Pondasi Dangkal
Pondasi Dangkal
Lanjutan
menumpuk Sediments Penimbunan terus menerus dan pengerasan TANAH Pelapukan dan erosi Batuan beku (Igneous rocks)
Sedimentary rocks
Metamorphic rocks
Batuan yang cair, biasanya bergerak keatas (sebagai lava) Magma (panas, pijar)
Butiran tanah
Vs = volume butiran Vw = volume air Vv = Volume pori Va =Volume udara V = Volume total W = Berat total Ws = Berat butiran padat Ww = berat air Wa = Berat udara ( dianggap =0)
Kadar Air, Angka Pori, Berat Volume Tanah, berat jenis dan derajat kejenuhan Angka Pori (e) : Porositas (n) : Hubungan antara n dan e : Kadar Air : Berat volume Kering ( d) : Berat volume basah ( b) : Berat Jenis (specify grafity) (Gs) :
Kadar Air, Angka Pori, Berat Volume Tanah, berat jenis dan derajat kejenuhan Derajat kejenuhan (s): Hubungan S, w,Gs, dan e: Gs. w = e. S Hubungan antara b, n, Gs dan w : Berat volume Kering ( d) bila w=0 : Berat volume jenuh ( sat) : Berat vol. effektif ( ) : = sat- w atau berat vol air 1 t/m3 = 9.81 kN/m3
Jenis Fondasi
Secara garis besar jenis fondasi dapat dibagi menjadi 2
1. Fondasi dangkal a). Fondasi langsung/menerus/staal b). Fondasi telapak/footplate c). Fondasi telapak gabungan d). Fondasi rakit
P P P P P
(a)
(b) P1
(c) P2
continous footing P1 P2 P
3
(c)
(d)
2. Fondasi dalam a). Fondasi tiang pancang (precast) b). Fondasi tiang bor (cast insitu) c). Fondasi sumuran d). Sistem Cakar Ayam Df > B Jenis fondasi terutama tergantung pada kedalaman fondasi Bila Df/B 4 digunakan fondasi dangkal Bila Df/B > 10 digunakan fondasi dalam
2. Sistem fondasi harus aman terhadap: a). Geser b). Guling c). Kapasitas dukung tanah/terhadap settlement 3. Fondasi harus aman terhadap bahan bahan reaktif (awet/tidak mudah hancur) 4. Fondasi harus ekonomis (struktur fondasi dan pelaksanaannya) 5. Fondasi harus mempunyai criteria ramah lingkungan, khususnya dalam hal pelaksanaan 6. Fondasi relatif fleksibel dengan kondisi sekitarnya.
a. Kapasitas dukung (tanah kering > tanah terendam) ult = .c.Nc + q.Nq + .B. .N ijin = ult/SF max < ijin b. Stabilitas secara umum (pada lereng fondasi) air tanah dapat mengakibatkan kelongsoran, erosi dari tanah c. Dewatering /gangguan selama pengeringan pada pelaksanaan pemompaan dengan dasar fondasi di bawah M.A.T, perlu perlindungan tanah agar tidak longsor
MAT
tanah pasir
Dasar fondasi baru lebih tinggi terhadap fondasi lama Setiap penambahan beban pada fondasi baru akan mengakibatkan penurunan, sehingga fondasi lama turun atau fondasi yang didekatnya turun sedangkan fondai yang jauh tidak mengalami penurunan (terjadi penurunan yang tidak merata) Akibat fondasi turun, miring menyebabkan retak-retak pada tembok.
P P
syarat d > z fondasi baru
b). fondasi baru lebih dalam dari fondasi lama Dampak dari galian dapat mengurangi daya dukung tanah, sehingga terjadi penurunan pada fondasi lama.
qall=qult/SF-Df.
d fondasi baru
c). Bangunan besar (baru) dekat dengan bangunan kecil (lama) Secara keseluruhan bangunan besar bisa turun jika fondasi tidak kuat penurunannya relatif besar, yang akan mengakibat fondasi bangunan kecil akanterbawa turun atau fondasi kecil akan tergeser ke samping bangunan baru bangunan lama (kecil) tergeser ke samping penurunan
bangunan baru
4. Fondasi diatas tanah pasir a). Penurunan b). Erosi oleh air permukaan c). Erosi dalam tanah (tidak diijinkan adanya aliran bawah tanah)
saluran drainase
sungai
5. Fondasi pada tanah expansive a). Penurunan b). Kembang susut tanah Sifat tanah expansive pada saat basah tanah itu mengembang (arah vertical dan horizontal) dominan arah horizontal, pada saat kering susut dominan arah vertikal. 6. Fondasi diatas tanah lempung non-expansive Pada lapisan tanah keras homogen tak masalah. Jika tanah lunak akan timbul masalah qult, settlement, pergeseran.
7. Fondasi diatas tanah timbunan Secara umum dikelompokkan menjadi 2 : a). Timbunan yang direncanakan b). Timbunan yang tidak direncanakan contoh : Bangunan disepanjang jembatan kewek/kali code, berada diatas timbunan sampah, bagian atas tanah baik (urugan). Sampah pada saat akan lapuk, hancur mengakibatkan penurunan (waktu dan lamanya penurunan sulit ditentukan karena banyaknya parameter yang mempengaruhi)
Mempunyai material yang baik Proses pemadatan baik (sesuai dengan criteria) Diharapkan daya dukung tanah cukup kuat dan penurunan yang terjadi kecil Material campuran dari bahan-bahanyang tidak terkontrol (sampah, puing-puing bangunan, kayu, tanaman, dsb.) Kepadatan tidak merata Fondasi berada diatas material yang cukup jelek (timbunan sampah) secara teoritis harus diganti dengan material yang baik atau dengan fondasi tiang sampai pada kedalaman tanah keras. Jika material tanah dasar sudah baik, hanya kurang padat bisa dilakukan pemadatan