Anda di halaman 1dari 7

Bad day

Dhevanggelis

BAD DAY
Menikmati senja di pantai Segigi, melihat lukisan langit jingga penutup hari. Seorang putri bergaun putih turun dari kuda. Gaun indahnya menyapu pasir putih pantai Segigi. Seorang pangeran berkuda putih yang gagah muncul dari arah tenggelamnya ufuk, suara derap kudanya berlomba dengan suara ombak yang menggikis karang. Ia menghampiri putri dan menggapai tangannya, dan...... tin...tin.... suara klakson dari sebuah motor matic milik seorang wanita yang berhenti di pinggir trotoar depan SMP N 2 Nganjuk. ah..... mama pinta Lola kaget, mendengar suara klakson Mamanya Ayo La.. turun pinta Mama Lola Iya ... pinta Lola, sambil meletakkan raket badmintonnya di trotoar lalu turun dari motor. ma nanti aku ke rumah Lintang, mau pinjam tenda buat jambore, nanti jemputnya di sekolah aja,,, nanti aku sms oke pamit Lola sambil mencium tangan mamanya, lalu berjalan menuju kelasnya. Sesampainya di kelas, terlihat hiruk piruk anak-anak yang sedang menyalin tugas. La latihan 4 udah apa belum ? tanya Dea, menyambut kedatangan Lola. latihan 4 yang mana..? tanya Lola bingung. matematika sahut Dini, yang berada di kerumunan anak yang menyalin tugas. aduh.. belum... jawab Lola sambil nyengir kuda. Fel.. aku lihat ya pinta Lola sambil mengambil buku matematika dari tasnya dan bergabung dengan teman-temannya yang menyalin tugas di bangku Feli. Huh... gara-gara nonton tv, jadi lupa sama PR deh, batinnya. Pelajaran Matematika mengawali hari ini, dan pembahasan soal-soal ujian semester 2 tahun lalu menjadi bahannya. Bu Lusi mengajar matematika dengan baik, saat ia menerangkan nyaris tak ada suara di kelas, kecuali suara lantangnya menjelaskan salah satu pelajaran favorit Lola ini, entah mengikuti pelajaran, ngantuk atau alasan lain yang membuat kelas Lola yang terkenal dengan gudang anak- anak bandel itu menjadi pendiam sesaat. Bel tanda ganti jam pelajaran pun berbunyi, ini berarti jam matematika habis. pembahasan nanti dilanjutkan minggu depan, no 7 sampai 20 jadi PR.. makasih untuk hari ini, wasalamualaikum pinta Bu Lusi, lalu keluar meninggalkan kelas. la... jadi taruhankan? tanya Iqbal menghampiri Lola dan Lintang sambil membawa raket badminton berwarna oranye. jadi lah.... jawab Lola. traktiran lo ya sahut Lintang. oke jawab Dio dan Iqbal. Mereka berempat akan bertanding bulu tangkis dan mereka bertaruh siapa pemenangnya akan ditraktir yang kalah. Setelah Bu Cristy selesai memberikan sedikit materi, merekapun bertanding badminton di pinggir lapangan voly. out... kata Lola, yang mengira shutlekoc jatuh di luar garis

nggak koq.. tadi tuh jatuh di garis dulu..kata Iqbal, sambil menunjuk shutlekoc yang berada di samping garis bidang permainan Lola dan Lintang dengan raketnya. itu out... Fel itu out nggak..?tanya Lintang kepada feli yang menjadi wasit. ehm.. out deh.. jawab Feli enteng membela Lola dan Lintang. halah.. curang... pinta Dio. Pada awalnya mereka bermain serius bak seorang atlit yang berlaga di olimpiade, tapi dasar Lola, Lintang, Dio, dan Iqbal yang tak mauh kalah satu sama lain, akhirnya mereka saling bermain curang. Fel dua ribu yha.. kata Dio menyuap Feli terang-terangan. Fel kita kan friends.. pinta Lintang menyogok Feli dengan 2 lembar uang bergambar pangeran Patimura. ingat pertemanan suci kita kata Lola yang di sambut dengan tatapan menggelikan dari Feli ah.. oke.. permainan selesai, hasilnya seri.. kata Feli geram, lalu berlalu meninggalkan keempat temannya itu. loh Fel... Fel.. uang ku tadi mana..??pinta Dio sambil mengejar Feli. Dan akhirnya taruhan bodoh itu pun dibatalkan. Jam penjaskes pun usai, Lola dan temantemannya menuju bersiap untuk ganti baju di kamar mandi. ah... asem.. pinta Lola setelah mencium bau kaos olah raga berwarna merah miliknya, yang basah oleh keringat. sama...sahut Dea setelah mencium bajunya. Yang menjadi pelajaran penutup hari ini adalah Pkn, membosankan... batin Lola, sebenarnya Lola menyukai pelajaran Pkn. Sebagai remaja yang mengaku mempunyai sifat nasionalisme dan bercita-cita menjadi presiden tentu Pkn adalah pelajaran favorit, tapi bau asap rokok yang selalu dihirup pak Heri sepanjang jam pelajaran, membuat Lola ragu apakah Pkn pelajaran favoritnya. Bel pulang akhirnya berbunyi, setelah berdoa anak-anak pun berhamburan pulang. Tinggal Lola, Feli, Lintang, Via, Dini, Dea, Lisa dan Eva. nanti jadi kan ? tanya Lisa kepada Lintang. ya... jadi... jawab Lintang. ayo... ajaknya. ayahmu dah datang Lin... pinta Dea, menunjuk sebuah mobil berwarna hijau tua yang berhenti di pinggir trotoar depan sekolah. Lola, Feli, Via, Dini, Dea, Lisa dan Eva pun masuk ke mobil yang di kendarai ayah Lintang. Mereka semua akan pergi ke Berbek meminjam tenda untuk jambore sekaligus bermain ke rumah Lintang. Tujuan utama mereka adalah SD Lintang. Setelah 30 menit perjalanan, Ayah Lintang menghentikan mobil di depan gerbang sebuah sekolah dasar bercat oranye. SD itu terlihat tidak ada orang, Lintang pun turun untuk memastikannya. nggak ada orang...mungkin udah pulang kata Lintang, setelah melihat keadaan sekolah tempatnya belajar selama 6 tahun itu telah kosong. udah jam pulang.. pinta ayah Lintang setelah melihat jam di tangannya yang menunjukkan pukul 12.15.

