Anda di halaman 1dari 7

PESAN AKHIR TAHUN UNTUK PARA ORANG TUA TERCINTA

Suatu ketika ada seorang ibu yang memili anak berusia 16 tahun datang kepada saya, untuk mengeluhkan prilaku anaknnya katanya sangat bermasalah. Bayangkan katanya; anak saya ini sudah tidak bisa di atur lagi, bahkan jika dia bicara ke saya, sering memakimaki dengan perkataan yang kotor, dan bahkan pernah beberapa kali dia memukul saya...., Sambil menagis si ibu ini terus melanjutkan ceritanya... Selain itu saya sama sekolah juga sering di panggil, karena anak ini sering memukul atau bahkan berkelahi disekolah. Aduh saya sepertinya sudah tobat dengan perilaku anak saya ini....., saya tidak tahu lagi harus bagaimana....? rasanya saya sudah putus asa....., setiap kali saya mengadukan hal ini pada suami, malah yang saya dapat adalah kemarahan tambahan dari suami saya... Sungguh pada akhirnya saya juga jadi bingung harus mulai dari mana untuk bisa membantu ibu ini......, yang pasti ini semua merupakan sebuah proses panjang dari suatu kesalah pengasuhan dan pendidikan dari kedua orang tuanya. Para orang tua dan guru yang berbahagia namun kali ini saya tidak ingin membahas tentang bagaimana cara memperbaiki perilaku anak ini, melainkan, saya lebih ingin untuk mengajak para orang tua untuk tahu bagaimana mencegah agar hal yang sama tidak terjadi pada anak kita dirumah. Para orang tua yang berbahagia, Tahukah kita bahwa kita hanya punya kesempatan mendidik anak kita untuk menjadi anak baik sangat terbatas sekali. Yakni sejak usia mereka balita hingga kira-kira di usia sekolah SMP akhir. Setelah itu kebanyakan anak akan sangat sulit sekali di ubah menjadi baik. Kecuali dengan cara-cara tertentu yang agak sedikit ekstrim. Namun demikian sesungguhnya tiap orang tua dapat mencegahnya sebelum ini terjadi; yakni dengan menggunakan kesempatan emas mendidik anak teserbut. Menurut penelitian Ibu Dawna Markova, diketahui bahwa prilaku anak itu mulai dibentuk sejak usia Balita; yakni mulai fase Ego Sentris dimana anak merasa paling benar, paling penting sendiri, tidak bisa memahami hak dan keberadaan orang lain. Diharapkan pada fase ini peran orang tua adalah untuk mengajari anaknya untuk bisa berbagi dan memahami hak orang lain. Kemudian berlanjut pada fase berikutnya yang di sebut sebagai gank age awal yakni usia SD yang di tandai dengan keinginan anak untuk di terima oleh orang lain atau kelompoknya; dengan cara meniru-niru prilaku teman-teman di kelompoknya. Pada fase

