Perfomance Rating
Perfomance Rating
................................................................................................... (2.6)
Insentif = % 100
Wn
Wn Ws
..................................................................................... (2.7)
dengan: Ws = waktu standar
Wn = waktu normal
An = allowance
Terdapat beberapa cara perhitungan dan pembayaran insentif, antara lain yaitu:
1. Berdasarkan Hasil Kerja
Pekerja dibayar menurut upah dasar yang tergantung pada jumlah jam kerja dan
besarnya ditentukan berdasarkan evaluasi pekerjaan tidak peduli efisiensi yang
dicapai. Pekerjaan menerima upah yang besarnya akan didasarkan pada jumlah jam
kerja.
2. Berdasarkan Output Yang Dihasilkan
Pemberian insentif dengan cara ini akan memenuhi konsep operator business of
himself. Pada perencanaan pemberian insentif berdasarkan unit hasil kerja
didasarkan pada ide dasar pembayaran upah, yaitu semua pembayaran upah operator
secara langsung terkait proporsional dengan unit output kerja yang dihasilkan.
3. Berdasarkan Jam Kerja Standar Yang Dicapai
Pemberian insentif dengan metode ini sangat berbeda dengan pemberian insentif
berdasarkan output yang dihasilkan. Perbedaan terletak pada adanya jaminan kepada
pekerja untuk tetap memperoleh upah besar pada suatu tingkat kepada pekerja untuk
practicum apk industrial engineering 2012
restu, anis, afif Page 15
tetap memperoleh upah dasar pada suatu tingkat output kerja tertentu dan pemberian
insentif untuk performance yang bisa melampaui standar kerja tersebut.
4. Berdasarkan Prestasi Kerja Kelompok
Metode pemberian insentif yang telah disebutkan diatas ditujukan untuk kerja
individu. Program insentif yang lebih menitikberatkan pada pemberian insentif per
individu akan memiliki kekurangan dalam bentuk persaingan individu dan
mengakibatkan semangat kerja kelompok menjadi sulit tercapai.
Pemberian insentif kerja berdasarkan kelompok, akan didasarkan pada seluruh
output yang dihasilkan oleh kelompok. Output kelompok bisa diukur dengan
berbagai cara seperti berdasarkan output produksi yang dihasilkan kelompok, safety
record, products quality record atau berbagai macam kriteria tolak ukur lain yang
ditetapkan oleh manajemen.
Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dari masing-masing metode pemberian
insentif, antara lain yaitu seperti pada Tabel 2.3 di bawah ini:
Tabel 2.3 Kelebihan dan Kekurangan Insentif
Jenis Insentif Kelebihan Kekurangan
Berdasarkan
Hari Kerja
- Tidak ada pemaksaan
mengikuti standar
- Sederhana, mudah
diaplikasikan dan bersifat
langsung
- Kecepatan produksi cenderung
lambat.
- Jadwal produksi dan evaluasi sulit
ditetapkan
Berdasakan
Output
- Memaksimalkan performance
kerja individu.
- Memerlukan persiapan yang
lebih lama.
Berdasarkan Jam
Keja
Standar
- Memaksimalkan performance
kerja individu.
- Memerlukan persiapan yang
lebih lama
Berdasarkan
Prestasi Kerja
Kelompok
- Kerja kelompok akan terjaga.
- Ketegangan akibat persaingan
individu bisa dihindari.
- Individu yang memiliki
performance lebih, merasa
tidak puas.
- Untuk kelompok kurang dari
20 Org.
Sumber: ITS.Undergraduate
practicum apk industrial engineering 2012
restu, anis, afif Page 16
2.4 EPR (Estimation Performance Rating) & APR (Actual Performance
Rating)
Untuk menghitung nilai EPR digunakan Persamaan 2.8 berikut ini:
EPR =
(
(
e
t
e
t
n
w
1 100% .................................................................................. (2.8)
dengan: EPR = estimation performance rating
W
n
= waktu normal
t
e
= waktu estimasi
Sedangkan untuk menghitung nilai APR digunakan Persamaan 2.9 berikut ini:
APR =
(
(
+
a t
a
t
n
w
1 100% ................................................................................. (2.9)
dengan: APR = actual performance rating
W
n
= waktu normal
t
a
= waktu actual
2.5 Besar Penyimpangan
Untuk menghitung besar penyimpangan digunakan Persamaan 2.10 berikut ini:
BP =
APR
EPR
1 100% ............................................................................................ (2.10)
dengan: BP = besar penyimpangan
EPR = estimation performance rating
APR = actual performance rating
practicum apk industrial engineering 2012
restu, anis, afif Page 17
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengumpulan Data
Melakukan pengambilan data secara langsung dimana data yang diambil adakah waktu
operasi kerja untuk setiap elemen yaitu memasukkan pasak kedalam lubang-lubang
dengan kedua tangan. Pengamatan diambil dengan tiga metode pemasangan.
