Anda di halaman 1dari 5

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan oligodinamik, pengaruh antiseptik desenfektan, tekanan osmose, serta daya urai mikroba yaitu: Menunjukkan pengaruh logam berat terhadap pertumbuhan mikroorganisme. Mempelajari pengaruh desenfektan terhadap pertumbuhan bakteri tertentu. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi garam dan konsentrasi gula terhadap bakteri. Mengetahui daya urai enzim-enzim yang dikeluarkan oleh beberapa jenis bakteri, mold dan yeast terhadap pati dan sukrosa. I.2 Dasar Teori Akhir-akhir ini orang telah dapat membuat kloromisellin secara sintetik, obat-obatan ini terkenal sebagai kloromfenikol. Diharapkan antibiotik-antibiotik yang lainpun dapat dibuat secara sintetik pula. Antibiotik yang pertama terkenal yaitu penicillin yang merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh jamur pencillin. Penisillin ditemukan oleh Fleming pada tahun 1929 namun ketika tahun 1943 antibiotik ini sangat banyak digunakan sebagai pembunuh bakteri. Selama perang dunia kedua dan sesudahnya bermacam-macam antibotik diketemukan , yang pada saat ini jumlahnya mencapai ratusan jenis.
(Dwidjo seputro,D. Prof. Dr, Dasar-Dasar Mikrobiologi , hal 104. 2003, Jakarta : Penerbit Djambalan)

Senyawa yang mempunyai aktivitas antiseptik dibagi menjadi delapan yaitu: A. Turunan Alkohol Digunakan untuk: a) Pembedahan pada kulit, contoh etanol dan isopropyl al;kohol. b) Pengawet, contoh : klorbutanol c) Mensterillan udara, dalam bentuk aerosol, contoh : etilen glikol, trimetilen glikol.. B. Turunan amicillin dan guanidine Contoh : klorheksida, glukonat dan klorheksidin asetat. C. Zat warna

dibagi menjadi 2 kelompok yaitu: a) turunan akridin yaitu akriflafin b) turunan trifenil mrtan yaitu malachite gen D. Halogen dan Halogenafos E. Senyawa Merkuri a) merkuri anorganik, contoh : HgCl2, Hg2Cl2 b) merkuri organic, contoh : fenil merkuri nitrat F. Senyawa Fenol contoh fenol, praklorfenol, eugenol. G. Senyawa ammonium kuartener. Contoh : benzalkonium, konium klorida H. Senyawa perak Pengaruh dari logam berat pada jumlah mikroba dalam habitat alam bervariasi tergantung pada logam dan mikroorganisme serta sifat kimia fisika dari lingkungannya. Dari penelitian Cu ditambahkan pada ekosistem marine. Pertumbuhan bakteri heterotropik yang terjadi dianggap sebagai hasil bakteri yang bertahan pada lingkungan Cu dengan menggunakan substrat organik dari organisme sensitif Cu. Kemampuan mikroorganisme untuk betahan dan bereproduksi dalam kontaminasi logam tergantung pada adaptasi genetis atau adaptasi physiologi.
(G.M.Gadd. Mikrobilogy of Extreme Environment hal 178)

Garam dari beberapa logam berat seperti air raksa dan perak dalam jumlah yang kecil dapat membunuh bakteri, yang disebut oligodinamik. Hal ini mudah sekali dilanjutkan dengan suatu eksperimen.
(Dwidjo seputro, D. Prof> Dr, Dasar-Dasar Mikrobiologi , hal 99. 2003, Jakarta : Penerbit Djambalan)

Menurut Waksman, antibiotik merupakan zat-zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme, dan zat-zat itu dalam jumlah yang sedikitpun mempunyai daya penghambat kegiatan mikroorganisme lain. Ada beberapa antibiotik yang tidak dihasilkan oleh golongan jamur, melainkan oleh golongan bakteri sendiri, misalnya tirotrisin dihasilkan oleh Bacillus brevis, basitrasin oleh Bacillus subtilis, polimiksin oleh Bacillus Polymyxa.
(Dwidjo seputro, D. Prof. Dr, Dasar-Dasar Mikrobiologi , hal 104. 2003, Jakarta : Penerbit Djambalan)

Garam tembaga jarang dipakai sebagai bakterisida akan tetapi banyak digunakan untuk menyemprot tanaman dan untuk mematikan tumbuhan ganggang di kolam-kolam renang. Nitrat

perak 1 sampai 2 % banyak digunakan untuk menetesi selaput lendir, misalnya pada mata bayi yang baru lahir untuk mencegah gonorhoea. Banyak juga orang mempergunakan persenyawaan perak dengan protein.
(Dwidjo seputro, D. Prof> Dr, Dasar-Dasar Mikrobiologi , hal 100. 2003, Jakarta : Penerbit Djambalan)

