Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Kebutuhan dasar ibu hamil yang perlu diperhatikan dalam membina mental dan kepribadian anak dalam kandungan antara lain: kesehatan dan nutrisi/ gizi yang baik, kondisi emosional ibu hamil yang stabil, kondisi lingkungan dan ikatan keluarga yang harmonis, agar janin mampu menerima dan mereaksi rangsangan dari lingkungannya dengan utuh. Kebutuhan dasar ibu hamil tersebut pada dasarnya merupakan kebutuhan asasi (janin) anak dalam kandungan. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan merupakan bagian tak terpisahkan dari program prenatal. Selain itu menu pendidikan anak pralahir disajikan berupa stimulasi yang disusun dan diarahkan melalui pembinaan lingkungan edukatif untuk ibunya, ayahnya dan sekaligus anggota keluarga mereka. Melalui stimulasi pralahir ini dimulai kebiasaan-kebiasaan baik, sperti berbicara dengan jelas kepada bayi, mengharapkan bayi menanggapi, dan mengulang latihan-latihan pendidikan prenatal dengan perasaan senang. Stimulasi yang dapat diangkat menjadi metode pendidikan anak dalam kandungan secara islami adalah antara lain: belaian, kasih saying, ajakan beribadah (mengikutsertakan dengan ucapan) membaca al-quran, mengikuti pengajian di tadzkirah,doa, dan lagu. majlis-majlis taklim,

penghargaan dengan ucapan, pemberian hadiah, berita, berdiskusi,

2. Rumusan Masalah 1. Hakikat Anak Dalam Kandungan 2. Kapan Anak Mulai di Didik 3. Tradisi Islam Seputar Kelahiran

3. Pembatasan Masalah Permasalahan dibatasi hanya mengenai masalah yang menjadi materi kami yaitu Program Pendidikan Anak Dalam Kandungan. 1.4 Tujuan Makalah Tujuan disusunnya makalah ini tentu agar dapat menambah wawasan kami sebagai pemateri dan juga untuk menambah wawasan para pendengar yang mendengarkan penjabaran dari materi yang disampaikan sesuai dengan isi makalah ini. Agar kita semua mampu memahami suatu masalah yang berkaitan dengan Program Pendidikan Anak Dalam Kandungan, dan untuk memenuhi tugas mata kuliyah Pendidikan Agama Islam yang dibimbing oleh Zakaria, M.A.

BAB II
KERANGKA TEORI

2.1 Hakikat Anak Dalam Kandungan Periode anak dalam kandungan atau pranatal berlangsung selam sepuluh bulan berdasarkan perhitungan bulan lunar, yang masing-masing panjangnya 28 hari atau sembilan bulan kalender. Akan tetapi, periode ini dapat dan memang berbeda-beda panjangnya, berkisar dari 180 sampai 344 hari. Bayi-bayi yang dilahirkan sebelum waktunya kira-kira tiga kali lipat banyak daripada bayi-bayi yang dilahirkan elebihi waktunya. Meredith melaporkan bahwa panjang rata-rata periode pranatal mencangkup 38 minggu (266 hari). Namun 70% bayi berkisar antara 36 sampai 40 minggu (252 sampai 280 hari) dan 98% berkisar dari dari 34 sampai 42 minggu (238 sampai 294 hari). Setelah Anak Dilahirkan Setelah anak dilahirkan, hendaklah segera diazankan telinga kanannya dan diiqamatkan telinga kirinya. Abu Rafi meriwayatkan sebuah hadis yang bermaksud: Aku melihat sendiri Rasulullah S.A.W mengazankan Hasan B. Ali pada telinganya ketika ia baru dilahirkan oleh Fatimah r.a (Riwayat Abu Daud dan Termizi) Sebagai suapan yang pertama, sunat bayi disuapkan dengan manisan seperti madu dan kurma. Abu Musa Al Asyari r.a. dalam sebuah riwayat mengatakan: Isteriku melahirkan seorang anak. Bayi itu ku bawa kepada Rasulullah S.A.W.. Baginda menamakannya Ibrahim, kemudiannya disuap dengan buah kurma(yang telah dilumatkan) setelah itu baginda mendoakan keberkatan baginya lalu bayi itu diserahkan kembali kepadaku. (Riwayat Bukhari dan Muslim) 3

Pada hari ketujuh kelahirannya, ibu bapa disunatkan bersedekah dengan melakukan ibadah aqiqah untuk anaknya. Seekor kambing bagi anak perempuan dan dua ekor kambing bagi anak lelaki. Rambutnya pula sunat dicukur keseluruhannya supaya kepalanya bersih, otaknya cergas dan rambut barunya tumbuh dengan subur dan sihat. Sabda Rasulullah S.A.W yang bermaksud: Setiap anak yang baru dilahirkan bergantung kepada aqiqahnya. Hendaklah diaqiqahkan dengan menyembelih kambing pada hari ke tujuh, diberi nama pada hari itu dan dicukur kepalanya. ( Riwayat Abu Daud, Termizi dan Nasa) Bagi ibu yang menyusukan anak, ia perlu makan makanan yang halal, bersih, dan berzat. Ketika menyusukan anak, hatinya hendaklah selalu mendoakan kejayaan anaknya. Ketika hendak tidur, dodoikan (lagukan) dengan kalimah memuji Allah dan Rasulnya seperti nasyid dan sebagainya. Apabila anak sudah mulai pandai bercakap, hendaklah membiasakannya dengan percakapan yang baik-baik seperti selawat, zikir dan lain-lain perkataan yang seumpamanya. Umur antara 5 hingga 7 tahun. Pada peringkat umur antara 5-7 tahun, memerlukan teknik pendidikan yang lebih luas dan menyeluruh. Pengisian antara keperluan rohani dan jasmani perlu didedahkan serentak dan diseimbangkan. Teknik pembelajaran dan pengajaran perlu menggunakan kaedah yang sesuai kerana kanak-kanak biasanya akan belajar(mengikut) berdasarkan pemerhatian iaitu apa yang dilakukan oleh individu disekelilingnya terutama ahli keluarganya. Menurut pandangan Islam, pada peringkat ini anak-anak wajar didedahkan dengan latihan menulis, membaca, mengira dan berbahasa. Pendidikan yang wajar didedahkan pada peringkat ini ialah bab ibadah dan akhlak. Misalnya kanak-kanak yang baru meningkat umur mumayyiz hendaklah dilatih mendirikan sembahyang. Seterusnya adab-adab yang mulia hendaklah mula diterapkan dalam bentuk latihan amali seperti: 1. Mendidik anak supaya taat dan beradab kepada kedua ibubapanya; timbulkan kesedaran kepada mereka bahawa pengorbanan ibubapa terhadapnya adalah amat besar dan mereka perlu bersyukur kerana menjadi anak yang masih mempunyai kedua ibubapa. Ini dapat mengeratkan hubungan mesra, rasa kasih sayang antara ahli keluarga. 2. Mengajar anak supaya taat dan beradab kepada guru dan orang yang lebih tua daripadanya; guru merupakan orang yang bertanggungjawab mendidik dan menyampaikan ilmu manakala orang yang lebih tua adalah orang yang lebih berpengalaman dan berpengetahuan daripadanya.

