Anda di halaman 1dari 68

KONTRASEPSI NON HORMONAL IUDA.

Pendahuluan IUD adalah salah satu metode kontrasepsi yang paling populerdigunakan di seluruh dunia, jenis yang paling umum adalah Tembaga IUD.Pada tahun 1909 Richter melaporkan pengalamannya dengan IUD terbuatdari usus ulat sutera. Grafenberg, juga pada tahun 1909 memulai kerjanyapada usus ulat sutera dan kemudian membuat lingkaran usus yangdipertahankan oleh suatu kawat yang mengandung Ag dan Cu. Tahun 1934Ota menuturkan pengalaman dengan IUD-nya di Jepang.Tahun 1959 Oppenheimer di Israel menuturkan pengalamannya selamatahun 1930-1957 dengan Grafenberg ring, dengan angka kegagalan 2,5 per100 wanita-per tahun. Dari laporannya tersebut, timbul usaha-usaha intensif di Amerika Serikat yang mengahasilkan Margulies spiral, Lippes Loop danSaf-T Coil pada awal dasawarsa 1960-an.Pada akhir dasawarsa 1960-an Zipper menemukan IUD yangmengandung Cu. Scommegna kemudian menemukan IUD yang mengandunghormon progesterone (Progestasert-T).Saat ini kurang lebih 85 juta wanita di seluruh dunia yangmenggunakan IUD, dimana kira-kira 70% daripadanya (59 juta) ada di RRC.Dari data-data yang dikumpulkan pada tahun 1982, tercatat 2,2 jutawanita akseptor IUD di Amerika Serikat. Tetapi sejak tahun 1982, timbulsejumlah kejadian yang mengakibatkan penurunan jumlah akseptor IUD(tahun 1985 : 1,4 juta akseptor).Intrauterine device (IUD) digunakan oleh kurang dari 3% dari wanitausia reproduksi di amerika serikat. Kekhawatiran tentang penyakitimflammatory panggul (PID), penyakit menular seksual (PMS), infertilitas,dan insersi sulit telah membatasi penggunaan AKDR pada remaja. Data inimendukung keamanan IUD bagi kebanyakan wanita, termasuk remaja

Organisasi Kesehatan dunia mendukung penggunaan kontrasepsi intrauterinepada wanita dari menarche.Sejumlah artikel yang terbit mengupas perihal konsekuensi serius dariinfeksi perlvis yang menyebutkan IUD sebagai penyebab dari timbulnyainfertilitas. Berbagai penelitian dilakukan untuk mengeksplorasi penyakitterkait IUD terutama yang berhubungan dengan infeksi. Beberapa penelitianterkait penyakit infeksi berhubungan dengan metode dan teknik insersi.Pada tahun 1975 produksi dan pemasaran Dalkon Shield dihentikan,dan tahun 1980

pabrik pembuatnya menganjurkan agar semua akseptorDalkon Shield menghentikan pemakaiannya; dan adanya tuntutan ganti rugidari mantan akseptor menyebabkan pabriknya pada tahun 1985 menyatakandirinya bangkrut.Karena menurunnya pemasaran IUD, Ortho Pharmaceuticalmenghentikan produksi dan pemasaran Lippes Loop di Amerika Serikat padatahun 1985. Tahun 1986 Searle menghantikan distribusi Cu-7 dan CuT-200 diAmerika Serikat, dan hanya memasarkan di Amerika Serikat.Pada saat ini di Amerika Serikat, disamping Progestasert, hanya CuT-380A (sejak 1987-awal 1988) yang masih digunakan, dan hanya tinggalbeberapa klinik yang masih mempunyai Cu-7, CuT-200 dan Lippes Loopuntuk dipakai.Ternyata bahwa penuruna dari pemakaian IUD di pasaran AmerikaSerikat lebih disebabkan oleh unsur dagang (bussines) daripada unsurkeamanan atau efektifitas IUD-nya.Di Amerika Serikat, bagian terbesar dari pelayanan Keluarga Berencanadiberikan oleh sektor swasta, dan karena akseptor IUD tidak banyak,disamping IUD dapat dipakai untuk jangka waktu lama, maka keuntunganyang diperoleh dari penjualan IUD hanya sedang-sedang saja, ditambah lagibahwa semakin banyak dokterdokter yang beralih ke Cu-IUD, sehinggapenjualan inert-IUD makin menurun dan akhirnya menyebabkan pabrik pembuatnya menghentikan produksinya. Disamping itu, juga terdapat faktor penuntutan terhadap pabrik pembuat IUD karena dikatakan bahwa IUD telahmencederai pemakainya. B.Pengertian AKDR AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) adalah suatu alat atau bendayangdimasukkan ke dalam rahim yang sangat efektif, reversibel danberjangka panjang,dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktip(Saefuddin,2003).AKDR atau IUD atau Sepiral adalah suatu alat yang dimasukan kedalam rahimwanita untuk tujuan kontrasepsi (Mochtar, 1998).AKDR adalah suatau usaha pencegahan kehamilan dengan menggulungsecarik kertas, diikat dengan benang lalu dimasukkan ke dalam rongga rahim(Prawirohardjo,2005).AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dariplastik yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandunghormon dan dimasukkanke dalam rahim melalui vagina dan mempunyaibenang (BKKBN,2003). C.Penggolongan IUD1.

Un-Medicated Device/Inert Devices/First Generation Devices Misalnya : a.Garfenberg ring b.Ota ring c.Margulies coil d.Lippes Loop (dianggap sebagai IUD standard) e.Saf-T Coilf. Delta Loop: Modified Lippes Loop D : penambahan benangchromic catgut pada lengan atas, terutama untuk insersi post-partum. 2.Medicated Devices/Bio-Active Devices/Second Generation Devices a.Mengandung Logam AKDR-Cu Generasi Pertama (First Generation CooperDevices) : CuT-200/Tatum-T Cu-T/GravigardAKDR-Cu Generasi Kedua (Second Generation CooperDevices) : CuT-380A/ParaGard CuT-380-380Ag CuT-220C Nova-T/Novagard : mengandung Ag. Delta-T : Modified CuT-220C : penambahan benangchromic catgut pada lengan atas, terutama untuk insersi post-partum. MLCu-375b. Mengandung Hormon : Progesterone atau LevonorgestrelProgestasert/Alza-T, dengan daya kerja 1 tahun.LNG-20 : mengandung LevonorgestrelPenggolongan lain dari IUD berdasarkan :1. Konfigurasi :a. Open and linear devices: Lippes Loop, Copper IUD.b. Closed and ring-shaped devices: Zipper ring, Ragab ring.2.

Rigiditas3. Luas permukaan.4. Macam bahan basal. D. Macam-Macam IUD1. Un-Medicated IUD a. Lippes Loop Diperkenalkan pada awal 1960-an, dan dianggap sebagai IUDstandard, terbuat dari polyethylene (suatu plastik inert secara

biologik) ditambah Barium sulfat. Lippes Loop dapat dibiarkan in-utero untuk selama-lamanya sampai menopause, sepanjang tidak adakeluhan dan/atau persoalan bagi akseptornya.AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya sepertispiral atau huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol,dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop mempunyai angkakegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari spiral jenis ini ialahbila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatanusus, sebab terbuat dari bahan plastik.Ada empat macam IUD Lippes Loop :Lippes Loop A : panjang 26,2 mm, lebar 22,2 mm, benang biru,satu titik pada pangkal IUD dekat benang ekor.Lippes Loop B : panjang 25,2 mm, lebar 27,4 mm, 2 benanghitam, bertitik 4.Lippes Loop C : panjang 27,5 mm, lebar 30,0 mm, 2 benangkuning, bertitik 3.-

Lippes Loop D : panjang 27,5 mm, lebar 30,0 mm, 2 benangputih, bertitik 2.Cara insersi : Push-out.