Diambil dari data lembar pengamatan praktikum penetapan performance rating dengan
metode speed rating, maka diperoleh data pengamatan seperti pada Tabel 3.1 sebagai
berikut:
Table 3.1 Tabel Data Pengamatan Speed Rating Operator 1 dan 2
Opr. Metode Estimasi (detik) Aktual (detik)
Rata-
rata
Estimasi
Rata-
rata
Aktual
1
(Anis)
1 54 49 49 47 45 46,09 47,03 46,54 45,17 54,32 48,80 47,83
2 44 44 43 48 45 44,31 43,48 48,64 43,14 47,60 44,80 45,43
3 35 36 37 37 38 39,31 36,71 39,36 39,32 40,69 36,60 39,07
2
(Morde)
1 59 58 52 60 55 58,74 53,41 64,73 51,23 52,15 56,80 56,05
2 51 50 53 53 51 55,08 50,42 52,09 51,69 48,71 51,60 51,59
3 46 47 43 46 46 46,12 41,72 46,32 45,70 48,18 45,60 45,60
Sumber: Pengumpulan Data
3.2 Pengolahan Data
Mengolah data yang telah dikumpulkan dari pengamatan untuk mencari Performance
Rating dari operator dengan menggunakan metode Speed Rating. Pengolahan data
akurasi waktu didasarkan pada perhitungan jam kerja yang diakumulasikan pada satuan
detik dan didasarkan pada tabel penyesuaian Performance Rating.
Setelah mendapatkan data di atas, selanjutnya dilakukan perhitungan EPR (Estimate
Performance Rating) dan APR (Actual Perfomance Rating) untuk dapat menentukan
besar penyimpangan yang akan dijelaskan seperti berikut:
practicum apk industrial engineering 2012
restu, anis, afif Page 18
3.2.1 Perhitungan EPR (Estimate Performance Rating)
Dengan menggunakan waktu normal sebesar 70 detik dan menggunakan data pada
percobaan siklus yang pertama maka selanjutnya dapat dilakukan perhitungan nilai EPR
(Estimate Performance Rating) dengan menggunakan Persamaan 2.6 sebagai berikut:
1. Metode 1
Dengan metode 1 maka perhitungan nilai EPR pada masing-masing operator adalah
sebagai berikut:
a. Operator 1 (Anis)
Besar nilai EPR pada operator 1 adalah sebagai berikut:
EPR
(1)
= 1 +
70 - 54
54
x 100%
= 129,62%
b. Operator 2 (Morde)
Besar nilai EPR pada operator 2 adalah sebagai berikut:
EPR
(1)
= 1 +
70 - 59
59
x 100%
= 118,64%
2. Metode 2
Dengan metode 2 maka perhitungan nilai EPR pada masing-masing operator adalah
sebagai berikut:
a. Operator 1 (Anis)
Besar nilai EPR pada operator 1 adalah sebagai berikut:
EPR
(1)
= 1 +
70 - 44
44
x 100%
= 159,09%
b. Operator 2 (Morde)
Besar nilai EPR pada operator 2 adalah sebagai berikut:
EPR
(1)
= 1 +
70 - 51
51
x 100%
= 137,25%
practicum apk industrial engineering 2012
restu, anis, afif Page 19
3. Metode 3
Dengan metode 3 maka perhitungan nilai EPR pada masing-masing operator adalah
sebagai berikut:
a. Operator 1 (Anis)
Besar nilai EPR pada operator 1 adalah sebagai berikut:
EPR
(1)
= 1 +
70 - 35
35
x 100%
= 200,00%
b. Operator 2 (Morde)
Besar nilai EPR pada operator 2 adalah sebagai berikut:
EPR
(1)
= 1 +
70 - 46
46
x 100%
= 152,17%
Perhitungan EPR
2
EPR
5
dapat dilihat pada Tabel 3.2 dengan menggunakan persamaan
yang sama untuk kedua operator pada masing-masing metode.