3. Mengajar anak bercakap atau bergaul dengan baik; anak-anak hendaklah dilatih bercakap benar, sopan santun dan mengucapkan perkataan yaang baik-baik. Kanak-kanak biasanya begitu sensitif dengan pendengarannya, ia mudah terikut-ikut dengan apa yang didengarnya. Sebab itu jika ibubapa mahu menegur atau memarahi mereka, hendaklah menggunakan bahasa yang paling sopan bukannya dengan bahasa yang kesat, kasar dan keras. 4. Mengajar anak-anak adab bergaul dengan rakan-rakan; anak-anak harus dinasihatkan agar tidak berbangga atau meninggi diri di hadapan rakan sebayanya, jangan sekali-kali menyakiti atau mengambil hak orang lain . 5. Mengajar anak adab makan minum yang baik; sifat atau sikap yang tidak sopan seperti gelojoh ketika makan hendaklah ditegah, sebaliknya anak-anak dilatih dulu dengan adab-adab makan seperti mencuci tangan, duduk dengan sopan serta berdoa sebelum dan sesudah makan. 6. Mengajar anak adab berpakaian; pakaian yang dipilih hendaklah menutup aurat dan bukan untuk menunjuk-nunjuk kepada orang lain. 7. Mengajar adab dan bangun daripada tidur; sebaiknya hendaklah mengadap qiblat, membersihkan diri sebelum dan selepas bangun daripada tidur. 8. Mengajar anak adab masuk dan keluar tandas, anak-anak perlu diajar cara membuang air kecil/besar dan cara masuk ke dalam tandas seperti membaca doa, menutup kepala,membelakangkan qiblat dan sebagainya. Anak-anak merupakan amanah Allah yang perlu dididik dengan sebaiknya sejak ia kecil lagi supaya apabila besar kelak menjadi anak yang soleh dan sentiasa taat kepada kedua ibubapanya. Mereka ibarat kain putih dan ibubapa lah yang berperanan mencorak dan melukiskannya dengan warna-warna menarik yang menjadi amalan dan cara hidup Islam. http://deltapapa.wordpress.com/2009/02/27/mendidik-anak-secara-islam/

Adab-adab Aqiqah yang terpenting


Paling utama aqiqah dilaksanakan pada hari ketujuh dari kelahiran sang bayi. Memberi nama, mencukur rambut kemudian ditimbang dengan emas atau perak sesuai dengan kemampuan orang tuanya, kemudian disedekahkan. Memotong kambing, disunnahkan kambing jantan untuk laki-laki, dan betina untuk perempuan. Sebagian ulama mengatakan: yang paling utama adalah kambing jantan untuk laki-laki juga perempuan.

Dianjurkan kedua orang tuanya tidak memakan daging aqiqah anaknya, termasuk keluarga dari kedua orang tuanya. Khusus bagi ibunya hukumnya makruh syadid (mendekati haram) makan daging aqiqah anaknya. Kaki dan paha binatang aqiqah diberikan kepada orang-orang yang membantu dalam melahirkan sang bayi. Tulang-tulang binatang aqiqah disunnahkan dibungkus dengan kain putih kemudian dikubur. Yang utama undangan pada acara aqiqahan: ulama dan orang-orang yang fakir Membaca doa berikut ini ketika menyembelih binatang aqiqah: Bismillhi wa billhi, Allhumma `aqqatun `an fulan bin fulan, lahmuh bilahmihi wa `azhmuh bi`azhmihi. Allhummaj`alh wiqan lili Muhammadin `alayhi wa lihis salm. Dengan nama Allah dan dengan Allah, aqiqah ini dari fulan bin fulan, dagingnya dengan dagingnya, tulangnya dengan tulangnya. Ya Allah, jadikan aqiqah ini sebagai tanda kesetiaan kepada keluarga Muhammad saw. Atau membaca doa berikut ini: Y qawm inn barum mimm tusyrikun. Inn wajjahtu wajhiya lilladz fatharas samwti wal ardha hanfan musliman wa m ana minal musyrikin. inna shalt wa nusuk wa mahyya wa mamt lillhi Rabbil `alamn. La syarka lahu wa bidzlika umirtu wa ana minal muslimn. Allhumma minka wa laka bismillhi wa billhi wallhu akbar. Allhumma shalli `al Muhammadin wa li Muhammad wa taqabbal min fulan bin fulan. Wahai kaumku, aku berlepas diri dari apa yang kamu sekutukan. Aku hadapkan wajahku kepada Zat yang menciptakan langit dan bumi karena cenderung kepada kebenaran dan berserah diri kepada-Nya dan aku tidak termasuk kepada orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya shalatku dan ibadahku, hidupku dan matiku hanya karena Allah Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya dan dengan itu aku diperintahkan dan aku termasuk orang-orang yang muslim. Ya Allah, dari-Mu, karena-Mu, dengan nama-Mu dan dengan-Mu, Allah Maha Besar. Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, terimalah (aqiqah ini) dari fulan bin fulan. (Mafatihul Jinan, bab 6, halaman 493-501). Sumber

Tuntunan Aqiqah Kelahiran seorang anak bagi sebuah keluarga akan menambah kebahagiaan dan kerukunan rumah tangga. Mengikut sunnah Rasulullah SAW mengadakan aqiqah dan memberikan dagingnya sebagai sedekah kepada tetangga akan menambah keberkahan dan lebih mempererat tali silaturahim. Mengadakan aqiqah juga merupakan cerminan rasa suka cita dan bahagia atas kelahiran seorang anak. Sabda Nabi SAW: Barangsiapa yang dikaruniai seorang anak, lalu ia menyukai hendak membaktikannya (mengaqiqahinya), maka hendaklah ia melakukannya. Membekali anak dengan dasar syariat sejak dini merupakan wujud tanggung jawab orang tua kepada si anak dalam mengarungi kehidupannya yang jauh lebih berat dari yang dihadapi orang tuanya pada saat sekarang khususnya dalam menegakkan hukum-hukum Allah di muka bumi ini. 6

