1 upAtU IUUAIlMI'AT
CElinA SOUES elREM1l1' II 11I1
PETALOKASI DPL TANADI
KAMPUNG KAPISAWAR
DISTRIK MEOSMANSAR
130'33'40" BT 13034'00" BT 130'34'20" BT
Keterangan:
Kampung
,. Tanda batas DPL
CJ Balas DPL
o Daratan
_ Hulan mangrove
o Terumbu Karang
o Laul
B I = Batas I B III = Batas III
B II =Batas II B IV =Balas IV
..K&pUlauan Raja Ampat . ~
' ~
DPLTANADI
KAMPUNG KAPISAWAI
DISTRIKMEOSMANSAl
KABUPATEN RAJAAMPi
war pi
130'34'20" BT 13034'00" BT
BIV
BI
13033'40" BT
DPLTANADI
(66,7 Ha)
BII
Bill
CERITASUKSES COREMAP II UBUpmNRAJAAMPAT ...J....'r
42
PROfll KAMPUND KAPISAWAR
Kampung Kapisawar merupakan salah satu kampung yang terdapat di pulau Gam, Distrik Meos Mansar, Kabupaten Raja Ampat, Provin:
Papua Barat. Kampung ini merupakan kampung yang terletak di dataran pulau, mempunyai bentuk pantai yang landai dengan ketinggia
dari pemukaan air berkisar antara 1 - 1,5 meter. Panjang kampung Kapiswar adalah 310 meter dan lebar 96 meter serta memiliki lua
wilayah pemukiman berkisar 29.760 mO. Untuk menjangkau Ibu Kota Distrik (Yenbekwan) dari Kapisawar, dapat ditempuh sekitar 20 men
dengan menggunakan motor tempel15 PK, dan 2 jam perjalanan menuju Ibu Kota Kabupaten (Waisai) serta 7 jam menuju kota Sorong denga
menggunakan transportasi yang sama.
Dataran kampung Kapisawar yang dikelilingi oleh vegetasi daratan maupun pesisir dimana pada bagian utara terdapat hutan dengan ketinggia
sekitar 50 meter. Disekitar hutan yang tanahnya berbukit terdapat beberapa areal yang ditumbuhi alang-alang dan bambu dan sebagian arealny
adalah perkebunan kelapa serta perkebunan keeil. Pantai Kapisawar berpasir putih dan sebagian ditutupi oleh hutan mangrove Pada kawasa
ini banyak dijumpai berbagai jenis ikan karang, kima, hiu, pari dan biota lainnya yang hidup berasosiasi dengan terumbu karang. Sehingg
kawasan tersebut sering dimanfaatkan sebagai tempat penangkapan ikan dan areal budidaya rumput laut.
Potensi tersebut dilindungi masyarakat dengan membentuk Daerah Perlindungan Laut (DPL) yang diberi nama DPL Tanadi Bun. DPL Tanadi Bu
memiliki luas sekitar 66,7 ha. Vegetasi pantainya di dominasi oleh mangrove. Kondisi pantainya terdiri dari padang lamun dan karang mat
Kemiringan slopenya sekitar bervariasi antara 45-60. Karang hidup dapat ditemui sampai kedalaman 20 meter. Di lokasi substratnya terdi
dari pasir dan karang mati. Penyebab kerusakan selain karena ombak juga pernah terjadi kegiatan pemboman di lokasi DPL ini. Di lokasi DP
Tanadi Bun ditemui 19 jenis karang. Kondisi karang dikategorikan baik dengan tutupan karang hidup sekitar 56 % dengan 66 jenis karang.
~ _ - . _ CERITI SUISES COREMAP II UBUPAlEN IIAJI AMP
PETALOKASI DPL INDIP
KAMPUNG ARBOREK
DISTRIK MEOSMANSAR
130"30'00 BT
DPL INDIP
(34 Ha)
Bill
130"30'30 BT 130"3,'00 BT
DPLINDr
KAMPUNG ARE
DISTRIKMEOS
KABUPATEN RAJ
Keterangan:
Kampung
Tanda batas DPL
o BatasDPL
o Daratan
o Terumbu karang
o Laut
B I =Batas I B III
B II = Batas II B IV
Peta Indeks
44
Arborek.
8
------
CERITI SUDES COREMAP IllABUpmNRAJAAMPIT _-....___
Kepulauan hia Amp.
ROfil KAMPUNG ARIOREK
ampung Arborek merupakan salah satu kampung yang termasuk dalam wilayah pemeritahan Distrik Meos Mansar, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi
lpua Barat dan merupakan dataran pulau yang mempunyai bentuk pantai yang landai dengan ketinggian dari permukaan air berkisar antara 1,5-2 meter
panjang pulau 640 meter serta lebar pulau 175 meter. Memiliki luas wilayah berkisar 7 Ha. Kampung Arborek dapat ditempuh sekitar 90 menit
menggunakan perahu motor tempel 15 PK dari Ibukota Distrik Waigeo Selatan (Saonek). Sekitar 6 jam dari Sorong dengan menggunakan
lrana transportasi yang sama, sedangkan dengan mengunakan ketinting dari Saonek ibu kota Distrik Waigeo Selatan kurang lebih 3,5 - 4,5 jam sampai
kampung.
Jasan ekosistim padang lamun dikampung di kampung Arborek adalah +152.000 M
2
yang terletak di sekeliling pulau. Lokasi tersebut pada umumnya
gunakan masyarakat untuk mencari biota - biota yang berasosiasi di padang lamun seperti karang, bulu babi dan sebagian biota yang di konsumsi
eh masyarakat. Areal hutan mangrove pada kampung Arborek terdapat pada bagian utara, dan komposisi tutupan lahan yang relatif rendah sekitar
) M2. Ekosistim terumbu karang di kampung Arborek terdiri dari terumbu karang tepi (Friging reer) dan terumbu karang penghalang (Barrier reef).
wsistem tersebut terletak pada sekeliling pulau dan daerah tersebut merupakan lokasi yang sering di gunakan oleh masyarakat untuk lokasi pencarian.
i Arborekjuga punya lokasi manta point dan lokasi diving.
ntuk melindungi potensi tersebut, masyarakat Arborek sepakat untuk membentuk Daerah Perlindungan Laut untuk 2 kawasan masing-masing
DPL Indip dan DPL Mambarayup. DPL Indip mempunyai luas sekitar 34 ha. Lokasi DPL Indip terletak di daerah patch reef. Daerah ini mempunyai
kemiringan slope 60dan di dominasi oleh karang lunak. Kita dapat menemui karang hidup
sampe kedalaman 20 meter. Dilihat dari kondisi substratnya yang terdiri dari karang mati
diindikasikan dulunya menjadi lokasi pemboman. Di lokasi DPL Indip ditemui 24 jenis karang.
Kondisi karang dikategorikan baik dengan tutupan karang hidup sekitar 74 % dengan 66 jenis
ikan karang.
DPL Mambarayup mempunyai luas sekitar 68,7 ha dan terletak di patch reef. Rataan terumbunya
didominasi oleh karang hancur, soft coral, dan Porites nigrescens, Kemiringan slopenya sekitar
60dan didominasi oleh soft coral. Kita dapat menemui karang hidup sampai kedalaman 25
m Daerah ini bersubstrat pasir dan karang mati. Kerusakan karang diperkirakan karena ombak
dan juga pemboman. Di lokasi DPL Mambarayup ditemui 24 jenis karang. Kondisi karang
dikategorikan baik dengan tutupan karang hidup sekitar 57 % dengan 66 jenis ikan karang.
CERITA SUISES COREMAP IIIABUPATEN RAJA AMPAT
4
PETALOKASIDPLIMBURNOS
KAMPUNG KURKAPA
DISTRIKMEOSMANSAR
130'36"00' BT 130'36'20" BT 130"36"40' BT
DPLIMBURNOS
DUSUN SAUWANDA
KAMPUNG KURKA
DISTRIKMEOSMAN
KABUPATEN RAJA ~
Keterangan:
'- Dusun
.. Tanda balas DPL
o BalasDPL
- Jalur perahu
o Daratan
o Terumbu karang
o Laut
B I =Balas I B III =Batas
B II = Balas II B IV = Balas
A1'"
Peta Indeks
Kepuhtuan Raja Ampet
j.
130'36'00' BT 130'36'20' BT 130"36'40' BT
46
CERITA SUNSES COREMAP II KABUPAnN RAJA AMPAT ..JfflipK,r
Ifll KAMPUNG KURKAPA
pung Kurkapa dan Kampung Sauwandarek (dulu dusun Sauwandarek, dusun di dalam Kampung Kurkapa) terletak di pulau Manswar Distrik
; Mansar, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat dengan bentuk pantai yang landai dengan ketinggian dari permukaan air berkisar
"a 2 - 2,5 meter dengan panjang pulau 175 meter serta lebar pulau 125 meter serta luas pemukiman 21.875 m
2
Sebagai daerah kepulauan,
la transportasi laut digunakan untuk menunjang kegiatan masyarakat. Kampung Kurkapa dan Kampung Sauwandarek dapat ditempuh
H 2 jam perjalanan menggunakan perahu motor tempel 40 PK dari Ibukota Distrik Waigeo Selatal1 (Waisai). Sekitar 4 jam dari Sorong
an menggunakan sarana transportasi yang sama. Untuk ke kampung tetangga (Yenbekwan, Yenbuba) dapat ditempuh melalui perjalanan
dengan berjalan kaki. Lingkungan pesisir Kampung Kurkapa dan Kampung Sauwandarek memiliki ekosistem daratan dan lautan yang
a-duanya saling mempengaruhi. Hasil survei sederhana menunjukan bentuk Kampung Kurkapa memanjang dari timur ke barat dengan
Ing 100 meter dan lebar pemukiman 60 meter. Sedangkan Kampung Sauwandarek 21.875 m
2
, dengan bentuk kampung memanjang
imur ke barat dengan panjang pemukiman 175 meter dan lebar pemukiman 125 meter. Keadaan bio fisik, ekologis dan penutupan lahan
awilayah ini tidakjauh berbeda. Hanya saja Kampung Sauwandarek wilayah pemukiman yang lebih besar, Kampung Sauwandarek memiliki
Ii yang lebih dipanjang bandingkan Kampung Kurkapa yang mencapai 360 meter dengan pasang surut 100 meter. Memiliki ekosistem
ir yang lengkap walaupun mangrove hanya ada asosiasinya yaitu pandanus dan baringtonia Sp.
