Anda di halaman 1dari 20

Oleh: Fahad Ahmed S.K.T. Pembimbing: Dra. Khemasili Kosala, Apt, Sp.

FRS

Diazepam : gol. Benzodiazepine paling banyak digunakan sebagai obat anti anxiolitik. Obat pertama dari benzodiazepine chlordiazepoxide,(tahun 1955 oleh Leo Sternbach dan teman-teman) efek sedative, muscle-relaxant, dan anti konvulsi pada hewan terhadap meprobamate, tidak memiliki efek pada system saraf otonom, dan secara umum rendah toksisitasnya.

Diazepam, pertama kali sintesis pada tahun 1959: 3 sampai 10 kali lebih poten daripada chlordiazepoxide pada percobaan terhadap hewan. Dipasarkan sekitar akhir tahun 1963

Nama sistematiknya (IUPAC) adalah 7-chloro-1,3dihydro-1methyl-5-phenyl-1,4-benzodiazepin -2one derivate yang paling sederhana dari 1,4benzodiazepine-2-ones Diazepam muncul dalam bentuk padat putih atau Kristal kuning dan suhu leleh pada 131,5 sampai 134,5 celcius pH dari diazepam adalah netral bertahan selama 5 tahun untuk tablet oral, dan 3 tahun untuk solution IV/IM dapat terabsorpsi kedalam plastic

A: absorpsi oral diazepam cepat, diabsorpsi dengan baik di saluran cerna, Plasma konsentrasi dari 0,02-1,01 microgram/ml D: Diazepam lebih mudah larut didalam lipid sehingga mula kerjanya pada system saraf pusat lambat, bioavailibilitas 99%.

M:Diazepam mengalami oksidasi mikrosomal (reaksi fase I), metabolit selanjutnya dikonjugasi (reaksi fase II) oleh glucuronosyltransferase membentuk glucuronide yang dieksresi urine E: Diazepam diekskresi melalui urine, baik dalam bentuk bebas maupun terkonjugasi. Diazepam di eksresi dalam urine sebagai glucuronides atau oxidized metabolites

Hampir semua efek benzodiazepine merupakan hasil kerja golongan ini pada SSP dengan efek utama: sedasi, hypnosis, pengurangan terhadap rangsangan emosi/ ansietas, relaksasi otot, dan anti konvulsi. Target dari kerja benzodiazepine adalah reseptor GABA

menghasilkan efek anxiolytic, meningkatkan ambang kejang, menghasilkan relaksasi musculoskeletal. pengobatan jangka panjang pada anxietas terapi spasme musculoskeletal seperti strain, dan spastisitas dari gangguan degenerative. obat pilihan dalam mengatasi kejang epilepsi tipe grand mal dan status epileptikus penanganan akut dari gejala putus obat alcohol

Tidak boleh digunakan pada pasien dengan angleclosure glaucoma, koma, depresi SSP, dpresi nafas, sakit berat, nyeri yang tidak terkontrol., akut pulmonary insufisiensi, myasthenia gravis atau sleep apnoe. diperhatikan pada penggunaan terhadap geriatri, atau pasien yang dalam keadaan lemah karena cenderung lebih mudah terkena efek samping

perhatian khusus pada pasien dengan kelemahan otot, gangguan ginjal, dan gangguan hepar, yang biasanya membutuhkan adanya penurunan dosis penggunaannya pada pasien arteriosklerosis, pasien dengan riwayat kecanduan alcohol dan obat-obatan harus di perhatikan tidak bisa diberikan pada ibu hamil dan menyusui, berhubungan dengan obat ini dapat menembus plasenta

1. Pada penggunaan untuk anti ansietas, relaksasi otot nuskusekletal PO: dewasa: 2-10 mg terbagi 2-4 kali/ hari Geriatrai: 2,5 mg dalam 2 kali/ hari Anak: 0,12-0,8 mg/KgBB/ hari terabgi dalam beberapa dosis, tiap 6-8 jam IV dan IM: dewasa: 2-10 mg diulang 3-4 jam 2. Untuk Preanastesia IV: dewasa, geriatric: 5-15 mg dalam 5-10 menit sebelum dimulai Anak: 0,2-0,2 mg/kg maksimum 10 mg

