Ejaan
penulisan huruf kapital / kecil penulisan istilah
Penulisan Istilah
Yang dimaksud penulisan istilah di sini adalah istilah serapan dari bahasa asing dan daerah yang diadaptasikan ke dalam bahasa Indonesia. Ada beberapa ketentuan yang dapat digunakan sebagai dasar berpikir tentang peristilahan bahasa Indonesia walaupun ketentuan ini sifatnya tidak terlalu mutlak
1. Antara ejaan/tulisan/huruf dan pelafalan tidak jauh berbeda Huruf < c > dalam bhs.Indonesia tidak pernah dilafalkan [ k ] atau [ s ]. Jika pelafalannya harus [ k ] atau [ s ], tulis saja < k > atau < s >. Contoh accent tulis saja aksen, central yang dalam bahasa aslinya centre tulis saja sentral atau senter, service tulis saja servis
no
Demikian pula tulisan < u > dalam bahasa Indonesia dilafalkan [u ] atau [ ], tidak dilafalkan [ yu ]. Dengan demikian, karena <unit> masuk ke dalam bahasa Indonesia pelafalannya ,menjadi [unit] bukan [ yunit ]. Contoh lain adalah computer menjadi komputer. Ketentuan ini juga berkaitan dengan urutan huruf dalam tulisan. Contoh table, sample. Urutan pelafalan < e > sebelum < l >. Dengan demikian dalam bahasa Indonesia cukup ditulis tabel dan sampel
no
2.
Tanda atau tulisan atau huruf yang digunakan memiliki konsekuensi lafal. Kalau ada tanda tidak dilafalkan, tanda tidak perlu dibuat. Sebaliknya, ada lafal harus ditandai apa yang dilafalkan. Contoh test, service. Karena < t > kedua pada test tidak dilafalkan, cukup ditulis tes dalam bahasa Indonesia. Demikian pula < e > kedua pada kata service karena tidak dilafalkan, cukup ditulis servis .
3. Tidak ada huruf kembar yang dilafalkan satu bunyi Yang dimaksud huruf kembar adalah huruf sama berdampingan/berurutan dan pelafalannya seakan-akan hanya satu bunyi. Contoh communication. Huruf < mm > karena lafalnya satu bunyi, dalam bahasa Indonesia cukup ditulis < m > sehingga menjadi komunikasi. Berbeda dengan kata seperti saat, riil koordinasi. Dengan demikian jika coor bhs.Inggris diindonesiakan menjadi kor bukan koor.
no
Hal ini juga berlaku pada kata bentukan sehingga menghasilkan homograf. Contoh beruang dapat terbentuk dari ber+uang dan ber+ruang. 4. Suku kata tidak berakhir < c, j, q, ny, sy, v, w, y, z > taqwa takwa taufiq taufik active aktif activity aktivitas
no
5. Bahasa Indonesia cenderung menghindari kluster. Jika ada istilah dari asing atau daerah yang berkluster, cenderung dihindari dengan cara: a) menanggalkan salah satu konsonan, b) menambahkan bunyi vokal di antara kluster, c) menambah bunyi vokal di belakang Contoh: import impor resort resor class kelas trampil terampil
no
Namun tidak semua kata dapat dilakukan dengan cara demikian, tetapi cara terse-but hanya terjadi secara fonetis/pelafalan Contoh: proses, kritik, transfer, modern, golf, kreatif, kritik, tradisi, intern
no
NO
PEMBENTUKAN KATA
kelanggar,sekolahan, kuburan, kelihatan, kebesaran,kecantol perumusan, kesimpulan, tergantung/bergantung, dsb. Adaptasi bunyi: mensita, mempesona, mentaati, mengkomunikasikan, mensejajarkan, memopulerkan, menyuci, mensucikan,dsb. Persepsi thd.kata dasar: memerinci/diperinci /pemerincian, melola,merubah, data-data, unsur-unsur, mengajukan /memajukan, menyucikan, pertanggungan jawab, kewargaan negara, dikarenakan, ketrampilan, dsb Kontaminasi: memperdalamkan/i, memproklamirkan, melegalisir
NO
daftar para peserta, daftar presensi, presensi hadir, paling terbaik, agak tidak begitu mengerti, saling bertabrakan, saling maaf-memaafkan, paling ketinggalan, berharap semoga, lalu kemudian, lalu setelah itu, kemudian lalu, dsb. karena (itu), maka
PEMBENTUKAN FRASE
Kerancauan fungsi: adalah merupakan, jika maka, Pemilihan kategori unsur: dalam membaca, bukan menulis, bukan ..tetapi, tidak melainkan, jadi dengan demikian, disebabkan karena, mana kala, Struktur: ini kali/hari, pandai amat, belakang sendiri,
no
DIKSI
Ragam: bilang, cuma, bikin, kasih, tapi, bisa, bila, kalo, aku, baita, bilamana, nggak, tak/ku, dsb Konotasi:halus/kasar; ilmiah/nonilmiah tinggi/rendah; agamis/nonagamis positif/negatif Komponen makna: memakai-
menggunakan, membagi, mengelompokkan/mengklasifikasikan; ternilai , bernilai; bergantung, tergantung; datang, tiba; bersih, suci, dsb. Interferensi: ganjil, di mana, yang mana, sendiri (paling), sendiri-sendiri (terpisah), dsb.