Anda di halaman 1dari 17

Tugas 1

FISIKA KUANTUM

Disusun
OLEH :

Nurun fatonah A 241 10 053

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS TADULAKO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Telah diektahui bahwa perpindahan kalor ( panas ) dari Matahari ke Bumi melalui gelombang elektromagnetik terjadi secara radiasi ( pancaran ). Dalam Materi ini akan dijelaskan intensitas radiasi benda hitam yang melibatkan : Gustav Kirchhoff, Stefan dan Boltzmann, Wilhelm Wien, Rayleigh dan Jeans, dan Max Planck. Pertanda pertama yang menunjukkan bahwa gambaran gelombang klasik tentang radiasi electromagnet ( yang berhasil baik menerangkan perobaan Young dan Hertz pada abad ke Sembilan belas dan yang dapat dianalisis secara tepat dengan persamaan Maxwell ) tidak seluruhnya benar, tersimpulkan dari kegagalan teori gelombang untuk menerangkan spectrum radiasi termal yang diamati jenis radiasi electromagnet yang dipancarkan berbagai benda semata-mata karena suhunya. Teori gelombang juga ternyata gagal menerangkan hasil percobaan lain yang segera menyusul, seperti percobaan yang memepelajari pemancaran electron dari eprmukaan logam yang disinari cahaya ( efek fotolistrik ), dan hamburan cahaya oleh electron-elektron ( efek Compton ). Pada tahun 1924 de Broglie mengusulkan hpotesisnya yang menyatakan partikel juga memiliki sifat sebagai gelombang. Pada tahun 1927 Werner Heisenberg mengusulkan adanya prinsip-prinsip ketidakpastian pada obyek-obyek kuantum artinya obyek-obyek kuantm tidak mungkin bersifat dualisme secara bersamaan (simultan).

B. Tujuan 1. Mengetahui dan memahami pengertian benda hitam, hukum pergeseran Wien, teori Rayleigh-Jeans, hipotesis Max Planck. 2. Mengetahui dan memahami efek fotolistrik dan efek compton. 3. Mengetahui dan memahami hipotesis de Broglie dan ketidakpastian Heisenberg.

BAB II PEMBAHASAN A. RADIASI BENDA HITAM


1. Radiasi Panas Panas (kalor) dari matahari sampai ke bumi melallui gelombang elektromagnetik. Perpindahan ini disebut radiasi, yang dapat berlangsung dalam ruang hampa. Radiasi yang dipancarkan oleh sebuah benda sebagai akibat suhunya disebut radiasi panas (thermal radiation). Setiap benda secara kontinu memancarkan radiasi panas dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Bahkan sebuah kubus es pun memancarkan radiasi panas, sebagian kecil dari radiasi panas ini ada dalam daerah cahaya tampak. Walaupun demikian kubus es ini tak dapat dilihat dalam ruang gelap. Serupa dengan kubus es, badan manusia pun memancarkan radiasi panas dalam daerah cahaya tampak, tetapi intensitasnya tidak cukup kuat untuk dapat dilihat dalam ruang gelap. Setiap benda memancarkan radiasi panas, tetapi umunya benda terlihat oleh kita karena benda itu memantulkan cahaya yang dating padanya, bukan karena ia memacarkan radiasi panas. Benda baru terlihat karena meradiasikan panas jika suhunya melebihi 1000 K. Pada suhu ini benda mulai berpijar merah sepeti kumparan pemanas sebuah kompor listrik. Pada suhu di atas 2000 K benda berpijar kuning atau keputih-putihan, seperti besi berpijar putihatau pijar putih dari filamen lampu pijar. Begitu suhu benda terus ditingkatkan, intensitas relatif dari spectrum cahaya yang dipancarkannya berubah. Ini menyebabkan pergeseran dalam warna-warna spektrum yang diamati, yang dapat digunakan untuk menaksir suhu suatu benda (lihat Gambar 8.1)