2. Medicated IUD Cooper IUD Yang paling dikenal sampai saat ini adalah :CuT-200/Tatum T : panjang 36 mm, lebar 32 mm, mengandung200 mm 2 Cu (luas permukaan Cu-nya). Daya kerja tiga tahun. Carainsersi withdrawal.CuT-200B : seperti CuT-200, tetapi ujung bagian bawah batangIUD berbentuk bola.-

CuT-200Ag : seperti CuT-200, tetapi mengandung inti Ag didalamtembaganya.CuT-220C : panjang 36 mm, lebar 32 mm, 220 mm 2 Cu didalamtujuh selubung, 2 pada lengan dan 5 pada batang vertikalnya. Dayakerja tiga tahun. Cara insersi withdrawal.CuT-380A/Para Gard : kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel,berbentuk huruf T diselubungi oleh kawat halus yang terbuat daritembaga (Cu). Tersedia di Indonesia dan terdapat dimanamana.panjang 36 mm, lebar 32 mm, 314 mm 2 kawat Cu pada batangvertikal, 2 selubung Cu seluas masing-masing 33 mm 2 padamasing-masing lengan horizontal. Daya kerja 8 tahun. (FDA : 10tahun). Cara insersi withdrawal. (teknik no-touch).CuT-380Ag : seperti CuT-380A, hanya dengan tambahan inti Agdidalam kawat Cu-nya. Daya kerja 5 tahun.CuT-380S : CuT-380 Slimline. Selubung Cu diletakkan padaujung-ujung lengan horizontalnya dan berada di dalam plastiknya.Daya kerja : 2,5 tahun.Catatan : penambahan selubung Cu yang padat pada lengan CuT-380A dan CuT-220C dimaksudkan untuk memperbesar luaspermukaan Cu di dalam uterus dan untuk lebih mendekatkan Cupada fundus uteri. Berbeda dengan lilitan kawat Cu, selubung Cuyang padat tidak mengalami fragmentasi in-utero, sehinggaefektivitasnya lebih lama Nova-T/novagard : panjang 32 mm, lebar 32 mm, 200 mm 2

luaspermukaan Cu dengan inti Ag didalam kawat Cu-nya. Daya kerja 5tahun, cara insersi dengan withdrawal.ML Cu-250 : 220 mm 2 luas permukaan kawat Cu. Benang ekor 2lembar, berwarna hitam atau tidak berwarna. Daya kerja 3 tahun.Cara insersi withdrawal. Ada tiga bentuk ML Cu-250 : Standard : panjang 35 mm, lebar 18 mm. Short : panjang 24 mm, lebar 18 mm. Mini : panjang 24 mm, lebar 13 mm.ML Cu-375 : 375 mm 2 luas permukaan kawat Cu. Benang ekor 2lembar, berwarna hitam atau tidak berwarna. Daya kerja 5 tahun.Cara insersi withdrawal. Ada tiga bentuk ML Cu-375 : Standard : panjang 35 mm, lebar 18 mm. Short : panjang 29 mm, lebar 18 mm. S L : panjang 24 mm, lebar 18 mm.-

Cu-7/Gravigard : panjang 36 mm, lebar 26 mm, mengandung 200mm 2 luas permukaan Cu, mempunyai tabung inserter diameterpaling kecil dibandingkan tabung inserter IUD lain-lainnyasehingga dapat dianjurkan untuk nulligravid. Ag didalam, kawatCu-nya. Daya kerja: .5 tahun.CuT-380S : CuT-380 Slimline : Selubung Cu diletakkan pada-ujung-ujung lengan horizontalnya dan berada di dalam plastiknya.Daya kerja : 2,5 tahun.Catatan: Penambahan selubung Cu yang padat pada lengan CuT380 A dan CuT-220C dimaksudkan untuk memperbesar luaspermukaan Cu di dalam uterus dan untuk lebih mendekatkan Cupada fundus uteri. Berbeda dengan lilitan kawat Cu, selubung Cuyang padat tidak mengalami fragmentasi in-utero, sehinggaefektivitasnya lebih lama MPL-Cu 240/Ag : 240 mm 2 luas permukaan cu, dengan inti Ag didalam, kawat Cu-nya. Daya kerja 3-5 tahun Cara insersiwithdrawal. Ada 3 bentuk : Ukuran 0 : panjang 26 mm, lebar 18 m, untuk ukuranrahim , 7 cm atau nul ligravid. Ukuran 1 : panjang 31 mm, lebar 23 mm, untuk ukuran rahim7-8 cm. Ukuran 2 : panjang 25 mm, lebar 30 mm, untuk ukuranrahim. 8 cm atau Para - 4 atau lebih.Gbr 1. Jenis-jenis IUD (a. Lippes-Loop; b. Saf-T-Coil; c. Dana-Super; d. Copper-T (Gyne-T); e. Copper-7 (Gravigard); f. Multiload; g. Progesterone IUD)

Gbr 2. Jenis-jenis IUD Copper-T IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana padabagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat

tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan)yang cukup baik. IUD bentuk T yang baruIUD ini melepaskanlenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selamaminimallima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yangtinggi dalammencegah kehamilan yang

tidak direncanakan maupunperdarahan menstruasi.Kerugian metode ini adalah tambahanterjadinya efek samping hormonal dan amenorhea. Copper-7 IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkanpemasangan. Jenisini mempunyai ukuran diameter batang vertikal32 mm dan ditambahkan gulungankawat tembaga (Cu) yangmempunyai luas permukaan 200 mm 2 , fungsinya sama sepertihalnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T. Multiload IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangankiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dariujung atas ke bawah 3,6 cm.Batangnya diberi gulungan kawattembaga dengan luas permukaan 250 mm 2 atau 375 mm 2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini. IUD Nova-T IUD bentuk-T terbentuk dari rangka plastik dan tembaga. Padaujung lengan IUD bentuknya agak melengkung tanpa ada tembaga,tembaga hanya ada pada batang IUD. Meskipun demikian Nova Tmempunyai inti perak pada kawat tembaganya, lengan yangfleksibel, dan sebuah lengkung besar yang juga fleksibel padaujung bawah guna menhindari cedera jaringan serviks. Efek samping pemakaian diantaranya, yaitu pendarahan haid bertambahbanyak; bercak-bercak pendarahan; dismenore; nyeri perut bawahatau nyeri punggung; anemia; penyakit radang panggu

kemungkinan terjadi perforasi atau penetrasi IUD atau bagiannyake dinding uterus; serta reaksi alergi pada kulit. E. Mekanisme Kerja IUD Mekanisme kerja yang pasti dari IUD belum diketahui. Ada beberapamekanisme kerja IUD yang telah dianjurkan :1. Timbulnya reaksi radang lokal yang non-spesfik didalam cavum uterisehingga implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu. Disampingitu, dengan munculnya leukosit PMN, makrofag, foreign body giant cells, sel mononuclear dan sel plasma yang dapat mengakibatkan lysis darispermatozoa/ovum dan blastocyst.2. Produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkanterhambatnya implantasi.3. Gangguan atau terlepasnya blastocyst yang telah berimplantasi di dalamendometrium.4. Pergerakan ovum yang bertambah cepat di dalam tuba fallopii.5. Immobilisasi spermatozoa saat melewati cavum uteri.6. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.7. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.8. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupunAKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksiperempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.9.

Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.10. Dari penelitian-penelitian terakhir, disangka bahwa IUD juga mencegahspermatozoa membuahi sel telur (mencegah fertilisasi). Ini terbukti daripenelitian di Chili, diambil ova dari 14 wanita pemakai IUD dan 20wanita tanpa menggunakan kontrasepsi. Semua wanita telah melakukansanggama sekitar waktu ovulasi. Ternyata ova dari wanita akseptor IUDtidak ada yang menunjukkan tanda-tanda fertilisasi maupunperkembangan embrionik normal; sedangkan setengah dari jumlah ovawanita yang tidak memakai kontrasepsi menunjukkan tanda-tanda fertilisasi dan perkembangan embrionik yang normal. Penelitian inimenunjukkan bahwa IUD antara lain bekerja dengan cara mencegahterjadinya fertilisasi.11. Untuk IUD yang mengandung Cu :a. Antagonisme kationik yang spesifik terhadap Zn yang terdapatdalam enzim carbonic anhydrase yaitu salah satu enzim dalamtraktus genitalia wanita, dimana Cu menghambat reaksi carbonicanhydrase sehingga tidak memungkinkan terjadinya implantasi;dan mungkin juga menghambat aktivitas alkali phosphatase.b. Mengganggu pengambilan estrogen endogenous oleh mucosauterus.c. Mengganggu jumlah DNA dalam sel endometrium.d. Mengganggu metabolisme glikogen. Penambahan Ag pada IUDyang mengandung Cu mempunyai maksud untuk mengurangifragmentasi dari Cu sehingga Cu lebih lama habisnya.Dari uraian diatas, maka IUD tampaknya tidak :1. Mencegah ovulasi.2. Mengganggu corpus luteum. F.