ini peran orang tua di harapkan dapat mengajak anak berdiskusi mengenai nilai-nilai baik dan buruk dari sebuah prilaku yang ditiru oleh anaknya sampai ia paham betul. Tentunya tanpa harus memarahi anak, karena pada fase ini anak sering kali tidak tahu kalau yang ditirunya itu buruk, karena mereka memang belum memiliki acuan tentang baik dan buruk. Setelah itu ia fasenya akan beranjak memasuki usia Gank Age Tengah pada usia SMP. Pada fase ini biasanya seorang anak tidak hanya masih meniru budaya kelompoknya tapi bahkan mulai tumbuh keinginan untuk tampil beda agar mendapat perhatian dari anggota kelompoknya atau orang-orang di sekitarnya; oleh karena itu anak-anak SMP kita yang tidak terkelola mulai menujukkan prilaku-prilaku seperti mengubah model rambut agar tampak agak nyentrik, kemudian menggunakan gelang, anting atau mulai mencoba merokok, tawuran dsbnya sampai yang terparah adalah perbuatan kriminal dan narkoba. Ini semua pada awalnya hanya dengan tujuan untuk menonjolkan diri di depan temantemannya untuk mencari-cari perhatian namun pada akhirnya justru malah ke bablasan. Pada fase ini orang tua dan guru diharapkan dapat membantu anak untuk menemukan keunggulan alaminya, agar ia bisa mendapat perhatian dari hal tersebut; seperti misalanya anak yang kuat di sport di dorong untuk masuk kursus/club sport, bagi anak yang suka tampil bicara berikan kesemptan untuk mengikuti lomba-lomba puisi, pidato,debat, untuk anak yang suka kekerasan dimasukkan ke klub bela diri dsb. Jadi mereka tahu apa yang menjadi keunggulan alami yang bisa dipamerkan pada kelompoknya untuk mendapatkan perhatian. Tidak harus mencari-cari yang pada akhirnya sering menjerumuskan mereka ke prilaku-prilaku terlarang. Dan apa bila masa SMP ini tidak berhasil kita kelola dengan baik prilaku anak kita maka setelah itu akan sulit untuk mengubahnya. Kenapa....? karena setelah itu dia akan memasuki fase identitas; yakni sebuah fase penetapan nilai dan konsep diri seorang anak. Jika dia menganggap hal negatif seperti kebut-kebutan adalah hal yang oke bagi dirinya; maka dia akan mengakuinya itu sebagai hal baik, dan akan sulit bagi kita untuk mengubahnya.. Jadi sekali lagi mari kita kawal masa-masa perkembangan anak kita mulai dari BALITA hingga menjelang SMA. Jika anda berhasil melakukannya maka selamatlah anak kita; dan anda mulai bisa melepas dia untuk berpisah melanjutkan studinya di perguruan tinggi dengan relatif aman. Namun jika tidak dia akan cenderung terus membuat masalah dimanapun dia berada. Bagaimana cara mencegahnya..? anda bisa belajar dari banyak hal,. terserah pada anda.... dan salah satu yang kami tawarkan adalah Program Talkshow Pendidikan Keluarga setiap sabtu pagi jam 10.00 -12.00 di radio Smart FM 95.9 Jakarta diulang pada Minggu Malam jam 19.00-21.00. Sebuah cara yang....murah dan mudah untuk belajar mendidik anakanak kita secara tepat. Pada kesempatan yang indah ini kami ingin mengucapkan:

"SELAMAT NATAL & TAHUN BARU MASEHI 2009 DAN SELAMAT TAHUN BARU HIJRIYAH 1430" Semoga ditahun mendatang kita dapat menjadi orang tua yang lebih baik lagi bagi anakanak kita tercinta. Mari segera bergabung bersama kami untuk mewujudkan mimpi kita Membangun Indonesia yang kuat melalui Keluarga. Kalau bukan kita siapa lagi..? Kalau bukan sekarang Kapan Lagi..? Salam Penuh Cinta Kasih, Ayah Edy & Management

