Anda di halaman 1dari 22

Case Base Discussion

Arinta Atmasari

IDENTIFIKASI
Nama

: Rahma Yuliana Usia/TTL : 6 bulan/Palembang, 27 Juli 2012 Gender : Perempuan Alamat : Seko Usman Ali No 1393 Bom baru Palembang Agama : Islam

ANAMNESIS
Keluhan utama: Berat badan tidak naik-naik

Riwayat Perjalanan Penyakit:

Sejak

1 bulan terakhir, ibu penderita mengeluhkan berat badan anak sepertinya tidak naik-naik, berat badan tertinggi saat ini 4900 g. Penderita terakhir ditimbang dua bulan yang lalu (saat usia 4 bulan) yaitu 4600 g. Keluhan/gangguan makan disangkal oleh ibu penderita. Demam (-), batuk pilek (-), muntah (-), BAB dan BAK biasa.

ANAMNESIS
Riwayat Penyakit dahulu: disangkal Riwayat Penyakit dalam keluarga:
Nenek penderita pernah dinyatakan sakit paru-paru

dan harus minum obat rutin 5 tahun yang lalu dan telah dinyatakan sembuh. Saat ini tidak ada gejala lagi, namun ikut mengasuh penderita.
Riwayat Kelahiran:
Penderita lahir di luar (RS Pelabuhan), SC ditolong

SpOG a/i letak lintang dari ibu G2P1A0, hamil aterm, lahir langsung menangis, dengan BBL 3500 g, A/S ? Riwayat ibu demam (-), KPSW (-), ketuban kental (), hijau (-), bau (-)

ANAMNESIS
Riwayat Perkembangan
Saat ini penderita sudah bisa tengkurap, sedang

belajar merangkak
Riwayat Makan
ASI

SGM 1

: Lahir 4 bulan : 4 bulan sekarang (sekarang 8 x 120

cc) Bubur promina: 4 bulan sekarang (2-3 bungkus/hari)


Riwayat Imunisasi
BCG

: belum imunisasi DPT/Hep B 1&2 kombo : (+)

ANAMNESIS
Riwayat Sosial Ekonomi:

Penderita anak kedua dari 2 bersaudara, ibu

(32 tahun/SD) tidak bekerja, ayah (58 tahun/SMP) bekerja sebagai buruh lepas. Tinggal bersama 1 orang saudara laki-laki usia 5 tahun, dan satu orang nenek.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
Kesadaran

: compos mentis Nadi : 136 x/m Laju nafas : 30 x/m Suhu : 36,7 C BB : 4900 g PB : 66 cm Lingkar kepala: 41 cm Status gizi : <-3sd (Gizi buruk)

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan spesifik:

Kepala : NCH (-), konj. anemis (-), sklera ikterik

(-), wajah seperti orang tua (-) Thorax : simetris, retraksi (-), iga gambang (-)
Cor

: BJ I dan II N, murmur (-), gallop (-) Pulmo : vesikuler (+) N, ronki (-), wheezing (-)
Abdomen: datar, lemas, hepar dan lien ttb, BU

(+) N Ekstremitas: akral hangat (+), CRT <2, baggy pants (+)

MASALAH AWAL
M1: Umum

M2: Marasmus Kondisi V


M3: Failure to thrive

RENCANA AWAL
Tatalaksana marasmus K.V
SGM 1 8 x 120 cc 640 Kkal/hari Target kalori sesuai usia 540 Kkal (sudah terpenuhi) Target kalori untuk tumbuh kejar

200 kkal x 4,9 kg = 980 Kkal SGM BBLR 10 x 120 cc atau 8 x 150 cc Vitamin A 100.000 IU Vitamin B komplek 1 x 1 tablet, vitamin C 1 x 50 mg, asam folat 1 x 1 mg

Pencarian penyakit penyerta


Darah rutin dan LED Foto thoraks Mantoux test Skoring TB

Edukasi orang tua

Analisis Kasus
Gizi buruk
suatu keadaan patologis yang terjadi akibat tidak

terpenuhinya kebutuhan tubuh akan berbagai zat gizi dalam jangka waktu yang relatif lama (Moehji, 2002). suatu kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi atau nutrisinya berada dibawah standar rata-rata (Nency, 2005). Prevalensi gizi buruk pada balita adalah 5,4% dan gizi kurang pada balita adalah 13,0%.

Faktor Penyebab (Depkes RI, 2007)


Faktor langsung dan faktor tidak langsung Faktor langsung meliputi:
asupan makanan (energi dan protein) dan penyakit penyerta faktor risiko (Berat Badan Lahir Rendah (BBLR))

Faktor tidak langsung meliputi:


tingkat pengetahuan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, pola asuh, sosial budaya, ketersediaan pangan, pelayanan kesehatan dan faktor lingkungan (Depkes RI, 2007).