AKDR Post-Plasenta Kita pernah mengenal program insersi AKDR (IUD) postpartum dimanapasien mendapat insersi AKDR pascapersalinan. Program tersebut tidak pernah dikembangkan lagi. Dengan adanya cara yang relatif baru yaitu insersiAKDR post-plasenta mungkin mempunyai harapan dan kesempatan bagibanyak ibu yang tidak ingin hamil lagi. Teknik ini cukup aman. Hanyasebagian kecil (3-8%) ibu yang menginginkan anak lagi. Bagi Indonesiadengan kesulitan hidup yang cukup tinggi (30% miskin), dan banyaknyaunmeet need (8,6%) maka teknologi ini perlu ditawarkan. Pasien hendaknyamendapat konseling sebelum persalinan. Pemasangan AKDR dapat dilakukan juga pada saat seksio sesarea. Peningkatan penggunaan AKDR akan mengurangi kehamilan yang tidak diinginkan di masa depan, sehingga akanmengurangi angka kematian ibu di Indonesia.AKDR post-plasenta telah dibuktikan tidak menambah risiko infeksi,perforasi dan perdarahan. Diakui bahwa ekspulsi labih tinggi (6-10%) dan iniharus disadari oleh pasien; bila mau maka akan dapat dipasang lagi.Kemampuan penolong meletakkan di fundus amat memperkecil risikoekspulsi. Oleh karena itu diperlukan pelatihan. AKDR umumnya jenis Cu-T dimasukkan ke dalam fundus uteridalam 10 menit setelah plasenta lahir. Penolong telah menjepit AKDR diujung jari tengah dan telunjuk yang selanjutnya menyusuri sampai kefundus. Pastikan bahwa AKDR diletakkan dengan benar di fundus.Tangan kiri penolong memegang fundus dan menekan ke bawah. Janganlupa memotong benang AKDR sepanjang 6 cm sebelum insersi.G. Efektivitas IUD 1. Efektivitas dari IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas (continuationrate) yaitu berapa lama IUD tetap tinggal in-utero tanpa :a. Ekspulsi spontan.b.

Terjadinya kehamilan.c. Pengangkatan atau pengeluaran karena alasan-alasan medis ataupribadi.2. Efektivitas dari bermacam-macam IUD tergantung pada :a. IUD-nya :Ukuran.Bentuk.Mengandung Cu atau progesteron.b. AkseptorUmur.Paritas.Frekuensi sanggama . Dari faktor-faktor yang berhubungan dengan akseptor yaitu umur danparitas, diketahui :a. Makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi danpengangkatan atau pengeluaran IUD.b. Makin muda usia, terutama pada nulligravid, makin tinggi angkaekspulsi dan pengangkatan atau pengeluaran IUD.4.

Dari uraian diatas, maka use-effectiveness dari IUD tergantung padavariabel administratif, pasien dan medis, termasuk kemudahan insersi,pengalaman pemasang, kemungkinan ekspulsi dari pihak akseptor,kemampuan akseptor untuk mengetahui terjadinya ekspulsi dankemudahan akseptor untuk mendapatkan pertolongan medis. H. Pemantauan Klien hendaknya diberikan pendidikan mengenai manfaat dan risiko AKDR.Bila terjadi ekspulsi AKDR dapat kembali dipasang. Pemeriksaan AKDRdapat dilakukan setiap tahun atau bila terdapat keluhan (nyeri,perdarahan, demam, dsb).I. Angka Kegagalan IUD 1. Belum ada IUD yang 100% efektif.2. Angka kegagalan untuk :IUD pada umumnya: 1-3 kehamilan per 100 wanita per tahun.Lippes Loop dan First Generation Cu IUD: dua kehamilan per 100wanita per tahun.Second Generation Cu IUD: <1 kehamilan per 100 wanita per tahun,dan 1,4 kehamilan per 100 wanita setelah 6 tahun pemakaian.Angka kontinuitas pemakaian IUD :1. 70-90 per 100 wanita setelah satu tahun.2. Di Indonesia: 65-75% akseptor IUD masih tetap memakai IUD-nya,dibandingkan 30-40% yang memakai Pil-oral

J. Kontraindikasi Insersi IUD 1. Kontraindikasi absolut :a. Infeksi pelvis yang aktif (akut atau sub-akut), termasuk persangkaan Gonorrhoe atau Chlamydia.b. Kehamilan atau persangkaan kehamilan.2. Kontraindikasi relatif kuat :a. Partner seksual yang banyak.b. Partner seksual yang banyak dari partner akseptor IUD.c. Kesukaran memperoleh pertolongan gawat darurat bila terjadikomplikasi.d. Pernah mengalami infeksi pelvis atau infeksi perlvis yangrekuren, post-partum endometritis atau abortus febrilis dalam tigabulan terakhir.e. Cervicitis akut atau purulent.f. Perdarahan vagina abnormal yang tidak terdiagnosis.g. Keganasan pada saluran kelamin.h.

Anomali rahim.i. Kelainan darah yang tidak diketahui sebabnya. j. Riwayat kehamilan ektopik atau keadaan-keadaan yangmenyebabkan predisposisi untuk terjadinya kehamilan ektopik.k. Pernah mengalami infeksi pelvis satu kali dan masihmenginginkan kehamilan selanjutnya.l. Gangguan respons tubuh terhadap infeksi (AIDS, Diabetesmellitus, pengobatan dengan kortikosteroid dan lain-lain).m. Kelainan pembekuan darah.3. Keadaan-keadaan lain yang dapat merupakan kontraindikasi untuk insersiIUD :a. Penyakit katup jantung (kemungkinan terjadi subakut bakterialendokarditis).b. Keganasan endometrium atau serviks c. Stenosis serviks yang berat.d. Uterus yang kecil sekali.e. Endometriosis.f. Myoma uteri.g. Polip endometium.h.

Kelainan kongenital uterus.i. Dismenore yang berat. j. Darah haid yang banyak, haid yang ireguler atau perdarahanbercak (spotting).k. Alergi terhadap Cu atau penyakit Wilson yaitu penyakit gangguanCu yang turun temurun (penyakit ini jarang terjadi).l. Anemia.m. Ketidakmampuan untuk mengetahui tanda-tanda bahaya dariIUD.n. Ketidakmampuan untuk memeriksa sendiri ekor IUD.o. Riwayat Gonorrhoe, Clamydia, Syphilis, atau Herpes.p. Actinomycosis genitalia.q. Riwayat reaksi vaso-vagal yang berat atau pingsan.r. Inkompatibilitas golongan darah misalnya Rh negatif.s. Pernah mengalami problem ekspulsi IUD.t. Leukore atau infeksi vagina.u. Riwayat infeksi pelvis.v. Riwayat operasi pelvis.w.

Keinginan untuk mendapatkan anak di kemudian hari ataupertimbangan kesuburan dimasa yang akan datang. K. Waktu Penggunaan Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil. Hari pertama sampai ke-7 siklus haid Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4minggu pasca persalinan; setelah 6 bulan apabila menggunakanmetode amenorea laktasi (MAL). Perlu diingat, angka ekspulsitinggi pada pemasangan segera atau selama 48 jam pasca persalinan. Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari)apabila tidak ada gejala infeksi. Selama 1 sampai 5 hari setelah sanggama yang tidak dilindungi. Pasien asympomatic

dapat menggunakan IUD dalam waktu 3 bulansetelah pengobatan infeksi panggul atau aborsi septik.L. Insersi IUD 1. Permasalahan pada insersi IUD :a. Insersi yang tidak baik dari IUD dapat menyebabkan :Ekspulsi.Kerja kontraseptif tidak efektif.Perforasi uterus. Untuk sukses atau berhasilnya insersi IUD tergantung pada beberapahal yaitu :1. Ukuran dan macam IUD beserta tabung inserter-nya.2. Waktu atau saat insersi.3. Teknik insersi.4. Penjelasan prosedurnya kepada calon akseptor.5. Pemeriksaan pelvis bimanual dan sondage uterus.6. Teknik a dan anti sepsis.7.

Penempatan IUD setinggi mungkin di dalam uterus (fundus uteri)tanpa menembus atau perforasi myometrium. Ketidaknyamanan dengan insersi IUD adalah umum. dalam sebuahpenelitian, 86% remaja melaporkan rasa sakit ringan saat insersi IUD Misoprostol dapat melembutkan leher rahim nuliparous sebelumpenyisipan. Studi tentang penggunaan obat nonsteroid antiimflammatoryuntuk analgesia menghasilkan hasil beragam tetapi mereka dapat digunakan.Metode yang kurang dipelajari analgesia termasuk blok paraservikal ataunarkotika prainsersi. Sedikit data menunjukkan bahwa pemasangan AKDRsecara teknis lebih sulit pada remaja. Antibiotik profilaksis tidak diperlukanuntuk pemasangan AKDR. Ukuran dan macam IUD a. Makin kecil IUD, makin mudah insersinya, makin tinggiekspulsinya.b. Makin sukar IUD, makin sukar insersinya, makin rendahekspulsinya. Waktu atau saat insersi a. Insersi Interval :Kebijakan (Policy) sekarang :Insersi IUD dapat dilakukan setiap saat dari siklus haid asalkita yakin seyakin-yakinnya bahwa calon akseptor tidak dalam keadaan hamil.-

Kebijakan (Policy) lama :Insersi IUD dilakukan selama atau segera sesudah haid.Alasan : Ostium uteri lebih terbuka. Canalis cervicalis lunak. Perdarahan yang timbul karena prosedur insersi. tertutup oleh perdarahan haid yang normal. Wanita pasti tidak hamil.Tetapi, akhirnya kebijakan ini ditinggalkan karena : Infeksi dan ekspulsi lebih tinggo bila insersidilakukan saat haid Dilatasi canalis cervicalis adalah sama pada saat haidmaupun pada saat midsiklus. Memudahkan calon akseptor pada setiap saat iadatang ke klinik KB.b.