Gambar 8.1

Gambar 8.2 Secara umum bentuk terinci dari spectrum radiasi panas yang dipancarkan oleh suatu benda panas bergantung pada komposisi benda itu. Meskipun demikian hasil eksperimenn menunjukkan bahwa ada satu kelas benda panas yang memancarkan spectra panas dengan kalor yang universal. Benda ini disebut benda hitam (black body). Benda hitam adalah suatu benda yang permukannnya sedemikian sehingga menyerap semua radiasi yang dactang padanya (tidak ada radiasi yang dipantulkan keluar dari benda hitam). Dari pengamatan diperoleh bahwa semua benda hitam pada suhu yang sama memancarkan radiasi dengan spektrum yang sama. Tidak ada benda yang hitam sempurna. Kita hanya dapat membuat benda yang mendekati benda hitam. Seperti ditunjukkan pada Gambar 8.2, walaupun permukaan dalam kotak dicat putih (Gambar 8.3a) tetapi ketika kotak ditutup, lubang kotak tampak hitam pada siang hari (Gambar 8.3b). Mengapa demikian? Ketika radiasi dari cahaya matahari memasuki lubang kotak, radiasi dipantulkan berulangulang (beberapa kali) oleh dinding kotak dan setelah

pemantulan ini hamoir dapat dikatakan tidak ada lagi radiasi yang tersisa (ssemua radiasi telah diserap di dalam kotak)dengan kata lain , lubang telah berfungsi menyerap semua radiasi yang dating padanya. Akibatnya benda tampak hitam.

2.

Intensitas Radiasi Hukum Stefan-Boltzman Pada tahun 1859, Gustav Kirchoff membuktikan suatu teorema yang sama

pentingnya dengan teorema rangkaian listrik tertutupnya ketika ia menunjukkan argumen berdasarkan pada termodinamika bahwa setiap benda dalam keadaan kesetimbangan termal dengan radiasi daya yang dipancarkan adalah sebanding dengan daya yang diserapnya. Untuk benda hitam, teorema kirchoff dinyatakan oleh Rf = J(f,T)

Dengan J(f,T) adalah suatu fungsi universal (sama untuk semua benda) yang bergantung hanya pada f , frekuensi cahaya, dan T, suhu mutlak benda. Persaman (8-1) menunjukkan bahwa daya yang dipancarkan persatuan luas persatuan frekuensi oleh suatu benda hitam bergantung hanya pada suhu dan frekuensi cahaya dan tidak bergantung pada sifat fisika dan kimia yang menyusun benda hitam, dan ini sesuai dengan hasil pengamatan. Perkembangan selanjutnya untuk memahami karakter universal dari radiasi benda hitam datang dari ahli fisika Austria, Josef Stefan (1835-1893) pada tahun 1879. Ia mendapatkan secara eksperimen bahwa daya total persatuan luas yang dipancarkan pada semua frekuensi oleh suatu benda hitam panas, Itotal (intensitas radiasi total), adalah sebanding dengan pangkat empat dari suhu mutlaknya. Karena itu, bentuk persamaan empiris hukum Stefan ditulis sebagai Itotal = Rf df = T 4

dengan Itotal adalah intensitas (daya persatuan luas) radiasi pada permukaan benda hitam pada esmua frekuensi, Rf adalah intensitas radiasi persatuan frekuensi yang

dipancarkan oleh benda hitam, T adalah suhu mutalak benda, dan adalah tetapan Stefan-Boltzmann, yaitu = 5,67 10-8 W m-2 K-4. untuk benda panas yang bukan benda hitam akan memenuhi hukum yang sama hanya diberi tambahan koefisien emisivitas, e, yang lebih kecil dari 1: Itotal = eT4 ingat Itotal = P/A, sehingga persamaan diatas juga dapat ditulis sebagai

Dengan P adalah daya radiasi (watt = W) dan A adalah luas permukan benda (m2). Lima tahun kemudian konfirmasi mengesankan dari teori gelombang elektromagnetik cahaya diperoleh ketika Boltzmann menurunkan hukum Stefan dari gabungan termodinamika dan persamaan-persamaan Maxwell. Karena itu persamaan Itotal = eT4 dikenal juga sebagai hukum Stefan-Boltzmann.

