Anda di halaman 1dari 11

IMPLEMENTASI PENGAWASAN PENGELOLAAN PESISIR DAN LAUT INDONESIA

Makalah Kuliah Yayan Sofyan yantwentyone@gmail.com 2012

A. Pendahuluan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, yang memiliki 18.110 pulau dengan garis pantai sepanjang 108.000 km. Berdasarkan Konvensi Hukum Laut (UNCLOS) 1982, Indonesia memiliki kedaulatan atas wilayah perairan seluas 3,2 juta km2 yang terdiri dari perairan kepulauan seluas 2,9 juta km2 dan laut teritorial seluas 0,3 juta km2. Selain itu Indonesia juga mempunyai hak eksklusif untuk memanfaatkan sumber daya kelautan dan berbagai kepentingan terkait seluas 2,7 km2 pada perairan ZEE (sampai dengan 200 mil dari garis pangkal).

1|Page

http://rinaldyaulia.blogspot.com http://www.nature.or.id Sebagai negara kepulauan, laut dan wilayah pesisir memiliki nilai strategis dengan berbagai keunggulan komparatif dan kompetitif yang dimilikinya sehingga berpotensi menjadi prime mover pengembangan wilayah nasional. Bahkan secara historis menunjukan bahwa wilayah pesisir ini telah berfungsi sebagai pusat kegiatan masyarakat karena berbagai keunggulan fisik dan geografis yang dimilikinya. Agar pemanfaatan sumber daya laut dan pesisir dapat terselenggara secara optimal, diperlukan upaya penataan ruang sebagai salah satu bentuk intervensi kebijakan dan penanganan khusus dari pemerintah dengan memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya. Selain itu, implementasi penataan ruang perlu didukung oleh program-program sektoral baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan masyarakat, termasuk dunia usaha.

B. Kekayaan Pesisir dan Laut Indonesia Laut Indonesia memiliki luas lebih kurang 5,6 juta km2 dengan potensi sumberdaya, terutama perikanan laut yang cukup besar, baik dari segi kuantitas maupun diversitasnya. Selain itu Indonesia tetap berhak untuk berpartisipasi dalam pengelolaan dan pemanfaatan kekayaan alam di laut lepas di luar batas 200 mil laut ZEE, serta pengelolaan dan pemanfaatan kekayaan alam dasar laut perairan internasional di luar batas landas kontinen.

2|Page

Namun demikian, jika diamati secara seksama, persoalan pemanfaatan sumber daya pesisir dan lautan selama ini tidak optimal dan belum berkelanjutan disebabkan oleh faktor-faktor kompleks yang saling terkait satu sama lain. Faktor-faktor tersebut dapat dikategorikan kedalam faktor internal dan eksternal. Faktor internal: i. Rendahnya tingkat pemanfaatan sumberdaya, teknologi dan manajemen usaha, ii. Pola usaha tradisional dan sub-sisten (hanya cukup memenuhi kehidupan jangka pendek), iii. Keterbatasan kemampuan modal usaha, iv. Kemiskinan dan Keterbelakangan masyarakat pesisir dan nelayan. Faktor eksternal: i. Kebijakan pembangunan pesisir dan lautan yang lebih berorientasi pada produktivitas untuk menunjang pertumbuhan ekonomi, bersifat sektoral, parsial dan kurang memihak nelayan tradisional. ii. Belum didukung kondisi dan kebijakan ekonomi makro (political economy), suku bunga yang masih tinggi serta belum adanya program kredit lunak yang diperuntukan bagi sektor kelautan. iii. Kerusakan ekosistem pesisir dan laut karena pencemaran dari wilayah darat, praktek penangkapan ikan dengan bahan kimia, eksploitasi dan perusakan terumbu karang, serta penggunaan peralatatan tangkap yang tidak ramah lingkungan, iv. Sistem hukum dan kelembagaan yang belum memadai disertai

implementasinya yang lemah, dan birokrasi yang beretoskerja rendah serta sarat KKN (korupsi, kolusi, nepotisme), v. Perilaku pengusaha yang hanya memburu yang keuntungan dengan pedagang

mempertahankan

sistem

pemasaran

mengutungkan

perantara dan pengusaha, vi. Rendahnya kesadaran akan arti penting dan nilai strategis pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir dan lautan secara terpadu bagi kemajuan dan kemakmuran bangsa (sumber: http://egsaugm.blogspot.com)

