja, ibadah Pelayanan Wanita (PW)
dan ibadah Perkumpulan Kaum Bapak (PKB). Jemaat Gereja Pniel
Pam mendapat informasi tentang DPL Irworkor dari ibadah-ibadah
yang dilaksanakan sehingga mereka memahami dan mengerti
tentang lokasi dan aturan serta zona yang ada didalam DPL Irworkor
tersebut.
Program kerja Majelis Jemaat dan Klasis
Daerah Perlindungan Laut Irworkor Kampung Pam masuk dalam
program kerja Badan Pekerja Majelis Jemaat Pniel Pam dan juga
diangkat sebagai program kerja Badan Pekerja Harian Klasis GKI Raja
Ampat Utara. Rencana kerja Majelis Jemaat maupun Klasis memuat
tentang kegiatan konservasi di wilayah pesisir dan laut salah satunya
adalah program Daerah Perlindungan Laut (DPL) yang difasilitasi
oleh LPSTK dan Pemerintah Kampung.
!
,I
peraturan adat dan kampung
Sanksi dan denda yang sudah diatur dalam aturan gereja dan aturan
adat dituangkan dalam dokumen kampung berupa Peraturan
Kampung Pam Nomor. 37 Tahun 2009 tentang Daerah Perlindungan
Laut Kampung Pam. Peraturan kampung ini selain mengaturtentang
sanksi dan denda didalamnya memuat tentang nama, lokasi, hal-
hal yang diperbolehkan dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan di
DPL Kampung Pam. Peraturan kampung ini mengakomodir semua
kepentingan dan diatur secara umum tugas dan pelaksana di dalam
DPL Kampung Pam. Kebiasaan orang tua-tua yang sudah dilaksanakan
turun temurun merupakan landasan berpikir dan bertindak dalam
penyusunan peraturan kampung ini sehingga kearifan lokal yang
sudah ada menjadi roh dari peraturan kampung DPL yang dibuat di
Kampung Pam.
Kampung Tetangga
Pengumuman di ibadah-ibadah
Kampung tetangga merupakan kampung yang ada disekitar dan
berdekatan dengan Kampung Pam sehingga informasi mengenai
DPL Kampung Pam perlu diketahui oleh kampung tetangga untuk
meminimalisir pelanggaran akan terjadi di DPL Kampung Pam. Bentuk
penyebaran informasi berupa pengumuman di ibadah Minggu di
gereja-gereja maupun ibadah-ibadah unsur, selain itu yang ada di
kampung tetangga (Iokasi Coremap) melalui fasilitator masyarakat
setempat akan juga mensosialisasi DPL yang sudah dibuat di
Kampung Pam. Umumnya kampung-kampung lokasi Coremap yang
berdekatan sudah mengetahui bahwa di tiap kampung mempunyai
DPL dengan peraturan kampung yang mengaturnya.
Program kerja Badon Pekerja Klasis Raja Ampat Utara
Klasis Raja Ampat Utara membawahi beberapa kampung lokasi
Coremap yang mempunyai DPL maka kegiatan konservasilDPL
diangkat sebagai program kerja klasis. Melalui tiap majelis jemaat
program kerja ini juga diadopsi menjadi program kerja majelis
jemaat sehinga di tiap ibadah hal ini dibicarakan dan diumumkan.
DPL sudah merupakan tanggungjawab gereja dan perlu dilaksanakan
oleh setiap anggota gereja baik di tingkat jemaat maupun klasis
dan hal ini yang diinformasikan didalam kotbah maupun renungan
ibadah serta warta jemaat.
Pemerintah Kabupaten
Program kerja Majelis Jemaat dan Klasis
Klasis Raja Ampat Utara membawahi beberapa jemaat GKI yang ada
kampung-kampung lokasi Coremap yang mempunyai DPL maka
kegiatan konservasilDPL diangkat sebagai program kerja klasis.
Melalui tiap majelis jemaat program kerja ini juga diadopsi menjadi
program kerja majelis jemaat, dalam tiap ibadah hal ini dibicarakan
dan diumumkan. DPL sudah merupakan tanggungjawab gereja dan
perlu dilaksanakan oleh setiap anggota gereja baik di tingkat jemaat
maupun klasis dan diinformasikan dalam kotbah maupun renungan
ibadah serta warta jemaat.
Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati Kabupaten Raja Ampat
Untuk memayungi semua peraturan tentang konservasi wilayah
pesisir dan laut di Raja Ampat maka ditetapkan Peraturan Daerah
tentang KKLD dan dijabarkan secara teknis dalam Peraturan Bupati
Raja Ampat tentang KKLD. DPL Irworkor Kampung Pam mempunyai
peraturan yang termuat dalam Peraturan Kampung Pam tentang
DPL Irworkor. Semua aturan kawasan DPL menjadi roh atau landasan
~ ..IIt_llERITA snSES COREMAP IIIABDPATEN RAJA IMPIT
81
82
dalam penyusunan Perda dan Perbup KKLD yang didalamnya
mengatur pula tentang pelestarian dan pengelolaan sumberdaya
terumbu karang yang menjadi salah satu tujuan utama pembuatan
dan penetapan DPL di kampung-kampung lokasi Coremap II Raja
Ampat.
Dewan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (CCEB) Kabupaten Raja
Ampat
DPL yang yang ada di Kabupaten Raja Ampat dibahas dalam Dewan
Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Kabupaten Raja Ampat. Banyak
pertanyaan yang muncul berkaitan dengan DPL misalnya mengapa
laut harus dibatasi dan dilarang penangkapan pada daerah-daerah
tertentu.Disinilah terjadi pertukaran informasi dan pengalaman
antar pelaku konservasi dan para pengambil kebijakan di tingkat
kabupaten, interaksi positif yang terbangun tantang bagaimana
melaksanakan kegiatan konservasi dan hal-hal yang mendukung
kegiatan tersebut (mata pencaharian alternatif, pembangunan
kampung ramah Iingkungan dl!). Masyarakat mendapat manfaat
secara langsung dari kegiatan konservasi atau DPL bukan menjadi
penerima kegiatan melainkan pelaksana kegiatan adalah inti
dari pemberdayaan masyarakat yang dibangun dalam dewan ini.
Masyarakat secara umum (tingkat kampung maupun kabupaten)
belajar mengenai konservasi dalam skala kecil lewat pengelolaan
DPL kampung dan konservasi dalam skala besar lewat jejaring
KKLD Raja Ampat. Menurut ketua PMU Coremap II Raja Ampat Ir.
J. Becky Rahawarin, MM bahwa kegiatan konservasi di Raja Ampat
menjadi terbantu atau sangat mudah dilakukan karena sudah ada
di masyarakat Raja Ampat suatu kearifan lokal (sasi) yang menganut
prinsip-prinsip konservasi yang sudah dilakukan secara turun
temurun dari para leluhur sampai sekarang. Sehingga pemerintah
daerah mendesain suatu program yang melibatkan semua pihak
Lt'J
CERITASUIlSES COREMAP II wupm. RAJAAMPlIJ ~
untuk terlibat dalam kegiatan konservasi yang difasilitasi oleh DKP
Raja Ampat melalui program Coremap bersama LSM berupa jejaring
Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Raja Ampat.
Masyarakat Nasional
Program Tayangan TV Swasta (TPI dan RCT/)
Penetapan DPL Irworkor juga sudah disaksikan dan diketahui oleh
masyarakat Indonesia melalui penayangan di TV swasta (TPI) pada bulan
10 Mei 2009 dalam program acara Jendela Minggu. Program Jendela
di Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) menayangkan prosesi adat
penetapan dan pelepasan tanda batas DPL Irworkor Kampung Pam,
bagaimana tanggapan pemerintah kampung melalui Kepala Kampung
Pam bapak Astus Obinaru menjelaskan kearifan lokal masyarakat
Kampung Pam dalam melestarikan Iingkungan lautnya melalui DPL.
Sementara bapak Saul Mambraku sebagai masyarakat Kampung Pam
menceritakan manfaat dari kegiatan Coremap di Kampung Pam dan
kegitan konservasilDPL yang diterima masyarakat Kampung Pam.
