Anda di halaman 1dari 15

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sarana yang amat penting untuk mempersiapkan generasi muda agar mampu menjawab tantangan-tantangan yang diihadapkan kepada mereka di masa depan.Salah satu tantangan itu adalah masuknya bangsa Indonesia ke kancah kompetisi internasional dengan diberlakukannya pasar bebas tingkat ASEAN (2003) maupun tingkat Asia Pasifik.Melihat hal tersebut,sesuai dengan tujuan pendidikan nasional berdasarkan UU RI NO. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan yang hendak dicapai pemerintah Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, pemerintah sejak orde baru telah mengadakan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan bagi seluruh Rakyat Indonesia. Hal ini sesuai dengan bunyi pasal 31 ayat 1 UUD 1945, yang menyatakan bahwa: Tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran.Oleh karena itu,pendidikan harus segera

meningkatkan kualitasnya untuk menyiapkan peserta didiknya agar mampu terjun dalam persaingan global. Peningkatan kualitas proses belajar mengajar di sekolah dasar sangat penting untuk tercapainya pendidikan yang maksimal.Ini menyangkut cara mengajar dan pemilihan metode mengajar yang baik yang mampu menarik minat siswa untuk giat belajar.Dalam hal ini guru merupakan komponen pengajaran yang memegang peranan penting,karena keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan guru.Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi anatar guru dengan siswa.Ketidaklancaran komunikasi membawa akibat terhadap pesan yang diberikan guru.Dalam kehidupan sehari-hari,menyimak dan berbicara merupakan kegiatan berbahasa lisan yang biasa dilakukan.Hal ini juga senada dengan pendapat Brooks (dalam Henry Guntur 1

Tarigan,1991:2) bahwa menyimak dan berbicara merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang langsung,merupakan komunikasi tatap muka atau face to face communication.Ketrampilan menyimak siswa sekolah dasar sudah mulai menunjukkan tingkatan yang baik ketika mereka duduk di kelas 3.Hal ini juga diungkapkan oleh Henry Guntur Tarigan (1991:60) bahwa anak usia antara enam sampai dengan sepuluh tahun sungguh-sungguh sadar akan nilai menyimak sebagai suatu sumber informasi dan sumber kesenangan. Selama ini,terkadang siswa belum mempunyai minat dan motivasi terhadap peningkatan kemampuan menyimak cerita dalam mata pelajaran bahasa

Indonesia.Keadaan demikian dapat dilihat pada siswa kelas 3 SDN Jonggrang 1 Tahun Pelajaran 2012/2013.Pada kelas tersebut terdapat siswa dengan berbagai kemampuan menyimak yang berbeda yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adanya perbedaan kemampuan menyimak tersebut mempunyai pengaruh terhadap proses pembelajaran Bahasa Indonesia.Kemampuan menyimak merupakan faktor dalam mencapai keberhasilan pendidikan. Mengingat begitu pentingnya manfaat kemampuan menyimak cerita terhadap prestasi belajar siswa maka bentuk penyajian ketrampilan berbahasa Indonesia pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam pokok bahasan menyimak diantaranya dapat disajikan oleh guru sendiri sebagai sumber dalam bercerita dan siswa menyimak cerita.Dengan menyimak cerita siswa dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang isi cerita.Keberhasilan dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas ditunjukan dengan prestasi belajar siswa. Tinggi rendahnya prestasi belajar mata pelajaran bahasa indonesia di sekolah dasar diantaranya dipengaruhi oleh tinggi rendahnya kemampuan siswa untuk menyimak sebuah cerita.Atas dasar uraian di atas maka dalam penelitian ini mencoba mengungkapkan bagaimana besarnya pengaruh kemampuan menyimak cerita terhadap prestasi belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas 3 SDN Jonggrang 1 Tahun Pelajaran 2012/2013.

B.