Hukum Melaksanakan Aqiqah Aqiqah dalam istilah agama adalah sembelihan untuk anak yang baru lahir sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT dengan niat dan syarat-syarat tertentu. Oleh sebagian ulama ia disebut dengan nasikah atau dzabihah (sembelihan). Hukum aqiqah itu sendiri menurut kalangan Syafii dan Hambali adalah sunnah muakkadah. Dasar yang dipakai oleh kalangan Syafii dan Hambali dengan mengatakannya sebagai sesuatu yang sunnah muakkadah adalah hadist Nabi SAW. Yang berbunyi, Anak tergadai dengan aqiqahnya. Disembelihkan untuknya pada hari ketujuh (dari kelahirannya). (HR al-Tirmidzi, Hasan Shahih) Makna Aqiqah Kata Aqiqah berasal dari kata Al-Aqqu yang berarti memotong (Al-Qothu). AlAshmui berpendapat: Aqiqah asalnya adalah rambut di kepala anak yang baru lahir. Kambing yang dipotong disebut aqiqah karena rambut anak tersebut dipotong ketika kambing itu disembelih. Dalam pelaksanaan aqiqah disunahkan untuk memotong dua ekor kambing yang seimbang untuk anak laki-laki dan satu ekor untuk anak perempuan. Dari Ummi Kurz Al-Kabiyyah Ra, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: Bagi anak laki-laki dua ekor kambing yang sama, sedangkan bagi anak perempuan satu ekor kambing. (HR. Tirmidzy dan Ahmad) Aqiqah Yang Sesuai Dengan Sunnah Pelaksanaan aqiqah menurut kesepakatan para ulama adalah hari ketujuh dari kelahiran. Hal ini berdasarkan hadits Samirah di mana Nabi SAW bersabda, Seorang anak terikat dengan aqiqahnya. Ia disembelihkan aqiqah pada hari ketujuh dan diberi nama. (HR. al-Tirmidzi). Namun demikian, apabila terlewat dan tidak bisa dilaksanakan pada hari ketujuh, ia bisa dilaksanakan pada hari ke-14. Dan jika tidak juga, maka pada hari ke-21 atau kapan saja ia mampu. Imam Malik berkata : Pada dzohirnya bahwa keterikatannya pada hari ke 7 (tujuh) atas dasar anjuran, maka sekiranya menyembelih pada hari ke 4 (empat) ke 8 (delapan), ke 10 (sepuluh) atau setelahnya Aqiqah itu telah cukup. Karena prinsip ajaran Islam adalah memudahkan bukan menyulitkan sebagaimana firman Allah SWT : Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. (QS.Al Baqarah:185) Daging Aqiqah Lebih Baik Mentah Atau Dimasak Dianjurkan agar dagingnya diberikan dalam kondisi sudah dimasak. Hadits Aisyah ra., Sunnahnya dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing

untuk anak perempuan. Ia dimasak tanpa mematahkan tulangnya. Lalu dimakan (oleh keluarganya), dan disedekahkan pada hari ketujuh. (HR al-Bayhaqi) Daging aqiqah diberikan kepada tetangga dan fakir miskin juga bisa diberikan kepada orang non-muslim. Apalagi jika hal itu dimaksudkan untuk menarik simpatinya dan dalam rangka dakwah. Dalilnya adalah firman Allah, Mereka memberi makan orang miskin, anak yatim, dan tawanan, dengan perasaan senang. (QS. Al-Insan : 8). Menurut Ibn Qudmah, tawanan pada saat itu adalah orang-orang kafir. Namun demikian, keluarga juga boleh memakan sebagiannya. Siapakah yang layak menerima daging sembelihan aqiqah ? Mereka yang paling layak menerima sedekah adalah orang fakir dan miskin dari kalangan umat Islam, begitu juga dengan aqiqah, mereka yang paling layak menerima adalah orang miskin dikalangan umat Islam. Walau bagaimanapun berdasarkan beberapa buah hadis dan amalan Rasulullah dan sahabat kita disunatkan juga memakan sebahagian daripada daging tersebut, bersedekah sebahagian dan menghadiahkan sebahagian lagi. Apa yang membedakan aqiqah dan korban ialah kita disunatkan memberikan sebahagian kaki kambing aqiqah tersebut kepada bidan yang menyambut kelahiran tersebut. Wallahualam Jumlah Hewan Aqiqah Bayi laki-laki disunnahkan untuk disembelihkan dua ekor kambing dan bayi wanita cukup satu ekor kambing saja. Dari Ammi Karz Al-Kabiyah berkata bahwa saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, Untuk bayi laki-laki disembelihkan dua ekor kambing yang setara dan buat bayi wanita satu ekor kambing. Namun bila tidak memungkinkan, maka boleh saja satu ekor untuk bayi laki-laki, karena Rasulullah SAW pun hanya menyembelih satu ekor untuk cucunya Hasan dan Husein. Adalah Rasulullah SAW menyembelih hewan aqiqah untuk Hasan dan Husein masing-masing satu ekor kambing ?. (HR Ashabus Sunan) Aqiqah haruskah hewan jantan? Baik dalam aqiqah maupun udhiyah (kurban) tidak ada persyaratan bahwa hewannya harus jantan atau betina. Keduanya bisa dijadikan sebagai hewan aqiqah atau kurban. Akan tetapi yang lebih diutamakan adalah hewan jantan agar kelangsungan reproduksi hewan tersebut tetap terjaga. Hukum Aqiqah Dilaksanakan Di lain Negara/Kota Tidak ada batasan yang mengharuskan agar pelaksanaan aqiqah dilakukan di negeri/kota/kampung tempat kelahiran anak. Karena itu, Anda bisa melakukan di mana saja sesuai dengan kemaslahatan yang ada. Hukum memakan daging aqiqah 8