Sementara Koordinator dan Konsultan CBM Coremap II Raja Ampat (Bun
Rahawarin dan Meidi Kasmidi) yang memfasilitasi kegiatan Coremap
yang diwawancarai oleh reporter RCTI menjelaskan tentang kegiatan
yang telah dilakukan oleh program Coremap di kabupaten Raja Ampat
salah satunya adalah DPL Irworkor Kampung Pam (kearifan loka!) dan
kegiatan lainnya seperti mata pencaharian alternatif, LKM dll.
Dunia Internasional .
Program Tayangan TVSwasta di 6 negaraAsia (Asian Broadcasting
Union)
Program Jendela di TPI tentang penetapan DPL Irworkor Kampung
Pamjuga ditayangkan di Philipina berkaitan dengan kerja ABU (Asian
Broadcasting Union) pada bulan Maret 2009 dimana tayangan ini
juga diputar dan disaksikan di enam Negara Asia anggota ABU. Selain
masyarakat Indonesia, masyarakat International juga mengetahui
kegiatan konservasi yang dilakukan oleh masyarakat di Raja Ampat
yang merupakan "Warisan Leluhur" yang sudah dilakukan turun
temurun dan dimodifikasi oleh generasi sekarang untuk kepentingan
konservasi laut yang lebih luas terutama manfaat ekonomi bagi
masyarakat secara lestari dan berkelanjutan dalam wilayah yang
besar dan saling berhubungan.
G. Permasalahan
Perjalanan menggunakan perahu motor 40 PK membutuhkan waktu
kira-kira satu jam dari Kampung Pam menuju DPL Irworkor adalah
jarak yang cukup jauh dan membutuhkan waktu yang lama. Jarak
dan waktu yang diperlukan untuk mencapai DPL Irworkor merupakan
permasalahan yang dihadapi masyarakat terutama kelompok pengawas
dalam mengawasi dan memantau semua aktifitas yang terjadi di sekitar
DPL Irworkor. Seringkali pelanggaran yang terjadi sulit diketahui atau
terpantau oleh masyarakat.
Penandaan lokasi konservasi (sasi) biasanya memakai tanda-tanda alam
seperti tanjung, pohon kelapa, reep atau yang lainnya sehingga mudah
dikenali dan tidak mudah hilang atau rusak. Untuk penandaan DPL
dipakai pelampung berbendera dan diberi pemberat Uangkar) dan tali
untuk mengikat pelampung dengan pemberat, tanda DPL ini sebanyak
empat buah yang diletakkan pada empat sisi terluar DPL. Pelampung
yang terbuat dari gabus mudah rusak, tali nilon diameter 20 mm adalah
bahan yang mudah putus karena gesekan dengan terumbu karang atau
sering dipotong oleh orang yang tidak bertangungjawab untuk melepas
tanda batas tersebut
DPL Irworkor mempunyai potensi yang cukup besar karena terdapat
terumbu karang yang baik dan indah dengan begitu banyak ikan.
Tempat ini dulu sering menjadi tempat penangkapan ikan oleh
masyarakat dari Kampung Pam dan kampung sekitar maupun nelayan
dari luar. Setelah ditetapkan menjadi DPL tempat ini tidak lagi menjadi
tempat penangkapan masyarakat Kampung Pam maupun kampung
sekitar namun tetap menjadi daerah penangkapan bagi nelayan dari
luar (sorong). Mereka tidak mempedulikan aturan yang telah ditetapkan
ditempat tersebut dan mereka tidak mau tahu walaupun sudah
diberitahu oleh masyarakat walaupun sudah ada tanda-tanda batas
yang dipasang.
Masyarakat Kampung Pam sering menegur atau melarang nelayan dari
luar untuk menangkap di wilayah DPL namun mereka tetap mengulang
perbuatan mereka untuk menangkap ikan di dalam DPL Irworkor. Hari
minggu pagi adalah waktu yang dipilih oleh nelayan dari luar untuk
menangkap ikan di DPL Irworkor maupun laut disekitar Kampung Pam.
Hari mingguoleh masyarakatdipergunakan untukberibadahdan istirahat
dengan tidak melakukan aktifitas seperti hari biasanya, dengan demikian
nelayan dari luar bebas untuk menangkap ikan dimana saja mereka mau
karena nelayan lokal tidak melakukan kegiatan penangkapan ikan.