<melindungi semua potensi tersebut, masyarakat Kampung Kurkapa dan Kampung Sawandarek sepakat untuk membentuk 2 Daerah
Idungan Laut di masing-masing kampung. Untuk kampung Kurkapa diberi nama Jendesner dan kampung Sawandarek diberi nama
rnos.
mburnos Kampung Sawandarek terletak di daerah pesisir dan mempunyai luas 35.8 ha. Vegetasi pantainya di dominasi oleh semak belukar
ngi pohon kelapa. Kondisi pantainya terdiri tebing berbatu, batu-batu dan pasir. Kemiringan slopenya 40- 50. Karang hidup bisa ditemui
ai kedalaman 20-30 meter. Lokasi DPL ini bersubstrat pasir dan karang mati. Ditemui ada kerusakan karang karena bom dan juga arus. Di
i DPL Imburnos ditemui 25 jenis karang dari 7 suku. Kondisi karang dikategorikan baik dengan tutupan karang hidup sekitar 74 % dengan
lis ikan karang.
Jendesner Kampung Kurkapa mempunyai luas sekitar 31.4 ha dan terletak daerah patch reef. Kemiringan slope sekitar 60. Substratnya
ninasi karang mati dan berpasir dan karang hidup dapat ditemui sampai kedalaman 15 meter. Terlihat ada kerusakan akibat ombak dan
tan pemboman yang dilakukan sebelumnya. Di lokasi DPL Jendesner ditemui 8 jenis karang. Kondisi karang dikategorikan baik sekali
~ n tutupan karang hidup sekitar 78 % dengan 41 jenis karang.
.........:...._ CERITA SlUES COREMAP JlIABUPITEN RAJI AMPAT
47
PETA LOKASI DPL IKWAN IBA
KAMPUNGYENBEKWAN
DISTRIK MEOSMANSAR
130'33'00" BT 130"34'30" BT
130"3000" BT 1303730" BT
DPL IKWAN IBA
DISTRIKMEOSMANSAR
KABUPATEN RAJAAMPA
DPI!. IKWAN IBA
(289 ita)
811
Sauwandarek
Kurkapa
Yenbekwan
Keterangan:
Kampung
Tanda batas DPL
o BatasDPL
o Daratan
_ Hulan mangrove
o Terumbu karang
o Laut
B I =Balas I B III =Batas III
B II = Balas II B IV = Balas IV
Pete Indeks
Kep....
130'33'00" BT 130"34"30" BT
130"36'00" BT 130"3730" BT
8
CERI1I SUIlSES COREMAP II UBUPATlII RAJA AMPIT ...J.lII'-"
IOfil KIMPUNG YENBEKWIN
mpung Yenbekwan merupakan Ibu Kota Distrik Meos Mansar, Kabupaten Raja Ampat, Propinsi Papua Barat. Memiliki luas wilayah berkisar
598 m
2
Untuk menjangkau Ibu Kota Kabupaten Waisai dapat ditempuh dengan perahu bermotor tempel 15 PK selama 1,5 jam. Dan jika
nggunakan katinting, maka perjalanan akan di tempuh selama 4 jam ke Ibu Kota Kabupaten.
11pung Yenbekwan memiliki Ekosistem daratan dan lautan yang kedua-duanya saling mempengaruhi. Bentuk kampung memanjang dari
IUr ke barat dengan panjang pemukiman + 707 m
2
dan lebar 114 m
2
Lautan pulau Yenbekwan memiliki berbagai jenis ikan, baik itu ikan
)nomis penting seperti maming (Napoleon), kerapu, cakalang, bubara, tenggiri dan hiu, dan juga ikan-ikan non ekonomis penting seperti
samandar (ikan yang hidup disekitar lamun), kakatua (Scorus spY, puri (Stylophorus
comersonii) dan ikan karang lainnya seperti gutila, ikan kulit pasir, dan lain-lain. Hasil
laut non ikan seperti lobster, suntung, lola, teripang, dan pia-pia (tiram yang tidak
menghasilkan mutiara hanya diambil cangkangnya saja) dan berbagai jenis moluska
(kerang-kerangan) yang dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumsi.
Untuk melindungi potensi tersebut, masyarakat Yenbekwan membentuk Daerah
Perlindungan Laut (DPL) dengan nama Ikwan Iba. DPL Ikwan iba mempunyai luas
sekitar 289 ha dan merupakan daerah patch reef. Kemiringan slopenya sekitar 45,
Substratnya terdiri atas karang mati dan pasir dan karang hidup dapat ditemui sampai
kedalaman 10 meter. Ada kerusakan karang yang disebabkan oleh arus dan juga
kegiatan pemboman. Di lokasi DPL Ikwan Iba ditemui 4 jenis karang. Kondisi karang
dikategorikan cukup baik dengan tutupan karang hidup sekitar 40 % dan terdapat 47
jenis ikan karang.
........::..IIII!._CERITA SOISES COREMAP IIIABOPITEN RAJA AMPAT
4
100 100M
1"""""1
Keterangan:
Kampung
Tanda balas DPl
o BatasDPl
o Daratan
8
Terumbu karang
laut
B I = Balas I Bill = Bat
B II = Balas II B IV = Bal
DPLWARASMU
KAMPUNG YENB
DISTRIK MEOS
KABUPATEN RAJA
Bill
DPL WARASMUS
(33,6 Ha)
BII
PETALOKASI DPL WARASMUS
KAMPUNG YENBUBA
DISTRIKMEOSMANSAR
Pete Indeks
Yenbu
KeplAauan Re,ja ArnplIt
50
CERITISUIlSES COREIUI' II WUPIIlNRAJAAMPII ~
Ifll KIMPUNG YENBUBI
pung Yenbuba merupakan salah satu kampung yang terdapat di pulau Manswar Distrik Meos Mansar, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi
a Barat dan merupakan dataran pulau yang mempunyai bentuk pantai landai dengan ketinggian dari pemukaan air berkisar antara 1 -
leter. Seperti kampung lainnya, kampung Yenbuba dikelilingi oleh dangkalan panjang yang ditumbuhi oleh berbagai ekosistem pesisir
"ti terumbu karang , padang lamun dan hutan mangrove. Kampung Yenbuba dapat ditempuh sekitar 10 menit perjalanan menggunakan
lU motor tempel 10 PK dari Ibukota Distrik Meos Mansar (Yenbekwan). Dan waktu tempuh dari ibukota Kabupaten (Waisai) adalah 90
t sampai 2 jam dari ibukota Kabupaten Waisai dengan menggunakan sarana transportasi yang sama. Sedangkan jika menggunakan
lU motor 40 PK dari Kota Sorong maka waktu tempuhnya kurang lebih 5 jam perjalanan.
ungan pesisir KampungYenbuba memiliki ekosistem daratan dan lautan yang kedua-duanya saling mempengaruhi. Hasil survei sederhana
~ a m p u n g Yenbuba berkisar 7 Ha dengan bentuk pulau memanjang dari timur ke barat dengan panjang pemukiman 640 meter dan lebar
leter. Lautan pulau Yenbuba sangat khas karena memiliki berbagai jenis ikan, baik itu ikan ekonomis penting seperti maming (Napoleon),
'u, cakalang, bubara, tenggiri dan hiu. Ada juga ikan-ikan non ekonomis penting seperti samandar (ikan yang hidup disekitar lamunl,
ua (Scarus sp), puri (Stylophorus comersonii) dan ikan karang lainnya seperti gotila, ikan kapas-kapas, dan ikan oci. Hasil laut non ikan
ti lobster, suntung, lola, teripang, dan pia-pia (tiram yang tidak menghasilkan mutiara hanya diambil cangkangnya saja) dan berbagai
molusca yang dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumsi.