Kemampuan Berpikir Kritis Kreatif & Pro Aktif

Kali ini kita akan berbicara tentang kemampuan berpikir kritis, kreatif dan proaktif. Para orang tua dan guru yang berbahagia mengapa saya sering sekali mengangkat masalah pembelajaran yang berbasiskan hafalan.....Karena cara pembelajaran ini akan berakibat sangat fatal terhadap kemampuan level berpikir otak anak-anak kita. Ada 3 tingkatan kualitas otak dalam berpikir Yang pertama adalah berpikir Kritis, Yang Lebih Tinggi lagi adalah berpikir Kreatif dan yang paling tinggi adalah berpikir Pro aktif. Para orang tua dan guru yang berbahagia.....Apa kira-kira perbedaan dari masing-masing level cara berpikir tersebut...? Yang pertama Kritis; Kritis adalah suatu pola tingkatan berpikir kita yang selalu dapat melihat sisi-sisi kekurangan dari sebuah konsep atau pemikiran; terutama konsep dan pemikiran orang lain. Oleh karena itu pada tingkatan berpikir Kritis seseorang akan selalu melakukan Kritisi terhadap konsep atau hasil karya orang lain tanpa bisa memberikan solusinya. Tingkatan yang lebih tinggi yakni Kreatif; Kreatif adalah suatu pola tingkatan berpikir kita yang tidak hanya bisa melihat sisi lemah sebuah konsep atau pemikiran namun sekaligus ia juga bisa mengusulkan berbagai ide yang dapat digunakan sebagai pemecahannya. Oleh karena itu pada tingkatan berpikir kreatif seseorang tidak hanya berhasil menemukan sisi lemah dari sebuah konsep namun juga melahirkan konsep-konsep baru yang jauh lebih sempurna. Salah satu contoh buah pemikiran kreatif yang luar biasa adalah Kecerdasan Beragam atau Multiple Intelligence; yang dicetuskan oleh Howard Gardner pada tahun 1983. Tingkatan yang paling tinggi dari semuanya adalah cara berpikir proaktif; Proaktif adalah suatu tingkatan pola berpikir manusia yang bisa memprakirakan hal-hal apa mungkin menjadi permasalahan manusia dimasa mendatang dan mulai mempersiapkan solusinya sejak masa sekarang. Salah satu contoh pemikiran yang fenomenal tentang hal ini adalah Buku Karangan Alvin Tofler yang berjudul The Future Shock. Dengan Gamblang Tofler memberikan pandangan-pandangan bahwa akan terjadi pergeseran besar dalam sistem budaya

manusia, dari sekian banyak pergeseran, salah satunya adalah pergeseran dari Budaya Mendengar menjadi Budaya Melihat ; Efek dari hal ini akan menimbulkan serentetan pergeseran di bidang-bidang lain dimana kita tidak hanya harus siap menghadapi bahkan sangat perlu mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi. Ada lagi sebuah pemikiran yang luar biasa dasyat tentang berpikir proaktif ini telah dituangkan kedalam buku yang berjudul Management by Two Thousand XXX karangan George Berner. George Berner secara garis besar melukiskan kemajuan perjalanan teknologi manusia sampai dengan tahun 2500 an, buku yang luar biasa dasyat ini telah melahirkan sebuah prediksi pemikiran bahwa pada tahun 2500; manusia sudah akan mulai bermigrasi ke Planet Mars, karena pada tahun 2400an ; manusia telah berhasil menciptakan teknologi pengatur Iklim, hal ini terjadi setelah kira-kira tahun 2300an manusia telah bisa membuat sistem tata udara dst..... Anda mungkin bisa saja berpikir bahwa....ah itu kan hanya sebuah khayalan dan impian manusia saja....? Namun ternyata di negara maju, buku ini telah mengispirasi banyak Ilmuan dan peneliti untuk semakin giat melakukan berbagai riset dan penelitiannya. Luar biasa bukan......? Sementara bangsa-bangsa lain sudah berada pada tingkatan berpikir Pro Aktif..... jauh kedepan memikirkan suatu proses migrasi manusia untuk membentuk sebuah kehidupan baru di Planet Mars, sementara menurut anda sudah berada dilevel manakah pola berpikir mayoritas bangsa kita saat ini.....? Para orang tua dan guru yang berbahagia...Edward De Bono menyatakan bahwa yang paling membuat saya sedih saat ini adalah bahwa sistem pembelajaran yang diterapkan disekolah pada umumnya yang cenderung bersifat hafalan ini bahkan telah membuat anak-anak kita sulit sekali untuk bisa mencapai tataran berpikir kritis sekalipun. Para orang tua dan guru yang berbahagia......Sekali lagi mari kita renungkan kembali......kira-kira sudah berada dilevel manakah pola berpikir bangsa kita saat ini.......? dengan model pembelajaran hafalan yang masih terus dipertahankan oleh sekelahsekolah anak kita sampai saat ini Menurut anda, kira-kira akan mencapai level manakah pemikiran anak-anak generasi penerus bangsa kita kelak....?