Daging selain disedekahkan juga bisa dimakan oleh keluarga yang melakukan aqiqah. Hal ini berdasarkan hadits Aisyah ra., Sunnahnya dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan. Ia dimasak tanpa mematahkan tulangnya. Lalu dimakan (oleh keluarganya), dan disedekahkan pada hari ketujuh. (HR al-Bayhaqi). Wallahu alam bish-shawab. Hukum Aqiqah Setelah Dewasa/Berkeluarga Pada dasarnya aqiqah disyariatkan untuk dilaksanakan pada hari ketujuh dari kelahiran. Jika tidak bisa, maka pada hari keempat belas. Dan jika tidak bisa pula, maka pada hari kedua puluh satu. Selain itu, pelaksanaan aqiqah menjadi beban ayah. Namun demikian, jika ternyata ketika kecil ia belum diaqiqahi, ia bisa melakukan aqiqah sendiri di saat dewasa. Satu ketika al-Maimuni bertanya kepada Imam Ahmad, ada orang yang belum diaqiqahi apakah ketika besar ia boleh mengaqiqahi dirinya sendiri? Imam Ahmad menjawab, Menurutku, jika ia belum diaqiqahi ketika kecil, maka lebih baik melakukannya sendiri saat dewasa. Aku tidak menganggapnya makruh. Para pengikut Imam Syafii juga berpendapat demikian. Menurut mereka, anak-anak yang sudah dewasa yang belum diaqiqahi oleh orang tuanya, dianjurkan baginya untuk melakukan aqiqah sendiri. Hewan Untuk Aqiqah Masalah kambing yang layak untuk dijadian sembelihan aqiqah adalah kambing yang sehat, baik, tidak ada cacatnya. Semakin besar dan gemuk tentu semakin baik. Sedangkan masalah harus menyentuhkan anak kepada kambing yang akan disembelih untuk aqiqahnya, jelas tidak ada dasarnya. Barangkali hanya sebuah kebiasaan saja. Pemberian Nama Anak Tidak diragukan lagi bahwa ada kaitan antara arti sebuah nama dengan yang diberi nama. Hal tersebut ditunjukan dengan adanya sejumlah nash syari yang menyatakan hal tersebut. Dari Abu Hurairoh Ra, Nabi SAW bersabda: Kemudian Aslam semoga Allah menyelamatkannya dan Ghifar semoga Allah mengampuninya. (HR. Bukhori 3323, 3324 dan Muslim 617) Ibnu Al-Qoyyim berkata: Barangsiapa yang memperhatikan sunah, ia akan mendapatkan bahwa makna-makna yang terkandung dalam nama berkaitan dengannya sehingga seolah-olah makna-makna tersebut diambil darinya dan seolah-olah nama-nama tersebut diambil dari makna-maknanya. Dan jika anda

ingin mengetahui pengaruh nama-nama terhadap yang diberi nama (Al-musamma) maka perhatikanlah hadits di bawah ini: Dari Said bin Musayyib dari bapaknya dari kakeknya Ra, ia berkata: Aku datang kepada Nabi SAW, beliau pun bertanya: Siapa namamu? Aku jawab: Hazin Nabi berkata: Namamu Sahl Hazn berkata: Aku tidak akan merobah nama pemberian bapakku Ibnu Al-Musayyib berkata: Orang tersebut senantiasa bersikap keras terhadap kami setelahnya. (HR. Bukhori) (At-Thiflu Wa Ahkamuhu/Ahmad Al-Isawiy hal 65) Oleh karena itu, pemberian nama yang baik untuk anak-anak menjadi salah satu kewajiban orang tua. Di antara nama-nama yang baik yang layak diberikan adalah nama nabi penghulu jaman yaitu Muhammad. Sebagaimana sabda beliau : Dari Jabir Ra dari Nabi SAW beliau bersabda: Namailah dengan namaku dan janganlah engkau menggunakan kunyahku. (HR. Bukhori 2014 dan Muslim 2133) Mencukur Rambut Mencukur rambut adalah anjuran Nabi yang sangat baik untuk dilaksanakan ketika anak yang baru lahir pada hari ketujuh. Dalam hadits Samirah disebutkan bahwa Rasulullah saw. Bersabda, Setiap anak terikat dengan aqiqahnya. Pada hari ketujuh disembelihkan hewan untuknya, diberi nama, dan dicukur. (HR. at-Tirmidzi). Dalam kitab al-Muwathth` Imam Malik meriwayatkan bahwa Fatimah menimbang berat rambut Hasan dan Husein lalu beliau menyedekahkan perak seberat rambut tersebut. Tidak ada ketentuan apakah harus digundul atau tidak. Tetapi yang jelas pencukuran tersebut harus dilakukan dengan rata; tidak boleh hanya mencukur sebagian kepala dan sebagian yang lain dibiarkan. Tentu saja semakin banyak rambut yang dicukur dan ditimbang semakin -insya Allah- semakin besar pula sedekahnya. Doa Menyembelih Hewan Aqiqah Bismillah, Allahumma taqobbal min muhammadin, wa aali muhammadin, wa min ummati muhammadin. Artinya : Dengan nama Allah, ya Allah terimalah (kurban) dari Muhammad dan keluarga Muhammad serta dari ummat Muhammad. (HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud) Doa bayi baru dilahirkan Innii uiidzuka bikalimaatillaahit taammati min kulli syaythaanin wa haammatin wamin kulli aynin laammatin 10

Artinya : Aku berlindung untuk anak ini dengan kalimat Allah Yang Sempurna dari segala gangguan syaitan dan gangguan binatang serta gangguan sorotan mata yang dapat membawa akibat buruk bagi apa yang dilihatnya. (HR. Bukhari) http://deltapapa.wordpress.com/2009/03/26/aqiqah-putriku/

hitungan hijriah yang masing-masing panjangnya 30 hari(atau 6 x 30 = 180 hari). Kesimpulan ini berdasarkan selisih perhitungan bulan {30 bulan minus 24 bulan (2 tahun) =6 bulan} dalam surat Al-Ahqaf (46) ayat 15 dan surat Luqman (31) ayat 14, sebagai berikut: Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya dengan mengandungnya susah payah dengan susah payah, dan melahirkannya (pula). Mengandungnya sampai

menyapihnya adalah 30 bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai 40 tahun ia berdoa: Ya tuhanku, tunjukanlah aku untuk mensyukuri nikmat engkau yang telah engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang engkau ridhai; berilah kebaikan padaku dengan (memberikan kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri. (QS. Al ahqaf [46]:15). dan kami perintahkan kepada manusaia ( berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku-lah kembalimu. (QS Luqman [31] : 14 ). Perkembangan anak dalam kandungan mengikuti pola tertentu dan dapat di ramalkan. Tahapan-tahapan perkembangan berlangsung secara berurutan, teru menerus, dan dalam tempo perkembangan yang tertentu dan dapat b erlaku umum. Proses embriologi dalam isyarat Alquran, dapat dibagi menjadi tiga tahap yakni : Nutfah, Alaqah, dan mudgah. Kemudian setelah ruh di hembuskan dalam mudgah, organisme mencatat status manusia. Hal ini di

11

tegaskan oleh pendapat bahwa manusia adalah satuan totalitas antara ruh dan jasad atau ruh yang berjalan klindan dengan jasad. dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari sari pati tanah (sulalah min tin ), kemudian kami jadikan sari pati itu air mani ( nutfah) yang di simpan dalam tempat yang kokoh (rahim) kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah ( alaqah) dan segumpal daging ( mudgah) dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang ( idama) lalu tilang belulang itu kami bungkus dengan daging (lahma). Kemudian kami jadikan dia makhluk yang ( berbentuk) lain. Maka maha suci-lah Allah, pencipta yang paling baik. (QS. Al-muminun[23]:12-14).

