Kasus Perubahan proses berfikir : waham Pengertian waham Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien. Waham dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan dan perkembangan seperti adanya penolakan, kekerasan, tidak ada kasih sayang, pertengkaran orang tua dan aniaya. (Budi Anna Keliat,1999). Waham adalah kepercayaan yang salah terhadap objek dan tidak konsisten dengan latar belakang intelektual dan budaya (Rawlins, 1993).
II
Proses Terjadinya Masalah A. Predisposisi Faktor predisposisi yang mungkin mengakibatkan timbulnya waham (Stuart adn Sundeen, 1995.dikutip oleh Keliat, B.A.1998) adalah: Biologis Gangguan perkembangan dan fungsi otak / SSp. yang menimbulkan. 1) Hambatan perkembangan otak khususnya kortek prontal, temporal dan limbik. 2) Pertumbuhan dan perkembangan individu pada prenatal, perinatal, neonatus dan kanak-kanak. b. Psikososial Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon psikologis dari klien. Sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi seperti penolakan dan kekerasan. c. Sosial Budaya Kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi timbulnya waham seperti kemiskinan. Konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan, kerawanan) serta kehidupan yang terisolasi dan stress yang menumpuk.
Stres dan kecemasan akan meningkat bila terjadi penurunan stabilitas keluarga, perpisahan dengan orang yang paling penting, atau diasingkan dari kelompok. Faktor biokimia
Penelitian tentang pengaruh dopamine, inorefinefrin, lindolomin, zat halusinogen diduga berkaitan dengan orientasi realita Faktor psikologi
Intensitas kecemasan yang ekstrim dan menunjang disertai terbatasnya kemampuan mengatasi masalah memungkinkan berkurangnya orientasi realiata
C. Fase 1. Individu diancam oleh lingkungan, cemas dan merasa sesuatu yang tidak menyenangkan. 2. Individu mengingkari ancaman dari persepsi diri atau objek realitas yang menyalahartikan kesan terhadap kejadian 3. Individu memproyeksikan pikiran, perasaan dan keinginan negative atau tidak dapat diterima menjadi bagian eksternal 4. Individu memberikan pembenarn atau interpretasi personal tentang realita pada diri sendiri atau orang lain.
D. Rentang Respon
Persepsi akurat
Ilusi
Perilaku cocok
Isolasi sosial
Menarik diri
E. Mekanisme Koping Klien dapat mengontrol waham dan bisa menilai aspek positif yang dimiliki oleh dirinya dengan didukung faktor lingkungan sekitarnya. Sehingga klien dapat menerima realitas yang ada di sekitarnya.
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
1. Masalah Keperawatan i. ii. iii. Resiko menciderai diri, orang lain, dan lingkungan Perubahan proses pikir : waham Gangguan konsep diri : harga diri rendah.
2. Data yang perlu dikaji i. Resiko mencederai diri, orang lain, dan lingkunga
Data Subjektif Klien mengatakan marah dan jengkel kepada orang lain, ingin membunuh, dan ingin membakar atau mengacak-acak lingkungannya.
Data Objektif Klien mengamuk, merusak dan melempar barang-barang, melakukan tindakan kekerasan pada orang-orang disekitarnya.
ii.
Data Subjektif Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.
Data Objektif Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan/ realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung.
iii.
Gangguan konsep diri :harga diri rendah Data Subjektif Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa- apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri
Data Objektif Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternative tindakan, ingin mencedaerai diri/ ingin mengakhiri hidup
IV
Renpra ( Terlampir )
VI
Daftar Pustaka
1. Stuart. GW dan Sundeen.Buku Saku Keperawatan Jiwa.edisi 3.Jakarta : EGC,
1998.
2. Maramis, WF. Ilmu Kedokteran Jiwa.Surabaya : Airlangga University Press,
1995.
3. Direktorat Kesehatan Jiwa.Buku Standar Keperawatan Kesehatan Jiwa dan
Penerapan Standar Asuhan Keperawatan pada Kasus di RSJ dan di RSKO. Jakarta : Depkes RI, 1998.
4. Pusdiknakes.Asuhan Keperawatan Pada Klien Gangguan Penyakit Jiwa.