Insersi Post-partumInsersi IUD adalah aman dalam beberapa hari postpartum, hanyakerugian paling besar adalah angka kejadian ekspulsi yang sangattinggi. Tetapi menurut penyelidikan di Singapura, saat yangterbaik adalah delapan minggu pot-partum. Alasannya karenaantara empat sampai delapan minggu post-partum, bahayaperforasi tinggi sekali.IUD yang dipakai dan/atau yang sedang dicoba :Delta Loop/Modified Lippes Loop D.Delta T/Modified CuT-220C.Kedua IUD tersebut diberi benang chromic catgut padalengan atasnya, dengan maksud benangnya akan tertanamke dalam endometrium dan menahan IUD-nyaditempatnya selama involusi uterus. Benangnya secaraperlahan-lahan akan larut dalam waktu 6 minggu.Modified Delta Loop.Modified Delta-T.Kedua IUD tersebut diberi tonjolan-tonjolan yang terbuatdari bahan polimer yang biodegradable, yang akan larutsecara perlahan-lahan.Post-partum T :Mempunyai lengan tambahan pada bagian bawah batangIUD, sepanjang 2 cm yang menjurus keatas dan kearah Dilatasi canalis cervicalis adalah sama pada saat haidmaupun pada saat mid-siklus. Memudahkan calon akseptor pada setiap saat iadatang ke klinik KB.b.

Insersi Post-partumInsersi IUD adalah aman dalam beberapa hari post-partum, hanyakerugian paling besar adalah angka kejadian ekspulsi yang sangattinggi. Tetapi menurut penyelidikan di Singapura, saat yangterbaik adalah delapan minggu pot-partum. Alasannya karenaantara empat sampai delapan minggu post-partum, bahayaperforasi tinggi sekali.IUD yang dipakai dan/atau yang sedang dicoba :Delta Loop/Modified Lippes Loop D.Delta T/Modified CuT-220C.Kedua IUD tersebut diberi benang chromic catgut padalengan atasnya, dengan maksud benangnya akan tertanamke dalam endometrium dan menahan IUDnyaditempatnya selama involusi uterus. Benangnya secaraperlahan-lahan akan larut dalam waktu 6 minggu.Modified Delta Loop.Modified Delta-T.Kedua IUD tersebut diberi tonjolan-tonjolan yang terbuatdari bahan polimer yang biodegradable, yang akan larutsecara perlahan-lahan.Post-partum T :Mempunyai lengan tambahan pada bagian bawah batangIUD, sepanjang 2 cm yang menjurus keatas dan kearah luar. Insersi IUD post-partum tidak mempunyai efek padakuantitasnatau komposisi dari air susu ibu (ASI).c. Insersi Post-abortusKarena konsepsi sudah dapat terjadi 10 hari setelah abortus, makaIUD dapat segera dipasang sesudah :Abortus trimester I :Ekspulsi, infeksi, perforasi, dll sama seperti pada insersiinterval.-

Abortus trimester II :Ekspulsi 5-10 x lebih besar daripada setelah abortustrimester I. Dari penyelidikan ternyata bahwa Lippes Looplebih sering menyebabkan komplikasi dibandingkan CuIUD. WHO merekomendasikan CuT-220C untuk keadaanpost-abortus. Teknik Insersi Ada tiga cara :a. Teknik Push-out/mendorong : Lippes Loop.Bahaya perforasi lebih besar.b. Teknik Withdrawal/menarik : Cu IUD.c. Teknik Plunging/meencelupkan : Progestasert-T. Prosedur Insersi IUD : 1. Pemberian analgetika dan sedativa bila diperlukan.2. Pasang spekulum dalam vagina dan perhatikan serviks serta dinding-dinding vagina.3. Bila mungkin, kerjakan Papanicolaou smear dan pemeriksaanbakteriologis terhadap Gonorrhoe.4. Lakukan pemeriksaan dalam bimanual untuk menentukan besar,bentuk, posisi, dan mobilitas uterus, serta untuk menyingkirkan kemungkinan-kemungkinan adanya infeksi atau keganasan dari organ-organ sekitarnya.5.

Pasang kembali spekulum dalam vagina, dan lakukan desinfeksiendoserviks dan dinding vagina.6. Pasang tenakulum pada bibir serviks atas, lakukan tarikan ringanpadanya untuk meluruskan dan menstabilkan uterus. Ini akanmengurangi perdarahan dan risiko perforasi.7. Lakukan sondage uterus.8. Masukan IUD sesuai dengan macam alatnya.Lepaskan IUD dalam bidang transverse dari cavum uteri pada posisisetinggi mungkin di fundus uteri. Bila terasa ada tahanan sebelummencapai fundus, jangan dipaksakan, keluarkan alatnya dan lakukanre-insersi.9. Keluarkan tabung inserternya.10. Periksa dan gunting benang ekor IUD sampai 2-3 cm dari ostium uteriinternum.11. Keluarkan tenakulum dan spekulum.Catatan : IUD jangan dibiarkan lebih lama dari 2 menit di dalamtabung insersinya, karena ia akan kehilangan bentiknya (terutamauntuk Lippes Loop). M. Pengukuran Uterus 1. Dari penyelidikan-penyelidikan didapatkan bahwa efek samping lebihsering timbul pada ukuran uterus yang berada di luar batas-batas normal(6,5-8 cm).2.

Alat-alat yang dikembangkan untuk mengukur dengan lebih akuratpanjangnya cavum uteri, misalnya :a. Hasson Wing Sound I.b. Hasson Wing Sound II, untuk panjang dan lebar cavum uteri.c. Cavimete N. Petunjuk Bagi Klien Kembali memeriksakan diri setelah 4 sampai 6 minggu pemasanganAKDR. Selama bulan pertama mempergunakan AKDR, periksalah benangAKDR secara rutin terutama setelah haid. Setelah bulan pertama pemasangan, hanya perlu memeriksakeberadaan benang setelah haid apabila mengalami :Kram atau kejang di perut bagian bawah.Perdarahan (spotting) diantara haid atau setelah sanggama.Nyeri setelah sanggama atau apabila pasangan mengalami tidak nyaman selama melakukan hubungan seksual.

Cooper T-380A prelu dilepas setelah 10 tahun pemasangan, tetapidapat dilakukan lebih awal apabila diinginkan. Kembali ke klinik apabila :Tidak dapat meraba benang AKDR.Merasakan bagian yang keras dari AKDR.AKDR terlepas.Siklus terganggu atau meleset.Terjadi pengeluaran cairan dari vagina yang mencurigakan.Adanya infeksi. O. Informasi Umum AKDR bekerja langsung efektif segera setelah pemasangan. AKDR dapt keluar dari uterus secara spontan, khusus selamabeberapa bulan pertama.

Kemungkinan terjadi perdarahan atau spotting beberapa hari setelahpemasangan. Perdarahan menstruasi biasanya akan lebih lama dan banyak. AKDR mungkin dilepas setiap saat atas kehendak klien Jelaskan pada klien jenis AKDR apa yang digunakan, kapan akandilepas dan berikan kartu tentang semua informasi ini. AKDR tidak melindungi diri terhadap IMS termasuk virus AIDS.Apabila pasangannya berisiko, mereka harus menggunakan kondomseperti halnya AKDR. P. Kontrasepsi Darurat dan Penekanan Menstruasi Tembaga IUD dapat digunakan untuk kontrasepsi darurat dalam waktu 5 haridari hubungan seks tanpa kondom. IUD memberikan manfaat tambahan yangmelayani sebagai kontrasepsi jangka panjang. Satu studi menemukan bahwa85% wanita para dan 80% wanita nulipara mempertahankan IUD untuk kontrasepsi jangka panjang setelah digunakan sebagai kontrasepsi darurat.Selain itu, sistem AKDR juga mengurangi jumlah kehilangan darah haidsebesar 75% pada 3 bulan. Q. Keuntungan Cu IUD

Ekspulsi lebih jarang, baik pada insersi interval, post-partum maupunpost-abortus. Kehilangan darah haid lebih sedikit. Dapat lebih di tolerir oleh wanita yang belum punya anak atau wanitadengan paritas rendah. Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi. Ukuran tabung inserter lebih kecil. Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi. Sangat efektif >0,6-0,8kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam125-170 kehamilan). AKDR dapat efektif setelah pemasangan. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti). Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-inga Tidak mempengaruhi hubungan seksual.

Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabilatidak terjadi infeksi). Dapat digunakan sampa menopause (1 tahun lebih setelah haidterakhir). Tidak ada interaksi dengan obat-obat. Membantu mencegah kehamilan ektopik. R. Kerugian Cu IUD Perlu diganti setelah pemakaian beberapa tahun. Lebih mahal.

Tidak mecegah IMS termasuk HIV/AIDS. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuanyang sering berganti pasangan. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMSmemakai AKDR. PRP dapat memicu infertilitas. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalampemasangan AKDR. Seringkali perempuan takut selama pemasangan. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelahpemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam 1-2 hari. Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugaskesehatan terlatih yang harus melepaskan AKDR. Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadiapabila AKDR dipasang segera sesudah melahirkan) Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu kewaktu. Untuk melakukan ini perempuan harus memasukan jarinya kedalam vagina,

sebagian perempuan tidak mau melakukan ini.Catatan: Setelah pemakaian IUD kurang dari setahun, sering terjadipenimbunan garam. Calcium dan bahan-bahan organik lainnya pada beberapaIUD, dan dikhawatirkan bahwa hal ini dapat menghambat pelepasan Cu se-hingga efektivitas kontraseptifnya berkurang, tetapi sampai saat ini belum adabukti-bukti yang mendukung persangkaan ini. S. Persayaratan Pemakaian a. Yang dapat menggunakan : Usia reproduktif. Keadaan nulipara. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang. Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi. Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi.

Risiko rendah dari IMS. Tidak menghendaki metode hormonal. Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama.Pada umumnya ibu dapat menggunakan AKDR Cu dengan aman danefektif. AKDR dapat digunakan pada ibu dalam segala kemungkinankeadaan, misalnya : Perokok. Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihatadanya infeksi. Sedang memakai antibiotika atau antikejang. Gemuk ataupun yang kurus. Sedang menyusui.Begitu juga ibu dalam keadaan seperti dibawah ini dapat menggunakanAKDR :

Penderita tumor jinak payudara. Penderita kanker payudara. Pusing-pusing dan sakit kepala. Tekanan darah tinggi. Varices di tungkai atau di vulva. Penderita penyakit jantung (termasuk penyakit jantung katupdapat diberi antibiotika sebelum pemasangan AKDR). Pernah menderita stroke. Penderita diabetes. Penderita penyakit hati atau empedu. Malaria.

Skistosomiasis (tanpa anemia). Penyakit tiroid. Epilepsi. Nonpelvik TBC. Setelah kehamilan ektopik. Setelah pembedahan pelvik.Catatan : semua kategori tersebut sesuai dengan kriteria WHO,WHO Eligibility Criteria Category 1. Ibu dengan kategori 2 juga dapatmenggunakan metode ini.b. Yang tidak diperkenankan menggunakan AKDR : Sedang hamil (diketahui hamil atau kemungkinan hamil) Perdarahan vagina yang tidak diketahui (sampai dapatdievaluasi).

Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis). Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderitaPRP atau abortus septik. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahimyang dapat mempengaruhi kavum uteri. Penyakit trofoblas yang ganas. Diketahui menderita TBC pelvik. Kanker alat genital. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm. T. Efek Samping dan Komplikasi IUD Efek camping dan komphkasi IUD dapat dibagi dalam 2 kelompok yaitu : 1. Pada saat insersi.2.

Di kemudian hari. Efek Samping dan Komplikasi pada Saat Insersi IUD : 1. Rasa sakit atau nyeriPengobatan : analgetika atau prostaglandin-inhibitor.2. Muntah, keringat dingin dan syncope Terjadi Pada <= 1%.Penyebab : reaksi vaso-vagal.Pencegahan : Pemberian atropin 0,4 - 0,5 mg IM/IV, sedativaringan dan anestesi lokal.Pengobatan : Istirahat dalam posisi horizontal.Inhalasi ammonia.3. Perforasi uterusAngka kejadian : 1dra-kira 1,2 per 1000 insersi IUD.Lebih sering terjadi pada tehnik insersi push-out.Perforasi dapat Partial.

Komplit.Gejala-gejala perforasi :Rasa sakit/nyeri yang tiba-tiba dan/atau perdarahan.Tetapi perforasi dapat pula a-symptomatic atau silent.Di kemudian hari, persangkaan adanya perforasi :Benang ekor IUD tidak teraba dan tidak terlihat, dan akseptortidak pernah merasa IUD-nya keluar pervaginam.Perdarahan post-insersi.Kehamilan. Tindakan Diagnostik pada Persangkaan Perforasi IUD : 1. Tentukan ada tidaknya kehamilana. Ada kehamilan : periksa dengan Ultrasonografi.b. Tidak ada kehamilan :Lakukan Sondage cavum uteri : Sondage positif : IUD intra-uterine.

Sondage negative : X-foto pelvis (AP dan Lateral)dengan sonde in-utero, atau masukkan IUD macawlain intra-uterine, Histerografi, Histeroskopi,Ultrasonografi. Penanggulangan Perforasi IUD : 1. Perforasi partial : keluarkan IUD.2. Perforasi komplit :a. Closed devices : h arus segera dikeluarkan oleh karena bahayastrangulasi usus b. Cu devices : hares segera dikeluarkan oleh karena bahayatimbulnya reaksi inflamasi dan adhesi sekitar IUD di dalamrongga peritoneum (adhesi omentum). c. Open - linear devices : Sampai sekarang masih ada 2pendapat menurut Medical Advisory Panel IPPF, tidak perludikeluar kan, kecuali bila ada gejala-geiala dan keluhanabdominal. Harus dikeluarkan meskipun tidak ada gejala-geiala dan keluhan abdominal.Alasan: Pada saat insersi, ada kuman-kuman yang masuk,kemudian mempertahankan diri dalam suatu "kepompong"dan pada suatu saat dapat menimbulkan infeksi. PengeluaranIUD dari dalam Rongga Perut :1. Dengan laparoskopi.2.

Kadang-kadang perlu laparotomi. Efek Samping dan Komplikasi IUD di Kemudian Hari : 1. Rasa Sakit dan Perdarahan a. Merupakan alasan medis utama dari penghentian pemakaian IUD,yaitu kirakira 4-5% dalam 1 tahun. Tetapi menurut Penelitian-penelitian rasa sakit dan perdarahan akan berkurang dengansemakin lamanya pemakaian IUD.b. Perdarahan yang bertambah banyak dapat berbentuk :Volume darah haid bertambah, kecuali pada IUD yangmengandung hormone Pada unmedicated IUD, volume darahhaid bertambah rata-rata 50 - 100% di atas volume prainsersi.Pada medicated IUD, bertarnbah 20 - 50%.Perdarahan yang berlangsung lebih lama.Perdarahan bercak/spotting diantara haid.Sebab-sebab dari timbulnya perdarahan haid yang lebihbanyak (menorrhagi) belum diketahui dengan pasti Dugaan : Insersi IUD menyebabkan meningginya konsentrasiplasminogen aktivators dalam endometrium dan enzim-enzimini menyebabkan

bertambahnya aktivitas fibrinolitik sertamenghalangi pembekuan darah. Akibatnya timbul perdarahanyang lebih banyak.Plasminogen aktivators, yaitu enzim yang memecah proteindan mengaktivir dissolusi dari bekuanbekuan darah. Perdarahan inter-menstrual : disangka disebabkan olehkerusakan-kerusakan mekanis pada endometrium, yangakan menyembuh sendiri dengan waktu. Pengobatan Menorrhagi : Per os dengan EACA/ Epsilonaminocaproic acid, AMCA/ Tranexamic acid. Yaitu duaasam amino sintetis, yang merupakan inhibitor kuatterhadap aktivasi plasminogen menjadi plasmin. Obat-obat lain : Prostaglandin-inhibitors. Mefenamicacid, dan lain-lain.2. Embedding dan Displacement IUD tertanam dalam-dalam di endometrium atau myometrium.Penanggulangan IUD harus dikeluarkan. 3. Infeksia.