2.2 Kapan Anak Mulai di Didik Penemuan mutakhir dalam bidang penelitian bahwa anak dalam kandungan sudah responsif terhadap segala stimulus dari lingkungan luarnya yang kadang-kadang si ibu yang mengandungnya tidak menyadarinya. Dalam penelitian F.Rene Van de Carr dan para ilmuan dalam bidang perkembangan pralahir menunjukan bahwa : selama dalam rahim, bayi dapat belajar, merasa, dan mengetahui perbedaan antara terang dan gelap. Pada saat kandungan berusia lima bulan (20 minggu), kemampuan bayi anda untuk merasakan stimulus telah berkembang dengan cukup baik sehingga anda dapat memulai permainanpermainan belajar... tampaknya anda suatu masa kritis dalam perkembangan bayi yang dimulai pada usia sekitar lima bulan sebelum dilahirkan dan berlanjut hingga usia dua tahun ketika stimulus otak dan latihan-latihan intelektual dapat meningkatkan kemampuan mental bayi. Lebih lanjut di sebutkan bahwa :

12

bayi yang diberi stimulasi pralahir lebih mudah disusui, menunjukan kedekatan dengan ibu mereka, perkenbangan bahasa lebih baik, cepat mahir berbicara, menirukan suara, menyebut kata pertama, tersenyum sopan, menoleh kepala kearah suara orang tuanya, lebih tanggap kepada irama (musik), koordinasi tangan dan mata lebih baik, lebih sedikit kasus hambatan perkembangan, lebih cerdas, dan juga pengembangan pola sosial yang lebih baik saat dewasa.

Menurut para ulama, pada saat usia sekitar 120 hari, ketika ruh di tiupkan oleh Allah ke dalam janin (fetus), status manusia telah tercatat. Ruh yang berjalin klinda dengan jasad (janin) itulah yang sesungguhnya memberi respon kepada stimulus dari lingkungan luar. Oleh karena itu, dalam kajian fiqh islam, janin telah memiliki hak-hak tertentu yang wajib di penuhi oleh lingkungan sosialnya, terutama ibu. Hak yang utama dalah hak huidup dan pemeliharaan. Oleh karena alasan ini islam mengharamkan praktik aborsi, dan melarang ibu hamil mengonsumsi obat-obatan atau makanan yang memungkinkan terjadinya keguguran. Persiapan pendidikan pranatal Pendidikan anak dalam kandungan dapatdilakukan melalui ibu dan

lingkungan sosialnya. Tujuan pendidikan pranatal adalah membantu ibu, orang tua dan keluarga memberikan lingkungan yang baik bagi bayi, peluang untuk belajar dini dan mendorong perkembangan positif orang tua dan anak yang berlangsung selama-lamanya. Pendidikan pranatal dalam konteks islam berusaha menyusun beberapa stimulus berbentuk prilaku atau ucapan yang sistematis edukatif untuk bayi di dalam kandungan yang bersumber adi ajaran paedogagi islami, sebagaimana telah di teladankan Rasulullah saw, sehingga di harapkan muncul respons dari bayi dalam kandungan yang bersifat islami pula, yang
13

mempengaruhi prilaku saat dewasa. Stimulus yang disusun itulah, dalam kajian ini di istilahkan denag program Pendidikan anak dalam kandungan. Untuk dapat berhasil melaksanakan ini secara islami, Baihaqi AK menentukan syarat-syarat orang tua sebagai pelaksana pendiodikan anak dalam kandungan, sebagai berikut: 1. Yakin bahwa anak dalam kandungan dapat mendengar dan sudah bisa dididik, 2. Bercita-cita dan tertekad teguh mendidik anak dalam kandunga, 3. Yakin akan pertolongan Allah mengenai biaya, 4. Bertakwa kepada Allah 5. Menghormati orang tua danm mertua, 6. Mendoakan anak dalam kandungan denga syarat-syarat; a. Ia menjaga dirinya agar tetap memakan makanan dan memakai pakaian yang halal, b. Yakin serta berharap doa di terima, c. Jangan memaksa atau ingin segera terkabul, d. Teks doa dalam Al-Quran; 7. Memberi makanan dan pakaian yang halal dan bergizi kepada anak dalam kandungan, 8. Ikhlas mendidik anak dalam kandungan, 9. Berakhlak mulia.

2.3 Tradisi Islam Seputar Kelahiran

14

Setelah anak dilahirkan, hendaklah segera diazankan telinga kanannya dan diiqamatkan telinga kirinya. Abu Rafi meriwayatkan sebuah hadis yang bermaksud: Aku melihat sendiri Rasulullah S.A.W mengazankan Hasan B. Ali pada telinganya ketika ia baru dilahirkan oleh Fatimah r.a (Riwayat Abu Daud dan Termizi) Sebagai suapan yang pertama, sunat bayi disuapkan dengan manisan seperti madu dan kurma. Abu Musa Al Asyari r.a. dalam sebuah riwayat mengatakan: Isteriku melahirkan seorang anak. Bayi itu ku bawa kepada Rasulullah S.A.W.. Baginda menamakannya Ibrahim, kemudiannya disuap dengan buah kurma(yang telah dilumatkan) setelah itu baginda mendoakan keberkatan baginya lalu bayi itu diserahkan kembali kepadaku. (Riwayat Bukhari dan Muslim) Pada hari ketujuh kelahirannya, ibu bapa disunatkan bersedekah dengan melakukan ibadah aqiqah untuk anaknya. Seekor kambing bagi anak perempuan dan dua ekor kambing bagi anak lelaki. Rambutnya pula sunat dicukur keseluruhannya supaya kepalanya bersih, otaknya cergas dan rambut barunya tumbuh dengan subur dan sihat. Sabda Rasulullah S.A.W yang bermaksud: Setiap anak yang baru dilahirkan bergantung kepada aqiqahnya. Hendaklah diaqiqahkan dengan menyembelih kambing pada hari ke tujuh, diberi nama pada hari itu dan dicukur kepalanya. ( Riwayat Abu Daud, Termizi dan Nasa) Bagi ibu yang menyusukan anak, ia perlu makan makanan yang halal, bersih, dan berzat. Ketika menyusukan anak, hatinya hendaklah selalu mendoakan kejayaan anaknya. Ketika hendak tidur, dodoikan (lagukan) dengan kalimah memuji Allah dan Rasulnya seperti nasyid dan sebagainya. Apabila anak sudah mulai pandai bercakap, hendaklah membiasakannya dengan percakapan yang baik-baik seperti selawat, zikir dan lain-lain perkataan yang seumpamanya.