( melindungi semua potensi tersebut, masyarkat sepakat membentuk suatu Daerah Perlindungan Laut yang diberi nama DPL Warasmus.
ilarasmus Kampung Yenbuba terletak di daerah pesisir dan mempunyai luas sekitar 33.6 ha. Vegetasi pantainya terdiri atas semak belukar
ohon kelapa dengan kondisi pantai berpasir. Kemiringan slopenya sekitar 45. Substratnya terdiri atas karang mati dan pasir. Karang hidup
dapat ditemui sampai kedalaman 25
meter. Ada beberapa kerusakan karang
yang disebabkan oleh arus dan kegiatan
pemboman. Di lokasi DPL Warasmus
ditemui 24 jenis karang. Kondisi karang
dikategorikan baik dengan tutupan
karang hidup sekitar 69 % dan 67 jenis
ikan karang
""""''-..LCERITA SUISES CDREMIP II KABUPlTEN RAJA AMPAT
51
PETA LOKASI DPL KAPSARAU
KAMPUNG WAISILIP
DISTRIKWAIGEO BARAT DARATAN
130'21'40' BT 130'22'00' BT 130'22'20" BT 130'22'40" BT
DPL KAPSARAU
KAMPUNG WAISILI
DISTRIKWAIGEO B
DARATAN
KABUPATEN RA]AAMJ
(1)
I
100 100M
1""""'11 i
Keterangan:
Kampung
Daratan
Terumbu karang
Laut
DPL IRWORKOJ
KAMPUNG PAN
DISTRIKWAIGEO BJ
KEPULAUAN
KABUPATEN RAJAAJ
130'19'00" BT 130'18'00" BT BT
PETA LOKASI DPL IRWORKOR
KAMPUNGPAM
DISTRIKWAIGEO BARAT KEPULAUAN
B I = Batas I Bill = Bata:
BII=Batasll BIV =Bata
Peta Indeks
BI
DPL IRWORKOR
(40,6 Ha)
Bill
Kepulauan Raja
130'17'00" BT
130'18'00" BT
BII
130'19'00" BT
64
CEBIIIISUI$ES COREMAP IIIlABUPmJI RAJAAMm
Il KAMPUNG PAM
ng Pam merupakan salah satu kampung yang terdapat di Distrik waigeo Barat Kabupaten Raja Ampat,Propinsi Papua Barat.Kampung berada
oordinat 0-40"219" LS 130-17 "768" BT dan memiliki luas wilayah 1,5 km dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
1 Barat berbatasan dengan Pulau Gag
1Timur berbatasan dengan Pulau Meos Mansar
1 selatan berbatasan dengan Pulau Batanta
I Utara berbatasan dengan Pulau Pam Besar
Penduduk kampung Pam sebanyak 666 jiwa dengan 150 Kepala Keluarga (KK) jiwa. Ada beberapa suku yang mendiami pulau Pam dan
19 dominan adalah Beteu Biak dengan mayoritas penduduk beragama Kristen Protestan ( 95 % ). Masyarakat kampung Pam sebagian besar
bermata pencaharian sebagai pembuat kopra dan Nelayan
yang menggunakan alat tangkap yang ramah Iingkungan.
Kampung Pam sendiri berasal dari kata " Pam Bemuk "yang
artinya " Jaring Putus ", dan Kampung Pam sendiri adalah
merupakan pulau kecil yangterpisah dari Pulau Pam besar.
Wilayah laut Kampung Pam saat ini sebagian besar telah
rusak terutama sumberdaya terumbu karang dikarenakan
oleh penggunaan alat tangkap yang tidak ramah Iingkungan
yaitu penggunaan bomdan racun sianidayang dilakukan oleh
masyarakat yang datang dari luar kampung Pam. Dampak
yang terjadi dari penggunaan alat tangkap yang tidak ramah
lingkungan tersebut menyebabkan hasil tangkapan nelayan
semakin berkurang dan jarak penangkapan pun semakain
jauh. Kampung Pam dilihat dari wilayah potensinya sangat
berpotensial untuk tempat pembudidayaan hasillaut. Untuk
itu, saat ini masyarakat kampung Pam telah menginisiasi
pembentukan Daerah Perlindungan Laut (DPL) dan akan
didukung oleh Peraturan Kampung tentang DPL.
........::..Ilt_ eUITA SUSES COREMAP 1/ KABUPATEN RAJA AMPAT
65
Peta Indeks
Keterangan:
Kampung
.. Tanda batas DPL
Cl Batas DPL
o Daratan
[_::] Terumbu karang
o Laut
BI=Batasl Bill =
B II = Batas II B IV =
Kepulauan Raja Ampat
DPLINDARV
KAMPUNGSAl
DISTRIKWAIGEC
KEPULAUA
KABUPATEN RAJ.!
130"19'10" BT
130"19'10" BT
130"18'45" BT
130"18'45" BT
130"18'20" 8T
130"18'20" BT
CERITA SUIlSES COREMAP II UBUpmNRAJAAMPIII' J . ~ , r
PETALOKASI DPL INDARWAN
KAMPUNGSAUKABU
DISTRIKWAIGEO BARAT KEPULAUAN
lAMPUNG SAUHABU
)aukabu adalah salah satu kampung yang terletak di Pulau Pam besar Distrik Waigeo Barat Kepulauan Kabupaten Raja Ampat.
lmpung Saukabu merupakan wilayah administari dari Kampung Pam. Pada tanggal 29 Juni Tahun 2000, Kampung Saukabu
menjadi kampung tersendiri dengan Surat Keputusan Bupati Sorong No.158/2000. Dalam Bahasa Biak, Saukabu artinya pelabuhan
ecara geografis kampung Saukabu terletak pada Posisi 0
0
40'217" LS - 130
0
17' 765" BT dengan luas wilayah daratan pulau 160 Ha.
ra kampung Saukabu berbatasan dengan P. Yeben, sebelah selatan berbatasan dengan kampung Pam, sebelah barat berbatasan
iag dan sebelah timur berbatasan dengan Pulau Arborek/P. Mansuar. Kampung Saukabu didiami oleh orang-orang yang berasal
19 Pam yang di dominasi oleh Suku Biak Beser Raja Ampat, dan berpenduduk 21 KK (Kepala Kepala) dan 134 jiwa. Masyarakatnya
100 % beragama Kristen.
Kondisi atau keberadaan tutupan terumbu karang yang ada
di wilayah Kampung Saukabu masih cukup baik berkisar 55 %.
Disamping itu Kampung Saukabu juga memiliki beberapa pulau
dengan panorama alam yang indah serta pasir pantainya yang
putih (Pulau Pyainemo). Hal tersebut yang menjadi salah satu
daya tarik bagi wisatawan (turis) untuk berkunjung ke kampung
saukabu. Untuk mempertahankan Kelestarian terumbu karang
dan panorama alam Kampung Saukabu maka salah satu program
yang dapat melestarikan terumbu karang dan ekosistem yang
ada didalamnya serta keindahan alam adalah program COREMAP.
Saat ini, masyarakat Kampung Saukabu telah membentuk sebuah
kawasan perlindungan yang disebut Daerah Perlindungan
Laut (DPL). Daerah Perlindungan ini akan didukung oleh
sebuah Peraturan Kampung tentang DPL yang diinisiasi oleh
masyarakat
"""'l..IIIl-IlERITA SUISES COREMAP II KABOPATIN RAJA AMPAT
67
PETALOKASIDPLAYOF
KAMPUNGAREFI
DISTRIK SELAT SAGAWIN
130'41'30" BT 130'42'00" BT
Arefi
13O'42'3O"BT 130'43'00" BT
DPLAYOF
KAMPUNGARE!
DISTRIKSELAT SAGi
KABUPATEN RAJAAl
200M
B11.1-----------.... Bill
Keterangan:
'- Kampung
" Tanda balas DPL
o BalasDPL
o Daratan
_ Hulan Mangrove
o Terumbu karang
o Laut
BI =Balas 1 Bill =Bala,
B II =Balas II B IV =Bala
Peta Indeks
Kepulauan Raja Ampat
..
P'
I
130'43'00" BT 130'42'30" BT
130'42'00" BT
BI
130'41'30" BT
DPLAYOF
(64 Ha)
~
ClRITASUUlSCORlMAP II WUPmN RAJAAMPIT ~ .
68
IOfll KAMPUNG AREfl
npung Arefi terletak di sebelah utara kepulauan Batanta yang memiliki potensi sumberdaya alam yang sangat beragam utamanya potensi
lberdaya perikanan (sumberdaya ikan, karang, lamun, mangrove dan jasa Iingkungan laut). Selain itu juga, terdapat sumberdaya hutan,
dan pertanian yang sangat menjanjikan. Secara geografis letak Kampung Arefi berada pada titik koordinat 00 48' 152" LS dan 130
723" BT.
uk menjangkau Kampung Arefi biasanya ditempuh kurang lebih 4 jam dari Sorong dengan menggunakan transportasi berupa perahu
or 15 PK. Sedangkan dari ibukota Kabupaten Raja Ampat (Waisai) biasanya ditempuh selama 2,5 jam dengan menggunakan perahu motor
'K. Mengapa seperti itu? Karena Kampung Arefi belum merupakan jalur kapal perintis.
Secara garis besar jumlah penduduk kampung Arefi
berdasarkan jenis kelamin laki-Iaki lebih banyak
dibandingkan perempuan. Jumlah penduduk laki-
laki sebesar 376 jiwa, sedangkan jumlah penduduk
perempuan sebesar 304 jiwa. Total keseluruhan
penduduk kampung Arefi laki-Iaki dan perempuan
yaitu 304 jiwa.
Kegiatan utama masyarakat Kampung Arefi adalah
nelayan (88 orang). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 3 dibawah ini. Berdasarkan kebiasaan
masyarakat kampung Arefi dalam melakukan
penangkapan ikan pada umumnya memancing,.
Lokasi penangkapan ikan masyarakat biasanya di
sekitar daerah terumbu karang wilayah perairan
kampung yang masih sangat dekat. Metode nelayan
dalam menangkap ikan sesuai dengan jenis ikan
yang ditangkap.
SOKSES COREMAP II IABUP'TEN RAJA AMPIT
69
PETALOKASI DPL BAM FNOBER
KAMPUNG YENSAWAI
DISTRIK SELAT SAGAWIN
200M
Keterangan:
Kampung
" Tanda batas DPL
o BatasDPL
o Daratan
_ Hulan Mangrove
o Terumbu karang
o Laul
B I =Batas I Bill =Batas III
B II =Batas II B IV =Batas IV
DPL BAM FNOBER
KAMPUNG YENSAWAI
DISTRIKSELAT SAGAWIN
KABUPATEN RAJAAMPAl
130"41'00" BT
130"41'00" BT
B II .f-------------l.