Identifikasi Masalah Atas dasar latar belakang masalah tersebut maka dalam penelitian ini dikemukakan beberapa identifikasi masalah sebagai berikut : 1. Perbedaan kemampuan menyimak siswa yang tinggi dan rendah. 2

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyimak cerita. 3. Kemampuan siswa dalam menyimak cerita tinggi dapat menimbulkan prestasi belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia tinggi pada siswa. 4. Kemampuan siswa dalam menyimak cerita rendah dapat menimbulkan prestasi belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia rendah pada siswa.

C.

Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini perlu diadakan pembatasan masalah sebagai berikut ; 1. Variabel dalam penelitian ini terbatas pada variabel bebas dan variabel terikat. a) Variabel bebas b) Variabel terikat : Kemampuan Menyimak Cerita : Prestasi Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

2. Subyek dalam penelitian ini terbatas pada siswa kelas 4 SDN Jonggrang I,Kecamatan Barat,Kabupaten Magetan Tahun Pelajaran 2012/2013

D.

Perumusan Masalah Apakah ada pengaruh kemampuan menyimak cerita terhadap prestasi belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas 4 SDN Jonggrang 1,Kecamatan Barat,Kabupaten Magetan tahun pelajaran 2012/2013?

E.

Tujuan Penelitian Pada dasarnya tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kemampuan menyimak cerita terhadap prestasi belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas 4 SDN Jonggrang I,Kecamatan Barat,Kabupaten Magetan tahun pelajaran 2012/2013.

F.

Kegunaan/Manfaat Penelitian Secara teoritis,hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan,khususnya ketrampilan menyimak.

Sementara itu,secara praktis hasil penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat bagi: 1. Siswa peserta didik Setelah siswa memperoleh hasil penelitian ini maka siswa tersebut dapat mengetahui bahwa ketrampilan berbahasa dalam hal menyimak sangat dibutuhkan,terutama pada siswa usia sekolah dasar. 2. Guru bahasa Indonesia Guru bahasa Indonesia dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai dasar dalam memilih dan mengembangkan materi pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang dihdapi siswa. 3. Sekolah tempat penelitian Pihak sekolah dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai masukan untuk evaluasi program pendidikan dan pengajaran yang telah disusun.

G.

Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Bebas Kemampuan menyimak cerita dalam penelitian ini adalah peneliti akan mengeksperimenkan kemampuan menyimak siswa dengan langkah langkah : 1)Menyuruh siswa menyimak cerita yang akan dibacakan,2)Membacakan cerita tentang Pupus dan Merak yang merupakan materi menyimak untuk siswa kelas 3,3) Memberikan soal-soal tentang Pupus dan Merak,4) Menyuruh siswa mengerjakan soal-soal tersebut dengan baik,5) Memberikan penilaian pekerjaan tersebut Selanjutnya peneliti akan mengeksperimenkan kemampuan menyimak cerita dan peneliti akan membandingkan dengan kelompok kontrol yaitu pembelajaran menyimak cerita yang biasa dilakukan oleh guru sehari-hari dengan metode ceramah,diskusi,dan tanya jawab. 2. Variabel Terikat Prestasi belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi sesuai pokok bahasan materi dieksperimenkan yaitu Bahasa Indonesia kelas 3 semester 4

1,dengan standar kompetensi :3. Memahami teks dengan membaca nyaring, membaca intensif, dan membaca dongeng,serta kompetensi dasar : 3.3 Menceritakan isi dongeng yang dibaca.Indikator yaitu Memahami isi dongeng yang dibaca .Hasilnya dapat diamati dengan tinggi rendahnya prestasi belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui tes tulis berupa soal essai.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A.

Kajian Pustaka 1. Kemampuan Menyimak Cerita a. Pengertian Menyimak Cerita Menurut Paul T.Rankin (dalam Henry Guntur Tarigan,1994:129) presentasi waktu manusia berkomunikasi dalam sehari adalah menulis 9% membaca 16% berbicara 30% dan menyimak 45%.Dengan demikian,waktu manusia berkomunikasi aling lama untuk kegiatan menyimak. Pengertian menyimak dari beberapa ahli adalah sebagai berikut. 1) Menurut W.J.S Poerwadarminta (1991: 947) menyimak adalah mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang. 2) Menurut Henry Guntur Tarigan (1994:28) menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,pemahaman,apresiasi,serta interpretasi untuk memperoleh informasi,menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. 3) Menurut Yeti Mulyati (2002:1.5) menyimak adalah proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi ,menafsirkan, menilai dan mereaksi terhadap makna yang termuat pada wacana lisan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan yang mencakup kegiatan mendengarkan, memperhatikan,dan memahami serta menilai wacana yang diucapkan atau dibaca orang. Selanjutnya menurut Poerwadarminta (1994:203) cerita adalah tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya sesuatu hal (peristiwa,kejadian dan sebagainya).Cerita terbagi menjadi dua yaitu cerita fiksi dan non fiksi.