15

Umur antara 5 hingga 7 tahun. Pada peringkat umur antara 5-7 tahun, memerlukan teknik pendidikan yang lebih luas dan menyeluruh. Pengisian antara keperluan rohani dan jasmani perlu didedahkan serentak dan diseimbangkan. Teknik pembelajaran dan pengajaran perlu menggunakan kaedah yang sesuai kerana kanak-kanak biasanya akan belajar(mengikut) berdasarkan pemerhatian iaitu apa yang dilakukan oleh individu disekelilingnya terutama ahli keluarganya. Menurut pandangan Islam, pada peringkat ini anak-anak wajar didedahkan dengan latihan menulis, membaca, mengira dan berbahasa. Pendidikan yang wajar didedahkan pada peringkat ini ialah bab ibadah dan akhlak. Misalnya kanak-kanak yang baru meningkat umur mumayyiz hendaklah dilatih mendirikan sembahyang. Seterusnya adab-adab yang mulia hendaklah mula diterapkan dalam bentuk latihan amali seperti:

9. Mendidik anak supaya taat dan beradab kepada kedua ibubapanya; timbulkan kesedaran kepada mereka bahawa pengorbanan ibubapa terhadapnya adalah amat besar dan mereka perlu bersyukur kerana menjadi anak yang masih mempunyai kedua ibubapa. Ini dapat mengeratkan hubungan mesra, rasa kasih sayang antara ahli keluarga. 10. yang yang Mengajar anak supaya taat dan beradab kepada guru dan orang lebih lebih tua tua daripadanya; adalah orang guru yang merupakan lebih orang yang dan

bertanggungjawab mendidik dan menyampaikan ilmu manakala orang berpengalaman berpengetahuan daripadanya. 11. Mengajar anak bercakap atau bergaul dengan baik; anak-anak

hendaklah dilatih bercakap benar, sopan santun dan mengucapkan perkataan yaang baik-baik. Kanak-kanak biasanya begitu sensitif dengan pendengarannya, ia mudah terikut-ikut dengan apa yang didengarnya. Sebab itu jika ibubapa mahu menegur atau memarahi mereka, hendaklah menggunakan bahasa yang paling sopan bukannya dengan bahasa yang kesat, kasar dan keras.
16

12.

Mengajar anak-anak adab bergaul dengan rakan-rakan; anakrakan sebayanya, jangan sekali-kali menyakiti atau

anak harus dinasihatkan agar tidak berbangga atau meninggi diri di hadapan mengambil hak orang lain . 13. Mengajar anak adab makan minum yang baik; sifat atau sikap

yang tidak sopan seperti gelojoh ketika makan hendaklah ditegah, sebaliknya anak-anak dilatih dulu dengan adab-adab makan seperti mencuci tangan, duduk dengan sopan serta berdoa sebelum dan sesudah makan. 14. Mengajar anak adab berpakaian; pakaian yang dipilih hendaklah

menutup aurat dan bukan untuk menunjuk-nunjuk kepada orang lain. 15. Mengajar adab dan bangun daripada tidur; sebaiknya hendaklah

mengadap qiblat, membersihkan diri sebelum dan selepas bangun daripada tidur. 16. Mengajar anak adab masuk dan keluar tandas, anak-anak perlu

diajar cara membuang air kecil/besar dan cara masuk ke dalam tandas seperti membaca doa, menutup kepala,membelakangkan qiblat dan sebagainya.
Anak-anak merupakan amanah Allah yang perlu dididik dengan sebaiknya sejak ia kecil lagi supaya apabila besar kelak menjadi anak yang soleh dan sentiasa taat kepada kedua ibubapanya. Mereka ibarat kain putih dan ibubapa lah yang berperanan mencorak dan melukiskannya dengan warna-warna menarik yang menjadi amalan dan cara hidup Islam. http://deltapapa.wordpress.com/2009/02/27/mendidik-anak-secara-islam/

Adab-adab Aqiqah yang terpenting

Paling utama aqiqah dilaksanakan pada hari ketujuh dari kelahiran sang bayi.
17

Memberi nama, mencukur rambut kemudian ditimbang dengan emas atau perak sesuai dengan kemampuan orang tuanya, kemudian disedekahkan.

Memotong kambing, disunnahkan kambing jantan untuk laki-laki, dan betina untuk perempuan. Sebagian ulama mengatakan: yang paling utama adalah kambing jantan untuk laki-laki juga perempuan.

Dianjurkan kedua orang tuanya tidak memakan daging aqiqah anaknya, termasuk keluarga dari kedua orang tuanya. Khusus bagi ibunya hukumnya makruh syadid (mendekati haram) makan daging aqiqah anaknya.

Kaki dan paha binatang aqiqah diberikan kepada orang-orang yang membantu dalam melahirkan sang bayi.

Tulang-tulang binatang aqiqah disunnahkan dibungkus dengan kain putih kemudian dikubur.

Yang utama undangan pada acara aqiqahan: ulama dan orang-orang yang fakir

Membaca doa berikut ini ketika menyembelih binatang aqiqah:

Bismillhi wa billhi, Allhumma `aqqatun `an fulan bin fulan, lahmuh bilahmihi wa `azhmuh bi`azhmihi. Allhummaj`alh wiqan lili Muhammadin `alayhi wa lihis salm. Dengan nama Allah dan dengan Allah, aqiqah ini dari fulan bin fulan, dagingnya dengan dagingnya, tulangnya dengan tulangnya. Ya Allah, jadikan aqiqah ini sebagai tanda kesetiaan kepada keluarga Muhammad saw.