Merupakan komplikasi yang paling serius yang berhubungandengan pemakaian IUD.b. Infeksi saluran reproduksi sering terjadi pada perempuan diseluruh dunia. Mereka mencakup tiga jenis, yaitu penyakitmenular seksual, infeksi endogen yang disebabkan olehpertumbuhan berlebih organisme yang terdapat dalam salurankelamin seperti bacterial vaginosis, dan akhirnya infeksi yangterkait dengan prosedur medis yang memanipulasi salurankelamin, pemeriksaan panggul, aborsi , dan pemasangan AKDR.c. Vaginitis adalah peradangan pada vagina yang ditandai dengankeluarnya cairan, iritasi dan atau gatal-gatal. Vaginosis bakte adalah salah satu penyebab paling umum dari vaginitis padawanita usia subur. Pada wanita gejala mencapai hingga 24-37%dan telah ditemukan pada 16-29% wanita hamil. Evaluasi faktor-faktor epidemiologis mengungkapkan bahwa penggunaan IUDdan douche adalah penyebab tersering yang terjadi pada wanitadengan vaginosis bakteri.d. Akseptor IUD mempunyai risiko 2 X lebih besar untuk mendapatkan PID dibandingkan non-akseptor KB. Risikotimbulnya PID terutama dalam bulanbulan pertama setelahinsersi IUD (empat bulan pertama).e. PID adalah suatu istilah luas yang menunjukkan adanya suatuinfeksi yang naik dari serviks ke dalam uterus, tuba fallopii danovarium.f. Komplikasi PID umumnya berat, antara lain dapat menyebabkansumbatan partial ataupun total pada satu atau kedua tuba fallopii,dengan akibat bertambah besarnya kemungkinan insidenskehamilan ektopik dan infertilitas.g. Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko infeksi :-

InsersiTerutama dalam. 2-4 bulan pertama post-insersi.Type/macam IUDAda dua penelitian yang menunjukkan bahwa risikosumbatan tuba fallopii adalah lebih rendah panda Cu-IUDdibandingkan unmedicated IUD, tetapi penelitian-penelitianlain tidak menemukan perbedaan antara unmedicated IUD,Cu-IUD maupun IUD yang mengandung hormon.Penyakt akibat hubungan seks (PHS)Partner seksual yang banyak.UmurDi negara-negara yang sedang berkembang, risiko samauntuk wanita usia muds maupun usia tea; sedangkan d negara-negara maju risiko lebih besar pada wanita < 25tahun.Lamanya pemakaian IUD Risiko meningkat dengan makin lasnanya pemakaianIUD. Pada pemakaian 5 tahun atau lebih, risiko meningkat5 X, apalagi bila ditambah dengan partner seksual yangbanyak. Mekanisme Timbulnya Infeksi : 1) Masuknya kuman-kuman yang biasanya hidup di dalam traktusgenitalia bagian bawah ke dalam uterus pada saat insersi.2)

Bertambahnya volume dan lamanya perdarahan haid. (Darahmerupakan media subur untuk berkembang-bialmya kuman-kuman.)3) Naiknya kuman-kuman melalui benang ekor IUD.Dugaan : Ekor IUD yang multi-filamen lebih memungkinkannaiknya kuman-kuman ke dalam cavum uteri dibandingkan ekorIUD yang monofilamen. Sekarang, semua benang ekor IUDdibuat dari bahan yang mono-filament. Tanda-tanda dan Gejala Infeksi Traktus Genitalia pada Wanita : 1) Infeksi traktus genitalia bagian bawahPus dan mukus dari serviks atau urethra.Buang air kecil sukar atau sakit (rasa panas/terbakar).2) Pelvic Inflammatory Disease Sakit perut bagian bawah atau daerah pelvis.Dispareunia, kadang-kadang dengan perdarahan.Haid yang sakit atau berlebihan.Nyeri goyang uterus atau serviks pada pemeriksaan-dalam bi-manual. Nyeri tekan atau pembengkaltan daerah tuba fallopii atauovarium.Temperatur 38C atau lebih.

Criteria PID menurut SWEET (1981) : 1) Riwayat saki perut bagian bawah.2) Nyeri tekan perut bagian bawah (diutamakan dengan nyeri tekanlepas).3) Nyeri goyang serviks.4) Nyeri tekan adneksa.5) Satu dari pemeriksaan laboratorium harus ada :a. Demamb. Leukositosis.c. Masa adneksa inflammatoir pada pemeriksaan USG.d. Ditemukan bakteri dan sel darah putih dalam cairanperitoneal pada kuldosentesis. Tanda-tanda dan Gejala Infeksi Traktus Genitalia pada Pria :(Gonorrhoe, Chlamydia atau infeksi-infeksi lain) 1) Pus dan/atau mukus dari penis.2) Buang air kecil sakit (panas/rasa terbakar). Pencegahan Timbulnya Infeksi : 1)

Skrining calon akseptor yang lebih baik.2) Pemberian antibiotika profilaktik pada saat insersi.3) A dan anti-sepsis yang ketat.4) IUD tanpa ekor. Bakteriologis : 1) Kuman-kuman aerob, misalnya Gonococcus, Chlarnydia trachomatis, E.coli, Proteus, Stahphylococcus epidermidis, Haemophilus influenzae, Mycoplasma.2) Kuman-kuman anaerob, misalnya :Bacteroides, Clostridium, Peptococcus, Peptostreptoccus, Actino-myces. Pengobatan Infeksi : Pengobatan PID meliputi lima tindakan :1) Diagnosa dinia. Membuat diagnosa PID kadang-kadang sukar, karena padayang hanya menunjukkan gejala ringan atau sama sekali tidak ada gejala.b. Kebanyakan tanda dan gejala adalah tidak spesifik untuk PIDkarena dapat jug terjadi pada kehamilan ektopik, appendicitisatau penyakit-penyakit abdominal lainnya.c. Pemeriksaan Laboratorium dapat menolong :Leukositosis (> 10.000/mm3 ).-

Preparat Gram dari endoserviks yang positif untuk Diplococci gram negatif intraseluler.Kultur serviks yang positif untuk Gonorrhoe atauChlamydia.2) Pengangkatan atau pengeluaran IUD Dulu IPPF dan FDA USA merekomendasikan :Segera obati dengan antibiotika broadspectrum, dan biladalam 48 jam tidak ada perbaikan nyata, maka IUD harusdikeluarkan. WHO merekomendasikan pada saat ini :IUD harus dikeluarkan dalam waktu 24 - 48 jam setelah dimulain pemberian antibiotika. Bila dalam 48 - 72 jam setelahpemberian antibiotika belum ada tanda-tanda perbaikan maka penderita harus dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan yang lebih intensif,yang kadang-kadang sampai memerlukan tindakanpembedahan.3) Terapi antibiotika United States Centers for Disease Control dan WHOmerekomendasikan terapi antibiotika untuk Pelvic Inflammatory Disease sebagai berikut :a. Penderita Rawat Jalan

Dosis tunggal Probenecid 1,0 gr p.o ditambah Dosistunggal salah satu obat berikut : Cefoxitin 2,0 gr IM. Amoksisilin 3,0 gr p.o Ampisilin 3,5 gr p.o Penisilin G 4,8 juta U IM pada 2 tempat.Diikuti oleh salah satu dari obat berikut ini : Doksisiklin 2 x 100 mg/hari p.o selama 10 - 14 hari.danMetronidazol 13 x 500 mg/lhari p.o selama 14 hari.atau Tetrasiklin 4 x 500 mg/hari p.o selama 14 hari.atau Dosis tunggal Ceftriaxone 250 mg IMdiikutiDoksisiklin 2 x 100 mg/hari p.o untuk 10-14 harib. Penderita Rawat Inap : Doksisiklin 2 x 100 mg/hari IVdanCefoxitin 4 x 2 gr/hari IV

Kedua-duanya untuk minimal 4 hari dan paling sedikit 8 jam setelah penderita menunjukkan perbaikan.diikutiDoksisiklin 2 x 100 mg/hari p.o untuk 10-14 hari.atau Klindamisin 3 x 900 mg/hari IV dicampur denganGentamisin 2,0 mg/kg BB IV, kemudian 3 x 1,5 mg/kgBB IV.Kedua-duanya untuk minimal 4 hari dan paling sedikit 48 jam setelah penderita menunjukkan perbaikan.diikutiKlindamisin 4 x 450 mg/hari p.o untuk 10-14 hari.Catatan :Gentamisin hanya diberikan bila fungsi ginjalpenderita normal.Tidak.dianjuikan pengobatan PID dengan hanya satumacam antibiotika saja seperti Penisilin, Ampisilin,Amoksisilin atau Sephalosporin saja.Tentu dapat dipakai obat-obat antibiotika laintergantung dari tersedianya macam obat dan biayanya.4) Follow-up yang teraturBila telah diputuskan untuk memberikan antobiotika, makaselanjutnya penderita harus di follow-up dengan cermat untuk menyakinkan bahwa obat-obat yang diberikan adalah adekuat danefektif Berta untuk menyingkirkan penyakit-penyakit berat atauserius lainnya.5) Pengobatan partner seksual-nyaa. Partner seksual penderita PID condong untuk tertular PHS(Penyakit Hubungan Sensual)

