Anda di halaman 1dari 7

AXEL PRIAMBODO 16310131/ Teknik Geodesi dan Geomatika Kelompok 16

KEMAHASISWAAN ITB A. Sejarah Kemahasiswaan ITB 1. Masa Awal (1920 1950) Tahun 1922 Soekarno mengenyam pendidikan kuliah di TH Bandung. Setelah lulus, Soekarno mendirikan partai politik yakni partai Nasional. Tahun 1940 TH Bandung berubah menjadi Institute of Tropical Sciences dan Bandung Kogyo Daigaku (1944). Ketika Indonesia merdeka tepatnya tahun1945, Bandug Kogyo Kaigaku berubah menjadi Sekolah Tinggi Teknik Bandoeng. 2. Masa Demokrasi Liberal (1950-1959) Pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit yakni pembubaran Konstituante dan pemberlakuan kembali UUD 1945. Sebelum mengeluarkan dekrit, Presiden Soekarno telah merencanakan untuk mendirikan sebuah pusat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Rencana Soekarno ini diwujudkan dengan memisahkan Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam UI Bandung menjadi Institut Teknologi Bandung, 2 Maret 1959. 3. Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1966) Dengan berpisahnya UI Djakarta dan UI Bandung dan UI Bandung menjadi ITB, beberapa tokoh mahasiswa menggulirkan isu membentuk dewan mahasiswa. Pada tanggal 20 November 1960, terbentuklah dewan mahasiswa di Institut Teknologi Bnadung. Dewan Mahasiswa adalah organisasi kemahasiswaan kampus yang berprinsip Pemerintahan Mahasiswa dengan Sidang Dewan Mahasiswa sebagai wakil-wakil Himpunan Mahasiswa dan badan legislatif, serta Badan Pengurus sebagai badan eksekutif. Ketua Umum Badan Pengurus dipilih oleh Anggota Sidang Dewan Mahasiswa dan bertanggung jawab kepada Sidang Dewan Mahasiswa. Pekerjaan besar DM ITB yang pertama adalah bagaimana agar ITB tidak dilebur ke dalam

Universitas Padjadjaran menjadi Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam UNPAD. Pekerjaan ini cukup memakan waktu dan tenaga, bahkan jabatan. Saat Udaya Hadibroto menjabat sebagai Ketua Umum (1962-1963), DM ITB memobilisasi ratusan mahasiswa untuk mengikuti Tri Komando Rakyat demi membebaskan Irian Barat. 4. Dekade 70-an Saat DM ITB dipimpin oleh Heri Akhmadi (TA72), Rizal Ramli (FI73), dan Indro Tjahjono (AR73), Keluarga Mahasiswa ITB menyusun Buku Putih Perjuangan Mahasiswa 1978. Buku Putih diluncurkan pada aksi mahasiswa ITB, 16 Januari 1978 di lapangan basket dan dihadiri 2000 mahasiswa. Aksi ini diakhiri dengan pernyataan sikap Tidak Mempercayai dan Tidak Menghendaki Soeharto Kembali Menjadi Presiden RI, KM ITB. Spanduk bertuliskan pernyataan mahasiswa ini dipasang di depan Gerbang Ganesha. Akibatnya kampus ITB diserbu dua kali, tanggal 21 Januari oleh Kodam Siliwangi, dan tanggal 9 Februari oleh Brigade Lintas Udara 18 Kostrad. Kampus diduduki 6 bulan lamanya, mahasiswa lama diusir, dan hanya mahasiswa angkatan 78 yang boleh berkuliah di ITB. Tokoh-tokoh mahasiswa ditangkap dan dipenjara 6 bulan. Perubahan kalender akademik dari Januari-Desember menjadi Juni-Juli. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Joesoef menetapkan kebijakan Normalisasi Kehidupan Kampus untuk meredefinisi peran, fungsi dan posisi kampus secara mendasar, fungsional dan bertahap. Pada tahun 1982 22 Ketua Himpunan dan 44 Ketua Unit Kegiatan menyatakan pembubaran Dewan Mahasiswa 5. Dekade 80-an Pada tanggal 5 Agustus 1989, kedatangan Menteri Dalam Negeri Jenderal Rudini ke kampus ITB untuk memberikan penataran P-4 kepada mahasiswa baru angkatan 1989 disambut dengan demonstrasi pembakaran ban, pelemparan telur kepada Jenderal Rudini, dan usaha pengusiran. Akibat demonstrasi ini, Fadjroel Rachman, Jumhur Hidayat, Enin Supriyanto, Ammarsyah dan Arnold Purba dipenjara selama 3 tahun di Nusakambangan. 6. Dekade 90-an Krisis Moneter bulan Juli 1997 ditindaklanjuti dengan berdirinya Satuan Tugas Reformasi oleh Syawaludin Lubis (TG90), Meldy (MS91), Denda Alamsyah (GD91), Anto Soedarto (GD92), Khalid Zabidi

