Anda di halaman 1dari 32

Motivasi & Afeksi (Kasih-Sayang)

Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang, Edisi Ke-6 Jeanne Ellis Ormrod

Case Berbeda dengan teman-teman sekelasnya yang lebih berorientasi


pada kegiatan sosial, Anya adalah siswa yang pendiam yang biasa senang sendirian. Kapanpun ia ada waktu kosong di kelas, ia mengambil pensil dan kertas serta mulai membuat sketsa. Ia sangat menyukai menggambar. Misalnya dia menghiasi buku dengan gambar-gambar tanpa makna. Ia menambahkan ilustrasi pada cerita dan esai. Ia selalu menggambar pada kata-kata pada buku membacanya setiap minggu. Tidak mengherankan, Anya terlihat menonjol di kelas seni, ia sangat menunjukkan perhatian ketika gurunya mengajarkan teknik menggambar yang baru. Ia menyibukkan diri sendiri jika ada tugas menggambar, sampai lupa akan lingkungan sekitar. Guru seni Anya memberikan penghargaan atas peningkatan keterampilan menggambar Anya di akhir tahun sekolah. Anya bercita-cita ingin menjadi seniman profesional sehingga ia harus berlatih, berlatih, dan berlatih.

Perilaku Anya yang mana yang menunjukkan minatnya akan seni?

Apakah perilaku-perilakunya dapat meningkatkan prestasinya di kelas seni? Jika ya, bagaimana? Apakah Anya memiliki motivasi yang tinggi akan pelajaran seni? Dari mana Anda menyimpulkannya?

Hakikat Motivasi
Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere (to

move) yang artinya bergerak. Motivasi adalah sesuatu yang mengerakkan, mengarahkan, dan menyokong perilaku. Sering tercermin dalam investasi personal dan keterlibatan kognitif. Lingkungan juga dapat memperbesar motivasi siswa untuk belajar (motivasi yang disituasikan). Motivasi lebih dilihat sebagai proses daripada sebuah hasil. Sebagai proses, motivasi tidak bisa dilihat secara langsung tetapi bisa ditafsirkan dari perilaku seperti pemilihan tugas, usaha, persistensi, dan ungkapan kata (Pintrich & Schunk, 1996).
Jeanne Ellis Ormrod Educational Psychology: Developing Learners, sixth edition
Copyright 2008 by Pearson Education, Inc. Upper Saddle River, New Jersey 07458 All rights reserved.

Hakikat Motivasi
Tujuan (goals) dalam motivasi merupakan

daya pendorong dan mengarahkan tindakan. Motivasi meliputi aktivitas mental dan fisik.

Aktivitas fisik meliputi usaha, bertahan pada tugas, dan tindakan lain yang muncul. Aktivitas mental meliputi aktivitas kognitif seperti perencanaan, pengulangan, organisasi, pengawasan, pembuatan keputusan, pemecahan masalah, dan pengukuran kemajuan.

Bagaimana Motivasi Mempengaruhi Pembelajaran dan Perilaku


Mengarahkan perilaku menuju tujuan-tujuan tertentu Mendorong peningkatan usaha dan energi Meningkatkan inisiasi diri, dan ketekunan/persistensi

dalam kegiatan-kegiatan Memperluas pengolahan kognitif Menentukan konsekuensi-konsekuensi apa yang menguatkan dan menghukum Mendorong perbaikan performa (ketika hal itu tinggi)

Jeanne Ellis Ormrod Educational Psychology: Developing Learners, sixth edition

Copyright 2008 by Pearson Education, Inc. Upper Saddle River, New Jersey 07458 All rights reserved.

Jeanne Ellis Ormrod Educational Psychology: Developing Learners, sixth edition

Copyright 2008 by Pearson Education, Inc. Upper Saddle River, New Jersey 07458 All rights reserved.

Bagaimana Motivasi Mempengaruhi Belajar dan Perilaku


Motivasi mengarahkan perilaku individu mencapai tujuan-tujuan

tertentu Motivasi mempengaruhi apakah individu akan memilih untuk melihat game atau mengerjakan tugas, apakah mengerjakan soal matematika atau belajar seni. Mendorong peningkatan usaha dan energi Motivasi akan meningkatkan sejumlah usaha dan energi yang dikeluarkan oleh siswa pada aktivitas yang secara langsung berhubungan dengan kebutuhan dan tujuan. Hal ini akan menentukan apakah siswa akan mengejar tugas secara antusias dan sungguh-sungguh atau lesu dan tidak menghiraukan. Meningkatkan inisiasi diri, dan ketekunan/persistensi dalam, kegiatankegiatan Siswa akan memulai tugas-tugas yang betul-betul ingin dikerjakan. Mereka juga akan melanjutkan tugas-tugas tersebut hingga selesai, meskipun adanya hal-hal yang menghambat.
7

Bagaimana Motivasi Mempengaruhi Belajar dan Perilaku


Motivasi mempengaruhi strategi belajar dan kognitif individu.