Kedua-duanya untuk minimal 4 hari dan paling sedikit 8 jam setelah penderita menunjukkan perbaikan.diikutiDoksisiklin 2 x 100 mg/hari p.o untuk 10-14 hari.atau Klindamisin 3 x 900 mg/hari IV dicampur denganGentamisin 2,0 mg/kg BB IV, kemudian 3 x 1,5 mg/kgBB IV.Kedua-duanya untuk minimal 4 hari dan paling sedikit 48 jam setelah penderita menunjukkan perbaikan.diikutiKlindamisin 4 x 450 mg/hari p.o untuk 10-14 hari.Catatan :Gentamisin hanya diberikan bila fungsi ginjalpenderita normal.Tidak.dianjuikan pengobatan PID dengan hanya satumacam antibiotika saja seperti Penisilin, Ampisilin,Amoksisilin atau Sephalosporin saja.Tentu dapat dipakai obat-obat antibiotika laintergantung dari tersedianya macam obat dan biayanya.4) Follow-up yang teraturBila telah diputuskan untuk memberikan antobiotika, makaselanjutnya penderita harus di follow-up dengan cermat untuk menyakinkan bahwa obat-obat yang diberikan adalah adekuat danefektif Berta untuk menyingkirkan penyakit-penyakit berat atauserius lainnya.5) Pengobatan partner seksual-nyaa. Partner seksual penderita PID condong untuk tertular PHS(Penyakit Hubungan Sensual)

Meskipun partner seksual tidak menunjukkan simtom-simtom (asimtomatik), mereka wajib diperiksa untuk menemukan gejaia-gejala dan tanda-tanda PHS.c. Penderita PID dan partner seksualnya harus diobati bersama-sama dengan antibiotika yang efektif terhadap infeksiGonokok damn Chlamydia.4. Kehamilan Intra-Uterinea. Tanpa memandang usia dan caritas, angka kehamilan pada IUDinert makin menurun dengan lamanya pemakai. Dari penelitianuntuk Lippes Loop D :Tahun pertama : 3,2 kehamilan per 100 pemakai.Tahun kedua : 2,1 kehamilan per 100 pemakai.Tahun ketiga : 1,3 kehamilan per 100 pemakai.Setelah tahun keenam : 0,9 kehamilan per 100 wanita.b. Untuk IUD yang mengandung Cu, penurunan angka kehamilanselama tahun kedua tidak terlalu menyolok.c. Risiko kehamilan dengan IUD in-utero :Abortus spontan atau Abortus febrilis.Menjadi pada 50-60 % kehamilan, dengan lebih setengahnyaterjadi pada trimester kedua-

Prematuritas.Lahir mati.Berat badan lahir Iebih rendah.d. Tetapi, tidak terjadi peninggian risiko seperti :Cacat bawaan.Abnormalitas genetik.Mola hydatidosa.e. Penanggulangan Kehamilan dengan IUD in-utero :Ekor IUD terlihat IUD harus segera dikeluarkan pada saat diketahul adanyakehamilan, karena tiga alasan : Kehamilan dengan IUD in-utero, kemungkinan 50%terjadi abortus spontan, dibandingkan kemungkinar25% bila IUD-nya dikeluarkan. 95% akseptor IUD dengan abortus menunjukkan tanda-tanda infeksi. Risiko kematian karena abortus septik 50 X lebih tinggibila IUD dibiarkan inutero.-

Ekor IUD tidak terlihat : Diamkan, tetapi akseptor di beritahu Berta diawasidengan lebih ketat (bahaya infeksi, sepsis). Abortus terapeutik, bila ada indikasi.5. Kehamilan Ektopik a. IUD tidak menimbulkan atau menambah risiko kehamilan ektopik,tetapi karena IUD mengurangi kemungkinan implantasi intra-uterine, maka kehamilan yang terjadi akan lebih cenderung ke arahkehamilan topik.b. Dengan perkataan lain :IUD tidak mencegah timbulnya kehamilarn ektopik.Inflamasi atau infeksi di dalam tuba fallopian yangberhubungan dengan peroakaian IUD, mengganggupergerakan, dari sel telur yang selah dibuahi, sehinggakemungkinan kehamilan ektopik terjadi lebih besar.c. Pergerakan pada akseptor IUD, sate dari 30 kehamilan (3 - 4 %)adalah kehamilarn ektopik. Pada kehamilan biasa, sate dari 125kehamilan adalah kehamilan ektopik.d. Yang harus selalu diingat dan diperhatikan yakni :IUD + kehamilan : lngat kemungkinan, kehamilan ektopik

Akseptor IUD harus diberitahu mengenai tanda-tanda . dangejala-gejala kehamilan ektopik seperti amenore sakitabdomen, perdara-han pervaginam yang sedikit dan berwarnalebih hitam.Wanita dengan risiko tinggi kehamilan ektopik, misalnyapernah menderita PlD, Ikehamilan ektopik, operasi tuba A;failopii; maka IUD bukan Perubahan pllihan pertama baginyakarena masih ada metode-metode kontrasepsi lain.6. Ekspulsia. Insidens tertinggi Bari ekspulsi apakah dalam 3 bulan pertamasetelah insersi, dan paling sering terjadi salami paid, terutamaperiode pertarna hail. Setelah insersi.b. Insidens: 5 - 20 ekspulsi per 100 wanita per tahun.c. Ekspulsi IUD dapat :Komplit.Inkomplit: IUD berate di bagian bawah [ Partial ] cavum uteriatau di dalam canalis cervicalis.d. Kejadian ekspulsi lebihan tinggi pada IUD ukuran kecil.e. Kejadian ekspulsi berkurang dengan men i

ngkatnya usia akseptor,pada wanita usia muda dan ullipara ekspulsi lebih sering terjadi.f. Gejala-gejala ekspulsi IUD :Vaginal discharge yang abnormal.Kram atau sakit daerah pelvis.Perdarahan bercak atau potting inter-menstrual.Perdarahan bercak atau potting post-coital.Dispareunia.Bertambah panjangnya Penang ekor IUD.Teraba batang IUD di ostium uteri atau di dalam vaginae,Tidak teraba Penang ekor IUD g. Pada ekspulsi partial/inkomplit: IUD-rya harus dikeluarkan dandiganti dengan IUD yang baru.h. Satu hal yang penting untuk diketahui dan dilaksanakan olehakseptor IUD yaitu memeriksa sendiri benang ekor IUD untuk mengetahui apakah IUD-nya masih tetap berada di dalam uterus.7. Komplikasi Laina.

Tidak ada bukti-bukti yang menunjang bahwa IUD menyebabkankarsinoma. Berbeda dengan Pil oral, IUD tidak melindungiterhadap karsinoma endoinetrium atau karsinoma ovarium, danberbeda dengan metode barier, IUD tidak melindungi terhadapkarsinoma. serviks.Petugas medic harus selalu ingat, bahwa perdarahan abnormal padaseorang akseptor IUD tidak selalu disebabkan oleh IUD-nya, tetapimungkin merupakan gejala dari suatu. keganasan atau penyakitlain.b. Kematian karena IUD, menurut WHO, diperkirakan 1 - 2 kematianper 100.000 akseptor IUD per tahun, dan disebabkan karenainfeksi, kehamilan ektopik atau abortus septik trimester kedua. U. Follow - Up Post-insersi IUD 2 minggu setelah insersi, lalu 1 bulan berikutnya, lalu 3 bulan berikutnya;kemudian 6 bulan - 1 tahun sekali. V. Kembalinya Fertilitas Setelah Pengangkatan atau Pengeluaran IUD 1. Kebanyakan wanita yang menghentikan pemakaian IUD-nya, akan hamilsama cepatnya seperti wanita yang tidak menggunakan IUD.2. Risiko infertilitas tuba fallopii sangat bervariasi dengan macam IUD yangdipakai dan dengan jumlah partner seksual-nya W.