(SR93), Depi Restiadi (TG94), Widdy Widianto (PL95), Gandhi (TK95). Berdirinya Satgas KM ITB untuk Reformasi ini juga dibarengi dengan berdirinya Tim Beasiswa KM ITB tahun 1998 untuk menangani beasiswa dari, oleh dan untuk mahasiswa. Aksi-aksi mahasiswa mulai bergulir, terutama saat Peristiwa Trisakti, Pendudukan Gedung DPR/MPR, dan Peristiwa Semanggi I. Satgas KM ITB bersama FKSMJ dan Komite Mahasiswa Universitas Siliwangi mengadakan dialog nasional bersama Amien Rais, Abdurrahman Wahid, Megawati dan Sri Sultan Hamengkubuwono X di Ciganjur yang menghasilkan Deklarasi Ciganjur, 13 November 1998. Pada tanggal 7-10 Juni 1998 diadakan Musyawarah Kerja KM ITB di Ciwidey. Pada Muker 1998 ini Konsepsi Organisasi Kemahasiwaan serta Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ITB disahkan. Konsep Organisasi Kemahasiswaan mengacu pada Konsep Pemerintahan Mahasiswa dan visi Masyarakat Madani yang ditulis oleh Fandy Wijaya (GD94) Pada bulan Oktober 1998, Pemilihan Umum Raya Keluarga Mahasiswa untuk pertama kalinya sejak KM ITB dideklarasikan kembali, menghasilkan Vijaya Vitriyasa (MS94) sebagai Presiden KM ITB periode 19981999, mengalahkan Khalid Zabidi (SR93), Ahmad Salahudin (TI94) dan Heldy (FT94). Selain itu terbentuk Kongres yang diketuai Yan Ardiansyah (GD94). Kabinet Vijay berkontribusi dalam mendirikan unit Radio Kampus (RK), mengadakan Hearing Calon Presiden RI bulan April 1999, dan juga berpartisipasi dalam penolakan RUU Penanggulangan Keadaan Bahaya pada peristiwa Semanggi II, Oktober 1999. Karena FKHJ menganggap kinerja Kabinet Vijay kurang memuaskan, maka pelaksanaan Pemilu Raya 1999 dipercepat. Kabinet kedua dipimpin oleh R. Sigit Adi Prasetyo (IF95) mengalahkan Nurul Wajah Mujahid (KL95), Zaid Perdana Nasution (TL96), Arief Wicaksono (TI95), Iqbal Alfajri (DS96), Dedi Apriadi (GL97). Kabinet Sigit berkontribusi dalam mengadakan Olimpiade Olahraga dan Seni Budaya I, penerbitan buletin Soul of Campus, serta Public Lecture yang menghadirkan Nurul Izzah sebagai pembicara. OSKM 2000 yang diketuai Alfari Firdaus (TI96) hanya dihadiri oleh 400 peserta pada hari pertama dan 900 peserta pada hari terakhir, hal ini terjadi akibat Rektor