Hukum Pergeseran Wien Gambar 8.4 menunjukkan kurva antara intensitas radiasi persatuan panjang gelombang yang dipancarkan oleh suatu benda hitam terhadap panjang gelombangnya (kurva I/ terhadap ) pada tiga suhu mutlak. Total intensitas radiasi yang dipancarkan sama dengan luas di bawah grafik. Menurut hukum StefanBoltzmann jika suhu meningkat dari 2000 K ke 4000 K (2 kali) maka total intensitas radiasi kalor (luas di bawah kurva ) haruslah meningkat 16 kali (dari 24 = 16) pada Gambar 8.4 tampak bahwa luas di bawah kurva untuk T = 4000 K memang jauh lebih besar dari pada luas di bawah kurva untuk T = 2000 K. Hal kedua yang dapat dibaca dari Gambar 8.4 bahwa panjang

gelombangyang membuat intensitas radiasi maksimum untuk suatu benda hitam, maks, bergeser ke panjang gelombang yang lebih pendek begitu benda hitam menjadi lebih panas. Hasil ini sesuai dengan pergeseran warna-warna spektrum begitu suhu naik (lihat kembali Gambar 8.2). Pada suhu kira-kira 600 K, intensitas radiasi maksimum dari pijar benda panas menghasilkan panjang gelombang warna merah tua, tetapi pada suhu 1 100 K (>600 K), panjang gelombang lebih pendek, yaitu panjang gelombang warna kuning. Tetapi hubungan sederhana

kesebandingan terbalik maks T-1 tidaklah segera ditemukan. Pada tahun 1893, Wilhelm Wien mengusulkan suatu bentuk umum untuk hukum distribusi benda hitam J(f,T) yang memberikan hubungan maks dan T yang sesuai dengan hasil eksperimen. Hubungan ini disebut sebagai pergeseran Wien dan ditulis sebagai MAKT = C = 2,90103 mK dengan maks adalah panjang gelombang (dalam m) yang berhubungan dengan intensitas radiasi maksimum benda hitam, T adalah suhu mutlak dari permukaan benda yang memancarkan radiasi, dan C = 2,90 10-3 mK adalah tetapan pergeseran Wien.

Teori Klasik Radiasi Benda Hitam Hubungan antara J (f, T) dan u(f,T), yang sebanding dinyatakan oleh ( ) ( )

Berikut akan dibahas teori klasik radiasi benda hitam, yaitu: hukum eksponensial Wien dan hukum Raileigh-Jeans. Suatu prakiraan penting terhadap bentuk fungsi universal u(f;T) dinyatakan pertama kali pada tahun 1893 oleh Wien, yang memiliki bentuk u( f ,T) = Af 5eB / T Dalam bentuk panjang gelombang , u( f ,T) = c15ec2 /T

dengan c1 dan c2 adalah tetapan yang ditentukan melalui eksperimen. Dari hasil eksperimen, Wien mendapatkan bahwa c = 8 hc dan c = ch/k. Persaman (8-8) atau Persamaan (8-7) disebut sebagai hukum radiasi Wien. Setahhun kemudian, ahli spektroskopi Jerman, Friedrich Paschen yang bekerja dalam daerah inframerah denga kisaran panjang gelombang 1 m, sampai dengan 4 m, dan suhu benda hitam dari 400 K sampai 1 600 K, menemukan bahwa prakiraan Wien tepat bersesuaian dengan titik-titik data eksperimennya (lihat Gambar 8.5)

Tetapi pada tahun 1900, Lummer dan Pringsheim melanjutkan pengukuran Paschen sampai dengan panjang gelombang 18 m. Rubens dan Kurlbaum bahkan melanjutkan sampai 60 m. Kedu8a tim ini kemudian menyimpulkan bahwa

hukum Wien gagal dalam daerah ini (lihat kembali gambar 8.5).

Teori Rayleigh- Jeans Perkiran berikutnya tentang u(f,T) atau u( ,T) dilkukan oleh Lord Rayleigh (1842-1919) dan Sir James Jeans (1877-1946) pada Juni 1900. Rayleigh berkonsentrasi secara langsung pada gelombang-gelombang elektromagnetik dalam rongga. Rayleigh dan Jeans menyatakan bahwa gelombang gelombang elektromagnetik stasioner dalam rongga dapat dipertimbangkan memiliki suhu T, karena mereka secara konstan bertukar energi dengan dinding-dinding dan menyebabkan termometer dalam rongga mencapai suhu yang sama dengan dinding. Lebih lanjut, mereka mempertimbangkan gelombang elektromagnetik terpolarisasi stasioner ekivalen dengan penggetar satu dimensi (Gambar 8.6). Mereka menyatakan kerapatan energi sebagai hasil kali jumlah gelombang stasioner ( , 1, 1 , 2 gelombang,.) dan energi rata-rata per penggetar.

