Latar Belakang
1. 2. 3. 4. Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Sedangkan kuantitas menyangkut jumlah air yang dibutuhkan manusia dalam kegiatan tertentu. Air adalah materi esensial didalam kehidupan, tidak ada satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak membutuhkan air. Sebagian besar tubuh manusia itu sendiri terdiri dari air. Tubuh manusia rata-rata mengandung air sebanyak 90 % dari berat badannya. Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60%, berat badan terdiri dari air, untuk anakanak sekitar 65% dan untuk bayi sekitar 80% . Air bersih dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan manusia untuk melakukan segala kegiatan mereka. Sehingga perlu diketahui bagaimana air dikatakan bersih dari segi kualitas dan bisa digunakan dalam jumlah yang memadai dalam kegiatan sehari-hari manusia. Ditinjau dari segi kualitas, ada bebarapa persyaratan yang harus dipenuhi, di antaranya kualitas fisik yang terdiri atas bau, warna dan rasa, kulitas kimia yang terdiri atas pH, kesadahan, dan sebagainya serta kualitas biologi dimana air terbebas dari mikroorganisme penyebab penyakit. Agar kelangsungan hidup manusia dapat berjalan lancar, air bersih juga harus tersedia dalam jumlah yang memadai sesuai dengan aktifitas manusia pada tempat tertentu dan kurun waktu tertentu.
5.
6.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No : 1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapatdiminum apabila dimasak
Isu dan Permasalahan Lemahnya koordinasi antar SKPD Permasalahan masih ditangani secara sektoral Belum adanya fasiltas sanitary landfill Manajemen PDAM masih belum optimal Lembaga pengelola di masyarakat tidak berfungsi optimal Manajemen DAS belum optimal Penambangan galian C di daerah DAS mencemari sumber air baku PDAM Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap masalah AMPL
1. 2. a. b. c. d. e. f.
Sinergi menjadi pilihan terbaik yang perlu kita kembangkan untuk percepatan pencapaian sasaran RPJMN, baik sinergi dalam perencanaan, kelembagaan, pelaksanaan program dan multi pihak pemerintah-masyarakat-swasta. Kebijakan Pembangunan AMPL dan status perkembangan pembangunan AMPL Target pembangunan AMPL Indonesia sebagaimana ditetapkan dalam RPJMD masing-masing daerah adalah : Meningkatnya pelayanan air bersih, sanitasi, persampahan bagi RTM (urs. PU) Meningk. Keluarga menggunakan jamban 80 % (urs. Kesehatan). Meningk. keluarga menggunakan air bersih 85% (urs. Kesehatan). Terwujudnya pengelolaan sampah perkotaan 95% dan pedesaan 65% (urs. Kesehatan) Meningkatnya fungsi kawasan lindung sebesar 5% dari luasan 222.759 Ha (urs lingk hidup) Meningkatnya perijinan pemanfaatan air tanah sebanyak 250 obyek (urs. ESDM).
Perkembangan capaian pembangunan AMPL sampai dengan 2010 saat ini adalah:
Eksternal: - Belum adanya peraturan di tingkat desa (pemberdayaan masyarakat) - Perbedaan pendekatan antar proyk meninmbulkan GAP - Teknologi yang belum tepat guna - Kelangkaan sumber air baku - Kurangnya pemahaman mengenai manfaat jamban - Belum optimalnya peran kelembagaan - Kuantitas dan kualitas air baku - Rendahnya kesadaran masyarakat di sektor AMPL
SUMBER : http://www.waspola.org/file/publikasi/report/1010_Laporan_Bulanan_WASPOLA_Okt10.pdf
2.
3. 4.
5.
6. 7.
5. 6.
7.