Anda di halaman 1dari 3

Aren Semakin Populer sebagai Sumber Energi Alternatif

Oleh: Dedi Soleh Efendi


(naskah ini disalin sesuai aslinya untuk kemudahan navigasi) (Sumber : SINAR TANI Edisi 10 16 November 2010)

hingga 1.400 m dpl. Tak heran jika tanaman ini tersebar di seluruh Indonesia. Pada tahun 2002, luas areal tanaman aren di Indonesia adalah 47.730 hektar yang tersebar di berbagai provinsi. Tanaman aren banyak terdapat di Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Bengkulu, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan. Hampir semua bagian tanaman aren ini berguna, baik untuk pangan, bahan baku industri maupun energi terbarukan. Produk-produk yang dihasilkan seperti gula merah, tuak, kolangkaling, ijuk dan tepung. Setiap pohon dapat menghasilkan 15 liter nira per hari dengan rendemen gula 12%, ijuk rata-rata 2 kg per tahun, kolangkaling 100 kg per pohon, tepung rata-rata 40 kg per pohon dan kayunya dapat diolah menjadi meubel atau kerajinan tangan. Aren juga memiliki kemampuan fungsi hidrologi yang tinggi sehingga sangat cocok untuk tanaman konservasi. Dewasa ini pamor aren semakin meningkat bersamaan dengan pemanfaatan niranya untuk bahan bioetanol. Nira dapat diolah melalui proses fermentasi menjadi bioetanol. Bahan baku bioetanol dapat berasal dari: (1) bahan berpati seperti ketela pohon, sagu, sorgum, jagung, (2) bahan bergula seperti tebu, nira nipah, nira aren, molase, dan (3) berbahan selulosa seperti kayu, jerami, bagas tebu. Untuk menghasilkan satu liter bioetanol diperlukan 15 liter nira. Dari satu pohon dihasilkan 15 liter nira per hari. Apabila dalam satu tahun aren disadap selama 200 hari, maka nira yang dihasilkan 3.000 liter per pohon, jadi setiap pohon dapat menghasilkan 200 liter bioetanol per tahun. Jika 10% saja dari luas areal yang ada dengan 100 pohon dalam satu hektar dijadikan bahan bioetanol, maka per tahun akan dihasilkan 1.431.900.000 Iiter bioetanol atau 1,43 juta KL bioetanol per tahun atau 7,15 juta KL dalam lima tahun. Dalam roadmap biofuel, Indonesia pada tahun 2015 memerlukan bioetanol sebesar 2,78 juta KL. lni berarti kontribusi dari aren saja 1

ren (Arenga pinnata) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang serbaguna dan telah lama dimanfaatkan secara tradisional. Tanaman aren memiliki daya adaptasi luas pada berbagai agroklimat dari dataran rendah

terhadap pemanfaatan bioetanol menjadi Gasohol E-10 adalah 257 %. Gasohol E-lO adalah campuran dari 10% bioetanol dan 90% premium. Bilangan oktan etanol adalah 118, sedang premium 88, jadi bilangan oktan E-10 adalah (0,9 x 88) + (0,1 x 118) sama dengan 91. Nilai oktan 91 hampir sama dengan nilai oktan pertamax yang bernilai 91,5.

Tandan bunga muncul mulai dari atas kira-kira dari pucuk ke arah bawah yang keluar dari setiap pelepah/bekas pelepah daun. Foto : Z. Mahmud dan Balitka, Manado

KARAKTERISTIK AREN Tanaman aren tumbuh dengan tinggi batang 8 hingga 20 meter sehingga untuk penyadapan diperlukan tangga. Bunga aren muncul berbentuk tandan setelah tanaman berumur 7 - 12 tahun, tandan bunga muncul mulai dari atas kira-kira dari pucuk ke arah bawah yang keluar dari setiap pelepah/bekas pelepah daun (Gambar 1). Tandan pertama hingga kelima atau enam adalah bunga betina baru disusul bunga jantan yang muncul secara bertahap hingga ke pangkal batang 2 -3 m di atas tanah. Bunga yang disadap adalah bunga jantan dengan tandan produktif hanya 4 sampai 6 tandan dengan masa sadap 2 - 3 bulan. Dengan demikian, masa sadap aren hanya 8 hingga 18 bulan. Sesudah itu, masih keluar tandan jantan tetapi umumnya sudah kurang produktif. Nira aren mengandung gula yang tinggi hingga 12%. Tanpa pengawetan nira mudah terfermentasi menjadi alkohol dan cuka. Pada saat yang sama berlangsung proses pematangan bunga betina hingga tanaman mati sekitar 5 tahun setelah berbunga. Proses pematangan seluruh bunga betina berlangsung sekitar 1 hingga 3 tahun. Bunga betina yang masih muda dapat diolah menjadi kolangkaling. Pematangan buah dalam satu tandan tidak berlangsung

serentak. Bunga betina yang sudah matang mengandung 2 - 3 biji dengan kulit biji yang keras. Jumlah bunga betina sekitar 5.000 - 8.000 biji per tandan. Batang dibungkus oleh pelepah daun dan ijuk yang melekat pada pangkal pelepah. Ijuk ini mulai dipanen saat tanaman berumur 4 tahun hingga 8 atau 10 tahun tergantung jenis dan pertumbuhannya. Struktur batang aren terdiri dari jaringan kulit batang yang keras membungkus jaringan gabus yang mengandung pati. Kandungan pati mencapai maksimum sesaat sebelum tanaman berbunga dan menurun drastis ketika tanaman disadap. Panen pati dapat dilakukan jika tidak dirancang untuk disadap. Pada umumnya aren yang ada sekarang tumbuh secara alami atau ditanam dengan memindahkan anakan yang tumbuh sekitar pohon di pinggir kebun atau sekitar rumah. Di beberapa daerah yang sudah melakukan penanaman, benih yang digunakan diseleksi dari pohon yang mereka ketahui banyak hasil niranya.
Diagram alir proses pembuatan bioetanol.
Nira

Ekstrasi

Fermentasi Etanol (+/-10%v/v)v/v Destilasi Etanol (+/-80%v/v) Dehidrasi Etanol (+/-99.5%v/v) Fuel Grade Ethanol-EGT

PROSES NIRA MENJADI ETANOL Secara umum proses pengolahan bahan nira (sugar biomass) menjadi etanol tidak jauh berbeda dengan proses pengolahan berbahan pati atau selulose. Pada proses pengolahan berbahan pati (starchy biomass) atau selulose (cellulosic biomass) dapat digunakan cara enzimatis, tetapi untuk bahan nira digunakan cara fermentasi. Di bawah ini disajikan diagram alir fermentasi nira menjadi etanol 99,5%.

Anda mungkin juga menyukai