3.2.2 Perhitungan APR (Actual Performance Rating)
Setelah mengetahui nilai EPR kedua operator pada masing-masing metode, selanjutnya
dilakukan perhitungan APR (Actual Performance Rating) menggunakan waktu normal
yang sama dengan perhitungan EPR yaitu sebesar 70 detik dan menggunakan data pada
percobaan siklus yang pertama dengan menggunakan Persamaan 2.7 sebagai berikut:
1. Metode 1
Dengan metode 1 maka perhitungan nilai APR pada masing-masing operator adalah
sebagai berikut:
a. Operator 1 (Anis)
Besar nilai APR pada operator 1 adalah sebagai berikut:
APR
(1)
= 1 +
70 46,09
46,09
x 100%
= 151,87%
practicum apk industrial engineering 2012
restu, anis, afif Page 20
b. Operator 2 (Morde)
Besar nilai APR pada operator 2 adalah sebagai berikut:
APR
(1)
= 1 +
70 58,74
58,74
x 100%
= 119,16%
2. Metode 2
Dengan metode 2 maka perhitungan nilai APR pada masing-masing operator adalah
sebagai berikut:
a. Operator 1 (Anis)
Besar nilai APR pada operator 1 adalah sebagai berikut:
APR
(1)
= 1 +
70 44,31
44,31
x 100%
= 157,97%
b. Operator 2 (Morde)
Besar nilai APR pada operator 2 adalah sebagai berikut:
APR
(1)
= 1 +
70 55,08
55,08
x 100%
= 127,08%
3. Metode 3
Dengan metode 3 maka perhitungan nilai APR pada masing-masing operator adalah
sebagai berikut:
a. Operator 1 (Anis)
Besar nilai APR pada operator 1 adalah sebagai berikut:
APR
(1)
= 1 +
70 39,31
39,31
x 100%
= 178,07%
b. Operator 2 (Morde)
Besar nilai APR pada operator 2 adalah sebagai berikut:
APR
(1)
= 1 +
70 46,12
46,12
x 100%
= 151,77%
practicum apk industrial engineering 2012
restu, anis, afif Page 21
Perhitungan EPR
1
- EPR
5
dan APR
1
- APR
5
dengan menggunakan persamaan yang
sama untuk kedua operator pada masing-masing metode dapat dilihat pada Tabel 3.2
sebagai berikut:
Tabel 3.2 Tabel EPR dan APR Operator 1 dan 2
Opr Metode EPR (%) APR (%)
EPR
(%)
APR
(%)
1
1 129 142 142 148 155 151 148 150 154 128 143 146
2 159 159 162 145 155 157 160 143 162 147 156 154
3 200 194 189 189 184 178 190 177 178 172 191 179
2
1 118 120 134 116 127 119 131 108 136 134 123 128
2 137 140 132 132 137 127 138 134 135 143 135 135
3 152 148 162 152 152 151 167 151 153 145 153 153
Sumber: Pengolahan Data
3.2.3 Perhitungan Besar Penyimpangan
Setelah mendapatkan nilai EPR dan APR, maka kita dapat menghitung nilai dari Besar
Penyimpangan (BP) dengan menggunakan Persamaan 2.7 sebagai berikut:
1. Metode 1
Dengan metode 1 maka perhitungan nilai BP pada masing-masing operator adalah
sebagai berikut:
a. Operator 1 (Anis)
Besar nilai BP pada operator 1 adalah sebagai berikut:
BP = 1
143
146
x 100%
= 2,1%
b. Operator 2 (Morde)
Besar nilai BP pada operator 2 adalah sebagai berikut:
BP = 1
123
128
x 100%
= 4,2%
practicum apk industrial engineering 2012
restu, anis, afif Page 22
2. Metode 2
Dengan metode 2 maka perhitungan nilai BP pada masing-masing operator adalah
sebagai berikut:
a. Operator 1 (Anis)
Besar nilai BP pada operator 1 adalah sebagai berikut:
BP = 1
156
154
x 100%
= 1,3%
b. Operator 2 (Morde)
Besar nilai BP pada operator 2 adalah sebagai berikut:
BP = 1
135
135
x 100%
= 9,9%
3. Metode 3
Dengan metode 3 maka perhitungan nilai BP pada masing-masing operator adalah
sebagai berikut:
a. Operator 1 (Anis)
Besar nilai BP pada operator 1 adalah sebagai berikut:
BP = 1
191
179
x 100%
= 6,7%
b. Operator 2 (Morde)
Besar nilai BP pada operator 2 adalah sebagai berikut:
BP = 1
153
153
x 100%
= 2,0%
practicum apk industrial engineering 2012
restu, anis, afif Page 23
Dari data perhitungan besar penyimpangan diatas akan disajikan pada Tabel 3.3
dibawah ini:
Tabel 3.3 Tabel Besar Penyimpangan Operator 1 dan 2
Opr Metode EPR(%) APR (%)
Besar Penyimpangan (%)
1
1 143 146 2,1
2 156 154 1,3
3 191 179 6,7
2
1 123 128 4,2
2 135 135 9,9
3 153 153 2,0
Sumber: Pengolahan Data
3.2.4 Perhitungan Insentif
Sebelum menghitung waktu baku untuk mencari nilai insentif dari masing-masing
operator, harus diketahui terlebih dahulu nilai allowance.