Prof. Lilik Hendradjaja melarang mahasiswa baru angkatan 2000 untuk mengikuti OSKM. 7. Dekade 2000-an Pemilu Raya 2008 dimenangkan oleh Shana Fatina Sukarsono (TI04) mengalahkan Gilang Widyawisaksana (GD04) dan Fikri (MG05). Pemilu ini memakai sistem pasangan calon Presiden dan calon anggota MWA Wakil Mahasiswa. Wahyu Bagus Yuliantok (PL04) menjadi Anggota MWA mengalahkan Bobby Rahman (PL04) dan Ruly (GL05). Kabinet Shana memulai program kerjanya dengan menyatakan sikap menolak kenaikan harga BBM, mendeklarasikan Rumah Belajar, audiensi dengan Menko Kesra dan Mensesneg terkait kebijakan menaikkan harga BBM, serta KonsolidasI BEM Seluruh Indonesia. Ketua PMB terpilih adalah Aulia Ibrahim Yeru (SR05) di mana nama Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) diubah menjadi Inisiasi Keluarga Mahasiswa (INKM). A. Falsafah Dasar Organisasi Kemahasiswaan Tugas perguruan tinggi adalah membentuk manusia susila dan demokrat yang: 1. Memiliki keinsafan tanggung jawab atas kesejahteraan masyarakatnya 2. Cakap dan mandiri dalam memelihara dan memajukan ilmu pengetahuan 3. Cakap memangku jabatan dan atau pekerjaan dalam masyaraktnya (Drs. Mohammad Hatta) Dapat disimpulkan bahwa tugas perguruan tinggi adalah membentuk insan akademis, yaitu insan yang memiliki dua peran: 1. Selalu mengembangkan sehingga menjadi generasi yang tanggap dan mampu menghadapi tantangan masa depan 2. Selalu mencari dan membela kebenaran ilmiah, sesuai dengan watak ilmu itu sendiri. Dengan selalu mengikuti watak ilmu, maka insan akademis mengemban peran untuk membentuk tatanan masayarakat yang benardengan dasar kebenaran ilmiah. Untuk mewujudkan peran mahasiswa sebagai insan akademis maka tercipta berbagai kebutuhan dasar

mahasiswa berupa pendidikan, kesejahteraan dan aktualisasi. Untuk kebutuhan yang bersifat individual, pemenuhannya tidak perlu diorganisir, tetapi kebutuhan beberapa orang memerlukan pengorganisasian. Untuk itu, perlu adanya lembaga yang bertugas untuk memenuhi dan melaksanakan masing-masing tingkat kebutuhan itu. Disinilah fungsi lembaga kemahasiswaan. B. Konsep Organisasi Internal ITB Organisasi kemahasiswaan harus mampu untuk membentuk sosok utuh mahasiswa, yaitu harus mampu mewadahi wujud indentitas dan aktualisasi peran mahasiswa. Oleh karena itu, organisasi kemahasiswaan merumuskan orientasi dasar organisasinya sebagai berikut: 1. Menjadi wadah pengembangan diri mahasiswa untuk membentuk lapisan masyarakat masa depan yang professional, intelek, humanis, dan religious. 2. Mewujudkan karya nyata mahasiswa dalam perjuangan menata kehidupan bangsa 3. Menjadi wadah bagi upaya pemenuhan kebutuhan dasar mahasiswa yang menjadi pendidikan, kesejahteraan dan aktualisasi diri.

B. Posisi Organisasi Kemahasiswaan di Kampus Organisasi kemahasiswaan ITB berada di dalam sistem ITB, namun secara structural tidak berada di bawah rector dan memiliki otonomi penuh untuk menentukan kehidupan organisasinya. Di sisi lain, organisasi kemhasiswaan mengakui bahwa rektor adalah penanggung jawab sistem ITB. Hubungan antara keduanya merupakan suatu hubungan yang demokratis yang menghormati posisi dan wewenang masing-masing untuk menjalankan aktivitasnya di dalam fungsi dan bidang masing-masing. D. Kedaulatan Organisasi Kedaulatan tertinggi di dalam organisasi berada di tangan seluruh mahasiswa ITB yang diwujudkan dalam kongres. E. Keanggotaan Seluruh mahasiswa ITB adalah anggota Keluarga Mahasiswa ITB (KM ITB). Dengan demikian, maka KM merupakan representasi dari seluruh mahasiswa ITB, sehingga KM berkewajiban untuk mewujudkan kebutuhan seluruh mahasiswa ITB. F. Kelengkapan Organisasi 1.