130"40'00" BT
CERITA SUKSES COREMAP IlllABUpmKRAJA AMPAT -JIII-='
Dfll KAMPUNG YENSAWAI
Iyah Kampung Yensawai Distrik Selat Sagawin terletak di sebelah utara kepulauan Batanta yang memiliki potensi sumberdaya yang beragam
taranya potensi sumberdaya hayati laut (sumberdaya ikan, karang, lamun, mangrove dan Iingkungan laut, potensi sumberdaya kehutanan,
anian dan perkebunan.
pung Yensawai berada pada koordinat 00 48' 152" LS dan 13040' 723". Luas pemukiman Kampung Yensawai dengan panjang sekitar 1,5 km
I terbagi menjadi 2 RT. Kampung Yensawai merupakan salah satu kampung yang termasuk dalam Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD)
: Dampir.
pung Yensawai termasuk daerah yang relatif sulit untuk dijangkau, mengingat belum ada jalur transportasi umum yang seperti kapal
ltis atau angkutan umum laut. Biasanya kalau ke Kampung Yensawai numpang kapal perusahaan mutiara PT. Arta Samudera dari Sorong
memakan waktu sekitar 2 jam. Selain itu juga, masyarakat, kadang memakai perahu sendiri, dengan jarak tempuh dari Sorong Yensawai
ar 4 jam (bila keadaan laut teduh) dengan mesin motor tempel 15 PK. Selanjutnya dari Kampung Yensawai ke ibukota Raja Ampat (Waisai)
Inya ditempuh dengan waktu 3 jam dengan motor laut Yamaha 15 PK, atau 2 jam bila menggunakan motor Yamaha 40 PK.
Menurut Atlas Sumber Daya Pesisir Kabupaten Raja Ampat Provinsi
Irian Jaya Barat tahun 2006 bahwa tutupan terumbu karang di
Kampung Yensawai rata-rata 51-75 %, dikategorikan dalam keadaan
sedang, kecuali ke arah barat Kampung tepatnya di Pulau Dayan
kondisi karangnya masih dalam kondisi bagus dan baik untuk dijadikan
titik penyelaman dan lokasi wisata. Jenis karang yang mendominasi
yaitu dari genus Acropora, Montipora, Porites dan Fungia. Saat ini
masyarakat kampong telah menetapkan sendiri Daerah Perlindungan
Laut (DPL) di teluk belakang kampong seluas 25 Ha dengan nama
DPL Bam Fnober, yang digunakan sebagai tabungan ikan untuk masa
akan datang.
Mangrove atau mangi-mangi di Kampung Yensawai tumbuh di
sepanjang garis pantai berteluk dan muara sungai, salahsatu sungai
yang ada di Kampung Yensawai adalah Sungai Wartandip.
~ ..IJt._CERITA SUMSES COREMAP 1/ MASUPATEN RAIA AMPAT
71
" I
, .,
Konservasi Warisan lelubur
Pelepasan kawasan untuk perlindungan laut Kampung
Distrik Waigeo Barat Kepulauan - Kabupaten Raja Am
A. Gambaran Umum
Kampung Pamterletak di bagian barat pulau Waigeo yang me
gugusan kepulauan dalam pemerintahan Distrik Waige
Kepulauan. Kampung Pam berbatasan dengan kampung
dibagian timur, kampung Mutus dibagian Utara, pulau Ba
bagian selatan dan pulau Gag dibagian barat.
Gugusan pulau Pam terdiri dari pulau Pam besar dan pul
keeil. Kampung Pam sendiri merupakan bagian dari pulau P
sedangkan pulau Pam besarterdapat beberapa kampung diar
Kampung Saukabu yang merupakan peeahan dari Kampu
selain itu juga terdapat tiga dusun yang merupakan pemekc
Kampung Pam dan Kampung Saukabu.
Penduduk Kampung Pam adalah kelompok masyaraki
heterogen dan ini merupakan salah satu eirri dari k
pelabuhan karena di Kampung Pam terdapat salah satu pe
yang eukup representative bagi pelayaran di Kabupaten Raj;
pelabuhan ini sering disinggahi oleh kapal-kapal dari II
Ampat maupun dari provinsi lain. Pereampuran pendudu
disini sehingga transformasi budaya dan informasi sang,
dan merupakan bagian kehidupan keseharian masyarakat K
Pam. Penduduk Kampung Pam berjumlah 877 jiwa yang te
359 kepala keluarga.
Program Coremap
lung Pam yang strategis menyebabkan banyak informasi
vang datang maupun keluar Kampung Pam terutama dari
:ampung disekitarnya. Kampung Pam berdekatan dengan
Arborek yang merupakan salah satu kampung yang
can program Coremap sejak tahun 2005. Banyak orang
ng kawin dengan orang Pam sehingga ada sebahagian
Kampung Pam menetap di Kampung Arborek. Mereka
ak awal program Coremap mereka terlibat aktif dalam
?giatan Coremap yang dilaksanakan di Kampung Arborek
nikian mereka tahu tentang program Coremap.
i dan terlibat langsung pada kegiatan-kegiatan Coremap
Ig Arborek maupun kampung-kampung di Waigeo
juga merupakan lokasi Coremap membuat sebahagian
Kampung Pam menginginkan program Coremap masuk
l mereka. Melalui pemerintah kampung maka Kampung
Ita agar kegiatan-kegiatan Coremap juga dilaksanakan di
am.
ogram Coremap masuk ke Kampung Pam maka PMU
Raja Ampat melaksanakan kegiatan sosialisasi program
Kampung Pam. Kegiatan ini dilakukan dengan pelibatan
aparatur kampung dalam kegiatan Coremap di tingkat
seperti pelatihan, lokakarya dll.. Penyebaran informasi
ter, pamphlet, brosur tentang Coremap di sebarkan juga
1 Pam agar masyarakat Pam juga mengetahui tentang
19ram Coremap.
Juli 2007 program Coremap dilaksanakan di Kampung
lmpung Saukabu dengan adanya penempatan tenaga
fasilitator masyarakat di kedua kampung tersebut. Fasilitator
masyarakat untuk Kampung Pam saudari Yuli Warikar dan untuk
Kampung Saukabu saudara Herman Alex dengan SETO saudara
Markus Rumsowek.
Kegiatan awal yaitu mensosialisasikan program Coremap kepada
pemerintah dan masyarakat Kampung Pam dan Saukabu. Salah satu
program kerja utama adalah pembuatan dan penetapan Daerah
Perlindungan Laut (DPL) Kampung Pam. Untuk memperlancar inisiasi
program dan membantu fasilitator masyarakat maka dipilih dua
orang motivator kampung dalam mendukung sosialisasi kegiatan
DPL.
C. Komitmen masyarakat dan Pemerintah Kampung Pam
Pemerintah kampung dengan sepenuhnya menerima program
Coremap di Kampung Pam dengan memberi izin serta terlibat
dalam berbagai kegiatan Coremap, pemerintah kampung juga
yang memfasilitasi pertemuan-pertemuan kampung dalam rangka
mensosialisasi program maupun dalam perencanaan kegiatan
Coremap.
Program Coremap dan fasilitator masyarakat dijadikan sebagai mitra
kerja pemerintah kampung sekaligus sebagai media konsultasi
dalam perencanaan kegiatan lingkungan hidup di Kampung
Pam. Pemerintah kampung menyerahkan sebidang tanah untuk
pembangunan Pondok Informasi Kampung yang dibangun oleh
program Coremap untuk kepentingan penyebaran informasi yang
salah satunya yaitu informasi tentang Daerah Perlindungan Laut
(DPL). Kawasan yang sudah disurvey untuk dijadikan calon lokasi
.........::...._ CERIlA SUISES COREMAP II IAIUPATEN RAJA AMPAT
73
,Ieh pemerintah kampung dicadangkan oleh menjadi Daerah
dungan Laut.
Isunan rencana pembuatan dan penetapan DPL dilakukan
ma dengan masyarakat Pam dan Saukabu (kampung tetangga
masih terikat secara adat) dengan melakukan pertemuan
ung maupun berbicara dengan pemilik hak ulayat kawasan laut
ditetapkan sebagai DPL. Semua pihak yang berkepentingan
ta pendapat dan saran tentang DPL baik lokasi maupun aturan.
Hakat Pam berpendapat bahwa "Ini laut kitorang punya jadi
dijaga untuk kepentingan kitorang dan anak cucu nantinya".
lagian masyarakat belum setuju disebabkan oleh kurang
nnya tentang DPL dan keuntungannya untuk masyarakat dan
tarian lingkungan laut.
arakat Pam merasa bahwa DPL adalah kebutuhan dan salah
cara melindungi serta melestarikan Iingkungan laut mereka.
lukan untuk orang lain tetapi untuk mereka dan sudah menjadi
In hidup dari masyarakat Kampung Pam karena cara dan aturan
diterapkan di DPL sama dengan cara orang tua-tua mereka
aga Iingkungan mereka secara turun temurun (sasi) dan itu
Ih warisan leluhur mereka.
endukung
'arakat Kampung Pam adalah bagian integral dari masyarakat
Ampat yang merupakan masyarakat yang memegang teguh
kinan dan kebiasaan hidup bermasyarakat. Dalam tatanan
juapan masyarakat ada nilai-nilai luhur yang diatur dalam
In yang mengikat semua pihak baik individu maupun kelompok
masyarakat. Nilai-nilai dasar ini sampai sekarang masih dilaksanakan
dan dipatuhi oleh semua orang dan mereka taat melaksanakannya.
Ketaatan mereka dalam menerapkan semua aturan serta patuh
terhadap semua sanksi dan denda yang dijatuhkan kepada mereka.
Sehingga dalam pembuatan dan penentuan lokasi DPL tidak
mengalami banyak kesulitan karena tahapannya sudah merupakan
sesuatu yang selama ini pernah dilaksanakan oleh mereka (Ieluhur)
dan mereka mau melaksanakannya kembali (generasi sekarang).