Motivasi akan mempengaruhi apa dan bagaimana informasi diproses. Individu yang termotivasi maka ia akan tetap memperhatikan, melihat, perhatian agar memperoleh informasi dan disimpan dalam long term memory. Menentukan konsekuensi-konsekuensi apa yang menguatkan dan menghukum Beberapa siswa termotivasi untuk mencapai sukses secara akademik, bangga jika mendapat nilai A sementara yang lain bangga hanya mendapat nilai B, siswa yang lain menginginkan agar dapat diterima oleh kelompoknya, dsb. Mengarahkan pada peningkatan prestasi. Siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar akan menjadi highest achiever. Siswa yang tidak termotivasi maka akan beresiko untuk drop out dari sekolah sebelum selesai.

Case
Sheryl tidak terlalu suka pelajaran matematika dan

dia mengambil matematika hanya karena bisa memperoleh nilai C atau lebih dalam materi triginometri sebagai persyaratan untuk mendapat beasiswa di Universitas Negeri sesuai dengan keinginannya. Shannon menyukai matematika. Trigonometry akan membantunya untuk mendapatkan beasiswa di Universitas Negeri, selain itu, ia juga benar-benar ingin memahami bagaimana menggunakan Trigonometri yang dibutuhkan jika berprofesi sebagai Arsitek. Disamping itu, Trigonometri benar-benar menyenangkan.

Motivasi Ekstrinsik vs. Intrinsik


Ekstrinsik Motivasi didorong oleh faktor-faktor yang tidak berasal dari dalam diri individu Aktivitas-aktivitas akademis merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Intrinsik Motivasi didorong oleh keinginan/hasrat yang berasal dari dalam diri untuk melakukan sesuatu Aktivitas akademi merupakan tujuan. Motivasi intrinsik cenderung menghasilkan performa yang lebih baik dan bertahan lebih lama.
Jeanne Ellis Ormrod Educational Psychology: Developing Learners, sixth edition
Copyright 2008 by Pearson Education, Inc. Upper Saddle River, New Jersey 07458 All rights reserved.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berprestasi menurut Mc Clelland

Harapan orang tua terhadap anaknya Pengalaman pada tahun-tahun pertama kehidupan Latar belakang budaya tempat seseorang dibesarkan Peniruan tingkah laku (modelling) Lingkungan tempat proses pembelajaran berlangsung.

11

12

Kebutuhan-kebutuhan Dasar Manusia


Rangsangan/getaran

Kebutuhan dasar untuk stimulasi

Hirarki Kebutuhan Menurut Maslow

Teori motivasi yang menyatakan orang harus memuaskan kekurangan empat kebutuhan sebelum terlibat dalam kegiatan-kegiatan aktualisasi diri seperti pembelajaran
Copyright 2008 by Pearson Education, Inc. Upper Saddle River, New Jersey 07458 All rights reserved.

Jeanne Ellis Ormrod Educational Psychology: Developing Learners, sixth edition

Kebutuhan-kebutuhan Dasar Manusia


Kompetensi dan Nilai Diri Keyakinan mengenai kemampuan umum yang seseorang miliki untuk secara efektif menghadapi lingkungannya Determinasi Diri Rasa otonomi/kemandirian

Keterhubungan Kebutuhan untuk merasakan secara sosial keterhubungan dengan orang lain dan untuk mendapatkan kasih sayang dan respek dari orang lain

Afeksi (Kasih-Sayang) dan Efeknya


Afeksi berhubungan erat dengan motivasi.

Siswa memiliki perasaan, emosi, dan suasana hati yang mereka bawa saat mengerjakan suatu tugas. Para Siswa lebih termotivasi ketika mereka merasa optimistis mengenai cita-cita mereka dan peluangpeluang yang mereka jumpai. Ketika siswa-siswa begitu gembira setelah berhasil, mereka ingin terlibat dengan perilaku itu lagi.

Jeanne Ellis Ormrod Educational Psychology: Developing Learners, sixth edition

Copyright 2008 by Pearson Education, Inc. Upper Saddle River, New Jersey 07458 All rights reserved.