Antiseptik merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan pada jaringan hidup yang mempunyai efek membatasi atau mencegah infeksi agar tidak menjadi lebih parah. Antiseptik yang ideal dapat menghambat pertumbuhan dan merusak sel-sel bakteri, spora bakteri, virus dan protozoa tanpa merusak jaringan tubuhnya. Antiseptik juga digunakan dalam bentuk tunggal atau digabungkan dengan detergen, sabun, serbuk tabur, deodoran, dan pasta gigi. Pada penggunaan secara setimpal obat kadang-kadang menyebabkan iritasi kulit (mukosa), dan menimbulkan reaksi alergi. Dan apabila terserap obat akan menimbulkan toksisitas sistemik. Sesuai dengan keperluannya maka suatu antibiotik dapat diberikan kepada seseorang pasien dengan jalan penelanan atau penyuntikan. Penyuntikan dapat dilakukan intravena (dalam pembuluh darah balik) atau intra muskular (di dalam otot atau daging). Desenfektan merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh mikroorganisme (bakterisida) yang biasanya pada benda mati dengan cepat menghasilkan efek yang tak terpulihkan. Desenfektan digunakan secara luas untuk sanitasi rumah.
(Hendrianie, nuniek, dkk. Diktat kuliah Mikrobiologi industri hal 4-7. 2001. Surabaya : FTI-ITS)

Tujuan dari proses desinfeksi yaitu untuk memusnahkan mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit. Desinfeksi berbeda dengan sterilisasi yang ditujukan untuk memusnahkan semua organisme mikro yang ada sterilisasi dapat saja digunakan dalam pengolahan air bersih. Akan tetapi berhubung besarnya biaya yang dibutuhkan maka penggunaan sistem desinfeksi dianggap memadai. Pengujian efisiensi dilakukan dengan menggunakan mikroorganisme indikator Escherichia Coli. Air yang memasuki sistem distribusi harus bebas dari mikroorganisme ini.
(Hendrianie, nuniek, dkk. Diktat kuliah Mikrobiologi industri hal 4-7. 2001. Surabaya : FTI-ITS)

Sebelum antibiotik digunakan untuk keperluan pengobatan, maka perlulah terlebih dahulu antibiotik itu diuji efeknya terhadap spesies bakteri tertentu.Antibiotik yang efektif bagi banyak species bakteri, baik kokus, basil maupun spiril, dikatakan mempunyai spektrum luas, sebaliknya suatu antibiotik yang hanya efektif untuk spesies tertentu disebut antibiotik yang spektrumnya sempit. Penicillin hanya efektif untuk memberantas terutama jenis kokus, oleh karena itu

penicillin dikatakan mempunyai spektrum yang sempit. Tetrasiklin efektif bagi kokus, basil dan jenis spiril tertentu, oleh karena itu tetrasiklin dikatakan mempunyai spektrum yang luas. Pada medium agar-agar yang telah disebari spesies bakteri tertentu diletakkan beberapa kepingan kertas yang masing-masing mengandung antibiotik yang diuji dalam konsentrasi yang tertentu juga. Jika sudah 24 jam kemudian tidak menampakkkan pertumbuhan bakteri di sekitar kepingan-kepingan kertas tersebut, maka hal yang demikian itu berarti bahwa bakteri itu tercekik pertumbuhannya dalam kepingan kertas. Besar kecilnya daerah kosong sekitar kepingan itu sesuai dengan konsentrasi antibiotik yang terkandung di dalamnya.
(Dwidjo seputro, D. Prof. Dr, Dasar-Dasar Mikrobiologi , hal 104. 2003, Jakarta : Penerbit Djambalan)