Atau membaca doa berikut ini: Y qawm inn barum mimm tusyrikun. Inn wajjahtu wajhiya lilladz fatharas samwti wal ardha hanfan musliman wa m ana minal
18

musyrikin. inna shalt wa nusuk wa mahyya wa mamt lillhi Rabbil `alamn. La syarka lahu wa bidzlika umirtu wa ana minal muslimn. Allhumma minka wa laka bismillhi wa billhi wallhu akbar. Allhumma shalli `al Muhammadin wa li Muhammad wa taqabbal min fulan bin fulan. Wahai kaumku, aku berlepas diri dari apa yang kamu sekutukan. Aku hadapkan wajahku kepada Zat yang menciptakan langit dan bumi karena cenderung kepada kebenaran dan berserah diri kepada-Nya dan aku tidak termasuk kepada orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya shalatku dan ibadahku, hidupku dan matiku hanya karena Allah Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya dan dengan itu aku diperintahkan dan aku termasuk orang-orang yang muslim. Ya Allah, dari-Mu, karena-Mu, dengan nama-Mu dan dengan-Mu, Allah Maha Besar. Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, terimalah (aqiqah ini) dari fulan bin fulan. (Mafatihul Jinan, bab 6, halaman 493-501).

Tuntunan Aqiqah Kelahiran seorang anak bagi sebuah keluarga akan menambah kebahagiaan dan kerukunan rumah tangga. Mengikut sunnah Rasulullah SAW mengadakan aqiqah dan memberikan dagingnya sebagai sedekah kepada tetangga akan menambah keberkahan dan lebih mempererat tali silaturahim. Mengadakan aqiqah juga merupakan cerminan rasa suka cita dan bahagia atas kelahiran seorang anak. Sabda Nabi SAW: Barangsiapa yang dikaruniai seorang anak, lalu ia menyukai hendak membaktikannya (mengaqiqahinya), maka hendaklah ia melakukannya. Membekali anak dengan dasar syariat sejak dini merupakan wujud tanggung jawab orang tua kepada si anak dalam mengarungi kehidupannya yang jauh lebih berat dari yang dihadapi orang tuanya pada saat sekarang khususnya dalam menegakkan hukum-hukum Allah di muka bumi ini. Hukum Melaksanakan Aqiqah 19

Aqiqah dalam istilah agama adalah sembelihan untuk anak yang baru lahir sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT dengan niat dan syarat-syarat tertentu. Oleh sebagian ulama ia disebut dengan nasikah atau dzabihah (sembelihan). Hukum aqiqah itu sendiri menurut kalangan Syafii dan Hambali adalah sunnah muakkadah. Dasar yang dipakai oleh kalangan Syafii dan Hambali dengan mengatakannya sebagai sesuatu yang sunnah muakkadah adalah hadist Nabi SAW. Yang berbunyi, Anak tergadai dengan aqiqahnya. Disembelihkan untuknya pada hari ketujuh (dari kelahirannya). (HR al-Tirmidzi, Hasan Shahih) Makna Aqiqah Kata Aqiqah berasal dari kata Al-Aqqu yang berarti memotong (Al-Qothu). AlAshmui berpendapat: Aqiqah asalnya adalah rambut di kepala anak yang baru lahir. Kambing yang dipotong disebut aqiqah karena rambut anak tersebut dipotong ketika kambing itu disembelih. Dalam pelaksanaan aqiqah disunahkan untuk memotong dua ekor kambing yang seimbang untuk anak laki-laki dan satu ekor untuk anak perempuan. Dari Ummi Kurz Al-Kabiyyah Ra, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: Bagi anak laki-laki dua ekor kambing yang sama, sedangkan bagi anak perempuan satu ekor kambing. (HR. Tirmidzy dan Ahmad) Aqiqah Yang Sesuai Dengan Sunnah Pelaksanaan aqiqah menurut kesepakatan para ulama adalah hari ketujuh dari kelahiran. Hal ini berdasarkan hadits Samirah di mana Nabi SAW bersabda, Seorang anak terikat dengan aqiqahnya. Ia disembelihkan aqiqah pada hari ketujuh dan diberi nama. (HR. al-Tirmidzi). Namun demikian, apabila terlewat dan tidak bisa dilaksanakan pada hari ketujuh, ia bisa dilaksanakan pada hari ke-14. Dan jika tidak juga, maka pada hari ke-21 atau kapan saja ia mampu. Imam Malik berkata : Pada dzohirnya bahwa keterikatannya pada hari ke 7 (tujuh) atas dasar anjuran, maka sekiranya menyembelih pada hari ke 4 (empat) ke 8 (delapan), ke 10 (sepuluh) atau setelahnya Aqiqah itu telah cukup. Karena prinsip ajaran Islam adalah memudahkan bukan menyulitkan

20

sebagaimana firman Allah SWT : Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. (QS.Al Baqarah:185) Daging Aqiqah Lebih Baik Mentah Atau Dimasak Dianjurkan agar dagingnya diberikan dalam kondisi sudah dimasak. Hadits Aisyah ra., Sunnahnya dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan. Ia dimasak tanpa mematahkan tulangnya. Lalu dimakan (oleh keluarganya), dan disedekahkan pada hari ketujuh. (HR al-Bayhaqi) Daging aqiqah diberikan kepada tetangga dan fakir miskin juga bisa diberikan kepada orang non-muslim. Apalagi jika hal itu dimaksudkan untuk menarik simpatinya dan dalam rangka dakwah. Dalilnya adalah firman Allah, Mereka memberi makan orang miskin, anak yatim, dan tawanan, dengan perasaan senang. (QS. Al-Insan : 8). Menurut Ibn Qudmah, tawanan pada saat itu adalah orang-orang kafir. Namun demikian, keluarga juga boleh memakan sebagiannya. Siapakah yang layak menerima daging sembelihan aqiqah ? Mereka yang paling layak menerima sedekah adalah orang fakir dan miskin dari kalangan umat Islam, begitu juga dengan aqiqah, mereka yang paling layak menerima adalah orang miskin dikalangan umat Islam. Walau bagaimanapun berdasarkan beberapa buah hadis dan amalan Rasulullah dan sahabat kita disunatkan juga memakan sebahagian daripada daging tersebut, bersedekah sebahagian dan menghadiahkan sebahagian lagi. Apa yang membedakan aqiqah dan korban ialah kita disunatkan memberikan sebahagian kaki kambing aqiqah tersebut kepada bidan yang menyambut kelahiran tersebut. Wallahualam Jumlah Hewan Aqiqah Bayi laki-laki disunnahkan untuk disembelihkan dua ekor kambing dan bayi wanita cukup satu ekor kambing saja. Dari Ammi Karz Al-Kabiyah berkata bahwa saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, Untuk bayi laki-laki disembelihkan dua ekor kambing yang setara dan buat bayi wanita satu ekor kambing. Namun bila tidak memungkinkan, maka boleh saja satu ekor untuk bayi laki-laki, karena Rasulullah SAW pun hanya menyembelih satu ekor untuk cucunya Hasan