Afeksi (Kasih-Sayang) dan Efeknya


Afeksi: Berhubungan dengan pembelajaran dan

kognisi

Belajar melakukan sesuatu terjadi saat para siswa menentukan apakah mereka suka melakukan hal itu. Berjuang dengan bahan/materi dapat menyebabkan ketidaksukaan pada materi itu. Tergantung pada pengalaman sebelumnya, beberapa materi membangkitkan perasaan-perasaan positif, sementara materi lainnya menimbulkan perasaan-perasaan negatif. Kognisi yang sulit Disonansi/ketidakcocokan kognitif Semakin emosional para siswa merasakan/menikmati satu bagian dari materi, mereka semakin cenderung mengingatnya.

Jeanne Ellis Ormrod Educational Psychology: Developing Learners, sixth edition

Copyright 2008 by Pearson Education, Inc. Upper Saddle River, New Jersey 07458 All rights reserved.

Hot Cognition
Tentukan manakah yang menimbulkan perasaan positif (bahagia, antusias) dan yang menimbulkan perasaan negatif (sedih, marah) atau tidak menimbulkan perasaan apapun
Akan dibuat bandara internasional di Jogja tahun depan Kecelakaan pesawat penumpang di Medan

menewaskan hampir semua penumpang dan awak pesawat Ada diskon hingga 75 % biaya penerbangan ke Balikpapan Sometimes learning and cognitive processing are emotionally charged a phenomenon known as hot cognition.

17

Hot Cognition
Affect is clearly intertwinned with learning and

cognition. Siswa lebih memperhatikan sesuatu yang menimbulkan emosi yang kuat, seperti kegembiraan, kesedihan atau kemarahan. Proses informasi akan lebih efektif ketika siswa tertarik pada suatu topik, misal belajar dengan menggunakan sesuatu yang bermakna dan visual imagery. Siswa akan lebih mudah memperoleh kembali informasi dengan emosi yang tinggi daripada tidak menggunakan emosi. Siswa akan lebih mudah belajar dan mengingat ketika ia terlibat tidak hanya secara kognitif tetapi juga secara emosi ketika belajar di kelas.
18

Kecemasan di Kelas
Perasaan kegelisahan dan ketakutan

mengenai situasi dengan hasil yang tidak pasti

Dapat berupa keadaan atau ciri pembawaan

Normal dan seringkali membantu kita Memfasilitasi kecemasan Dapat juga merugikan kita ketika hal itu

berlebihan

Mengurangi kecemasan
Copyright 2008 by Pearson Education, Inc. Upper Saddle River, New Jersey 07458 All rights reserved.

Jeanne Ellis Ormrod Educational Psychology: Developing Learners, sixth edition

Anxiety
State anxiety such temporary feeling of

anxiety Trait anxiety when an individual shows a pattern of responding with anxiety even in nonthreatening situations

20

Apakah Sumber-sumber Kecemasan bagi Siswa?


Penampilan fisik Situasi baru Penilaian atau evaluasi oleh orang lain Pokok persoalan yang membingungkan Tuntutan-tuntutan yang berlebihan di kelas Tes-tes di kelas Situasi-situasi yang menakutkan secara fisik Situasi-situasi yang mengancam kepantasan diri Masa depan Pergantian sekolah
Copyright 2008 by Pearson Education, Inc. Upper Saddle River, New Jersey 07458 All rights reserved.

Jeanne Ellis Ormrod Educational Psychology: Developing Learners, sixth edition

Menjaga Kecemasan Siswa pada Level Fasilitatif


Menetapkan harapan-harapan yang realistis bagi performa

siswa Mencocokkan instruksi dengan level dan kapabilitas kognitif siswa Mengajarkan penguasaan matapelajaran

Menyediakan bantuan dengan membuat catatan, tutoring, dan lain-lain.

Secara eksplisit mengajarkan strategi-strategi yang

meningkatkan pembelajaran dan performa Menggunakan asesmen referensi standar (criterion-referenced assessment) Menyediakan sebanyak mungkin umpan-balik mengenai perilaku-perilaku spesifik Memberikan siswa kesempatan mengoreksi kesalahan

Jeanne Ellis Ormrod Educational Psychology: Developing Learners, sixth edition

Copyright 2008 by Pearson Education, Inc. Upper Saddle River, New Jersey 07458 All rights reserved.

Menghadapi Keberagaman dalam Motivasi dan Afeksi


Perbedaan Budaya dan Etnis

Semua anak memiliki kebutuhan dasar yang sama; bagaimana mereka memenuhi kebutuhan itu dapat bervariasi.. Kebutuhan untuk afiliasi dapat bervariasi, mungkin sebanyak dorongan untuk prestasi akademis. Ancaman stereotip bisa hadir/muncul.

Perbedaan Gender

Anak perempuan lebih memperhatikan pelaksanaan tugas dengan baik.