3|Page

Pada tulisan ini, lebih banyak dilatarbelakangi oleh faktor eksternal terutama masalah efek terhadap kelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan (faktor eksternal - iii, iv, v, vi). C. Makna dan Fungsi Pesisir dan Laut Salah satu persyaratan mutlak yang harus dimiliki oleh sebuah Negara adalah wilayah kedaulatan, disamping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep dasar wilayah Negara kepulauan Indonesia telah di letakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember 1967. Deklarasi tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi Bangsa Indonesia, karena telah melahirkan konsep wawasan nusantara yang menyatukan wilayah Indonesia. Laut nusantara bukan lagi sebagai pemisah, akan tetapi sebagai pemersatu bangsa Indonesia yang disikapi sebagai wilayah kedaulatan mutlak Negara Kesatuan Republik Indonesia. Diakuinya konsep ini oleh dunia Internasional seperti yang tercantum pada UNCLOS 1982, memberikan tanggung jawab besar bagi bangsa Indonesia dalam mengelola laut. 1) Laut Sebagai Sumberdaya dan Ekosistem Laut merupakan fenomena alam yang tersusun dalam suatu sistem yang kompleks, terdiri dari komponen-komponen sumberdaya hayati dan non hayati dengan keragaman dan nilai ekonomi yang tinggi. Setiap sumberdaya laut tersusun dalam suatu ekosistem dengan karakteristik tertentu. Interaksi antar ekosistem ini membentuk suatu keseimbangan lingkungan laut. Ekosistem laut beraksi relatif lebih sensitif dan selalu berupaya mencari keseimbangan baru terhadap adanya perubahan. Hal ini berarti bahwa adanya perubahan pada suatu ekosistem di laut dapat berdampak pada kawasan yang luas atau bahkan hingga tingkat global. Indonesia sebagai Negara yang mengelola laut dan perairan laut nusantara yang

menghubungkan antar laut secara global, perlu secara serius bukan hanya memperhatikan aspek keseimbangan lingkungan di wilayah laut Indonesia, namun juga mempunyai kepentingan untuk memantau kualitas ekonomi laut secara global. Walaupun masih dikelola secara sektoral, laut (termasuk pantai) Indonesia telah dimanfaatkan untuk perikanan, rekreasi, pembuangan

4|Page

limbah, sumber energi, sumber air, batubara, minyak, bahan bangunan, kehutanan, peternakan/tambak, pemukiman dan industri. 2) Laut Sebagai Media Kontak Sosial dan Budaya Seiring dengan pemanfaatan laut sebagai media transportasi, terbukalah hubungan antar masyarakat baik melalui perdagangan maupun kegiatan lainnya. Hubungan antar masyarakat ini secara langsung dan tidak langsung telah membuka adanya pertukaran budaya. Namun aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat di laut perlu diwaspadai adanya peluang timbulnya tindakan negatif atau bahkan cenderung sebagai tindakan kriminal. Perampokan kapal, pengambilan sumberdaya yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku atau tindak kejahatan lainnya, merupakan dampak negatif aktivitas sosial ekonomi laut. 3) Laut Sebagai Sumber dan Media Penyebar Bencana Sifat laut sebagai media penghantar energi yang baik, dicermati sebagai aspek ancaman terhadap manusia. Bencana tsunami menunjukkan salah satu bukti bahwa laut meneruskan energi yang terlepas secara mendadak akibat gempa tektonik bawah air. Bencana tumpahan minyak di laut secara cepat akan dipindahkan dan disebarkan pada area yang cukup luas. Media air menyebarkan tumpahan minyak sesuai dengan arah dan besaran tenaga dominan yang bekerja pada permukaan air laut. Mengingat laut sebagai sumber dan media bencana alam yang baik, maka sifat ini merupakan aspek penting yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan pola pemanfaatan laut.