SOISES COREMAP II KABUPATEN RAJA AMPAT
83
84
SEEDFUND
r(lj<5Clel penyaluran Seed Fund COREMAP II Ampat dihasilkan dari s.erangkaian kegiatan yang Micro Resource
'0rl Person dengan mendapat dukungan darl PMU, Konsultan Community Based Management (CBM), AIG District Fund Expert, Village Moti-
vator, Community Facilitator, dan Senior Extension and Trainning Officer (SETO) COREMAP II Raja Ampat.
Rangkaian kegiatan tersebut terdiri dari kegiatan yang telah dilaksanakan yaitu: sosialisasi dan identifikasi LKM, design Seed Fund, persetujuan design
seed fund, dan pembentukan LKM dan aturannya. Sedangkan kegiatan yang merupakan rencana tindak lanjut untuk dilaksanakan ke depan yaitu:
pelatihan LKM, pembuatan dan pengajuan proposal POKMAS, permintaan pencairan Seed Fund, pencairan Seed Fund, pemberian dan pelunasan
kredit, dan pengawasan Seed Fund. Kegiatan rencana tindak lanjut tersebut disertai dengan petunjuk teknis pelaksanaannya.
SOSIALISASI DAN IDENTIFIKASI LKM
Tujuan kegiatan sosialisasi dan identifikasi Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di 21 kampung yang merupakan lokasi COREMAP II Raja Ampat adalah
memperkenalkan LKM dalam kaitannya dengan program pengembangan ekonomi COREMAP dan mengidenfikasi lembaga keuangan yang ada di
tingkat kampung yang akan menjadi LKM untuk penyaluran Seed Fund.
Kampung lokasi COREMAP II Raja Ampat sudah mengenal program dana bergulir melalui program-program yang pernah dilaksanakan oleh pemer-
intah seperti Inpres Desa Tertinggal (lOT), COREMAP I, Program Pemberdayaan Dana Otonomi Khusus (OTSUS), Program Pengembangan Kecamatan
(PPK) dan lain-lain. Dalam pelaksanaannya program-program tersebut menemui banyak permasalahan sehingga mengalami kegagalan. Identifikasi
beberapa penyebab kegagalan adalah:
Masyarakat balum paham dan belum siap ketika dana diberikan,
Program tidak transparan dan tidak melibatkan semua unsur dalam kampung seperti lembaga keagamaan dan lembaga adat,
Program sudah 'rusak' dari atas karena tidak eaeak dengan yang disosialisasikan,
Tidak mempersiapkan lembaga yang mengelola program hanya sebatas fasilitator saja,
Tidak ada mekanisme seleksi kelompok yang akan mendapat dana sehingga dana langsung dibagi habis per KK mendapatjumlah yang
sama,
Pendampingan tidak efektif dan tidak intensif,
Sanksi tidak ditegakkan sehingga tidak ada efekjera yang mendidik untuk mengembalikan pinjaman,
CERmSUIlSES COREMAP III1ABUPITDI RAJAAMPIIT -J.""'"
Kondisi sosial masyarakat yang subsisten sehingga belum ada kesadaran untuk mengembangkan usaha,
Kecemburuan sosial di masyarakat karena yang mengalami kemajuan ekonomi adalah penduduk pendatang dari Buton, Bugis, dan lain-
lain.,
Adanya provokasi dari pihak-pihak tertentu agar masyarakat tidak mengembalikan pinjaman karena dana tersebut adalah bantuan dan
tidak perlu dikembalikan.
Dari sisi pengembangan ekonomi masyarakat dan akses masyarakat terhadap pembiayaan usaha, beberapa informasi yang tergali adalah:
Masyarakat miskin informasi tentang suatu usaha,
Sumberdaya manusia terbatas pengetahuan dan ketrampilannya,
Masyarakat kesulitan untuk memperoleh akses terhadap sumber-sumber dana,
Masyarakat menemui kesulitan dalam akses pasar,
Teknologi yang digunakan masyarakat sangat terbatas sehingga tidak bisa menghasilkan produk yang berkualitas
Sedangkanbila ditinjau dari sisi sosial-budaya masyarakat, maka kondisi sosial-budaya masyarakat relatif homogen di 21 kampung lokasi Coremap II
Raja Ampat keculai Kampung Saonek.