Menghargai Profesi Para Pendidik dan Guru

Para orang tua yang berbahagia. Pernah seorang teman bercerita kepada saya; mengenai mengapa mutu pendidikan di negeri ini begitu rendahnya......? Waktu itu saya sempat menyangkal dan tidak menyetujui apa yang disampaikan oleh rekan saya ini; namun dengan sederhana ia menjelaskan begini katanya; Coba kamu perhatikan...fenomena sebuah produk pendidikan dinegeri ini melalui perbandingan kualitas SDMnya; jika orang asing yang datang dan bekerja di nengeri ini maka kira-kira jadi apa mereka disini; dan sebaliknya jika orang kita yang bekerja diluar negeri maka pada umumnya jadi apa mereka disana..? Mendadak saya menjadi terdiam dan dibuat tidak bisa berkata-kata lagi oleh kawan saya ini. Iya juga ya....dalam hati saya berpikir. Lalu kawan saya melanjutkan lagi; Mengapa sampai mutu pendidikan di negeri kita itu begitu rendahnya.... ya karena kita menghargai jauh lebih rendah orang-orang yang berprofesi dibidang pendidikan....; Kali ini saya benar-benar tidak setuju dengan pendapat rekan saya ini; lalu saya katakan; ah kamu salah; Justru orang di negeri kita ini begitu mengagungkan profesi guru; bahkan dimasyarakatpun guru adalah posisi yang sangat dihormati; Betul kata kawan saya; yang saya maksud adalah penghargaan secara finansial dibandingkan profesi-profesi lainnya; Padahal gurulah yang sejatinya telah mencetak profesi-profesi lain yang ada di negeri ini. Bandingkanlah dengan negara-negara maju seperti Jepang.....mereka begitu menghargai guru dan benar-benar menghargai; baik secara finansial maupun non finansial. Bahkan konon di Jepang jika mereka mengalami bencana alam maka hal pertama yang harus segera diketahui adalah berapa jumlah guru yang menjadi korban. Bandingkan lagi misalnya dengan Malaysia, dimana Posisi mentri yang paling prestigious disana adalah Menteri Pendidikan sehingga orang malaysia begitu bangganya jika berprofesi dibidang pendidikan. Mulailah pikiran saya terbawa untuk merenungkan ucapan demi ucapan rekan saya ini.. Tiba-tiba saya jadi teringat seorang teman yang berkebangsaan asing yang pernah berkomentar mengenai kualitas pendidikan dinegeri kita; dia pernah berkomentar kepada saya; begini katanya; sungguh aneh ya...dinegara kamu posisi-posisi strategis dan mulia justru dihargai lebih rendah dari pada posisi-posisi lainnya. Saya kaget dan tidak mengira bahwa posisi strategis dan mulia yang dimaksudkan oleh kawan saya ini adalah profesi para pendidik dan guru. Dia juga bilang begini; kalau di negara saya jabatan atau profesi yang mengandalkan intelektualitas sangat dihargai dan dibayar mahal mulai dari guru

hingga konsultan. Sungguh komentar ini begitu menyetuh perasaan saya yang paling dalam. Saya juga teringat tentang komentar yang begitu menggelitik yang pernah dilontarkan oleh Mas Imam Prasodjo dalam acara Republik BBM; beliau pernah berkata bahwa di negeri kita profesi-profesi yang menggunakan bagian kepala itu dihargai paling murah akan tetapi profesi yang menggunakan mulai dada dan semakin kebawah harganya semakin mahal. Jadi kualitas intelektual dinegeri ini akan sulit sekali maju karena pada akhirnya orang akan lebih memilih profesi-profesi yang tidak banyak menggunakan kepala alias otaknya. Mari kita renungkan bersama; semoga cerita ini bisa menggugah hati kita untuk lebih menghargai para guru yang ada di negeri ini; bukan hanya sekedar sebagai pahlawan tanpa tanda jasa; agar lebih banyak lagi orang-orang yang brilian di negeri ini yang mau memilih untuk menjadi seorang guru. Karena kualitas suatu bangsa sungguh di tentukan oleh kualitas para guru dan pendidiknya. Diposkan oleh Ayah Edy di 17:25

Anda mungkin juga menyukai