Diagnosis
Gejala klinis
Wajah seperti orang tua, iga gambang, perut

membusung, baggy pants, dengan atau tanpa edema


Antropometri
BB/TB >-3 sd

Pemeriksaan laboratorium

Pengaturan Diet
Fase Stabilisasi
peningkatan

jumlah formula diberikan secara bertahap dengan tujuan memberikan makanan awal supaya anak dalam kondisi stabil. Formula hendaknya hipoosmolar rendah laktosa, porsi kecil dan sering. Setiap 100 ml mengandung 75 kal dan protein 0,9 gram (Diberikan makanan formula 75 (F 75)) Resomal dapat diberikan apabila anak diare/muntah /dehidrasi, 2 jam pertama setiap jam, selanjutnya 10 jam berikutnya diselang seling dengan F75

Fase Transisi
Pada fase ini anak mulai stabil dan memperbaiki

jaringan tubuh yang rusak (cathup). Diberikan F100, setiap 100 ml F100 mengandung 100 kal dan protein 2,9 gram.
Fase Rehabilitasi
Terapi nutrisi fase ini adalah untuk mengejar

pertumbuhan anak. Diberikan setelah anak sudah bisa makan. Makanan padat diberikan pada fase rehabilitasi berdasarkan BB< 7 kg diberi MP-ASI dan BB 7 kg diberi makanan balita.

10 Langkah Tatalaksana Gizi Buruk


1. Mencegah dan mengatasi hipoglikemi
Hipoglikemi jika kadar gula darah < 54 mg/dl atau ditandai

suhu tubuh sangat rendah, kesadaran menurun, lemah, kejang, keluar keringat dingin, pucat. Pengelolaan berikan segera cairan gula: 50 ml dekstrosa 10% atau gula 1 sendok teh dicampurkan ke air 3,5 sendok makan, penderita diberi makan tiap 2 jam, jika penderita tidak sadar, lewat sonde. Dilakukan evaluasi setelah 30 menit, jika masih dijumpai tanda-tanda hipoglikemi maka ulang pemberian cairan gula tersebut.

2. Mencegah dan mengatasi hipotermi.


Hipotermi jika suhu tubuh anak < 35oC , aksila 3 menit atau

rectal 1 menit. Pengelolaannya ruang penderita harus hangat, sering diberi makan, anak diberi pakaian, tutup kepala, sarung tangan dan kaos kaki, anak dihangatkan dalam dekapan ibunya (metode kanguru), cepat ganti popok basah. Dilakukan pengukuran suhu rectal tiap 2 jam sampai suhu > 36,5C

3. Mencegah dan mengatasi dehidrasi.


Pengelolaannya diberikan cairan Resomal (Rehydration

Solution for Malnutrition) 70-100 ml/kgBB dalam 12 jam atau mulai dengan 5 ml/kgBB setiap 30 menit secara oral dalam 2 jam pertama.

4. Koreksi gangguan elektrolit.


Berikan ekstra Kalium 150-300mg/kgBB/hari, ekstra Mg

0,4-0,6 mmol/kgBB/hari dan rehidrasi cairan rendah garam (Resomal)

5. Mencegah dan mengatasi infeksi.


Antibiotik (bila tidak komplikasi : kotrimoksazol 5 hari,

bila ada komplikasi amoksisilin 15 mg/kgBB tiap 8 jam 5 hari. Monitoring komplikasi infeksi ( hipoglikemia atau

6. Mulai pemberian makan.


Segera

setelah dirawat, untuk mencegah hipoglikemi, hipotermi dan mencukupi kebutuhan energi dan protein. Prinsip pemberian makanan fase stabilisasi yaitu porsi kecil, sering, secara oral atau sonde, energi100 kkal/kgBB/hari, protein 1-1,5 g/kgBB/hari, cairan 130 ml/kgBB/hari untuk penderita marasmus, marasmik kwashiorkor atau kwashiorkor dengan edem derajat 1,2, jika derajat 3 berikan cairan 100 ml/kgBB/hari.

7. Koreksi kekurangan zat gizi mikro.


Berikan setiap hari minimal 2 minggu suplemen

multivitamin, asam folat (5mg hari 1, selanjutnya 1 mg), zinc 2 mg/kgBB/hari, cooper 0,3 mg/kgBB/hari, besi 1-3 Fe elemental/kgBB/hari sesudah 2 minggu perawatan, vitamin A hari 1 (<6 bulan 50.000 IU, 6-12 bulan 100.000 IU, >1 tahun 200.000 IU)

8. Memberikan makanan untuk tumbuh kejar


Satu minggu perawatan fase rehabilitasi, berikan

F100 yang mengandung 100 kkal dan 2,9 g protein/100ml

9. Memberikan stimulasi untuk tumbuh kembang.


Mainan digunakan sebagai stimulasi, macamnya

tergantung kondisi, umur dan perkembangan anak sebelumnya, diharapkan dapat terjadi stimulasi psikologis, baik mental, motorik dan kognitif.

10. Mempersiapkan untuk tindak lanjut di rumah.


Tunjukkan kepada orang tua frekuensi dan jumlah

makanan, berikan terapi bermain anak, Pastikan pemberian imunisasi boster dan Vitamin A tiap 6 bulan

Anda mungkin juga menyukai