Berdasarkan wawancara dan diskusi tersebut dihasilkan pula informasi tentang keberadaan LKM di setiap kampung, yaitu (i) tidak ada LKM yang men-
gelola program simpan-pinjam baik di tingkat Kampung maupun Distrik, (ii) masyarakat kampung belum terbiasa dan belum berpengalaman dalam
mengelola dana bergulir maupun kegiatan-kegiatan pengelolaan keuangan skala kecillainnya seperti arisan, (iii) usulan masyarakat adalah memper-
cayakan pembentukan LKM ke pihak LembagaKeagamaan (Gereja dan Mesjid) dan melakukan pengawasan secara bersama-sama dari pihak Gereja,
Mesjid, pemerintah kampung, lembaga adat dan LPSTK.
DESIGN SEED FUND
Berdasarkan Pedoman Umum, hasil wawancara dan diskusi dengan masyarakat kampung lokasi COREMAP II Raja Ampat serta masukan dari Program
Management Unit (PMU) dan National Coordination Unit (NCU) maka Micro Finance Resource Person menyusun Model/Pola Penyaluran Seed Fund
sebagai berikut:
Di 21 kampung lokasi COREMAP II Raja Ampat dibentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) disertai dengan pemilihan Pengurus LKM se-
cara demokratis yang difasilitasi oleh LPSTK, Lembaga Keagamaan, Pemerintahan Kampung dan Lembaga Adat,
Proses penyaluran dari PMU ke LKM di 21 kampung adalah melalui Lembaga Keagamaan (Gereja dan Mesjid) sedangkan proses pem-
berian dan pengembalian kredit dari LKM ke anggota/POKMAS adalah melalui mekanisme yang disepakati dalam Anggaran Dasar dan
~ ....._ CUITA SOUES COREMAP II IABUPATEN RAJA AMPAY
85
Anggaran Rumah Tangga LKM,
Oi 17 kampung, pola penyalurannya adalah melalui Gereja, yaitu Kampung Mutus, Waisilip, Selpele, Manyaifun, Meos Manggara, Yenbe-
kwan, Yenbuba, Kurkapa-Sawwandarek, Arborek, Yenwaupnor, Sawinggrai, Kapisawar, Friwen, Yenbeser, Saporkren,
Oi satu kampung, pola penyalurannya melalui Mesjid, yaitu Kampung Bianci,
Oi satu kampung,pola penyalurannya melalui Gereja dan Tokoh Agama Muslim, yaitu Kampung Saonek,
Khusus untuk kampung Kurkapa-Sawwandarek dibentuk satu Unit Pelayanan (UP) di Ousun Sawwandarek karena alasan jarak yang
berjauhan dan adanya dua Gereja yang terpisah.
A. Status Pelaksanaan
Saat ini dana Seed Fund sudah dicairkan oleh semua LKM di 21 kampung dan disalurkan kepada pelaku-pelaku usaha yang telah lolos
verifikasi proposal standar. Oibeberapa kampung penyaluran dilakukan berdasarkan kelompok tapi di beberapa kampung lainnya pe-
nyaluran secara individu yang masuk dalam Pokmas.
Sampai dengan tahapan ini proses pelaksanaan kegiatan simpan pinjam masih berjalan sesuai dengan criteria yang ditetapkan walau-
pun terdapat kemacetan pengembalian namun secara perlahan -Iahan dapat di selesaikan.
B. Capaian
Pokmas sudah dapat mengakses modal usaha melalui LKM.
LKM semakin diperkuat dengan pengelolaan dana simpan pinjam
Beberapa pelaku usaha belajar menjalankan simpan pinjam dengan benar.
Mulai ada kesadaran dan keinginan mengelola keuangan usaha.
Pengurus telah dapat melakukan pencatatan sesuai laporan keuangan standar
Pengembalian Pinjaman telah berjalan dengan baik dan terdapat perkembangan dari tahun sebelumnya 7 - 10 % penggem-
balian walaupun masih ada terdapat tunggakan namun ada inisiatif untuk mengembalikan.