Kepatuhan terhadap sanksi atau denda yang diberikan merupakan
ukuran ketaatan dalam menjalankan aturan yang dibuat, hal ini
merupakan suatu pendukung dalam menerapkan sanksi dan denda
di DPL. Sanksi atau denda yang diberikan berupa sanksi gereja
maupun sanksi adat serta sanksi administrasi pemerintah kampung.
Sanksi gereja bagi pelanggar aturan adalah dia tidak dilayani dalam
pelayanan gerejawi, sanksi adat berupa denda "Geras" piring adat
maupun sanksi sosial dengan dikucilkan dari masyarakat sementara
sanksi administrasi pemerintah berupa kerja bakti untuk kepentingan
kampung. Sanksi yang lebih ekstrem adalah sakit bahkan kematian
bagi orang yang melanggar aturan gereja dan adat. Orang yang sakit
atau meninggal oleh masyarakat dikatakan bahwa mereka mendapat
marah atau kutukan dari Tuhan dan orang tua-tua atau leluhur.
Kampanye DPL dilakukan dengan penyebaran poster, pamphlet,
brosur dan pemutaran film tentang DPL. Masyarakat diajak untuk
mengetahui DPL dan manfaatnya bagi masyarakat dan juga
membandingkan dengan daerah/kawasan lain yang sudah membuat
DPL sehingga masyarakat Pam juga tergugah untuk membuat
DPL dengan cara yang berbeda sesuai kondisi dan kearifan lokal
masyarakat Pam. Fasilitator masyarakat (CF dan SETa) merupakan
pendamping masyarakat dalam menginisiasi pembuatan DPL
~ ...._ CERITA SUlSES CODEMAP II IABUPATEN RAJA AMPAT
7!
76
di Kampung Pam dan Kampung Saukabu. Fasilitator masyarakat
memberikan pencerahan kembali terhadap kearifan lokal yang ada
selama ini yang sudah turun temurun dilaksanakan untuk diterapkan
kembali dalam bentuk yang baru namun tidak menghilangkan nilai
dasar dari kearifan lokal tersebut. Selama ini kearifan lokal (sasi) lebih
banyak dilakukan bagi sumberdaya alam di darat (kelapa, pi nang
dll), menyadari manfaat dari Sasi di darat maka masyarakat Pam
mengusulkan untuk dilaksanakan juga dilaut khusus bagi Terumbu
Karang dan biota laut lainnya yang ada didalam Daerah Perlindungan
Laut. Mereka merencanakan itu dalam rencana penetapan DPL di
Kampung Pam dan aturan-aturannya.
Dalam perencanaan dan penentuan lokasi dilakukan dalam pertemuan
kampung yang melibatkan masyarakat, pemerintah kampung,
Bamuskam dan lembaga adat.Semua data yang telah diperoleh dalam
survey lokasi dan draft aturan disampaikan oleh LPSTK dan dibahas
bersama untuk mencapai kata sepakat. Untuk lebih menajam aturan
maka dilakukan FGD sesuai kelompok pemanfaat yang ada didalam
maupun disekitar lokasi DPL, semua kepentingan ditampung dan
dibahas bersama sehingga tidak ada kepentingan yang terlewatkan
yang nanti dikemudian hari akan menghambat dalam penentuan
lokasi dan pembuatan aturan. Masyarakat Kampung Pam secara
sadar dan sukarela mau melepaskan kawasan lautnya dijadikan DPL
dan mau mematuhi semua aturan yang ada di DPL tersebut hal ini
merupakan kesepakatan bersama semua pihak.
Laut Kampung Pam merupakan kawasan yang kaya akan ikan dan
biota laut lainnya serta terumbu karang. Hamparan terumbu karang
terdapat di beberapa tempat dan masih dalam keadaan baik namun
di sebahagian tempat sudah rusak akibat kegiatan penangkapan ikan
yang tidak ramah Iingkungan yang dilakukan di masa lalu. Lautan
It' -
CERIIASUIlSES COREMAP II UBu.mN RAJAAM.AI __/
sekitar Kampung Pam merupakan tempat dimana banyak I
dari luar (sorong maupun dari provinsi lain diluar papua) r
ikan.
Dari sekian banyak lokasi laut yang dipunyai Kampung Par
ditentukan rep "Irworkor (kepala buaya atau pulau mangen
sebagai kawasan Daerah Perlindungan Laut Kampung Pam I
luas sekitar 50 Ha. Rep Irwarkor dipilih karena di lokasi ini kar
masih baikdan banyak ikannya serta bukan tempat utama penc
masyarakat Pam serta tempat ini juga merupakan tempat yanl
menjadi sasaran mencari ikan nelayan dari luar.
Luas kawasan laut dari Kampung Pam membuat banyak pilihal
dijadikan kawasan konservasi atau perlindungan laut. Laut d
pulau-pulau yang ada di Kampung Pam menyimpan begitu
potensi yang belum banyak diketahui oleh orang. Untuk meli
potensi laut tersebut maka dengan kesadaran sendiri beberapc
pemilik hak ulayat pulau dan laut di sekitar Kampung Parr
membuat kawasan atau Daerah Perlindungan Laut Marga, con
pulau Bambu dijadikan Daerah Perlindungan Laut oleh
Mambraku dimana mereka ingin melindungi ikan dan burun
ada dipulau tersebut. Kawasan sekitarnya mau dimanfaatkan 5
lokasi budidaya. DPL marga terlihat sangat ekslusive namun (
konservasi sangat membantu upaya pelestarian alam laut serr
untuk aturan dan manfaat akan diatur agar dapat dimanl
secara bersama "hak pakai bersama" dengan pengelolaal
terfokus pada pemilik hak ulayat laut tersebut.
78
E. Prosesi
Penyerahan dan penetapan "Natzar 5asi" gereja
Upacara ini dilakukan dalam kalangan terbatas hanya oleh Majelis
Jemaat Gereja Pniel Pam. Pemerintah Kampung mewakili masyarakat
dan jemaat gereja menyerahkan Natzar berupa uang dalam jumlah
tertentu untuk di sembahyangkan oleh majelis jemaat. Natsar ini
sebagai perlambang penyerahan kawasan kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa sekaligus memohon perlindungan dan pertolongan untuk
kegiatan DPL yang dibuat. Natzar juga merupakan bentuk ikatan
antara jemaat gereja dengan Tuhan atas semua aturan yang telah
disepakati termasuk sanksi yang akan diterima bila melanggar aturan
tersebut. Ibadah atau sembahyang penyerahan natzar oleh majelis
jemaat dilakukan pada jam 24.00 malam sebelum hari dilakukan
upacara adat (21 Februari 2009). Setelah ibadah tersebut maka akan
diumumkan kepada jemaat bahwa telah dilakukan atau dibuka sasi
secara gereja di Kampung Pam dan berlaku untuk semua jemaat
gereja Pniel Pam maupun orang luar.
Upacara Adat
Setelah dilakukan penyerahan Natsar Sasi di gereja maka dilanjutkan
dengan upacara penyerahan secara adat pada keesokan harinya. Tua-
tua adat dengan bahasa setempat (bahasa daerah) mempersiapkan
sesaji berupa Kakes, uang dan nasi untuk dipersembahkan dalam
acara adat kepada leluhur penguasa dan pemilik laut. Kakes berupa
sirih, pinang, kapur dan rokok adalah pertanda syukur dan bentuk
ikatan kekerabatan dengan para leluhur.
Penyerahan dan penetapan alat-alat penandaan
Alat-alat tanda batas (pelampung, bendera dan jangkar) dibawa dan
diarak keliling kampung dan dihantar dengan grup Suling Tambur
CERI1I SUISES COREMAP IIIABUpmN RAJAAMPAT .J ..,.,r
(alat musik tradisional Raja Ampat)untuk memberitahu sekaligus
mengenalkan kepada seluruh masyarakat tanda-tanda yang akan
dipasang di DPL sehingga masyarakat tidak melanggar tanda-tanda
tersebut dan juga tanda itu menandakan wilayah DPL Kampung Pam.
Ditempat upacara adat dilakukan tanda batas tersebut diserahkan
dari Ketua Jemaat Gereja pniel Pam kepada Tua Adat Kampung Pam
dan selanjutnya diserahkan kepada Kepala Kampung Pam selaku
pemerintah kampung untuk nantinya diletakkan di empat sudut
terluar DPL Irworkor.
Penyerahan pengelolaan dari Gereja dan Adat kepada Pemerintah
Kampung
Kepala Kampung Pam menerima tanda batas dari tua adat yang
sebelumnya diserahkan oleh majelis jemaat kepada tua adat sebagai
pertanda bahwa secarah resmi pengelolaan kawasan DPL Irworkor
Kampung Pam dilakukan sepenuhnya kepada Pemerintah Kampung
Pam. Diakhir upacara adat dilakukan doa bersama yang dipimpin
oleh salah seorang majelis jemaat.
Pelepasan tanda batas di lokasi DPL
Tanda batas yang telah didoakan dan diserahkan secara adat
kemudian diarak oleh masyarakat kampung menuju pantai diiringi
dengan grup suling tambur. Tanda batas tersebut dibawa menuju
lokasi DPL Irworkor menggunakan dua perahu besar. Kurang lebih
satu jam perjalanan menggunakan perahu motor 40 PK dari kampung
menuju ke lokasi DPL Irwokor kemudian tanda-tanda batas tersebut
dilepas di empat sudut terluar dari DPL sesuai dengan luasan DPL
tersebut.
Pemberian sesaji adat di lokasi
Tua adat melepaskan sesajian ke laut sebagai tanda ucapan syukur
dan terima kasih kepada Tuhan dan orang tetua para leluhur serta
menyerahkan kawasan DPL kepada Tuhan dan para leluhur. Sesaji
tersebut diikat dengan benang dalam suatu rangkaian Kakes
dan dilepas oleh tua adat satu persatu satu sambil membaca doa
penyerahan (dalam bahasa daerah) kepada para leluhur.