1. Operator 1 (Anis)
Berikut ini adalah perhitungan nilai insentif untuk operator 1 adalah sebagai berikut:
a. Allowance
Nilai allowance yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
1) Tenaga yang dikeluarkan = 0,6%
2) Sikap kerja = 1,0%
3) Gerakan kerja = 2,0%
4) Kelelahan mata = 6,0%
5) Temperatur tempat kerja = 5,0%
6) Keadaan atmosfir = 3,0%
7) Keadaan lingkungan yang baik = 0,8%
8) Kebutuhan pribadi = 2,0% +
20,4%
practicum apk industrial engineering 2012
restu, anis, afif Page 24
b. Waktu Baku
Selanjutnya adalah menghitung waktu baku dengan menggunakan Persamaan
2.3 sebagai berikut:
Waktu Baku = 70 x
100%
100% - 20,4%
= 70 x 1,256
= 87,92 detik
c. Insentif
Setelah mendapatka nilai waktu baku, selanjutnya kita dapat menghitung nilai
insentif dengan Persamaan 2.4 sebagai berikut:
Insentif =
87,92 - 70
70
x 100%
= 12,56%
2. Operator 2 (Morde)
Berikut ini adalah perhitungan nilai insentif untuk operator 2 adalah sebagai berikut:
a. Allowance
Nilai allowance yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
1) Tenaga yang dikeluarkan = 0,6%
2) Sikap kerja = 0,8%
3) Gerakan kerja = 2,0%
4) Kelelahan mata = 6,0%
5) Temperatur tempat kerja = 3,5%
6) Keadaan atmosfir = 3,0%
7) Keadaan lingkungan yang baik = 2,0%
8) Kebutuhan pribadi = 1,0% +
18,9%
b. Waktu Baku
Selanjutnya adalah menghitung waktu baku dengan menggunakan Persamaan 2.3
sebagai berikut:
Waktu Baku = 70 x
100%
100% - 18,9%
= 70 x 1,233
practicum apk industrial engineering 2012
restu, anis, afif Page 25
= 86,31 detik
c. Insentif
Setelah mendapatka nilai waktu baku, selanjutnya kita dapat menghitung nilai
insentif dengan Persamaan 2.4 sebagai berikut:
Insentif =
86,31- 70
70
x 100%
= 12,33%
3.3 Analisa
Berdasarkan pengumpulan dan pengolahan data yang telah dilakukan, berikut ini adalah
analisa data pada masing-masing operator pada praktikum pengamatan performance
rating pada percobaan menggunakan pinboard dengan metode speed rating.
3.3.1 Performance Rating pada Estimator
Batas normal nilai rata-rata Estimate Performance Rating (EPR) sebesar 100% dan
besar penyimpangan tidak lebih dari batas normal yaitu sebesar 5%. Semakin dekat
titik-titik data yang diplotkan ke arah garis ideal pada sumbu X Y (% estimasi akan
sama dengan kenyataan yang ada) itu berarti bahwa penilaian rater terhadap
Performance Rating operator semakin tepat dan teliti. Seorang rater akan dianggap
sebagai rater yang baik bila estimasinya tidak menyimpang lebih dari 5% dari kondisi
yang sebenarnya.
1. Metode 1
Pada metode 1, yaitu metode dengan pemasangan paku dari sebelah dalam masing-
masing dua buah papan berlubang. Pada nilai EPR operator 1 adalah sebesar 143,9%
dengan besar penyimpangannya adalah sebesar 2,1% atau dibawah batas nilai
penyimpangan normal. Hal ini dikarenakan estimator serius dalam melakukan
pengamatan dan estimator mengetahui nilai elemen yang dikerjakan. Pada operator
kedua, nilai EPR adalah sebesar 123,5% dengan besar penyimpangan sebesar 4,2%.
Dapat dilihat bahwa besar penyimpangannya masih berada dibawah batas normal.
Estimator kurang tepat memberikan estimasi waktu operator kedua dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Besar penyimpangan antara operator 1 lebih kecil
practicum apk industrial engineering 2012
restu, anis, afif Page 26
dibandingkan dengan operator 2. Hal ini terjadi karena estimator belum dapat
membaca kemampuan operator saat bekerja.