D. Mengapa Kawasan Pesisir dan Laut Begitu Menarik untuk Dieksploitasi Karakteristik umum dari wilayah laut dan pesisir dapat disampaikan sebagai berikut: 1) Laut merupakan sumber dari common property resources (sumber daya milik bersama), sehingga kawasan memiliki fungsi publik/kepentingan umum.

5|Page

2) Laut merupakan open access regime, memungkinkan siapa pun untuk memanfaatkan ruang untuk berbagai kepentingan. 3) Laut bersifat fluida, dimana sumber daya (biota laut) dan dinamika hydrooceanography tidak dapat disekat/dikapling. 4) Pesisir merupakan kawasan yang strategis karena memiliki topografi yang relatif mudah dikembangkan dan memiliki akses yang sangat baik (dengan memanfaatkan laut sebagai prasarana pergerakan) 5) Pesisir merupakan kawasan yang kaya akan sumber daya alam, baik yang terdapat di ruang daratan maupun ruang lautan, yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Gambar d.1. Kawasan Pesisir yang dimanfaatkan sebagai kawasan wisata (sumber: http://www.bisnis.com)

Dalam pemanfaatan kawasan pesisir dan laut, seperti kegiatan pengeboran minyak lepas pantai, investasi wisata bahari, hingga instalasi kabel dan pipa bawah laut wajib mengantongi izin lokasi yang diterbitkan oleh pemerintah yang berwenang dalam pengelolaan pesisir dan laut, dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

6|Page

Gambar d.2. Konsep pemanfaatan laut untuk energi alternatif (http://www.mgi.esdm.go.id) E. Mengapa Kebutuhan Pengawasan Perairan Diperlukan Begitu banyak peraturan dan perundang-undangan tentang pengelolaan kawasan pesisir dan laut yang memayungi proses pengelolaan di lapangan. Begitu juga telah banyak disusun dan direncanakan suatu masterplan pengelolaan pesisir dan lautan yang berkelanjutan. Begitu juga lembaga swadaya masyarakat yang khusus menangani lingkungan tidak sedikit yang sudah berperan mengawasi kelestarian lingkungan ini. Namun, kerusakan pesisir dan laut masih saja terjadi di mana-mana. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengusulkan dibentuknya suatu institusi/lembaga independent oleh pemerintah supaya memiliki kekuatan hukum. Dengan demikian, diharapkan dengan adanya pengawasan dan kontrol pengelolaan lingkungan, khususnya lingkungan pesisir dan laut, kelestarian alam dapat tetap terjaga dan program pembangunan berkelanjutan dapat diimplementasi dengan baik.

7|Page

Gambar e.1. Kegiatan pemanfaatan sumber daya alam (offshore). Sumber: http://en.wikipedia.org/

Gambar di atas contoh kondisi saat kecelakaan di kegiatan eksploitasi laut yang memungkinkan dapat menimbulkan kerusakan lingkungan. Tapi jika perusahaan telah memiliki prosedur standar penanganan bencana dapat meminimalisasi efek dari bencana tersebut. Di sini pentingnya pengawasan yang dilakukan secara simultan dan komprehensif

F. Solusi yang Diusulkan Dengan semakin maraknya permasalahan lingkungan, baik di darat maupun di laut, diperlukan suatu institusi atau lembaga independent yang resmi, yang bertugas mengawasi kegiatan eksplorasi dan eksploitasi alam. Untuk kawasan pesisir dan laut, diperlukan suatu institusi tersendiri, karena sebagaimana kita ketahui, pesisir dan laut Indonesia memiliki luasan yang dominan dibanding daratan. Sebagaimana sebuah institusi independent seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan institusi lainnya yang selama ini cukup memberikan gebrakan baru sesuai dengan wewenang yang diberikan. Bagaimana jika ada suatu Komisi Pengawas Pesisir dan Laut KPPL (misalnya) yang bertugas mengawasi setiap kegiatan, baik institusi pemerintah maupun swasta, dalam mengelola kawasan pesisir dan laut, dengan
8|Page

menitikberatkan pada bagaimana mereka memanfaatkan kawasan tersebut tanpa mengesampingkan kelestarian lingkungan sekitar. Dengan demikian, pengelolaan kawasan pesisir dan laut dapat dilakukan secara berkelanjutan.

