Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pasar di Negara-Negara Selatan: Mimpi Lama Kapitalis untuk Meraup Untung Besar Klien-klien pertama Monsanto adalah para petani. Secara potensial, mereka adalah pasar raksasa, karena jumlahnya hampir separuh seluruh manusia di bumi ini! Bila di Amerika Utara, populasi pertanian hanya 1,6% dari populasi aktif, sementara di Eropa Barat hanya 3,6%, populasi itu mencapai lebih dari 53% dari populasi keseluruhan negara sedang berkembang.1 Populasi pedesaan juga merupakan yang paling miskin di planet ini. Di Afrika, 86% dari populasi miskin hidup di wilayah pedesaan, di Asia 79%, dan di Amerika Latin 66%2 Untuk berhadapan dengan petani yang tak punya apa pun, perusahaan agrokimia merekrut klien terbaiknya di negara-negara Utara. Perusahaanperusahaan itu menyiapkan upaya mereka untuk menjangkau Selatan, melalui kampanye dan promosi yang intensif di negara-negara sedang berkembang. Pesta promosi dengan pembagian topi, poster di dinding,
68
maupun penjualan langsung individual. Raksasa-raksasa agrobisnis, umumnya bekerja sama erat dengan otoritas negara, bersusah payah demi menaklukkan petani-petani kecil dengan retotika luar biasa atas produk mereka. Jika anda memakai bibit kami, anda akan punya mobil dan istri, janji seorang agen Cargill kepada sekelompok petani Filipina di propinsi Cotabato Utara! Kampanye promosi itu bukan hal baru. Sejak tahun 1960-an, di banyak wilayah di dunia, para petani disirami benih dan produk kimia ajaib. Hal itu membuat mereka bahkan menjadi lebih ragu-ragu. Dewasa ini, serangan baru dimulai. Sampai ke wilayah yang paling terpencil, agen-agen perusahaan agrokimia mengumumkan datangnya benih baru, dan lagi-lagi, lebih ajaib dari yang sebelumnya: benih yang dimodifikasi secara genetika. Tetapi invasi Monsanto ke negara-negara Selatan bukannya tanpa perlawanan sama sekali. Untuk memahami lebih baik front anti-Monsanto dan anti-GMO di negara-negara Selatan, kami sudah bertemu banyak organisasi di Filipina, Thailand, dan India. Petani, ilmuwan, aktivis atau mahasiswa telah menceritakan kepada kami mengapa mereka menolak agrobisnis yang keajaibannya palsu. Mereka menerangkan bahwa tidak ada satu teknologi pun yang akan menggantikan perubahan politik yang tak terhindarkan seperti reformasi agraria atau harga yang adil. Mereka juga membuktikan bagaimana penelitian ilmiah, di tangan organisasi petani, dapat secara nyata menyumbang untuk pengembangan terhadap kesejahteraan dan kemajuan petani miskin. Dengan terlibat dalam gerakan perlawanan yang sangat luas melawan raksasa agrokimia, mereka tahu bahwa persatuan Daud dapat mengatasi Goliat.
1 2
B. Hervieu: Du droit des peuples se nourrir eux-mmes, Flammarion, 1996. B. Hervieu, idem
69