2. Metode 2
Pada metode 2, metode yang digunakan lebih mudah namun juga membutuhkan
koordinasi mata dan penyesuaian tangan kanan dan tangan kiri, karena jarak lubang
antar paku yang akan dimasukkan dengan tangan kanan dan tangan kiri semakin
lama juga semakin jauh. Pada operator 1, nilai EPR adalah sebesar 156,4% dan
besar penyimpangannya sebesar -1,3%. Nilai penyimpangan negatif dan dibawah
nilai normal dikarenakan estimator belum mengerti tentang perbedaan mendasar
antara skill, effort, condition, dan consistency rater kurang berpengalaman. Operator
2 memiliki nilai EPR sebesar 135,72% dengan besar penyimpangan sebesar 9,9%
atau sangat jauh dari batas normal penyimpangan. Hal ini terjadi karena estimator
kurang memahami sikap dan gerakan kerja operator pada saat bekerja.
3. Metode 3
Pada metode 3 yaitu metode pemasangan paku dengan cara memasang paku-paku
pada lubang-lubang dari sebelah kanan papan berlubang pertama dilanjutkan ke
papan berlubang kedua sesuai dengan tempat awal paku-paku pada saat diambil dan
dengan mengisi dua baris lubang ke bawah. Pada operator pertama nilai EPR adalah
sebesar 191,4% dengan besar penyimpangan -6,7%. Besar nilai penyimpangan
sangat jauh dan bernilai negatif hal ini dikarenakan estimator kurang terfokus pada
saat bekerja dan estimator kurang peka dalam melihat adaptasi operator dari waktu
ke waktu. Pada operator kedua nilai EPR sebesar 153,6% dengan besar
penyimpangan 2,0%. Estimator telah mengetahui dan menguasai siklus kerja
operator. Hal ini terjadi karena operator 1 da operator 2 bekerja semakin lama
semakin cepat daripada yang diperkirakan estimator.
3.3.2 Performance Rating pada Operator
Seorang operator dapat dikatakan baik dalam menyelesaikan pekerjaannya apabila nilai
rata-rata Actual Performance Rating (APR) dalam batas normal yaitu sebesar 100%
atau dalam artian tidak melebihi dari waktu yang telah ditentukan yaitu sebesar 70 detik.
practicum apk industrial engineering 2012
restu, anis, afif Page 27
1. Metode 1
Dalam metode ini dibutuhkan koordinasi mata serta penyesuaian tangan kanan dan
kiri, karena jarak lubang antara paku yang akan dimasukkan dengan tangan kanan
dan tangan kiri semakin lama semakin jauh. Pada operator 1 nilai rata-rata Actual
Performance Rating (APR) untuk menyelesaikan pekerjaannya yaitu sebesar
146,9% dan waktu rata-rata yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaannya
adalah sebesar 47,83 detik. Operator kedua nilai APR untuk menyelesaikan
pekerjaannya yaitu sebesar 128,8% dan waktu rata-rata yang digunakan untuk
menyelesaikan pekerjaanya adalah 56,05 detik. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa antara operator 1 dan operator 2 memiliki mekanisme kerja masing-masing
yang cenderung cepat dan optimal.
2. Metode 2
Dalam metode 2 ini dibutuhkan koordinasi mata dan penyesuaian tangan kanan dan
tangan kiri, karena jarak lubang antara paku yang akan dimasukkan dengan tangan
kanan dan tangan kiri semakin lama juga semakin jauh. Pada operator 1 nilai APR
untuk menyelesaikan pekerjaannya adalah sebesar 154,4% dengan waktu rata-rata
yang digunakan adalah sebesar 45,43 detik, sedangkan APR untuk operator ke-2
adalah sebesar 135,8% dengan waktu rata-rata untuk menyelesaikan pekerjaannya
adalah 51,59 detik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mekanisme kerja
operator 1 dan operator 2 semakin cepat dibandingkan dengan metode sebelumnya,
hal ini dapat disebabkan karena masing-masing operator telah mengetahui trik dan
cara kerja yang baik, cepat dan optimal.
3. Metode 3
Dan metode yang terakhir merupakan metode yang paling mudah, karena jarak
lubang antara paku yang akan dimasukkan dengan tangan kanan dan tangan kiri
berdekatan dan di dalam jarak pandang mata, sehingga tidak perlu memfokuskan
mata terlalu banyak dan penyesuaian tangan kanan dan tangan kiri yang berlebihan.