Antiseptik dan desenfektan dapat merusak sel dengan cara koagulasi atau denaturasi protein protoplasma sel atau menyebabkan sel mengamati lisis yaitu dengan mengubah struktur membran sel sehingga menyebabkan kebocoran isi sel. Desenfektan harus memiliki kemampuan untuk memusnahakan mikroba tertentu yang pathogen pada konsentrasi relatif rendah yang masih dapat diterima di lingkungannya. Desenfektan yang aktifitasnya memerlukan suhu dan pH ekstrim atau hanya efektif pada air dengan turbuditas amat rendah, tidak sesuai untuk penggunaan dalam skala besar. Karena diisamping kemampuan membunuh mikroba patogen, desenfektan tidak bersifat toksik (racun) terhadap manusia dan hewan (ikan misalnya). Kapasitas residual sisa yang ditentukan dalam air bersih harus dapat mengatasi re-infeksi air. Selama berada dalam sistem distribusi oleh mikroorganisme kadar desenfektan residual ini harus tidak mengganggu rasa dan aroma air, serta tidak membahayakan. kriteria-kriteria yang telah disebutkan membahayakan jenis desenfektan yang sesuai untuk pengolahan air bersih, misalnya pembubuhan desenfektan jenis logam berat dapat memusnahkan mikroorganisme patogen secara efektif, akan tetapi toksisitas residualnya berbahaya bagi manusia.
(Hendrianie, nuniek, dkk. Diktat kuliah Mikrobiologi industri hal 4-7. 2001. Surabaya : FTI-ITS)

Desinfektan dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu : a. Turunan Aldehida formaldenid, digunakan untuk desinfektan ruangan, alat-alat paraformaldehid glumaraldehid, digunakan untuk sterilisasi alat pembedahan yang tidak dapat disterilkan dengan pemanasan b. Turunan Klorofor : kloramin T, dikloramin T, klorin, halazan.

larutan kloramin T 0,1 % digunakan sebagai antiseptik membran mukosa, sedang 1 % untuk mencuci luka halazan, dalam bentuk garam Na digunakan untuk sterilisasi air minum H2O2 digunakan sebagai antimikroba, mencuci luka, penghilang bau badan dengan kadar 1-3 %

c. Senyawa Pengoksidasi : hydrogen peroksida, benzal peroksida, sodium perborat, dll.

d. Turunan Fenol : kresol, klorokresol, kreosol, timol, dll


(Dwidjo seputro, D. Prof. Dr, Dasar-Dasar Mikrobiologi , hal 104. 2003, Jakarta : Penerbit Djambalan)

Alkohol Etanol murni ini kurang daya bunuhnya terhadap bakteri. Tetapi jika dicampur dengan air murni, efeknya lebih bagus. Alkohol 50 % sampai 70 % banyak digunakan sebagai desinfektan (Dwijoseputro, D. Prof. Dr. Dasar-dasar Mikrobiologi, hal 101. 2003. Jakarta ; Penerbit : Djambatan). Zat Warna Beberapa macam zat warna dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Pada umumnya bakteri yang gram positif itu lebih peka terhadap pengaruh zat warna daripada bakteri gram negatif. Hijau berlian, hijau malakit, fuchsin basa, kristal ungu sering dicampurkan kepada medium untuk mencegah pertumbuhan bakteri gram positif. Kristal ungu juga dipakai dalam mendesinfektan luka-luka pada kulit. Dalam penggunaan zat warna perlu diperhatikan supaya zat warna itu tidak sampai mengenai pakaian.
(Dwijoseputro, D. Prof. Dr. Dasar-dasar Mikrobiologi, hal 101. 2003. Jakarta ; Penerbit : Djambatan).

Anda mungkin juga menyukai

  • Abstrak DLL Ar
    Abstrak DLL Ar
    Dokumen9 halaman
    Abstrak DLL Ar
    Anira Ilialrun
    Belum ada peringkat
  • Bab 4 Ar
    Bab 4 Ar
    Dokumen3 halaman
    Bab 4 Ar
    Anira Ilialrun
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 Ar
    Bab 2 Ar
    Dokumen13 halaman
    Bab 2 Ar
    Anira Ilialrun
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 FLash and Fire
    Bab 3 FLash and Fire
    Dokumen4 halaman
    Bab 3 FLash and Fire
    Anira Ilialrun
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 Ar
    Bab 2 Ar
    Dokumen13 halaman
    Bab 2 Ar
    Anira Ilialrun
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 Ar
    Bab 3 Ar
    Dokumen6 halaman
    Bab 3 Ar
    Anira Ilialrun
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 Ar
    Bab 2 Ar
    Dokumen13 halaman
    Bab 2 Ar
    Anira Ilialrun
    Belum ada peringkat
  • ABSTRAKSI, DLL
    ABSTRAKSI, DLL
    Dokumen6 halaman
    ABSTRAKSI, DLL
    Anira Ilialrun
    Belum ada peringkat
  • BAB III New
    BAB III New
    Dokumen9 halaman
    BAB III New
    Anira Ilialrun
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 Q
    Bab 2 Q
    Dokumen3 halaman
    Bab 2 Q
    Anira Ilialrun
    Belum ada peringkat