Menurut Ahmad Badrun (1991:14) cerita nonfiksi adalah cerita tentang peristiwa atau sesuatu yang terjadi sungguh-sungguh,sedangkan fiksi adalah rekaan atau sesuatu pernyataan yang hanya berdasrkan khayalan atau perkiraan saja. b. Hal-hal yang Mempengaruhi kemampuan menyimak Menurut Henry Guntur Tarigan (1994:99) delapan faktor yang

mempengaruhi menyimak adalah sebagai berikut. 1) Faktor fisik Kesehatan dan kesejahteraan fisik merupakan modal yang turut menentukan bagi penyimak.Dengan kondisi fisi yang optimal seorang penyimak akan mampu menyimak dengan optimal dan sebaliknya. 2) Faktor psiologis Faktor psikologis penyimak diantaranya meliputi sikap-sikap dan sifatsifat pribadi yang mencakup masalah-masalah yang dihadapi. 3) Faktor pengalaman Latar belakang pengalaman merupakan suatu faktor penting dalam menyimak.Misalnya kurang atau tidak minat serta sikap-sikap yang antagonistik merupakan akibat dari pengalaman yang kurang atau tidak ada sama sekali pengalaman. 4) Faktor sikap Pada dasarnya manusia hidup mempunyai dua sikap utama mengenai segala hal yaitu sikap menerima dan sikap menolak.Kedua hal ini memberi dampak pada penyimak,masing-masing dampak positif dan dampak negatif. Dengan demikian kesemua faktor akan menentukan sejauh mana kemampuan menyimak seseorang.

2. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar berasal dari kata prestasi dan belajar.Menurut W.J.S Poerwadarminta (1994:787) prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan,dikerjakan dan sebagainya)yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. 7

Selanjutnya belajar menurut Herman Hudoyo (1990:1) adalah suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku yaitu perubahan tingkah laku itu harus diikuti usaha sehingga dari tidak mampu mengerjakan menjadi mampu mengerjakan. Prestasi belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan (Sudiyarto,1990:4). Dari beberapa pendapat di atas,dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah apa yang telah dapat diciptakan atau dihasilkan seorang siswa setelah ia melakukan serangkaian usaha dalam rangka memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan. b. Hal-hal yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Kartini Kartono (1995;1-6) berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap prestasi siswa dalam belajar,yaitu: 1) Faktor kecerdasan Tinggi rendahnya kecerdasan yang dimiliki seorang siswa sangat menentukan keberhasilannya mencapai prestasi belajar 2) Faktor bakat Bakat adalah kemampuan yang dibawanyaa masing-masing sejak lahir.Setiap anak memiliki bakatnya masing-masing dan seharusnya berkembang menurut bakatnya tersebut. 3) Faktor minat dan perhatian Minat adalah kecendrungan yang besar terhadap sesuatu.Perhaatian adalah melihat dan mendengar dengan baik dan teliti terhadap sesuatu. 4) Faktor Motif Motif adalah dorongan yang membuat seseorang berbuat sesuatu.Motif selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha untuk mencapai tujuan. 5) Faktor Cara Belajar Cara belajar yang baik memungkinkan mencapai prestasi yang lebih baik. 6) Faktor Lingkungan keluarga

Sebagian waktu siswa berada di rumahnya.Situasi yang mendukung belajarnya baik dari orang tua,saudara,adik-kakak. 7) Faktor Sekolah Sekolah adalah lingkungan kedua setelah keluarga bagi siswa yang berperan besar memberi pengaruh pada prestasinya.