F. Sosialisasi dan Publikasi
Masyarakat Kampung Pam
Pengumuman di ibadah-ibadah
Setelah dilakukan ibadah penyerahan natzar sasi oleh majelis jemaat
maka sasi gereja DPL Irworkor didoakan dan diumumkan dalam
ibadah minggu Gereja Pniel Pam, selain di ibadah minggu di gereja
Sasi DPL juga diumumkan di ibadah-ibadah Keluarga/unit, ibadah
pemuda, ibadah anak dan remaja, ibadah Pelayanan Wanita (PW)
dan ibadah Perkumpulan Kaum Bapak (PKB). Jemaat Gereja Pniel
Pam mendapat informasi tentang DPL Irworkor dari ibadah-ibadah
yang dilaksanakan sehingga mereka memahami dan mengerti
tentang lokasi dan aturan serta zona yang ada didalam DPL Irworkor
tersebut.
Program kerja Majelis Jemaat dan Klasis
Daerah Perlindungan Laut Irworkor Kampung Pam masuk dalam
program kerja Badan Pekerja Majelis Jemaat Pniel Pam dan juga
diangkat sebagai program kerja Badan Pekerja Harian Klasis GKI Raja
Ampat Utara. Rencana kerja Majelis Jemaat maupun Klasis memuat
tentang kegiatan konservasi di wilayah pesisir dan laut salah satunya
adalah program Daerah Perlindungan Laut (DPL) yang difasilitasi
oleh LPSTK dan Pemerintah Kampung.
!
,I
peraturan adat dan kampung
Sanksi dan denda yang sudah diatur dalam aturan gereja dan aturan
adat dituangkan dalam dokumen kampung berupa Peraturan
Kampung Pam Nomor. 37 Tahun 2009 tentang Daerah Perlindungan
Laut Kampung Pam. Peraturan kampung ini selain mengaturtentang
sanksi dan denda didalamnya memuat tentang nama, lokasi, hal-
hal yang diperbolehkan dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan di
DPL Kampung Pam. Peraturan kampung ini mengakomodir semua
kepentingan dan diatur secara umum tugas dan pelaksana di dalam
DPL Kampung Pam. Kebiasaan orang tua-tua yang sudah dilaksanakan
turun temurun merupakan landasan berpikir dan bertindak dalam
penyusunan peraturan kampung ini sehingga kearifan lokal yang
sudah ada menjadi roh dari peraturan kampung DPL yang dibuat di
Kampung Pam.
Kampung Tetangga
Pengumuman di ibadah-ibadah
Kampung tetangga merupakan kampung yang ada disekitar dan
berdekatan dengan Kampung Pam sehingga informasi mengenai
DPL Kampung Pam perlu diketahui oleh kampung tetangga untuk
meminimalisir pelanggaran akan terjadi di DPL Kampung Pam. Bentuk
penyebaran informasi berupa pengumuman di ibadah Minggu di
gereja-gereja maupun ibadah-ibadah unsur, selain itu yang ada di
kampung tetangga (Iokasi Coremap) melalui fasilitator masyarakat
setempat akan juga mensosialisasi DPL yang sudah dibuat di
Kampung Pam. Umumnya kampung-kampung lokasi Coremap yang
berdekatan sudah mengetahui bahwa di tiap kampung mempunyai
DPL dengan peraturan kampung yang mengaturnya.
Program kerja Badon Pekerja Klasis Raja Ampat Utara
Klasis Raja Ampat Utara membawahi beberapa kampung lokasi
Coremap yang mempunyai DPL maka kegiatan konservasilDPL
diangkat sebagai program kerja klasis. Melalui tiap majelis jemaat
program kerja ini juga diadopsi menjadi program kerja majelis
jemaat sehinga di tiap ibadah hal ini dibicarakan dan diumumkan.
DPL sudah merupakan tanggungjawab gereja dan perlu dilaksanakan
oleh setiap anggota gereja baik di tingkat jemaat maupun klasis
dan hal ini yang diinformasikan didalam kotbah maupun renungan
ibadah serta warta jemaat.
Pemerintah Kabupaten
Program kerja Majelis Jemaat dan Klasis
Klasis Raja Ampat Utara membawahi beberapa jemaat GKI yang ada
kampung-kampung lokasi Coremap yang mempunyai DPL maka
kegiatan konservasilDPL diangkat sebagai program kerja klasis.
Melalui tiap majelis jemaat program kerja ini juga diadopsi menjadi
program kerja majelis jemaat, dalam tiap ibadah hal ini dibicarakan
dan diumumkan. DPL sudah merupakan tanggungjawab gereja dan
perlu dilaksanakan oleh setiap anggota gereja baik di tingkat jemaat
maupun klasis dan diinformasikan dalam kotbah maupun renungan
ibadah serta warta jemaat.
Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati Kabupaten Raja Ampat
Untuk memayungi semua peraturan tentang konservasi wilayah
pesisir dan laut di Raja Ampat maka ditetapkan Peraturan Daerah
tentang KKLD dan dijabarkan secara teknis dalam Peraturan Bupati
Raja Ampat tentang KKLD. DPL Irworkor Kampung Pam mempunyai
peraturan yang termuat dalam Peraturan Kampung Pam tentang
DPL Irworkor. Semua aturan kawasan DPL menjadi roh atau landasan
~ ..IIt_llERITA snSES COREMAP IIIABDPATEN RAJA IMPIT
81
82
dalam penyusunan Perda dan Perbup KKLD yang didalamnya
mengatur pula tentang pelestarian dan pengelolaan sumberdaya
terumbu karang yang menjadi salah satu tujuan utama pembuatan
dan penetapan DPL di kampung-kampung lokasi Coremap II Raja
Ampat.
Dewan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (CCEB) Kabupaten Raja
Ampat
DPL yang yang ada di Kabupaten Raja Ampat dibahas dalam Dewan
Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Kabupaten Raja Ampat. Banyak
pertanyaan yang muncul berkaitan dengan DPL misalnya mengapa
laut harus dibatasi dan dilarang penangkapan pada daerah-daerah
tertentu.Disinilah terjadi pertukaran informasi dan pengalaman
antar pelaku konservasi dan para pengambil kebijakan di tingkat
kabupaten, interaksi positif yang terbangun tantang bagaimana
melaksanakan kegiatan konservasi dan hal-hal yang mendukung
kegiatan tersebut (mata pencaharian alternatif, pembangunan
kampung ramah Iingkungan dl!). Masyarakat mendapat manfaat
secara langsung dari kegiatan konservasi atau DPL bukan menjadi
penerima kegiatan melainkan pelaksana kegiatan adalah inti
dari pemberdayaan masyarakat yang dibangun dalam dewan ini.
Masyarakat secara umum (tingkat kampung maupun kabupaten)
belajar mengenai konservasi dalam skala kecil lewat pengelolaan
DPL kampung dan konservasi dalam skala besar lewat jejaring
KKLD Raja Ampat. Menurut ketua PMU Coremap II Raja Ampat Ir.
J. Becky Rahawarin, MM bahwa kegiatan konservasi di Raja Ampat
menjadi terbantu atau sangat mudah dilakukan karena sudah ada
di masyarakat Raja Ampat suatu kearifan lokal (sasi) yang menganut
prinsip-prinsip konservasi yang sudah dilakukan secara turun
temurun dari para leluhur sampai sekarang. Sehingga pemerintah
daerah mendesain suatu program yang melibatkan semua pihak
Lt'J
CERITASUIlSES COREMAP II wupm. RAJAAMPlIJ ~
untuk terlibat dalam kegiatan konservasi yang difasilitasi oleh DKP
Raja Ampat melalui program Coremap bersama LSM berupa jejaring
Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Raja Ampat.
Masyarakat Nasional
Program Tayangan TV Swasta (TPI dan RCT/)
Penetapan DPL Irworkor juga sudah disaksikan dan diketahui oleh
masyarakat Indonesia melalui penayangan di TV swasta (TPI) pada bulan
10 Mei 2009 dalam program acara Jendela Minggu. Program Jendela
di Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) menayangkan prosesi adat
penetapan dan pelepasan tanda batas DPL Irworkor Kampung Pam,
bagaimana tanggapan pemerintah kampung melalui Kepala Kampung
Pam bapak Astus Obinaru menjelaskan kearifan lokal masyarakat
Kampung Pam dalam melestarikan Iingkungan lautnya melalui DPL.
Sementara bapak Saul Mambraku sebagai masyarakat Kampung Pam
menceritakan manfaat dari kegiatan Coremap di Kampung Pam dan
kegitan konservasilDPL yang diterima masyarakat Kampung Pam.
Sementara Koordinator dan Konsultan CBM Coremap II Raja Ampat (Bun
Rahawarin dan Meidi Kasmidi) yang memfasilitasi kegiatan Coremap
yang diwawancarai oleh reporter RCTI menjelaskan tentang kegiatan
yang telah dilakukan oleh program Coremap di kabupaten Raja Ampat
salah satunya adalah DPL Irworkor Kampung Pam (kearifan loka!) dan
kegiatan lainnya seperti mata pencaharian alternatif, LKM dll.
Dunia Internasional .
Program Tayangan TVSwasta di 6 negaraAsia (Asian Broadcasting
Union)
Program Jendela di TPI tentang penetapan DPL Irworkor Kampung
Pamjuga ditayangkan di Philipina berkaitan dengan kerja ABU (Asian
Broadcasting Union) pada bulan Maret 2009 dimana tayangan ini
juga diputar dan disaksikan di enam Negara Asia anggota ABU. Selain
masyarakat Indonesia, masyarakat International juga mengetahui
kegiatan konservasi yang dilakukan oleh masyarakat di Raja Ampat
yang merupakan "Warisan Leluhur" yang sudah dilakukan turun
temurun dan dimodifikasi oleh generasi sekarang untuk kepentingan
konservasi laut yang lebih luas terutama manfaat ekonomi bagi
masyarakat secara lestari dan berkelanjutan dalam wilayah yang
besar dan saling berhubungan.