21

dan Husein. Adalah Rasulullah SAW menyembelih hewan aqiqah untuk Hasan dan Husein masing-masing satu ekor kambing ?. (HR Ashabus Sunan) Aqiqah haruskah hewan jantan? Baik dalam aqiqah maupun udhiyah (kurban) tidak ada persyaratan bahwa hewannya harus jantan atau betina. Keduanya bisa dijadikan sebagai hewan aqiqah atau kurban. Akan tetapi yang lebih diutamakan adalah hewan jantan agar kelangsungan reproduksi hewan tersebut tetap terjaga. Hukum Aqiqah Dilaksanakan Di lain Negara/Kota Tidak ada batasan yang mengharuskan agar pelaksanaan aqiqah dilakukan di negeri/kota/kampung tempat kelahiran anak. Karena itu, Anda bisa melakukan di mana saja sesuai dengan kemaslahatan yang ada. Hukum memakan daging aqiqah Daging selain disedekahkan juga bisa dimakan oleh keluarga yang melakukan aqiqah. Hal ini berdasarkan hadits Aisyah ra., Sunnahnya dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan. Ia dimasak tanpa mematahkan tulangnya. Lalu dimakan (oleh keluarganya), dan disedekahkan pada hari ketujuh. (HR al-Bayhaqi). Wallahu alam bish-shawab. Hukum Aqiqah Setelah Dewasa/Berkeluarga Pada dasarnya aqiqah disyariatkan untuk dilaksanakan pada hari ketujuh dari kelahiran. Jika tidak bisa, maka pada hari keempat belas. Dan jika tidak bisa pula, maka pada hari kedua puluh satu. Selain itu, pelaksanaan aqiqah menjadi beban ayah. Namun demikian, jika ternyata ketika kecil ia belum diaqiqahi, ia bisa melakukan aqiqah sendiri di saat dewasa. Satu ketika al-Maimuni bertanya kepada Imam Ahmad, ada orang yang belum diaqiqahi apakah ketika besar ia boleh mengaqiqahi dirinya sendiri? Imam Ahmad menjawab, Menurutku, jika ia belum diaqiqahi ketika kecil, maka lebih baik melakukannya sendiri saat dewasa. Aku tidak menganggapnya makruh.

22

Para pengikut Imam Syafii juga berpendapat demikian. Menurut mereka, anak-anak yang sudah dewasa yang belum diaqiqahi oleh orang tuanya, dianjurkan baginya untuk melakukan aqiqah sendiri. Hewan Untuk Aqiqah Masalah kambing yang layak untuk dijadian sembelihan aqiqah adalah kambing yang sehat, baik, tidak ada cacatnya. Semakin besar dan gemuk tentu semakin baik. Sedangkan masalah harus menyentuhkan anak kepada kambing yang akan disembelih untuk aqiqahnya, jelas tidak ada dasarnya. Barangkali hanya sebuah kebiasaan saja. Pemberian Nama Anak Tidak diragukan lagi bahwa ada kaitan antara arti sebuah nama dengan yang diberi nama. Hal tersebut ditunjukan dengan adanya sejumlah nash menyatakan hal tersebut. Dari Abu Hurairoh Ra, Nabi SAW bersabda: Kemudian Aslam semoga Allah menyelamatkannya dan Ghifar semoga Allah mengampuninya. (HR. Bukhori 3323, 3324 dan Muslim 617) Ibnu Al-Qoyyim berkata: Barangsiapa yang memperhatikan sunah, ia akan mendapatkan bahwa makna-makna yang terkandung dalam nama berkaitan dengannya sehingga seolah-olah makna-makna tersebut diambil darinya dan seolah-olah nama-nama tersebut diambil dari makna-maknanya. Dan jika anda ingin mengetahui pengaruh nama-nama terhadap yang diberi nama (Al-musamma) maka perhatikanlah hadits di bawah ini: Dari Said bin Musayyib dari bapaknya dari kakeknya Ra, ia berkata: Aku datang kepada Nabi SAW, beliau pun bertanya: Siapa namamu? Aku jawab: Hazin Nabi berkata: Namamu Sahl Hazn berkata: Aku tidak akan merobah nama pemberian bapakku Ibnu Al-Musayyib berkata: Orang tersebut senantiasa bersikap keras terhadap kami setelahnya. (HR. Bukhori) (At-Thiflu Wa Ahkamuhu/Ahmad Al-Isawiy hal 65) Oleh karena itu, pemberian nama yang baik untuk anak-anak menjadi salah satu kewajiban orang tua. Di antara nama-nama yang baik yang layak diberikan adalah 23 syari yang

nama nabi penghulu jaman yaitu Muhammad. Sebagaimana sabda beliau : Dari Jabir Ra dari Nabi SAW beliau bersabda: Namailah dengan namaku dan janganlah engkau menggunakan kunyahku. (HR. Bukhori 2014 dan Muslim 2133) Mencukur Rambut Mencukur rambut adalah anjuran Nabi yang sangat baik untuk dilaksanakan ketika anak yang baru lahir pada hari ketujuh. Dalam hadits Samirah disebutkan bahwa Rasulullah saw. Bersabda, Setiap anak terikat dengan aqiqahnya. Pada hari ketujuh disembelihkan hewan untuknya, diberi nama, dan dicukur. (HR. at-Tirmidzi). Dalam kitab al-Muwathth` Imam Malik meriwayatkan bahwa Fatimah menimbang berat rambut Hasan dan Husein lalu beliau menyedekahkan perak seberat rambut tersebut. Tidak ada ketentuan apakah harus digundul atau tidak. Tetapi yang jelas pencukuran tersebut harus dilakukan dengan rata; tidak boleh hanya mencukur sebagian kepala dan sebagian yang lain dibiarkan. Tentu saja semakin banyak rambut yang dicukur dan ditimbang semakin -insya Allah- semakin besar pula sedekahnya. Doa Menyembelih Hewan Aqiqah Bismillah, Allahumma taqobbal min muhammadin, wa aali muhammadin, wa min ummati muhammadin. Artinya : Dengan nama Allah, ya Allah terimalah (kurban) dari Muhammad dan keluarga Muhammad serta dari ummat Muhammad. (HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud) Doa bayi baru dilahirkan Innii uiidzuka bikalimaatillaahit taammati min kulli syaythaanin wa haammatin wamin kulli aynin laammatin

24

Artinya : Aku berlindung untuk anak ini dengan kalimat Allah Yang Sempurna dari segala gangguan syaitan dan gangguan binatang serta gangguan sorotan mata yang dapat membawa akibat buruk bagi apa yang dilihatnya. (HR. Bukhari)

http://deltapapa.wordpress.com/2009/03/26/aqiqah-putriku/

25

Anda mungkin juga menyukai