B.

Kerangka Berpikir Belajar adalah kunci yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan,sehingga tanpa belajar sesungguhya tidak ada pendidikan.Dengan belajar manusia dapat berkembang lebih jauh daripada makhluk-makhluk lainnya,sehingga terbebas dari kemandegan fungsinya sebagai khalifah di muka bumi.Usaha terus berkembang menghasilkan perubahan demi perubahan itu dapat dilakukan melalui proses belajar mengajar.Dalam proses belajar mengajar bahasa Inddonesia diperlukan suatu strategi yang dapat memotivasi siswa untuk lebih giat belajar. Cerita fiksi merupakan cerita khayalan atau rekaan yang banyak disukai anak.Dengan membacakan cerita fiksi,siswa akan tertarik dan termotivasi memperhatikan pelajaran dengan pokok bahasan menyimak.Dengan motivasi yang kuat diharapkan mereka mampu memahami isi cerita dengan baik.Pemahaman isi cerita yang baik akan menghasilkan nilai yang baik pula saat pengetesan dilakukan.Nilai atau hasil yang baik menunjukkan siswa mampu menyimak cerita.Kemampuan menyimak cerita fiksi menunjukkan kemampuan siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Apabila kemampuan menyimak siswa tinggi,prestasi belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia menunjukkan angka yang tinggi.Begitu juga sebaliknya apabila kemampuan menyimak siswa rendah,prestasi belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia menunjukkan hasil yang rendah pula.

Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Eksperimen Pembelajaran dengan kemampuan menyimak cerita Posstest Perbedaan Prestasi Belajar Prestasi meningkat Kelas Kontrol

Pembelajaran tanpa kemampuan menyimak cerita Posstest Prestasi menurun

1. Bagan Kerangka Berpikir

C.

Hipotesis Penelitian a. Hipotesis Nol (Ho) : Tidak ada pengaruh kemampuan menyimak cerita

terhadap prestasi belajar bahasa Indonesia pada siswa kelas 4 SDN Jonggrang I,Kecamatan Barat,Kabupaten Magetan tahun pelajaran 2012/2013. b. Hipotesis Alternatif (Ha) : Ada pengaruh kemampuan menyimak cerita

terhadap prestasi belajar bahasa Indonesia pada siswa kelas 4 SDN Jonggrang I,Kecamatan Barat,Kabupaten Magetan tahun pelajaran 2012/2013

10

BAB III METODE PENELITIAN

A.

Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dalam penelitian ini adalah di Sekolah Dasar Negeri Jonggrang 1, Kecamatan Barat,Kabupaten Magetan.Batas sebelah utara desa Jonggrang adalah Desa Bayem Taman,batas sebelah selatan adalah kelurahan Mangge.Batas sebelah timur adalah Desa Mrahu dan Desa Blaran,dan batas sebelah barat adalah Desa Baluk,Desa Maron dan Desa Patihan. Waktu penelitian disesuaikan dengan izin yang diperoleh dari tempat penelitian.Pelaksanaaan penelitian dimulai tanggal 1 Februari 2013 sampai tanggal 15 Maret 2013.Jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2.Proses Penelitian No. 1. Waktu (tanggal) Tanggal 01-02 Februari 2013 Jenis Kegiatan Persiapan mengurus izin penelitian dari IKIP PGRI Madiun 2. Tanggal 04-09 Februari 2013 Menyerahkan surat izin penelitian ke Kepala Sekolah tempat penelitian 3. 4. 5. 6. Tanggal 11 Februari 2013 Tanggal 18 Februari 2013 Tanggal 25 Februari 2013 Tanggal 15 Maret 2013 Persiapan menyusun tes Pemberian Tes Mengolah data penelitian Persiapan mengisi laporan penelitian

B.