G. Permasalahan
Perjalanan menggunakan perahu motor 40 PK membutuhkan waktu
kira-kira satu jam dari Kampung Pam menuju DPL Irworkor adalah
jarak yang cukup jauh dan membutuhkan waktu yang lama. Jarak
dan waktu yang diperlukan untuk mencapai DPL Irworkor merupakan
permasalahan yang dihadapi masyarakat terutama kelompok pengawas
dalam mengawasi dan memantau semua aktifitas yang terjadi di sekitar
DPL Irworkor. Seringkali pelanggaran yang terjadi sulit diketahui atau
terpantau oleh masyarakat.
Penandaan lokasi konservasi (sasi) biasanya memakai tanda-tanda alam
seperti tanjung, pohon kelapa, reep atau yang lainnya sehingga mudah
dikenali dan tidak mudah hilang atau rusak. Untuk penandaan DPL
dipakai pelampung berbendera dan diberi pemberat Uangkar) dan tali
untuk mengikat pelampung dengan pemberat, tanda DPL ini sebanyak
empat buah yang diletakkan pada empat sisi terluar DPL. Pelampung
yang terbuat dari gabus mudah rusak, tali nilon diameter 20 mm adalah
bahan yang mudah putus karena gesekan dengan terumbu karang atau
sering dipotong oleh orang yang tidak bertangungjawab untuk melepas
tanda batas tersebut
DPL Irworkor mempunyai potensi yang cukup besar karena terdapat
terumbu karang yang baik dan indah dengan begitu banyak ikan.
Tempat ini dulu sering menjadi tempat penangkapan ikan oleh
masyarakat dari Kampung Pam dan kampung sekitar maupun nelayan
dari luar. Setelah ditetapkan menjadi DPL tempat ini tidak lagi menjadi
tempat penangkapan masyarakat Kampung Pam maupun kampung
sekitar namun tetap menjadi daerah penangkapan bagi nelayan dari
luar (sorong). Mereka tidak mempedulikan aturan yang telah ditetapkan
ditempat tersebut dan mereka tidak mau tahu walaupun sudah
diberitahu oleh masyarakat walaupun sudah ada tanda-tanda batas
yang dipasang.
Masyarakat Kampung Pam sering menegur atau melarang nelayan dari
luar untuk menangkap di wilayah DPL namun mereka tetap mengulang
perbuatan mereka untuk menangkap ikan di dalam DPL Irworkor. Hari
minggu pagi adalah waktu yang dipilih oleh nelayan dari luar untuk
menangkap ikan di DPL Irworkor maupun laut disekitar Kampung Pam.
Hari mingguoleh masyarakatdipergunakan untukberibadahdan istirahat
dengan tidak melakukan aktifitas seperti hari biasanya, dengan demikian
nelayan dari luar bebas untuk menangkap ikan dimana saja mereka mau
karena nelayan lokal tidak melakukan kegiatan penangkapan ikan.
SOISES COREMAP II KABUPATEN RAJA AMPAT
83
84
SEEDFUND
r(lj<5Clel penyaluran Seed Fund COREMAP II Ampat dihasilkan dari s.erangkaian kegiatan yang Micro Resource
'0rl Person dengan mendapat dukungan darl PMU, Konsultan Community Based Management (CBM), AIG District Fund Expert, Village Moti-
vator, Community Facilitator, dan Senior Extension and Trainning Officer (SETO) COREMAP II Raja Ampat.
Rangkaian kegiatan tersebut terdiri dari kegiatan yang telah dilaksanakan yaitu: sosialisasi dan identifikasi LKM, design Seed Fund, persetujuan design
seed fund, dan pembentukan LKM dan aturannya. Sedangkan kegiatan yang merupakan rencana tindak lanjut untuk dilaksanakan ke depan yaitu:
pelatihan LKM, pembuatan dan pengajuan proposal POKMAS, permintaan pencairan Seed Fund, pencairan Seed Fund, pemberian dan pelunasan
kredit, dan pengawasan Seed Fund. Kegiatan rencana tindak lanjut tersebut disertai dengan petunjuk teknis pelaksanaannya.
SOSIALISASI DAN IDENTIFIKASI LKM
Tujuan kegiatan sosialisasi dan identifikasi Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di 21 kampung yang merupakan lokasi COREMAP II Raja Ampat adalah
memperkenalkan LKM dalam kaitannya dengan program pengembangan ekonomi COREMAP dan mengidenfikasi lembaga keuangan yang ada di
tingkat kampung yang akan menjadi LKM untuk penyaluran Seed Fund.
Kampung lokasi COREMAP II Raja Ampat sudah mengenal program dana bergulir melalui program-program yang pernah dilaksanakan oleh pemer-
intah seperti Inpres Desa Tertinggal (lOT), COREMAP I, Program Pemberdayaan Dana Otonomi Khusus (OTSUS), Program Pengembangan Kecamatan
(PPK) dan lain-lain. Dalam pelaksanaannya program-program tersebut menemui banyak permasalahan sehingga mengalami kegagalan. Identifikasi
beberapa penyebab kegagalan adalah:
Masyarakat balum paham dan belum siap ketika dana diberikan,
Program tidak transparan dan tidak melibatkan semua unsur dalam kampung seperti lembaga keagamaan dan lembaga adat,
Program sudah 'rusak' dari atas karena tidak eaeak dengan yang disosialisasikan,
Tidak mempersiapkan lembaga yang mengelola program hanya sebatas fasilitator saja,
Tidak ada mekanisme seleksi kelompok yang akan mendapat dana sehingga dana langsung dibagi habis per KK mendapatjumlah yang
sama,
Pendampingan tidak efektif dan tidak intensif,
Sanksi tidak ditegakkan sehingga tidak ada efekjera yang mendidik untuk mengembalikan pinjaman,
CERmSUIlSES COREMAP III1ABUPITDI RAJAAMPIIT -J.""'"
Kondisi sosial masyarakat yang subsisten sehingga belum ada kesadaran untuk mengembangkan usaha,
Kecemburuan sosial di masyarakat karena yang mengalami kemajuan ekonomi adalah penduduk pendatang dari Buton, Bugis, dan lain-
lain.,
Adanya provokasi dari pihak-pihak tertentu agar masyarakat tidak mengembalikan pinjaman karena dana tersebut adalah bantuan dan
tidak perlu dikembalikan.
Dari sisi pengembangan ekonomi masyarakat dan akses masyarakat terhadap pembiayaan usaha, beberapa informasi yang tergali adalah:
Masyarakat miskin informasi tentang suatu usaha,
Sumberdaya manusia terbatas pengetahuan dan ketrampilannya,
Masyarakat kesulitan untuk memperoleh akses terhadap sumber-sumber dana,
Masyarakat menemui kesulitan dalam akses pasar,
Teknologi yang digunakan masyarakat sangat terbatas sehingga tidak bisa menghasilkan produk yang berkualitas
Sedangkanbila ditinjau dari sisi sosial-budaya masyarakat, maka kondisi sosial-budaya masyarakat relatif homogen di 21 kampung lokasi Coremap II
Raja Ampat keculai Kampung Saonek.
Berdasarkan wawancara dan diskusi tersebut dihasilkan pula informasi tentang keberadaan LKM di setiap kampung, yaitu (i) tidak ada LKM yang men-
gelola program simpan-pinjam baik di tingkat Kampung maupun Distrik, (ii) masyarakat kampung belum terbiasa dan belum berpengalaman dalam
mengelola dana bergulir maupun kegiatan-kegiatan pengelolaan keuangan skala kecillainnya seperti arisan, (iii) usulan masyarakat adalah memper-
cayakan pembentukan LKM ke pihak LembagaKeagamaan (Gereja dan Mesjid) dan melakukan pengawasan secara bersama-sama dari pihak Gereja,
Mesjid, pemerintah kampung, lembaga adat dan LPSTK.
DESIGN SEED FUND
Berdasarkan Pedoman Umum, hasil wawancara dan diskusi dengan masyarakat kampung lokasi COREMAP II Raja Ampat serta masukan dari Program
Management Unit (PMU) dan National Coordination Unit (NCU) maka Micro Finance Resource Person menyusun Model/Pola Penyaluran Seed Fund
sebagai berikut:
Di 21 kampung lokasi COREMAP II Raja Ampat dibentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) disertai dengan pemilihan Pengurus LKM se-
cara demokratis yang difasilitasi oleh LPSTK, Lembaga Keagamaan, Pemerintahan Kampung dan Lembaga Adat,
Proses penyaluran dari PMU ke LKM di 21 kampung adalah melalui Lembaga Keagamaan (Gereja dan Mesjid) sedangkan proses pem-
berian dan pengembalian kredit dari LKM ke anggota/POKMAS adalah melalui mekanisme yang disepakati dalam Anggaran Dasar dan
~ ....._ CUITA SOUES COREMAP II IABUPATEN RAJA AMPAY
85
Anggaran Rumah Tangga LKM,
Oi 17 kampung, pola penyalurannya adalah melalui Gereja, yaitu Kampung Mutus, Waisilip, Selpele, Manyaifun, Meos Manggara, Yenbe-
kwan, Yenbuba, Kurkapa-Sawwandarek, Arborek, Yenwaupnor, Sawinggrai, Kapisawar, Friwen, Yenbeser, Saporkren,
Oi satu kampung, pola penyalurannya melalui Mesjid, yaitu Kampung Bianci,
Oi satu kampung,pola penyalurannya melalui Gereja dan Tokoh Agama Muslim, yaitu Kampung Saonek,
Khusus untuk kampung Kurkapa-Sawwandarek dibentuk satu Unit Pelayanan (UP) di Ousun Sawwandarek karena alasan jarak yang
berjauhan dan adanya dua Gereja yang terpisah.