Berusaha lebih keras, memperoleh nilai yang lebih tinggi, terlibat dengan rintangan diri yang kurang, memiliki angkaangka kelulusan yang lebih tinggi Lebih cenderung memiliki kebutuhan yang tinggi untuk afiliasi

Jeanne Ellis Ormrod Educational Psychology: Developing Learners, sixth edition

Copyright 2008 by Pearson Education, Inc. Upper Saddle River, New Jersey 07458 All rights reserved.

Menghadapi Keberagaman dalam Motivasi dan Afeksi


Gender dan Afeksi

Anak perempuan mengungkapkan emosi secara lebih terbuka, kecuali kemarahan. Anak perempuan lebih cemas mengenai performa di kelas.

SES

Siswa-siswa yang berasal dari keluarga berpenghasilan rendah memiliki tekanan yang lebih banyak, mungkin kurang memiliki strategi-strategi dan keterampilan pengaturan diri yang efektif.

Jeanne Ellis Ormrod Educational Psychology: Developing Learners, sixth edition

Copyright 2008 by Pearson Education, Inc. Upper Saddle River, New Jersey 07458 All rights reserved.

Menghadapi Keberagaman dalam Motivasi dan Afeksi


Siswa dengan Kebutuhan Khusus

Memiliki keragaman yang paling besar dalam motivasi Mungkin mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan-kebutuhan akan keterhubungan karena kesempatan yang lebih sedikit untuk bersosialisasi dengan teman sebaya
Copyright 2008 by Pearson Education, Inc. Upper Saddle River, New Jersey 07458 All rights reserved.

Jeanne Ellis Ormrod Educational Psychology: Developing Learners, sixth edition

PROKRASTINASI AKADEMIK
Istilah prokrastinasi pertama kali dicetuskan oleh

Brown dan Holtzman pada tahun 1967 (Ferari, dkk, 1995; dalam Indriyati 2002). Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin Procrastinare yang berarti menunda sampai hari selanjutnya. Lewat pendekatan stimulus respon, Silver (Green, 1982; dalam Indriyati 2002) mengartikan penundaan sebagai respon terhadap tugas yang tidak menyenangkan, penguatan yang tidak memadai untuk memulai atau mengerjakan tugas, dan hambatan kerja yang muncul akibat keyakinan irasional.
26

PROKRASTINASI AKADEMIK
Menurut Solomon & Rothblum (1984),

prokrastinasi adalah penundaan yang tidak berguna dalam menyelesaikan tugas. Para prokrastinator sering melakukan penundaan dengan menggantinya dengan melakukan hal-hal yang tidak berguna, semisal keluyuran, menonton televisi, jalan-jalan, sehingga tugas yang seharusnya telah selesai, justru terbengkalai. Berdasarkan pengertian ini prokrastinasi adalah kebiasaan buruk yang dilakukan mahasiswa untuk menghindari tugas yang tidak mereka sukai dengan mengalihkan pada kegiatan-kegiatan yang bersifat santai
27

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Prokrastinasi Akademik


Takut gagal atau fear of failure

Tidak menyukai tugas atau aversive of the

task Faktor lain (sifat ketergantungan pada orang lain, pengambilan resiko berlebihan, sikap yang kurang tegas, menolak kontrol dan kesulitan mengambil keputusan)

28

Prokrastinasi
Risvi (dalam Indriyati, 2002) mengemukakan

bahwa faktor motivasi internal yang rendah dapat mendorong seseorang untuk melakukan prokrastinasi akademik, sebab ketika individu mempunyai motivasi berprestasi yang rendah individu akan malas memulai sesuatu pekerjaan sehingga kinerjanya menjadi rendah. Individu cenderung untuk menghindar dari kewajibankewajibannya dalam menyelesaikan tugas tersebut. Motivasi berprestasi dan prokrastinasi akademik memiliki korelasi negatif

29

UNDERACHIEVING
Underachiever adalah anak yang berprestasi

rendah dibandingkan dengan tingkat kecerdasan yang dimilikinya. Prestasi rendah ini bukan disebabkan oleh adanya hambatan dalam menguasai pelajaran yang diberikan dalam proses belajar mengajar.

30

Faktor-faktor yang Menjadi Penyebab Anak menjadi Underachiever


Lingkungan Sekolah Faktor Guru

Lingkungan Rumah

31

Petunjuk Umum untuk Memotivasi Siswa


Ingat bahwa siswa-siswa yang berbeda akan

memberi respons terhadap strategi-strategi motivasional yang berbeda


Tunjukkan kepada siswa bahwa mereka bisa

berhasil
Menyampaikan respek kepada semua siswa
Jeanne Ellis Ormrod Educational Psychology: Developing Learners, sixth edition
Copyright 2008 by Pearson Education, Inc. Upper Saddle River, New Jersey 07458 All rights reserved.

Anda mungkin juga menyukai