Mereka mendapatkan energi penggetar rata-rata tak bergantung pada panjang gelombang , dan sama dengan kT dari hukum distribusi Maxwell-Boltzmann. Akhirnya mereka memperoleh kerapatan energi per panjang gelombang , u (,T), yang dinyatakian sebagai u(,T)= 8kT4

dengan k adalah tetapan Boltzmann. Pernyataan ini dikenal sebagai hukum Rayleigh-Jeans. Dalam bulan September 1900, pengukuran menunjukkan bahwa diantara 12 m dan 18 m prakiraan Rayleigh-Jeans tepat. Tetapi seperti ditunjukkan pada gambar 8.7, hukum Rayleigh-Jeans secara total tak layak pada panjang gelombang pendek atau frekuensi tinggi. Persaman (8-9) menunjukkan bahwa ketika mendekati nol, kerapatan energi diperkirakan tak terbatas (u(f ,T))dalam ultraviolet. Keadaan ini dinamakan bencana ultraviolet (ultraviolet catastrophe).

Teori Planck Radiasi Benda Hitam Teori Wien cocok dengan spektrum radaisi benda hitam untuk panjang gelombang yang pendek, dan menyimpang untuk panjang gelombang yang panjang. Teori Rayleigh-Jeans cocokdengan spektrum radiasi benda hitam untuk panjang gelombnag yang panjang, dan menyimpang untuk panjang gelombang yang pendek. Jelas bahwa fisika klasik gagal menjelaskan tentang radiasi benda hitam. Inilah dilema fisika klasik di mana Max Planck mencurahkan seluruh perhatiannya. Pada tahun 1900, Planck memulai pekerjaannya membuat suatu angapan baru tentang sifat dasra dari ngetaran molekul dalam-dinding-dinding rongga benda hitam (pada saat itu elektron belum ditemukan). anggapan baru ini sangat radikal dan bertentangan dengan fisika klasik, yaitu sebagai berikut: 1. Radiasi yang dipancarkan oleh getaran molekul-molekul tidaklah kontinu tetapi dalam paket-paket energi diskret, yang disebut kuantum (sekarang disebut foton). Besar energi yang berkaitan denagn foton adalah E = hf, sehingga untuk n buahb foton maka energinya dinyatakan oleh

En = nhf
dengan n = 1, 2, 3, ..(bilangan asli), dan f adalah frekuensi getaran molekul-molekul. Energi dari molekul-molekul dikatakann terkuantisasi dan energi yang diperkenankan disebut tingkat energi. Ini berarti bahwa tingkat energi bisa hf, 2hf, 3hf, sedang h disebut tetapan Planck, dengan

h = 6,6 1034 J s (dalam dua angka penting) 2. Molekul-molekul memancarkan ataumenyerap energi dalam satuan diskret dari energi cahaya, disebut kuantum (sekarang disebut foton). Molekulmolekul melekukan itu dengan melompat dari satu tingkat energi ke tingkat energi lainnya. Jika bilangan kuantum n berubah dengan satu satuan, Persamaan (8-10) menunjukkan bahwa jumlah energi yang dipancarkan atau diserap oleh molekul-molekul sama dengan hf. Jadi, beda energi antaradua tingkat energi yang berdekatan adalah hf. Molekul akan memancarklan atau meyerap energi hanya ketika molekul mengubah tingkat energinya. Jika molekul tetap tinggal dalam satu tingkat

energi tertentu, maka tidak ada energi yang diserap atau dipancarkan molekul. Gambar 8.9 menunjukkan tingkat-tingkat energi yang terkuantisasi dan transisi (perpindahan) yang diusulkan Planck.

Berdasarkan teori kuantum di atas, Planck dapat menyatukan hukum radiasi Wien dan hukum radiasi Rayleigh-Jeans, dan menyatakan hukum radiasi benda hitamnya yang akan berlaku untuk semua panjang gelombang. Hukum radiasi Planck adalah ( )

dengan h = 6,6 x 10-34 Js adalah tetapan Planck, c = 3,0 x 108 m/s adalah cepat rambat cahaya, k = 1,38 x 10-34 J/K adalah tetapan Boltzmann, dan T adalah suhu mutlak benda hitam. Planck mengumumkan Persamaan (8-11) ini pada seminar fisika di universitas Berlin. Heinrich Rubens, seorang peserta seminar begitu tiba di rumah segera membandingkan hasil percobaannya dengan rumus Planck ini. Setelah kerja lembur, ia menemukan kecocokan sempurna antara rumus Planck dan kurva spektra distribusi energi benda hitam untuk semua panjang

gelombang (lihat juga Gambar 8.10 dan Gambar 8.11). Keesokan harinya ia menyalami Planck atas persamaannya yang luar biasa.