G. Penutup Wilayah laut dan pesisir memiliki nilai strategis bagi pengembangan ekonomi nasional dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan sekaligus merupakan wilayah yang sangat rentan terhadap kerusakan dan perusakan. Oleh karenanya diperlukan pengelolaan yang bijaksana dengan menempatkan kepentingan ekonomi secara proporsional dengan kepentingan lingkungan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Pengelolaan wilayah laut dan pesisir menghadapi tantangan pembangunan yang kompleks mengingat sifat ekosistemnya yang kaya akan sumber daya dan bersifat open access. Dalam upaya menangani permasalahan di wilayah laut dan pesisir perlu dikembangkan pendekatan yang mengintegrasikan pengaturan pemanfaatan ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara beserta seluruh sumber daya yang ada di dalamnya agar berbagai permasalahan yang ada dapat diselesaikan sejak dari sumbernya. Pendekatan penataan ruang merupakan pendekatan yang memenuhi persyaratan integrasi lintas matra (darat, laut, udara), lintas sektor (antar berbagai sektor kegiatan), dan lintas wilayah. Pengelolaan wilayah laut dan pesisir dimaksudkan untuk mewujudkan pembangunan

berkelanjutan melalui pemanfaatan sumber daya secara optimal dan efisien dengan memperhatikan prinsip-prinsip keterpaduan, pendekatan bottom-up, kerjasama antar-daerah, penegakan hukum, dan konsistensi dalam memanfaatkan rencana tata ruang wilayah. Pengelolaan wilayah laut dan pesisir merupakan bagian tak terpisahkan dari penataan ruang wilayah. Dengan demikian penyelenggaraannya harus didasarkan pada rencana tata ruang wilayah (RTRWN, RTRWP, dan RTRWK) yang telah ditetapkan. Pengelolaan wilayah laut dan pesisir nasional diselenggarakan dengan memanfaatkan RTRWN sebagai acuan spasial, serta mencakup Zona Ekonomi

9|Page

Eksklusif dan Landas Kontinen dimana Indonesia mempunyai hak untuk memanfaatkan sumber daya alam yang terkandung di dalamnya.

***

10 | P a g e

Daftar Pustaka Keraf, A. Sonny. 2010. Etika Lingkungan Hidup. Jakarta: Kompas Media Nusantara. Alikodra, Hadi S. 2012. Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Pendekatan Ecosophy bagi Penyelamatan Bumi. Gadjah Mada University Press. Sunyowati, Dina. _____. Pengaturan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut di Indonesia, Makalah Romimohtarto, Kasijan, dkk. ______. Makalah: Sumber Daya Hayati Pesisir dan Lautan dalam Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia. Jakarta: Puslitbang Oseanologi, LIPI http://www.wwf.or.id/?24224/Strategi-pengelolaan-pesisir-dan-laut-Solor-Alor-terpadu, (diakses pada 7 Desember 2012) http://www.wwf.or.id/?24681/Strategi-pengelolaan-pesisir-dan-laut-Solor-Alor-terpadubag-2, (diakses pada 7 Desember 2012) http://kp3k.kkp.go.id/kkji/index.php?option=com_content&view=article&id=80:kttrioindonesia&catid=91:tentang-berita&Itemid=241&lang=id, (diakses pada 7 Desember 2012) http://www.dekin.kkp.go.id/viewt.php?id=201111132036227611311828148527005186549 28600, (diakses pada 7 Desember 2012) http://green.kompasiana.com/iklim/2012/07/17/lautku-lautmu-laut-kita-472029.html, (diakses pada 7 Desember 2012) http://www.bisnis.com/articles/izin-pemanfaatan-pesisir-berlaku-untuk-semua-bidanginvestasi (diakses pada 28 Desember 2012) http://www.mgi.esdm.go.id/content/road-map-penelitian-dan-pengembangan-energi-aruslaut (diakses pada 28 Desember 2012) http://egsaugm.blogspot.com/2011/10/kawasan-pesisir-indonesia.html (diakses pada 7 Desember 2012)

11 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai