Anda di halaman 1dari 7

Proteksi terhadap suatu sistem tenaga listrik adalah sistem pengaman yang di lakukan terhadap peralatan-peralatan listrik, yang

terpasang pada sistem tenaga listrik tersebut. Misalnya Generator, Transformator, Jaringan Transmisi/distribusi dan lain-lain terhadap kondisi abnormal dari sistem itu sendiri. Yang di maksud dengan kondisi abnormal tersebut antara lain dapat berupa : Hubung singkat, Tegangan lebih/kurang, Beban lebih, Frekwensi sistem turun/naik Adapun fungsi dari sistem proteksi adalah : - Untuk menghindari ataupun untuk mengurangi keruasakan peralatan listrik akibat adanya gangguan (kondisi abnormal) semakin cepat reaksi perangkat proteksi yang di gunakan, maka akan semakin sedikitlah pengaruh gangguan terhadap kemungkinan kerusakan alat. - Untuk mempercepat melokaliser luas/zone daerah yang terganggu sehingga menjadi sekecil mungkin - Untuk dapat memberikan pelayanan listrik dengan keandalan yang tinggi kepada konsumen, dan juga mutu listriknya baik - Untuk mengamankan manusia (terutama) terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh listrik Agar sistem proteksi dapat dikatakan baik dan benar (dapat bereaksi dengan cepat, tepat dan murah), maka di adakan pemilihan dengan seksama dengan memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut : - Macam saluran yang di amankan - Pentingannya saluran yang dilindungi - Kemungkinan banyaknya terjadi gangguan - Tekno-ekonomis sistem yang digunakan Peralatan utama yang dipergunakan untuk mendeteksi dan memerintahkan peralatan proteksi bekerja adalah relay. Berdasarkan fungsinya pengaman dapat dibagi dua yakni (PT. PLN (PERSERO), 1992): a. Pengaman Utama Pengaman utama merupakan pengaman yang paling berperan didalam daerah pengamanan atau daerah yang dilindungi dan pada umumnya selektif dan cepat bekerja jika terjadi gangguan didaerahnya. b. Pengaman Cadangan Pengaman cadangan (back-up) merupakan pengaman dibelakang pengaman utama. Maksudnya adalah pengaman ini bekerja jika pengaman utama gagal operasi. Pengaman ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu: 1. Local back-up yaitu dimana pengaman cadangan terletak satu lokasi dengan pengaman utama.

2. Remote back-up yaitu dimana pengaman cadangan tersebut diletakkan pada lokasi yang berlainan dengan pengaman utama. Komponen Utama Sistem Proteksi Untuk mengamankan dari adanya gangguan, dilakukan dengan memasang alat pengaman atau pelindung. Sedangkan untuk menghilangkan gangguan dengan cepat oleh sistem perlindungannya, diperlukan sistem operasi yang cepat dan benar. Suatu sistem proteksi/pengaman terdiri dari komponen alat-alat utama meliputi: a. Pemutus Daya Untuk mempermudah dalam membuka dan menutup sustu rangkaian dalam suatu sistem tenaga listrik baik dalam keadaan normal maupun dalam keadaan gangguan, maka antar kedua rangkaian yang berdekatan dipasang peralatan yang disebut pemutus beban atau pemutus daya (PMT). Pemutus beban yang hanya bisa memutus rangkaian tanpa beban saja disebut saklar pemisah (PMS). Dalam operasinya memutuskan atau menghubungkan daya listrik akan terjadi busur api. Pemadaman busur api dapat dilakukan dengan media minyak, udara dan gas. Berdasarkan media pemadaman busur api listrik tersebut, PMT dibagi menjadi: 1. PMT dengan media minyak 2. PMT dengan media udara, dapat dibedakan atas: a. PMT dengan udara hembus (Air Blast Circuit Breaker) b. PMT dengan hampa udara (Vacuum Circuit Breaker) 3. PMT dengan media gas, yang menggunakan gas SF6 dan dibedakan atas dua yaitu: a. Tipe tekanan tunggal b. Tipe tekanan ganda

b. Relai Penggunaan pengaman pemutus daya untuk kerja otomatis perlu dilengkapi dengan peralatan tambahan yang dapat mendeteksi perubahan keadaan yang terjadi pada rangkaian. Peralatan tersebut berupa gulungan yang diberi daya dari sumber DC melalui saklar yang dioperasikan dengan peralatan khusus yang disebut relai (relay). Relai merupakan suatu peralatan yang dilengkapi dengan kontakkontak yang mampu merubah rangkaian lain. Oleh karena itu pemutus tenaga yang dilengkapi dengan relai digunakan sebagai peralatan perlindungan suatu sistem tenaga dari kemungkinan kerusakan yang diakibatkan oleh gangguan.

c. Transformator Arus dan Transformator Tegangan Penggunaan transformator (trafo) ini didesain secara khusus untuk pengukuran dalam sistem daya. Trafo pengukuran terdiri atas dua jenis yaitu: Trafo tegangan (VT) dan trafo arus (CT). Arus dan tegangan pada peralatan daya yang harus dilindungi dirubah oleh trafo arus dan trafo tegangan ketingkat lebih rendah untuk pengoperasian relai. Tingkat yang lebih rendah ini diperlukan sebagai masukan ke relai sehingga komponen-komponen yang digunakan untuk konstruksi relai-relai tersebut secara fisik akan menjadi cukup kecil, disamping itu petugas-petugas yang bekerja dengan relai tersebut dapat bekerja dalam lingkungan yang aman. Fungsi dan Syarat Relai Pengaman Telah diuraikan diatas bahwa relai merupakan salah satu dari komponen utama sistem tenaga listrik, maka untuk mengetahui keandalannya perlu diketahui fungsi dan syarat relai pengaman yang baik. Adapun fungsi dari relai pengaman adalah untuk menentukan dengan segera pemutusan/penutupan pelayanan penyaluran setiap elemen sistem tenaga listrik bila mendapatkan gangguan atau kondisi kerja yang abnormal. Fungsi lain dari relai pengaman adalah untuk mengetahui letak dan jenis gangguan. Untuk syarat relai dari relai pengaman harus memenuhi kriteria sebagai berikut: a) Cepat bereaksi

Relay harus cepat bereaksi/bekerja bila sistem mengalami gangguan atau kerja abnormal. Kecepatan bereaksi dari relay adalah saat relay mulai mulai merasakan adanya gangguan sampai dengan pelaksanaan pelepasan circuit breaker (C.B) karena komando dari relay tersebut. Waktu bereaksi ini harus di usahakan secepat mungkin sehingga dapat menghindarkan kerusakan pada alat-alat serta membatasi daerah yang mengalami gangguan/kerja abnormal. Mengingat suatu sistem tenaga mempunyai batas-batas stabilitas serta kadang-kadang gangguan sistem gangguan bersifat sementara, maka relay yang semestinya bereaksi denga cepat kerjanya perlu di perlambat (time delay), seperti yang ditunjukan persamaan berikut : Dimana : = total waktu yang dipergunakan untuk memutuskan hubungan = waktu bereaksinya unit relay = waktu yang diperlukan untuk pelepasan C.B Pada umunya untuk sekitar 0,1 detik kerja peralatan proteksi sudah dianggap bekerja dengan baik. b) Selektive

Yang di maksud dengan selektif disini adalah kecermatan pemilihan dalam mengadakan pengamanan, dimana hal ini menyangkut koordinasi pengaman dari sistem secara keseluruhan. Untuk mendapatkan keandalan yang lebih tinggi, maka relay pengaman harus mempunyai kemampuan selektive yang baik. Dengan demikian segala tindakannya akan tepat dan akibatnya gangguan dapat dieliminir menjadi sekecil mungkin.

c) Relay harus dapat bekerja dengan kepekaan yang tinggi,artinya harus cukup sensitive terhadap gangguan di daerahnya meskipun gangguan tersebut minimum,selanjutnya memberikan jawaban / response. d) Andal/reliability Keandalan relay dihitung dengan jumlah relay bekerja/mengamankan daerahnya terhadap jumlah gangguan yang terjadi.Keandalan relay dikatakan cukup baik bila mempunyai harga : 9099%..Misalnya,dalam sutu tahun terjadi gangguan sebanyak 25 x dan relay misal dapat bekerja dengan sempurna sebanyak 23 x ,maka keandalan relay 23 / 25 x 100 % = 92 % Keandalan dapat dibagi 2 : Dependability Security : relay harus dapat diandalkan setiap saat : tidak boleh salah kerja /tidak boleh bekerja yang bukan seharusnya bekerja.

e) Sederhana / simplicity Makin sederhana sistem relay semakin baik,mengingat setiap peralatan / komponen relay memungkinkan mengalami kerusakan.Jadi sederhana maksudnya kemungkinan terjadinya kerusakan kecil. f) Murah / economy Relay sebaiknya yang murah,tanpa meninggalkan persyaratan-persyaratan yang telah disebutkan diatas. Relay proteksi pengaman sistem tenaga listrik antara lain : Penggunaan Relay dalam melayani pengamanan system terutama terhadap kondisi abnormal yang terjadi diantaranya A. Pengamanan terhadap sambaran petir - Kawat tanah - Arrester B. Pengamanan terhadap arus/teganggan lebih - Relai - Pemutus (circuit breaker) C. Peralatan hambaan pemutus : Peralatan peralatan pada pemutus

PMT = Pemutus (CB) DC = Sumber teganggan DC CT = Current transformtor R = Relay PT = Potensio transformator

Hal hal yang menyebabkan CB gagal Kerusakan Relay/Relay tidak bekerja Kerusakan pada PT Terganggunya sumber (DC) Terganggu Relay

1.2. Klasifikasi Relay Dari beberapa macam relay yang ada,dapatlah kita membedakannya menurut klasifikasinya sebagai berikut : 1.2.1. 1.2.2. 1.2.3. Berdasarkan prinsip kerjanya : Relay elektromagnetis.tarikan dan induksi Relay termis Relay elektronis Berdasarkan konstruksinya Tipe angker tarikan Tipe batang seimbang Tipe cakram induksi Tipe kap induksi Tipe kumparan yang bergerak Tipe besi yang bergerak Dan lain-lain Berdasarkan basaran yang diukur Relay tegangan Relay arus Relay impedansi Relay frekuensi Dan lain-lain.

Selain itu pada relay-relay diatas masih juga dapat dibedakan seperti berikut Over , yaitu akan bekerja bila besaran/ukuran yang telah ditentukan dilampaui

1.2.4. -

Under ,relay akan bekerja bila berada sebelum / dibawah harga besaran yang tekah ditentukan Directional,bekerjanya relay ditentukan oleh arah aliran tenaga listriknya Berdasarkan cara menghubungkan sensing element Primary relay Primary relay ; sensing element berhubungan langsung dengan sirkit yang di amankan Secondary relay ; sensing element mendapatkan arus dan atau tegangan dari dari trafo arus dan tegangan secara tidak langsung

1.2.5. Berdasarkan cara control element Direct acting ; control element bekerja langsung memutuskan aliran/hubungan Indirect acting ; control element hanya menutup suatu kontak , sedangkan suatu perlatan lain yang memutuskan rangkaian/aliran

Catatan : Pada indirect acting selalu di pakai sumber D.C. ,mengingat ; Kentungannya : Keamanan lebih terjamin Pada waktu memeriksa atau reparasi tidak perlu memutuskan aliran utama Terpisah secara elektris dari tegangan kerja sistem Tak tegantung dari besarnya tegangan sistem yang di amankan Kerugiannya : Di bandingkan dengan direct acting , maka kontruksinya lebih kompleks Untuk tegangan rendah kurang ekonomis

1.2.6. Berdasarkan macam tugas /kegunaannya Main relay ; sebagai element utama didalam sistem pengaman, jadi berhubungsan langsung dengan besaran-besaran lisdtrik yang di ukur ( arus, tegangan dan lain-lain ) Supplementary relay ; sebagai relay pembantu, misal memperbanyak kontak, menjalankan sinyal dan lain-lain

1.2.7. Berdasarksan karakteristiknya Inverse Definite Time relay, yakni relay yang bekerjanya dengan kelambatan waktu. U tuk dapat kita bedakan 2 macam yaitu yang dapat di atur ( regulable time delay ) waktunya dan tidak dapat di atur waktunya ( non-regulable time delay )

1.2.8. Berdasarkan macam kontaktornya Normally open, kontak dalam keadaan terbuka , bila lilitan pada inti tidak mendapatkan tenaga ( de-energized ), Normally closed, tertutup bila de energized

Anda mungkin juga menyukai