Indikasi Medis untuk Mengeluarkan IUD : 1. Sakit dan/atau kram daerah pelvis yang terns menerus. 2. Perdarahan per-vaginam yang abnormal- atau berlebih- lebihan. 3. PID akut. 4. Perubahan letak IUD di dalam uterus. 5. Kehamilan ( bila mudah mengerjakannya 6. Keganasan uterus/serviks. 7. Menopause. Pada wanita berusia kurang dari 25 tahun, penghentian sistem AKDRpada 12 bulan sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang lebih tua.Pada pengguna IUD tembaga, nyeri dan pendarahan merupakan dua diantarapenyebab penghentian. X. Pemilihan IUD untuk Calon Akseptor Secara Individual 1.

Apakah pemakaian IUD untuk menghentikan kehamilan atau untuk menjarangkan kehamilan. Untuk menghentikan kehamilan: Lippes Loop.Untuk menjarangkan kehamilan : Progestasert T atau IUD laka-nya. 2. Apakah calon akseptor pernah hamil.Belum pernah hamil :Progestasert T.Cu-7.ML Cu-250 mini. 3. Apakah calon akseptor mempunyai riwayat haid yang nyeri/ sakit atauberlebihan. Bila ada, maka :Post-abortus terapeutik : Progestasert T.Cu-7, Cu-T, LL A,B atau C.Post-partum aterm tanpa komplikasi : Progestasert T. IUD lain-lain.Post-partum aterm dengan Sectio cesarean : Pertimbangkan Progestasert T. IUD lain-lain -

Haid nyeri atau sakit : Pertimbangkan Progestasert T.Haid berlebihan : Pertimbangkan Progestasert T. 4. Berapa besar uterus-nya ?a. Sondage < 6,5 cm : kebanyakan IUD dapat dipakai.b. Sondage 6,5 - 9,9 cm : Progestasert T.c. Sondage 10 cm atau lebih. 5. Adakah alergi terhadap Cu atau riwayat penyakit Wilson.Bila ada, hindari pemakaian Cu-IUD. 6. Sanggama mid-siklus yang tidak terlindung.Gunakan Cu-IUD. 7. Riwayat ekspulsi sebehunnya ?Ekspulsi memberikan kontribusi kegagalan IUD dengan risiko dari 1 dari20. Usia akseptor yang muda dan riwayat ekspulsi AKDR dapatmemberikan risiko terbesar dari kegagalan. Riwayat ekspulsi tidak harusdianggap sebagai kontraindikasi untuk IUD baru dengan ketentuan bahwapasien menjalani konseling yang tepat dan memiliki tindak lanjut.a. Bila pernah memakai IUD ukuran besar > perlu IUD ukuran lebihkecil.b.

Bila pernah memakai IUD ukuran kecil > perlu IUD ukuran lebihbesar. 8. Calon akseptor sukar di follow-up ? Hindari pemakaian IUD yang perlu diganti secara periodik. 9. Calon akseptor minta IUD pilihannya sendiri ?Usahakan untuk memenuhi permintaan. Jangan menganjurkan pemakaianIUD yang tidak diinginkon oleh calon akseptor. Y. Hal-hal yang Harus Diketahui oleh Akseptor IUD 1. Cara memeriksa sendiri benang ekor IUD Hal ini terutama berlaku dalam bulan-bulan pertama post-insersi;kemudian periksa setiap selesai haid tau bila ada dismenore. Acceptor tidak akan dilindungi oleh IUD-nya bila a. Tidak teraba benang ekor.IUD.b. Teraba batang IUD.c.

Benang ekor IUD bertambah panjang atau bertambah pendek. 2. Efek samping yang sering timbul misalnya perdarahan haid yangbertambah banyak atau lama, rasa sakit atau kram. 3. Segera mencari pertolongan medis bila timbul gejala-gejala infeksi. 4. Kehamilan + IUD in-utero mungkin saja suatu kehamilan ektopik. 5. Macam IUD yang dipakainya. 6. Saat untuk mengganti IUD-nya (untuk medicated IUD). 7. Pertimbangkan pemakaian metode kontrasepsi tambahan seperti kondomatau spermisid salami tiga bulan pertama post-insersi. 8. Mengetahui tanda-tanda bahaya IUD :Terlambat haid (kehamilan), perdarahan abnormal.-

Nyeri abdomen, dispareunia.Vaginal discharge abnormal.Merasa tidak sehat, demam, menggigil.Benang ekor IUD menghilang, bertambah pendek atau bertambahpanjang. 9. Bila mengalami keterlambatan haid, segera periksakan diri ke petugasmedis. 10. Sebaiknya tunggu tiga bulan untuk hamil kembali setelah IUDdikeluarkan dan gunakan metode kontrasepsi lain selama waktu tersebut.Ini dapat mencegah kehamilan ektopik, yang lebih sering terjadi dalambulan-bulan pertama setelah IUD dikeluarkan. 11. Bila berobat karena alasan apa pun (medis, chirurgis atau problemseksual), selalu beritahu dokter bahwa skseptor menggunakan IUD. 12. IUD tidak memberi perlindungan terhadap transmisi virus penyebabAIDS (Pakailah kondom). Z. Kerahasiaan, Persetujuan, dan KonselingDi banyak negara, remaja memiliki hak untuk menerima pelayanankontrasepsi tanpa izin orang tua. Kerahasiaan pemasangan AKDR dapatterhambat oleh masalah biaya atau persetujuan. Konseling pra insersi tentangIUD adalah yang terpenting, tujuan

konseling diantaranya kesadaran tentangsifat jangka panjang, efek samping kontrasepsi, risiko, dan manfaat. Padainsersi IUD, penggunaan kondom untuk pencegahan PMS harus didorong. AA. Penelitian IUD Baru Modified Cu-IUD dan Unmedicated IUD a. Dua versi modifikasi dari ML Cu-375 yaitu : ML Mark II : Berbeda dengan ML Cu IUD lainnya yang dimasukkan dengankedua lengannya di luar tabung inserter, maka ML Mark IIdimasukkan seluruhnya melalui tabung inserter. Lengan ML Mark II lebih pendek dan lebih fleksibel.ML Cu-375 SL: Batang vertikalnya lebih pendek.

Dimaksudkan untuk wanita dengan uterus yang pendek maupun wanita dengan uterus ukuran rata-rata. Digunakan di Finlandia.b. Modified CuT-220C:Lengan horizontal dan batang IUD lebih pendek.Pada batang IUD hanya terdapat 4 selubung Cu dengan jumlah 188mm Cu (biasanya terdapat lima selubung Cu)'.Tipe ini sedang diteliti di RRC.c. Uterine-occluding device: Dikembangkan di Swiss.Suatu Cu-T yang panda kedua ujung lengannya mempunyai bolasilastic yang lunak, dengan maksud menutup ostium tuba dan diharapkan dapat mengurangi risiko kehamilan ektopik danperforasi.d. Ombrelle-250 : Dipakai di Perancis-

Suatu Cu-IUD yang dirancang dengan bentuk fleksibel yang akanbergerak kearah fundus uteri pada saat uterus berkontraksi, sehinggamengurangi ekspulsi, perdarahan dan rasa sakit.e. Fincoid-350: Sedang diteliti di Eropa.Juga dirancang dalam bentuk fleksibel seperti Ombrelle-250.Dari penelitian tenyata ekspulsi dan pengangkatan IUD karenaalasan perdarahan dan rasa sakit sama seperti pada ML Cu-375 danNova-T.f. IUD berbentuk cavum uteri dan terbuat dari baja tahan karat (stainlesssteel). Sedang diteliti di RRC. Bentuknya menyerupai atau meniru cavumuteri dimaksudkan untuk mengurangi ekspulsi. Juga sedangdikembangkan versi dengan Cu di dalam bajanya DAFTAR PUSTAKA Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka.Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.1980. Teknik Keluarga Berencana (Perawatan Kesuburan). Bandung : ElstarOffsetHartanto, hanafi. 2003. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : PustakaSinar Harapan.Badan Koordinasi KB Nasional. 1994. Informasi Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :Badan Koordinasi KB Nasional.Saifuddin, AB. 2003.

Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.http://catatanliza.blogspot.com/2010/10/mengenal-iudakdr.html http://www.youtube.com/watch?v=B9VltImqUL8 http://www.youtube.com/watch?v=FuPFbgSm0QQ http://www.youtube.com/watch?v=wouOTFOV5hU&feature=related http://www.youtube.com/watch?v=-_Cc2XDKFVk http://www.youtube.com/watch?v=PRiJ8ld33fc http://www.youtube.com/watch?v=MSF-1wbuRiI http://www.youtube.com/watch?v=MSF-1wbuRiI http://www.scribd.com/doc/65370220/6/Jenis-%E2%80%93-jenis-AKDR

Anda mungkin juga menyukai