Anda di halaman 1dari 11

INSTRUMEN HAM

INTERNASIONAL: - Universal - Regional NASIONAL

INSTRUMEN HAM UNIVERSAL


UNIVERSAL DECLARATION OF HUMAN RIGHTS (1948) INTERNATIONAL COVENANT ON CIVIL AND POLITICAL RIGHTS (1966): - OPTIONAL PROTOCOL TO THE ICCPR (1966) - SECOND OPTIONAL PROTOCOL TO THE ICCPR AIMING AT THE ABOLITION OF THE DEATH PENALTY (1989) INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL, AND CULTURAL RIGHTS (1966)

INSTRUMEN HAM REGIONAL


SISTEM EROPA (THE EUROPEAN SYSTEM FOR THE PROTECTION OF HUMAN RIGHTS) SISTEM ANTAR-AMERIKA (THE INTER-AMERICAN HUMAN RIGHTS SYSTEM) SISTEM AFRIKA (THE AFRICAN SYSTEM OF HUMAN AND PEOPLES RIGHTS)

SISTEM EROPA
- Dibentuk oleh negara-negara Eropa yang tergabung dalam Dewan Eropa (Council of Europe) - Instrumen hukumnya terdiri dari dua traktat utama: * European Convention for the Protection on Human Rights and Fundamental Freedoms, disahkan th. 1950 dan berlaku sejak th. 1953 * European Social Charter, disahkan th. 1961 dan berlaku sejak th. 1965

SISTEM ANTAR-AMERIKA
- Dibentuk oleh negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Negara-negara Amerika (Organization of American States/OAS) - Instrumen hukumnya terdiri dari dua sistem: * Sistem Piagam OAS (OAS Charter) yang disahkan th. 1948 dan berlaku sejak 1951

* Sistem Konvensi Amerika ttg. HAM (American Convention on Human Rights), disahkan th. 1969 dan berlaku sejak th. 1978

SISTEM AFRIKA
- Dibentuk oleh negara-negara Afrika yang tergabung dalam Organisasi Persatuan Afrika (Organization of African Unity/ OAU)

- Instrumen hukumnya yaitu, The African Charter on Human and Peoples Rights yang disahkan oleh OAU th. 1981 dan berlaku sejak th. 1986

INSTRUMEN HAM NASIONAL


UUD 1945 TAP MPR RI NO. XVII/MPR/1998 TENTANG HAK ASASI MANUSIA UU NO. 39 TAHUN 1999 TENTANG HAK ASASI MANUSIA

UU NO. 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAM

Undang-undang Dasar 1945:


Masalah HAM diatur di dalam Bab XA, yang terdiri dari 11 pasal, yaitu Pasal 28A s/d Pasal 28J.

TAP MPR RI No. XVII/MPR/1998:


Memuat pandangan dan sikap bangsa Indonesia terhadap HAM dan Piagam HAM (Pasal 5); Perlindungan, pemajuan, penegakkan, dan pemenuhan HAM terutama menjadi tanggung-jawab Pemerintah (Pasal 43);

Penegakkan dan perlindungan HAM pelaksanaannya dijamin dan diatur dalam peraturan perundang-undangan (Pasal 44).

Undang-undang No. 39 Tahun 1999: Pemerntah wajib dan bertanggung-jawab menghormati, melindungi, menegakkan, dan memajukan HAM yang diatur dalam undangundang ini, peraturan perundang-undangan lain, dan hukum internasional ttg HAM yang diterima oleh negara RI (Pasal 71); Diatur mengenai Komisi Nasional HAM (Bab VII, Pasal 75-99). Undang-undang No. 26 Tahun 2000: Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan Peradilan Umum (Pasal 2); Pengadilan HAM bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran HAM yang berat (Pasal 4); Pelanggaran HAM yang berat meliputi kejahatan geosida dan kejahatan kemanusiaan (Pasal 7); Pelanggaran HAM yang berat yang terjadi sebelum diundangkannya undang-undang ini diperiksa dan diputus oleh Pengadilan HAM ad hoc (Pasal 43).

INSTRUMEN HAM INTERNASIONAL YANG TELAH DIRATIFIKASI INDONESIA


1. Konvensi Jenewa 12 Agustus 1949 (Geneva Conventions of 12 August 1949), diratifikasi dengan UU No. 59/1958 2. Konvensi ttg Hak Politik Kaum Perempuan (Convention on the Political Rights of Women), diratifikasi dengan UU No. 68/1958 3. Konvensi ttg Penghapusan Semua Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (Convention on the Elimination of Discrimination against Women), diratifikasi dengan UU No. 7/1984 4. Konvensi ttg Hak Anak (Convention on the Rights of the Child), diratifikasi dengan Keppres No. 36/1990

5. Konvensi ttg Pelarangan, Pengembangan, Produksi dan Penyimpanan Senjata Biologis dan Beracun serta Pemusnahannya (Convention on the Prohibition of the Development, Production and Stockpiling of Bacteriological (Biological) and Toxic Weapons and on their Destruction), diratifikasi dengan Keppres No. 58/1991

6. Konvensi Internasional menentang Apartheid dalam Olahraga (International Convention against Apartheid in Sports), diratifikasi dengan UU No. 48/1993.
7. Konvensi menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi, atau Merendahkan Martabat (Convention against Torture and Other Cruel, Inhuman or Degrading Treatment or Punishment), diratifikasi dengan UU No. 5/1998. 8. Konvensi Organisasi Buruh Internasional No. 87/1998 ttg Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak untuk Berorganisasi (ILO Convention No. 87 concerning Freedom of Association and Protection on the Rights to Organise), diratifikasi dengan UU No. 83/1998. 9. Konvensi Internasional ttg Penghapusan Semua Bentuk Diskriminasi Rasial (Convention on the Elimination of all forms of Racial Discrimination), diratifikasi dengan UU No. 29/1999.

Anda mungkin juga menyukai