A. Status Pelaksanaan
Saat ini dana Seed Fund sudah dicairkan oleh semua LKM di 21 kampung dan disalurkan kepada pelaku-pelaku usaha yang telah lolos
verifikasi proposal standar. Oibeberapa kampung penyaluran dilakukan berdasarkan kelompok tapi di beberapa kampung lainnya pe-
nyaluran secara individu yang masuk dalam Pokmas.
Sampai dengan tahapan ini proses pelaksanaan kegiatan simpan pinjam masih berjalan sesuai dengan criteria yang ditetapkan walau-
pun terdapat kemacetan pengembalian namun secara perlahan -Iahan dapat di selesaikan.
B. Capaian
Pokmas sudah dapat mengakses modal usaha melalui LKM.
LKM semakin diperkuat dengan pengelolaan dana simpan pinjam
Beberapa pelaku usaha belajar menjalankan simpan pinjam dengan benar.
Mulai ada kesadaran dan keinginan mengelola keuangan usaha.
Pengurus telah dapat melakukan pencatatan sesuai laporan keuangan standar
Pengembalian Pinjaman telah berjalan dengan baik dan terdapat perkembangan dari tahun sebelumnya 7 - 10 % penggem-
balian walaupun masih ada terdapat tunggakan namun ada inisiatif untuk mengembalikan.
C. Permasalahan dan Rekomendasi
Budaya masyarakat yang sulit menegakkan aturan pada Iingkup keluarga yang rata-rata dalam satu kampung hampir semua
adalah keluarga.
Masyarakat pengakses dana belum semua mengerti dan paham tentang maksud dan tujuan LKM dan model serta aturan main
simpan pinjam yang diberlakukan.
Banyaknya dana pemberdayaan yang diperoleh masyarakat yang sifatnya hibah sehingga terbentuk opini di masyarakat bahwa
dana bergulir sama fungsinya dengan dana - dana hibah lainya.
86 CERITASUIlSESCOREMAPIIIlABUPATEN WAAMPAT ~ /
D. Rekomendasi:
LKM harus benar-benar dikuatkan dengan pembekalan terhadap anggota POKMAS.
CF dan Seto perlu Memberikan pendampingan secara terus menerus pada Pengurus dan anggota LKM.
Cerita sukses:
1. Kampung Yenbekwan:
Ibu Oktovina Mubuai, pertama kali meminjam pada bulan Pebruari 2008 di LKM Kampung Yenbekwan, dengan jumlah pinjaman sebesar
Rp. 400.000.
Pada saat itu sebenarnya Ibu ini belum menjadi anggota LKM. Tetapi karena usahanya cukup lancar, maka pinjaman tersebut langsung
lunas pada Bulan berikutnya, sehingga ia langsung mendaftar sebagai anggota LKM dan dapat meminjam kembali. Kali ini, pinjamannya
adalah sebesar Rp.1.000.000.
Usaha yang dijalankan oleh Ibu ini adalah jualan kue. Oalam 1 hari, Ibu ini bisa menjual kue sebanyak 300 buah. Oalam sehari, Ibu Ok-
tovina bisa mendapatkan uang sebanyak Rp.300.000. Rupiah ini bisa bertambah kalau ada yang memesan kue untuk acara di rumah.
Walapun jumlah ini belum keuntungan bersih, tetapi sejak mendapatkan pinjaman dari LKM ia merasakan usahanya meningkat dari segi
banyaknya jualan maupun uang yang bisa ia peroleh setiap hari.
2. Kampung Sawinggrai :
Sebelum jadi pengusaha ikan hidup di Kampung Sawinggrai, ia pernah bekerja di Sorong menjadi buruh nelayan. Karena kepercayaan
dari pemilik kapal,ia diberikan modal untuk memulai usaha sendiri. Tetapi karena merasa kurang berhasil Pak Yopi pun keluar dan kem-
bali ke Sawinggrai.
Oi kampung, ia memulai usahanya dengan macing sendiri dan menampung hasil pancingannya, kemudian menjualnya ke kapal penam-
pung yang sering singgah.
Sejak LKM ada di Kampung Sawinggrai, Pak Yopi langsung bergabung menjadi anggota dan mendapat pinjaman sebesar Rp.333.000,
karena kesepakatan bersama uang modal diberikan per kelompok dan kelompok yang akan membagikan ke anggotanya. Pinjaman
tersebut langsung lunas pada bulan itu juga dan Pak Yopi kembali meminjam modal sebesar Rp. 1.000.000. Karena uasahanya lan-
car, maka pinjaman tersebut langsung dilunasi bulan berikutnya. Untuk memperbesar usahanya, Pak Yopi kembali mengajukan pinja-
man di LKM. Oengan modal yang diperoleh dari LKM, kini sekali menjual ikan ke kapal pengumpul ia bisa memperoleh uang sebesar
Rp.12.000.000.
Namun demikian Pak Yopi bertekad untuk tidak membeli ikan hasil bius.la bisa membedakannya karena dulu ia adalah seorang nelayan
~ ..IIIt_llERITA SUISES COREMAP IIIABUPATEN RAJA AMPAY
87
88
yang menggunakan bius.
Saat ini Pak Yopi dalam proses untuk pencairan pinjaman dari BMT (program AIG )
3. Kampung Meosmanggara :
POKMAS yang ada di Meosmanggara, berjumlah 10 kelompok. 8 kelompok laki-Iaki dan 2 kelompok perempuan.
Mereka merasa sangat terbantu dengan bantuan modal yang diberikan oleh LKM.
Usaha kelompok ibu-ibu adalah pembuatan minyak kelapa. Dengan modal yang diperoleh dari LKM, mereka membeli mesin parut
kelapa sehingga produksi bisa meningkat.
Untuk saat ini, hasil produksi minyak kelapa dijual untuk memenuhi kebutuhan di dalam kampung dan yang lain dijual di luar kampung
sepserti Manyaifun dan Mutus.
Dari kelompok bapak-bapak, usaha ikan asin merupakan usaha yang paling menonjol. Sebelum ada pinjaman dari LKM, mereka hanya
mampu menghasilkan 5 - 10 kg. Tetapi berkat LKM kini mereka bisa memproduksi ikan asin sampai dengan 30 kg per bulan.
4. Kampung Yenbeser:
LKM Kampung Yenbeser pada tahap yang pertama ini, bersepakat untuk memberikan modal seluruhnya kepada kelompok Ibu-ibu.
Tetapi hal ini tidak sia-sia, karena saat ini ada modal LKM sebesar Rp.48.000.000 yang berputar di kampung ini.
Kelihatan dari begitu beragamnya usaha yang dijalankan oleh ibu-ibu.
Sebagian besar usaha yang diajukan untuk dibiayai, masih berjalan sampai saat ini bahkan sebagaian besar menunjukkan adanya pen-
ingkatan usaha.
Ada 1 orang mama yang sudah tua, tetapi merupakan peminjam paling rajin, karena sudah 3 kali mendapat pinjaman.
Pinjamannya memang tidak besar, hanya berkisar Rp.300.000 - Rp.sOO.OOO. Tetapi selalu lunas tepat waktu. Oleh sebab itu ia diberikan
prioritas untuk mendapat pinjaman. Usahanya adalah menjual pinang.
Dengan usaha ini ia tidak lagi membebani anak-anaknya untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari.
5. Kampung Saporkren :
Ibu Enggelina Dimara, merasa sangat terbantu dengan pinjaman dari LKM
Usahanya adalah kios dan jualan kue
If
CERITASUISES COREMAP II UBUPATEN RAJAAMPlIT ~
Sejak mendapatkan tambahan modal dari LKM, kini ia tidak han-
ya belanja di Waisai tetapi ke Sorong
Jualan kue juga bisa menghabiskan tepung sampai dengan 5
kg
Dengan keuntungan yang diperoleh dari usahanya, saat ini ia
bisa membayar orang untuk membuat perahu
6. Kampung Manyaifun :
Sebelum jadi pengusaha ikan hidup di Kampung Manyaifun, ia
pernah bekerja sebagai pelaksana utama penyediaan fasilitas il-
legal fishing dengan salah satu pengusaha besar di kota sorong.
Karena dengan tekanan yang begitu kuat sehingga yangnber-
sangkutan di pecat dari pekerjaan dan membuka kecilkecilan
usaha yang perna di tekuninya
Di kampung, ia memulai usahanya dengan macing sendiri dan
menampung hasil pancingannya, kemudian menjualnya ke ka-
pal penampung yang sering singgah.
Sejak LKM ada di Kampung Manyaifun, Pak Eli memperoleh
dana pinjman Rp.1.000.000,- . Pinjaman tersebut langsung lunas
pada bulan kedua juga dan Pak Yopi kembali meminjam modal
sebesar Rp. 1.500.000. Karena uasahanya lancar, maka pak eli di
arahkan untuk dapat mengakses dana AIG Distrik Fun seniali Rp.
10.000.000,- dengan jangka waktu 1Tahun.
Dengan ketekunan dan keuletan pak. Eli telah melunasi pinjam-
nan Rp. 10.000.000, tersebut dan sekarang telah mendapatkan
kembali pinjman sebesar Rp. 15.000.000,-
Namun demikian Pak Eli dalam membina nelayan yang ada di
kampong disamping menyediakan alat - alat kebutuhan minc-
ing juga menyarankan pada masyarakat nelayan untuk menyisi-
hkan hasilnya untuk ditabung. Demi masa depan anak - anak.