C. Permasalahan dan Rekomendasi
Budaya masyarakat yang sulit menegakkan aturan pada Iingkup keluarga yang rata-rata dalam satu kampung hampir semua
adalah keluarga.
Masyarakat pengakses dana belum semua mengerti dan paham tentang maksud dan tujuan LKM dan model serta aturan main
simpan pinjam yang diberlakukan.
Banyaknya dana pemberdayaan yang diperoleh masyarakat yang sifatnya hibah sehingga terbentuk opini di masyarakat bahwa
dana bergulir sama fungsinya dengan dana - dana hibah lainya.
86 CERITASUIlSESCOREMAPIIIlABUPATEN WAAMPAT ~ /
D. Rekomendasi:
LKM harus benar-benar dikuatkan dengan pembekalan terhadap anggota POKMAS.
CF dan Seto perlu Memberikan pendampingan secara terus menerus pada Pengurus dan anggota LKM.
Cerita sukses:
1. Kampung Yenbekwan:
Ibu Oktovina Mubuai, pertama kali meminjam pada bulan Pebruari 2008 di LKM Kampung Yenbekwan, dengan jumlah pinjaman sebesar
Rp. 400.000.
Pada saat itu sebenarnya Ibu ini belum menjadi anggota LKM. Tetapi karena usahanya cukup lancar, maka pinjaman tersebut langsung
lunas pada Bulan berikutnya, sehingga ia langsung mendaftar sebagai anggota LKM dan dapat meminjam kembali. Kali ini, pinjamannya
adalah sebesar Rp.1.000.000.
Usaha yang dijalankan oleh Ibu ini adalah jualan kue. Oalam 1 hari, Ibu ini bisa menjual kue sebanyak 300 buah. Oalam sehari, Ibu Ok-
tovina bisa mendapatkan uang sebanyak Rp.300.000. Rupiah ini bisa bertambah kalau ada yang memesan kue untuk acara di rumah.
Walapun jumlah ini belum keuntungan bersih, tetapi sejak mendapatkan pinjaman dari LKM ia merasakan usahanya meningkat dari segi
banyaknya jualan maupun uang yang bisa ia peroleh setiap hari.
2. Kampung Sawinggrai :
Sebelum jadi pengusaha ikan hidup di Kampung Sawinggrai, ia pernah bekerja di Sorong menjadi buruh nelayan. Karena kepercayaan
dari pemilik kapal,ia diberikan modal untuk memulai usaha sendiri. Tetapi karena merasa kurang berhasil Pak Yopi pun keluar dan kem-
bali ke Sawinggrai.
Oi kampung, ia memulai usahanya dengan macing sendiri dan menampung hasil pancingannya, kemudian menjualnya ke kapal penam-
pung yang sering singgah.
Sejak LKM ada di Kampung Sawinggrai, Pak Yopi langsung bergabung menjadi anggota dan mendapat pinjaman sebesar Rp.333.000,
karena kesepakatan bersama uang modal diberikan per kelompok dan kelompok yang akan membagikan ke anggotanya. Pinjaman
tersebut langsung lunas pada bulan itu juga dan Pak Yopi kembali meminjam modal sebesar Rp. 1.000.000. Karena uasahanya lan-
car, maka pinjaman tersebut langsung dilunasi bulan berikutnya. Untuk memperbesar usahanya, Pak Yopi kembali mengajukan pinja-
man di LKM. Oengan modal yang diperoleh dari LKM, kini sekali menjual ikan ke kapal pengumpul ia bisa memperoleh uang sebesar
Rp.12.000.000.
Namun demikian Pak Yopi bertekad untuk tidak membeli ikan hasil bius.la bisa membedakannya karena dulu ia adalah seorang nelayan
~ ..IIIt_llERITA SUISES COREMAP IIIABUPATEN RAJA AMPAY
87
88
yang menggunakan bius.
Saat ini Pak Yopi dalam proses untuk pencairan pinjaman dari BMT (program AIG )
3. Kampung Meosmanggara :
POKMAS yang ada di Meosmanggara, berjumlah 10 kelompok. 8 kelompok laki-Iaki dan 2 kelompok perempuan.