Kongres Kongres merupakan perwujudan dan kedaulatan tertinggi dalam organisasi kemahasiswaan ITB. Oleh karena itu, kongres memegang peran tertinggi dalam KM ITB. Penentuan dan pengawasan oleh pelaksanaan orientasi kehidupan organisasi kemahasiswaan dilakukan oleh kongres. 2. Kabinet Kabinet merupakan badan eksekutif pelaksana program di tingkat pusat. Tugas utama cabinet adalah mendominasi kampus melalui pencerdasan dan pemberdayaan mahasiswa tingkat bawah. 3. Himpunan Mahasiswa Program Studi Himpunan mahasiswa jurusan merupakan badan kelengkapan KM di tingkat jurusan. Himpunan mahasiswa jurusan bersifat otonom di dalam struktu KM, akan tetapi memiliki hubungan koordinatif dengan cabinet. Artinya himpunan mahasiswa memiliki wewenang penuh atas program dan aktivitas di tingkat jurusan. Apabila himpunan mahasiswa memiliki aspirasi tentang kebijakan kemahasiswaan di ITB maka aspirasi itu disampaikan melalui kongres atau kabinet. Mekanisme itu diberlakukan karena secara organisasi/ formal karena himpunan mahasiswa jurusan mahasiswa tidak menudukkan wakilnya di kongres maupun di cabinet, dan profesionalitas fungsi masing-masing badan kelengkapan. 4. Unit Kegiatan Mahasiswa Unit kegiatan mahasiswa merupakan badan kelengkapan KM di tingkat satu kelompok tertentu mahasiswa (minat, bakat, kreasi, dan hobi). Unit kegiatan mahasiswa bersifat autonom di dalam struktur KM, akan tetapi tetap memiliki hubungan koordinatif dengan cabinet. Artinya unit tetap memiliki kewenangan penuh atas program dan aktivitasnya di tingkat jurusan. Kabinet dan kongres tidak berhak ikut campur secara langsung dalam penentuan kebijakan unit. Apabila unit kegiatan mahasiswa memiliki aspirasi tentang kebijakan kehasiswaaan di ITB maka aspirasi itu disampaikan melalui kongres atau kabinet, mekanisme ini diberlakukan karena secara organisasi/ formal unit kegiatan mahasiswa tidak menudukkan wakilnya di kongres maupun di kabinet, dan profesionalitas fungsi masing-masing badan kelengkapan. 5. Tim Beasiswa Tim beasiswa KM ITB adalah badan independen eksekutif yang bertanggung jawab kepada kongres KM ITB dan seluruh mahasiswa ITB dalam penyelenggaraan beasiswa KM ITB. 6.

Majelis Wali Amanat Majelis Wali Amanat wakil mahasiswa adalah perwakilan dalam majelis pemegang kekuasaan tertinggi di ITB. Tim MWA wakil mahasiswa KM ITB adalah tim yang dibentuk oleh MWA wakil mahasiswa untuk memudahkan dan membantu tugas-tugas wakil mahasiswa di MWA. Manfaat mempelajari sejarah adalah: 1.Kegunaan edukatif kegunaan sejarah yang pertama adalah sebagai edukatif atau pelajaran. banyak manusia yang belajar dari sejarah. belajar dari pengalaman yang pernah dilakukan.pengalaman tidak hanya terbatas pada pengalaman yangdialaminya sendiri 2.Kegunaan inspiratif kegunaan sejarah yang kedua adalah sebagai inspiratif. berbagai kisah sejarah dapat memberikan inspirasi pada pembaca dan pendengarnya. 3.Kegunaan rekreatif kegunaan sejaraha yang ketiga adalah sebagai kegunaan rekreatif. kegunaan sejarah sebagai kisah dapat memberi suatu hiburan yang segar. melalui penulisan kisah sejarah yang menarik pembaca dapat terhibur. gaya penulisan yanghidup dan komunikatif dari beberapa sejarawan terasa mampu menghipnotis pembaca. pembaca akan merasa nyaman membaca tulisan dari seajarawan.

Anda mungkin juga menyukai