Anak: 0,04-0,3 mg/kg/ dosis tiap 2-4 jam, maksimum: 0,5 mg/kg dalam 8 jam

3. Gejala withdrawal PO: dewasa, geriatric: 10 mg 3-4 kali selama 24 jam pertama, lalu diturunkan 5-10 mg 3-4 kali/ hari jika perlu IV,IM: dewasa, geriatric: mulanya 10 mg, diikuti 5-10 mg tiap 3-4 jam 4. Status Epileptikus IV: dewasa, geriatric: 5-10 mg tiap 10-15 menit hingga 30 mg/ 8 jam Anak 5 tahun : 0,05-0,3 mg/kg/dosis tiap 15-30 menit, maksimum 10 mg/dosis Anak < 5 tahun: 0,05-0,3 mg/kg/dosis tiap 15-30 menit, maksimum 5 mg/ dosis Rectal gel: dewasa, anak 12: 0,2 mg/kg bisa diulang dalam 4-12 jam. Anak 6-11 tahun: 0,3 mg/kg bisa diulang dalam 4-12 tahun Anak 2- 5 tahun: 0,5 mg/kg bisa diulang dalam 4-12 jam.

solusio injeksi IM/IV (5mg/ml, 2ml), Gel Rektal (5mg/ml, 1,2,3,4, ml), Solusio Oral (5mg/5ml, 500 ml), Tablet Oral (2mg, 5mg, 10 mg).

Peningkatan efek sedasi, dan depresi nafas dan depresi kardiovaskular dapat terjadi pada penggunaan diazepam bersama obat lain yang mendepresi SSP, termasuk alcohol, anti depresan, sedative antihistamin, antipsikotik, general anastesi, obat hipnotik-sedatif lainnyadan analgesic opiate Analgesik dan diazepam dapat menyebabkan terjadi depresi nafas

Ciprofloxacin menurunkan klerens diazepam dan memanjangkan t 1/2 , sedangkan rifampisin menurunkan t dari diazepam, dan isoniazid meningkatkan waktu t diazepam pada dosis tunggal Ikatan plasma diazepam dan desmethyldiazepam menurun dan konsentrasi bebas meningkat dan segera mengikuti heparin ke di dalam aliran darah

Antidepresan dapat mengganggu metabolism obat-obat golongan benzodiazepine tidak boleh di berikan bersama obat anti viral terutama HIV-protease inhibitors Propanolol dan metoprolol menghambat metabolism diazepam disulfiram, gastrointestinal drugs, general anstesi, Oral kontrasepsi, Muscle relaksan, tembakau, dan xantin

Sering: sedasi, kelemahan otot, dan ataxia. Jarang: vertigo, sakit kepala, bingung, depresi, disartria, perubahan libido, tremor, gangguan visual, retnsi urin atau inkontinensia urin, gangguan GIT, perubahan salvias dan amnesia Sangat jarang: jaundice (ikterik), gangguan darah, reaksi hipersensitivitas dosis tinggi dan penggunaan parenteral dapat terjadi depresi nafas dan hipotensi

IV: nyeri dan tromboflebitis Overdosis dapat menyebabkan depresi SSP, koma atau paradoxical eksitasi, tetapi jarang menyebabkan kematian kehamilan trimester ke 3 dapat menyebabkan malformasi pada janin

dapat timbul setelah penggunaan lama dari golongan benzodiazepine penggunaan dalam dosis terapi muncul dalam waktu yang bervariasi mulai dari 4 minggu hingga 1 tahun atau lebih Gejala putus obat : kecemasan, depresi, sulit konsentrasi, insomnia, sakit kepala, pusing, tinnitus, kehilangan selera makan, tremor, prespirasi, hipersensitif secara fisik, visual dan auditori dan rasa yang abnormal, mual, muntah, kram perut, palpitasi, hipertensi sistolik sedang, takikardi, ortostatik hipotensi Gejala yg lbh serius: , otot yang berkedut, bingung dan paranoid, halusinasi, kejang, hingga delirium

Anda mungkin juga menyukai