B. EFEK FOTOLISTRIK
Pada tahun yang sama ketika ia mengemukakan teori relativitas, Einstein mengemukakan hasil penemuannya. Ia menemukan bahwa berkas cahaya kadang berlaku sebagai berkas partikel, yaitu dengan menerangkan efek fotolistrik. Efek ini sendiri ditemukan oleh Heinrich Hertz (1888).

Dengan melihat gambar 6.2. nampak bahwa sebuah piringan logam berlaku sebagai katoda dan kawat berlaku sebagai Anoda berada di dalam tabung vacuum , dimana tidak ada arus yang mengalir dalam tabung. Ketika cahaya menerangi piringan logam, ditemukan ada arus yang mengalir. Arus tersebut hanya mengalir jika cahaya < t ambang. Misalkan cahaya warna biru dapat menyebabkan arus, sedangkan cahaya warna merah tidak. t bergantung bahan katoda. Banyak yang telah mencoba menerangkan efek fotolistrik, tapi kurang berhasil. Nampak bahwa berkas cahaya memberikan energi kepada elektron dalam piringan logam dan menyebabkan elektron keluar dari logam. Berkas cahaya yang lemah pun asalkan mempunyai < t dapat melontarkan elektron. Sebaliknya sekuat apapun berkas cahaya selama > t tidak dapat melontarkan elektron, kecuali jika katoda dipanaskan. Tapi ini bukan peristiwa fotolistrik lagi tapi emisi termionik. Einstein menjelaskan peristiwa fotolistrik dengan asumsi bahwa cahaya terkuantisasi dan menumbuk elektron valensi dalam katoda. Jadi cahaya berisi paket-paket cahaya kecil dengan laju c. Paket-paket ini disebut foton

atau kuantum cahaya. Jadi karena cahaya berisi paket-paket atau foton, ketika foton menumbuk permukaan logam, foton memberikan semua energinya kepada elektron. Jika elektron telah punya cukup energi, elektron akan keluar dari permukaan logam dan menjadi bebas.

Energi yang diperlukan untuk melontarkan elektron dari suatu materi disebut energi fungsi kerja. Dituliskan sebagai EWF. Sehingga elektron yang teremisikan mempunyai energi:

Kecepatannya tidak dalam daerah relativitas. Energi foton dapat membebaskan elektron. Energi foton: Dimana :

harus

agar

Einstein mengasumsikan bagian radiasi EM dapat direpresentasikan baik sebagai paket-paket (kuantum) energi ataupun sebagai gelombang, bergantung apa yang kita tinjau. Efek fotolistrik memberikan inspirasi kepada Einstein untuk menyimpulkan sesuatu tentang cahaya dan semua radiasi EM. Berkas radiasi EM dengan panjang gelombang dan frekuensi f berisi sekumpulan foton. Masing-masing foton merupakan paket kecil energi yang

menjalar dengan kecepatan c seperti juga berkas cahaya. Energi tiap foton adalah atau .

Nampak bahwa energi foton bertambah jika berkurang. Foton-foton cahaya biru mempunyai energi lebih besar dari pada foton-foton cahaya cahaya merah. Foton-foton sinar X mempunyai energi yang sangat tinggi karena sinar X sangatlah pendek. Cahaya yang direpresentasikan sebagai foton dapat dianggap sebagai partikel tak bermassa dengan energi dan hanya bergerak dengan kecepatan c. sekarang

kita tahu bahwa konsep Einstein adalah benar. Radiasi EM mempunyai dua sisi mata uang. Jika ia bergerak dalam ruang, ia berperilaku sebagai gelombang, yaitu dapat berinterferensi, difraksi dan sebagainya. Tetapi ia juga berperilaku sebagai seberkas pulsa-pulsa energi foton, jika ia berinteraksi sebagai partikel dengan materi. Energi masing-masing foton ditentukan oleh atau f berkas radiasi.