Operator 1 menyelesaikan pekerjaannya dengan nilai APR sebesar 179,3% dan
waktu rata-rata sebesar 39,07 detik, sedangkan operator 2 nilai APR sebesar 153,8%
dan waktu rata-rata sebesar 45,60 detik. Pada metode terakhir ini operator 1 dan 2
kerjanya semakin cepat dikarenakan masing-masing operator telah mengetahui
letak-letak lubang untuk memasukkan paku-paku dan mengetahui sikap dan gerakan
practicum apk industrial engineering 2012
restu, anis, afif Page 28
kerja yang cepat dan baik. Oleh karena itu, waktu yang digunakan untuk
menyelesaikan pekerjaan juga semakin cepat dan hasil yang didapatkan optimal.
3.3.3 Grafik Besar Penyimpangan
Setelah melakukan pengolahan dan analisa data di atas, selanjutnya akan disajikan
grafik besar penyimpangan masing-masing metode sebagai berikut
1. Metode 1
Berikut adalah grafik besar penyimpangan untuk metode 1 akan disajikan dalam
Gambar 3.1 sebagai berikut:
Grafik besar penyimpangan pada metode 1
Gambar 3.1 Grafik Besar Penyimpangan Metode 1
Sesuai pada gambar di atas, ditunjukkan bahwa besar penyimpangan operator 1 pada
metode 1 adalah sebesar 2,1%. Besar penyimpangan operator 2 adalah sebesar 4,2%,
titik koordinatnya terlihat tidak jauh dari garis ideal. Jika dibandingkan dengan besar
penyimpangan pada metode lainnya, untuk operator pertama metode pertama inilah
nilai BP paling kecil, tetapi untuk operator kedua metode ini memiliki nilai BP yang
5% 200% 100%
APR
EPR
0
200%
100%
5%
.
(143,9 : 146,9)
(123,5 : 128,8)
.
ket:
Garis ideal
Operator 1
Operator 2
practicum apk industrial engineering 2012
restu, anis, afif Page 29
sedang, hal ini disebabkan pada saat operator pertama estimator berkonsentrasi
dalam mengestimasikan waktu dengan baik, sedangkan pada saat operator kedua
estimator telah kurang berkonsentrasi dengan baik dikarenakan kebisingan disekitar
lingkungan kerja operator.
2. Metode 2
Berikut adalah grafik besar penyimpangan untuk metode 2 akan disajikan dalam
Gambar 3.2 sebagai berikut:
Grafik besar penyimpangan pada metode 2
Gambar 3.2 Grafik Besar Penyimpangan Metode 2
Besar penyimpangan operator 1 adalah sebesar 1,3%, dan besar penyimpangan
operator 2 adalah sebesar 9,9%. Pada operator 1 nilai penyimpangan bernilai negatif
dikarenakan estimator kurang mengetahui skill, effort, dan consistency rater kurang
baik. Sedangkan pada operator 2 besar nilai penyimpangan sangat besar dikarenakan
estimator kurang bisa membaca kemampuan operator pada saat bekerja.
.
(156,4 : 154,4)
(135,7 : 135,8)
5% 200% 100%
APR
EPR
0
200%
100%
5%
.
ket:
Garis ideal
Operator 1
Operator 2
practicum apk industrial engineering 2012
restu, anis, afif Page 30
3. Metode 3
Berikut adalah grafik besar penyimpangan untuk metode 2 akan disajikan dalam
Gambar 3.3 sebagai berikut:
Grafik besar penyimpangan pada metode 3
Gambar 3.3 Grafik Besar Penyimpangan Metode 2
Besar penyimpangan operator 1 adalah sebesar 6,7%, dan besar penyimpangan
operator 2 adalah sebesar 2,0%. Besar nilai penyimpangan pada operator 1 sangat
jauh, hal ini dikarenakan estimator kurang terfokus pada saat operator bekerja,
sedangkan pada operator 2 estimator telah mengetahui skill operator pada saat
bekerja sehingga besar nilai penyimpangan tidak jauh.
3.3.4 Insentif
Ketika waktu standar telah berhasil ditetapkan maka manajemen suatu perusahaan akan
mudah dalam membuat evaluasi tentang performance kerja operator. Waktu output
standar merupakan tolak ukur dan target yang harus dicapai oleh seorang operator. Bagi
seorang operator yang mampu melampaui standar yang telah ditetapkan maka akan
mendapatkan upah atau bonus melalui insentif kerja. Tujuan utama dari pemberian
(191,4 : 179,3)
(153,6 : 153,8)
5% 200% 100%
APR
EPR
0
200%
100%
5%
.