Populasi , Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini akan menjadi sampel penelitian yaitu seluruh siswa kelas 3 SDN Jonggrang 1,Barat,Kabupaten Magetan Tahun Pelajaran 2012/2013

11

yang terdiri dari dua kelas yakni kelas 3A dan 3B dengan jumlah seluruhnya 40 siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak dua kelas yaitu kelas 3A sejumlah 15 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas 3B sejumlah 25 siswa sebagai kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel yaitu random sampling karena semua anggota populasi mempunyai hak/kesempatan yang sama untuk menjadi sampel

C.

Metode Penelitian dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen yaitu suatu penelitian ilmiah yang menuntut peneliti memanipulasikan dan mengendalikan satu atau lebih variabel bebas serta mengamati variabel terikat untuk melihat perbedaan yang sesuai dengan manipulasi variabel-variabel tersebut.Dalam penelitian

eksperimen,peneliti membagi objek atau subjek yang diteliti menjadi dua kelompok yaitu kelompok treatmen yang mendapat perlakuan dan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan. 2. Desain Penelitian Eksperimental Semu (Quasi Eksperimental Design) Pra Test E P Keterangan: E : Kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan menggunakan kemampuan menyimak cerita P : Kelompok pengendali / kontrol X : Variabel bebas yaitu Kemampuan Menyimak Cerita Y1: Pretest, Y2: Posttest Y1=Y2 (butir soal Y1 sama dengan Y2) 12 Pra Test Y1 Y1 Variabel Bebas X Pasca Test Y2 Y2

D.

Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data menggunakan teknik tes uraian/essai.Tes yang digunakan untuk mengetahui kemampuan menyimak cerita di akhir pembelajaran.Tes yang digunakan dengan jumlah soal 10,setiap soal berbobot 10 sehingga skor total 100. Peneliti menggunakan tes untuk mengukur nilai variabel terikat yaitu Prestasi Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia berupa daftar nilai setelah mengikuti tes uraian.Tes diberikan kepada semua sampel.

E.

Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini,peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa tes.Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes akhir (postest) yang dimaksudkan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa baik individuu maupun secara klasikal tes Hasil Belajar (THB) ini disusun berdasarkan ada rumusan tujuan pembelajaran dan tidak memperhatikan / mempersoalkan tingkat kesukarannya bagi siswa,maka jenis tes ini tergolong tes beracuan patokan yang diterapkan untuk mengukur sampai seberapa jauh setiap siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran khusus yang telah dirumuskan.Apabila siswa berhasil memenuhi patokan yang telah ditetapkan,maka siswa tersebut telah tuntas. Adapun kisi-kisi test prestasi belajar Bahasa Indonesia test kemampuan menyimak cerita pada siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: Standar Kompetensi : 3. Memahami teks dengan membaca nyaring, membaca intensif, dan membaca dongeng Kompetensi Dasar No. 1. : 3.3 Menceritakan isi dongeng yang dibaca Indikator Memahami isi dongeng yang dibaca Jumlah Butir 10

13

F.

Teknik Analisis Data Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode inkuiri dan konvensional,maka data yang diperoleh dilakukan analisis statistik dengan menggunakan teknik t-tes.Teknik ini digunakan karena menghadapi hanya dua kondisi,dua level dari variabel nominal independen dan variabel interval dependen.Dengan keterangan: - variabel nominal independen yaitu : kemampuan menyimak cerita yang

diterapkan pada siswa kelas 3 SDN Jonggrang 1 yang terdiri dari siswa laki-laki dan perempuan yang mendapatkan tes atau tidak mendapat tes. - variabel interval dependen yaitu : prestasi belajar Bahasa Indonesia yang

ditunjukkan dengan nilai tes pada akhir pembelajaran.

14

DAFTAR PUSTAKA

Henry Guntur Tarigan.1991.Pengajaran Wacana.Bandung:Angkasa Ibadulah Malawi. 2012. Penelitian Pendidikan. Madiun: IKIP PGRI MADIUN Panuti Sudjiman.1992.Memahami Cerita Rekaan.Bandung: Remaja Rosdakaraya Yatim Riyanto.1996.Metodologi Penelitian Pendidikan.Surabaya : SIC Yeti Mulyati.2002.Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi Sekolah Dasar.Jakarta: Universitas Terbuka

15

Anda mungkin juga menyukai