C. EFEK COMPTON
Pada efek fotolistrik, cahaya dapat dipandang sebagai kuantum energi dengan energi yang diskrit. Kuantum energi tidak dapat digambarkan sebagai gelombang tetapi lebih mendekati bentuk partikel. Partikel cahaya dalam bentuk kuantum dikenal dengan sebutan foton. Pandangan cahaya sebagai foton diperkuat lagi melalui gejala yang dikenal sebagai efek Compton. Jika seberkas sinar-X ditembakkan ke sebuah elektron bebas yang diam, sinar-X akan mengalami perubahan panjang gelombang dimana panjang gelombang sinar-X menjadi lebih besar. Gejala ini dikenal sebagai efek Compton, sesuai dengan nama penemunya, yaitu Arthur Holly Compton.

Sinar-X digambarkan sebagai foton yang bertumbukan dengan elektron (seperti halnya dua bola bilyar yang bertumbukan). Elektron bebas yang diam menyerap sebagian energi foton sehingga bergerak ke arah membentuk sudut terhadap arah foton mula-mula. Foton yang menumbuk elektron pun terhambur dengan sudut terhadap arah semula dan panjang gelombangnya menjadi lebih besar. Perubahan panjang gelombang foton setelah terhambur dinyatakan sebagai

Dimana m adalah massa diam elektron, c adalah kecepatan cahaya, dan h adalah konstanta Planck.

Arthur Holly Compton

D. HIPOTESIS LOUIS DE BROGLIE

(Louis de Broglie) Louis de Broglie merupakan ilmuwan pertama yang mengajukan hipotesis bahwa partikel seperti halnya electron juga dapat berperilaku sebagai gelombang.

Sebaliknya, partikel (materi) dapat juga bersifat sebagai gelombang dengan panjang gelombang sebesar:

Hipotesis de Broglie diuji kebenarannya oleh Davisson dan Germer.


Mereka melakukan eksperimendengan menembakkan electron yang dipercepat oleh

suatu medan listrik ke permukaan Kristal tunggal. Hasil eksperimen Davisson dan Germer menunjukkan bahwa partikel electron dapat mengalami difraksi. Sifat difraksi hanya dimiliki oleh gelombang sehingga dapat disimpulkan bahwa partikel memiliki sifat gelombang.

E. PRINSIP KETIDAKPASTIAN HEISENBERG


Radiasi dan partikel materi memiliki sifat dualisme. Akan tetapi tidak mungkin memberlakukan kedua deskripsi tersebut baik pada radiasi maupun pada partikel materi secara bersamaan (simultan). Diberikan contoh pada radiasi, bila radiasi dipandang sebagai partikel dan secara ekstrim akan ditentukan posisi pada suatu saat secara tepat ( menjadi tak berhingga ( ), maka ketakpastian atribut gelombang radiasi ). Ketakpastian pengukuran besaran fisika

menjadi sangat penting dalam persoalan ini. Pada tahun 1927, Werner Heisenberg mengusulkan adanya prinsip ketakpastian pada obyek-obyek kuantum sebagai hubungan:

dan

Secara

kuantitatif,

pemberlakuan

ketakpastian

Heisenberg

telah

ditunjukkan pada berbagai peristiwa, seperti pada difraksi dan mikroskop. Adanya prinsip ketakpastian ini juga telah menyarankan diberlakukannya konsep probabilitas pada sistem kuantum, yang dilukiskan dengan suatu fungsi gelombang.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2009.sifat dualisme gelombang materi. http://kimiadahsyat.blogspot.com/2009/06/sifat-dualisme-gelombangmateri.html. (di unduh pada tanggal 13 maret 2013)

Anonim.2009.radiasi benda hitam. http://atophysics.wordpress.com. (di unduh pada tanggal 13 maret 2013)

Anonim.2010.Efek compton.http://aktifisika.wordpress.com/2010/02/22/sifatpartikel-dari-cahaya-efek-compton/. (di unduh pada tanggal 13 maret 2013)

Anonim.2010.Efek Fotolistrik.http://aktifisika.wordpress.com/2010/02/22/sifatpartikel-dari-cahaya-efek-fotolistrik/. (di unduh pada tanggal 13 maret 2013)

Anonim.2011.teori de Broglie.http://fisika-narizsu.blogspot.com/2011/11/teoride-broglie.html. (di unduh pada tanggal 13 maret 2013)

Anda mungkin juga menyukai