.
ket:
Garis ideal
Operator 1
Operator 2
practicum apk industrial engineering 2012
restu, anis, afif Page 31
insentif kepada karyawan pada dasarnya adalah untuk memotivasi mereka agar bekerja
lebih baik dan dapat menunjukkan prestasi yang baik. Cara seperti ini adalah cara yang
sangat efektif untuk meningkatkan hasil produksi perusahaan. Menurut pendapat
Heidjrachman dan Husnan (1992 : 151) mengatakan bahwa pelaksanaan sistem upah
insentif ini dimaksudkan perusahaan terutama untuk meningkatkan produktivitas kerja
karyawan dan mempertahankan karyawan yang berprestasi untuk tetap berada dalam
perusahaan. Untuk mencari nilai insentif harus mengetahui nilai allowance terlebih
dahulu. Berikut adalah analisa perhitungan pemberian insentif masing-masing operator:
1. Operator 1 (Anis)
a. Tenaga yang dikeluarkan = 0,6%
Pada saat bekerja tenaga yang dikeluarkan oleh operator sangat ringan yaitu
operator hanya mengangkat dan memindahkan dua buah paku dari pinboard satu
dengan menggunakan tangan kanan dan kiri ke pinboard kedua yang masih
kosong.
b. Sikap kerja = 1,0%
Seorang operator memiliki sikap kerja yang cukup berat karena operator harus
berkonsentrasi untuk memindahkan kedua paku yang berada ditangan kanan dan
kiri kedalam lubang secara bersamaan dan posisinya harus tepat.
c. Gerakan kerja = 2,0%
Operator tidak membutuhkan gerakan kerja yang berat, hanya saja pekerjaan
yang dilakukan diulang-ulang sebanyak lima kali dalam beberapa menit.
d. Kelelahan mata = 6,0%
Pada saat bekerja operator harus bekerja dengan teliti dalam melihat posisi-
posisi lubang untuk meletakkan paku-paku secara tepat.
e. Temperatur tempat kerja = 5,0%
Pada saat sedang bekerja temperatur ruangan tempat kerja cukup panas 18C,
sehingga menyebabkan operator kurang nyaman dalam mengerjakan
pekerjaannya.
f. Keadaan atmosfir = 3,0%
Pada saat bekerja, operator bekerja pada keadaan yang cukup aman, tidak ada
bau-bauan yang menyengat atau beracun dan tidak ada debu atau asap yang
dapat mengganggu operator.
practicum apk industrial engineering 2012
restu, anis, afif Page 32
g. Keadaan lingkungan yang baik = 0,8%
Keadaan lingkungan disekitar tempat kerja operator cukup baik, meskipun
terdapat sedikit gangguan seperti kebisingan yang ditimbulkan oleh sesama.
h. Kebutuhan pribadi = 2,0%
Pada saat bekerja operator tidak terlalu meresahkan kebutuhan pribadinya,
seperti menerima panggilan atau sms pribadi.
Berdasarkan waktu standar yang telah ditentukan untuk masing-masing operator
yaitu 70 detik, maka besarnya nilai insentif yang diperoleh adalah 12,56% dari
gaji pokok yang diterima oleh operator 1.
2. Operator 2 (Morde)
a. Tenaga yang dikeluarkan = 0,6%
Pada saat bekerja tenaga yang dikeluarkan oleh operator sangat ringan yaitu
operator hanya mengangkat dan memindahkan dua buah paku dari pinboard satu
dengan menggunakan tangan kanan dan kiri ke pinboard kedua yang masih
kosong.
b. Sikap kerja = 0,8%
Seorang operator memiliki sikap kerja yang cukup berat karena operator harus
berkonsentrasi untuk memindahkan kedua paku yang berada ditangan kanan dan
kiri kedalam lubang secara bersamaan dan posisinya harus tepat.
c. Gerakan kerja = 2,0%
Operator tidak membutuhkan gerakan kerja yang berat, hanya saja pekerjaan
yang dilakukan diulang-ulang sebanyak lima kali dalam beberapa menit.
d. Kelelahan mata = 6,0%
Pada saat bekerja operator harus bekerja dengan teliti dalam melihat posisi-
posisi lubang untuk meletakkan paku-paku secara tepat.
e. Temperatur tempat kerja = 3,5%
Pada saat sedang bekerja temperatur ruangan tempat kerja cukup panas 18C,
sehingga menyebabkan operator kurang nyaman dalam mengerjakan
pekerjaannya.
practicum apk industrial engineering 2012
restu, anis, afif Page 33
f. Keadaan atmosfir = 3,0%
Pada saat bekerja, operator bekerja pada keadaan yang cukup aman, tidak ada
bau-bauan yang menyengat atau beracun dan tidak ada debu atau asap yang
dapat mengganggu operator.
g. Keadaan lingkungan yang baik = 2,0%
Keadaan lingkungan disekitar tempat kerja operator cukup baik, meskipun
terdapat sedikit gangguan seperti kebisingan yang ditimbulkan oleh sesama.
h. Kebutuhan pribadi = 1,0%
Pada saat bekerja operator tidak terlalu meresahkan kebutuhan pribadinya,
seperti menerima panggilan atau sms pribadi.