Mereka merasa sangat terbantu dengan bantuan modal yang diberikan oleh LKM.
Usaha kelompok ibu-ibu adalah pembuatan minyak kelapa. Dengan modal yang diperoleh dari LKM, mereka membeli mesin parut
kelapa sehingga produksi bisa meningkat.
Untuk saat ini, hasil produksi minyak kelapa dijual untuk memenuhi kebutuhan di dalam kampung dan yang lain dijual di luar kampung
sepserti Manyaifun dan Mutus.
Dari kelompok bapak-bapak, usaha ikan asin merupakan usaha yang paling menonjol. Sebelum ada pinjaman dari LKM, mereka hanya
mampu menghasilkan 5 - 10 kg. Tetapi berkat LKM kini mereka bisa memproduksi ikan asin sampai dengan 30 kg per bulan.
4. Kampung Yenbeser:
LKM Kampung Yenbeser pada tahap yang pertama ini, bersepakat untuk memberikan modal seluruhnya kepada kelompok Ibu-ibu.
Tetapi hal ini tidak sia-sia, karena saat ini ada modal LKM sebesar Rp.48.000.000 yang berputar di kampung ini.
Kelihatan dari begitu beragamnya usaha yang dijalankan oleh ibu-ibu.
Sebagian besar usaha yang diajukan untuk dibiayai, masih berjalan sampai saat ini bahkan sebagaian besar menunjukkan adanya pen-
ingkatan usaha.
Ada 1 orang mama yang sudah tua, tetapi merupakan peminjam paling rajin, karena sudah 3 kali mendapat pinjaman.
Pinjamannya memang tidak besar, hanya berkisar Rp.300.000 - Rp.sOO.OOO. Tetapi selalu lunas tepat waktu. Oleh sebab itu ia diberikan
prioritas untuk mendapat pinjaman. Usahanya adalah menjual pinang.
Dengan usaha ini ia tidak lagi membebani anak-anaknya untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari.
5. Kampung Saporkren :
Ibu Enggelina Dimara, merasa sangat terbantu dengan pinjaman dari LKM
Usahanya adalah kios dan jualan kue
If
CERITASUISES COREMAP II UBUPATEN RAJAAMPlIT ~
Sejak mendapatkan tambahan modal dari LKM, kini ia tidak han-
ya belanja di Waisai tetapi ke Sorong
Jualan kue juga bisa menghabiskan tepung sampai dengan 5
kg
Dengan keuntungan yang diperoleh dari usahanya, saat ini ia
bisa membayar orang untuk membuat perahu
6. Kampung Manyaifun :
Sebelum jadi pengusaha ikan hidup di Kampung Manyaifun, ia
pernah bekerja sebagai pelaksana utama penyediaan fasilitas il-
legal fishing dengan salah satu pengusaha besar di kota sorong.
Karena dengan tekanan yang begitu kuat sehingga yangnber-
sangkutan di pecat dari pekerjaan dan membuka kecilkecilan
usaha yang perna di tekuninya
Di kampung, ia memulai usahanya dengan macing sendiri dan
menampung hasil pancingannya, kemudian menjualnya ke ka-
pal penampung yang sering singgah.
Sejak LKM ada di Kampung Manyaifun, Pak Eli memperoleh
dana pinjman Rp.1.000.000,- . Pinjaman tersebut langsung lunas
pada bulan kedua juga dan Pak Yopi kembali meminjam modal
sebesar Rp. 1.500.000. Karena uasahanya lancar, maka pak eli di
arahkan untuk dapat mengakses dana AIG Distrik Fun seniali Rp.
10.000.000,- dengan jangka waktu 1Tahun.
Dengan ketekunan dan keuletan pak. Eli telah melunasi pinjam-
nan Rp. 10.000.000, tersebut dan sekarang telah mendapatkan
kembali pinjman sebesar Rp. 15.000.000,-
Namun demikian Pak Eli dalam membina nelayan yang ada di
kampong disamping menyediakan alat - alat kebutuhan minc-
ing juga menyarankan pada masyarakat nelayan untuk menyisi-
hkan hasilnya untuk ditabung. Demi masa depan anak - anak.

Anda mungkin juga menyukai