Berdasarkan waktu standar yang telah ditentukan untuk masing-masing operator
yaitu 70 detik, maka besarnya nilai insentif yang diperoleh adalah 12,33% dari gaji
pokok yang diterima oleh operator 2. Nilai insentif yang diperoleh operator 2 lebih
kecil dibandingkan dengan jumlah insentif yang diterima operator 1 dikarenakan
kerja operator 2 lebih lama daripada operator 1.
practicum apk industrial engineering 2012
restu, anis, afif Page 34
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan, sebagai berikut:
1. Kemampuan masing-masing operator untuk menyelesaikan pekerjaan menjadi
faktor penting yang mempengaruhi performance rating operator. Dari analisa data
didapatkan bahwa faktor lingkungan kerja hanya sedikit mempengaruhi
performance rating operator.
2. Berdasarkan pengolahan data diperoleh perbandingan performance rating
sebenarnya dan estimasi performance rating masing-masing operator pada masing-
masing metode kerja yang dilakukan. Didapatkan nilai rata-rata estimation
performance rating , yaitu nilai EPR pada metode 1 operator 1 sebesar 143% dan
operator 2 sebesar 123%, pada metode 2 operator 1 sebesar 150% dan operator 2
sebesar 135%, dan pada metode 3 operator 1 sebesar 191% dan operator 2 sebesar
153%. Sedangkan nilai APR pada metode 1 operator 1 sebesar 146% dan operator 2
sebesar 128%, pada metode 2 operator 1 sebesar 154% dan operator 2 sebesar
135%, dan pada metode 3 operator 1 sebesar 179% dan operator 2 sebesar 153%.
Berdasarkan pada pengolahan data, maka diperoleh hasil penyimpangan antara
operator dan estimator. Besar nilai penyimpangan operator 1 pada metode 1 sebesar
2,1%, pada metode 2 sebesar 1,3%, dan pada metode 3 sebesar 6,7%. Sedangakan
besar nilai penyimpangan antara operator 2 dengan estimator, yaitu pada metode 1
sebesar 4,2%, pada metode 2 sebesar 9,9%, dan pada metode 3 sebesar 2,0%.
3. Berdasarkan data yang telah diolah didapatkan bahwa rater telah mampu
memberikan estimasi waktu terhadap kerja operator, meskipun terkadang rater
kurang tepat dalam menentukan estimasi waktu kerja. Estimasi waktu yang kurang
tepat tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya yaitu rater kurang
fokus dalam bekerja dan terdapat kebisingan-kebisingan disekitar lingkungan kerja
rater.
practicum apk industrial engineering 2012
restu, anis, afif Page 35
4.2 Saran
Setelah melakukan kegiatan praktikum, ada beberapa hal yang kami sarankan untuk
keberhasilan dan kelancaran praktikum selanjutnya, yaitu sebagai berikut:
1. Alat-alat praktikum perlu ada penambahan, sehingga tidak terdapat dua bahkan tiga
kelompok dalam satu alat praktikum (pinboard) dengan begitu praktikum dapat
berjalan dengan efektif dan efisien.
2. Tempat atau suasana dalam praktikum harus lebih kondusif karena hal itu dapat
mempengaruhi produktivitas kerja.
3. Sebaiknya praktikum yang dilakukan lebih variatif, sehingga pada jenis pekerjaan
yang berbeda kemampuan kerja pada masing-masing operator dapat diketahui
perbedaannya.
practicum apk industrial engineering 2012
restu, anis, afif Page 36
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.scribd.com/doc/31757853/2-PENETAPAN-PERFORMANCE-
RATING-DENGAN-METODE-SPEED-RATING, dilihat 17 April 2012 Pukul
10.40 am.
2. Sutalaksana, Iftikar dkk. Teknik Tata Cara Kerja. Surabaya : Institut Teknologi
Sepuluh November, dilihat 17 April 2012 Pukul 15.00,
firzman.student.umm.ac.id/download-as.../student_blog_article_8.doc
3. Wignjosoebroto, Sritomo. 1995. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Surabaya :
Institut Teknologi Sepuluh November.