terus gimana..? jambore udah mepet lagi tanya Lisa. nyari di sekolah lain aja... saran Ayah Lintang. eh.. iya rumahmu dekat SMA Pogalan kan Lin..? tanya Via yha... nanti kita nyoba nyari disana aja... tambah Eva yang diikuti anggukan temantemannya. Mobil ayah Lintang pun berputar arah, tidak lama kemudian mobil itu berhenti di sebuah rumah. Halaman rumah itu penuh tanaman yang bersih, dan tertata rapi. ajak masuk Lin.. pinta Ayah Lintang kepada Lintang, sesaat setelah keluar dari mobil. assalamualaikum salam Lola dan teman-temanya setelah melepas sepatu dan meletakkan tas dan raket badminton di teras rumah Lintang. ayo masuk.. ajak Lintang menerima teman-temannya dengan baik. Kita santai aja dulu yha...pinjam tendanya nanti.. kata Lintang memberi saran sambil meletakkan setoples camilan di meja. iya,.. badanku juga masih capek koq.. gara-gara taruhan bodoh tadi... pinta Lola setelah meneguk teh dan mamakan camilan di meja. he.. lagian diajak Dio sama Iqbal taruhan.. mau... timpal Feli, yang diikuti suara tertawa teman-temannya yang lain. ke SMA-nya habis sholat aja .. pinta Dini atau kita sholat sekarang aja..,, tambah Lisa, yang dikuti anggukan dari temantemannya. ya, sholat dikamarku.. nanti pakek mukena-kupinta Lintang. Setelah mengambil air wudu, mereka-pun sholat duhur bergantian. ayo.. ajak Lintang kepada teman-temannya yang terlihat lebih segar setelah sholat. Lola dan teman-temannya pun pergi ke SMA Pogalan, yang katanya dekat dari rumah Lintang dengan jalan kaki. jauh nggak Lin.. tanya Via di tengah jalan. menurutku sih.. lumayan.. jawab Lintang. lumayan..? pinta Lola, yang mulai lelah. Akhirnya mereka sampai di SMA Pogalan, besarnya kira-kira se-SMP N 2 Nganjuk. Pohon-pohon yang tinggi rindang dan cat tembok warna krem kusam membuat sekolah itu seperti sekolah tua. Lola dan teman-temannya memberanikan diri untuk masuk ke area sekolah itu. gurunya udah pulang apa belum yha...? tok..tok..tok suara Feli mengetuk pintu sebuah ruangan yang terdapat papan nama di sampingnya, R. Tata Usaha itulah bunyi tulisan papan nama tersebut, semoga belum. assalamualaikum salam Lola dan teman-temannya. walaikumsalam jawab seseorang. ada apa ya..? tanya seorang wanita berjilbab, yang merupakan guru di sekolah itu.

ayo la kamu.. bisik Dea. Iya.. pinta Lola. sebelumnya kami minta maaf udahh mengganggu, kami dari SMP N 2 Nganjuk ingin meminjam tenda untuk jambore... pinta Lola sebagai juru bicara. aduh maaf mbak.. tapi tendanya juga dipakai buat Jamcab potong wanita itu sebelum Lola melanjutkan perkataannya. oh.. ya udah Bu... maaf udah ganggu wasalamualaikumsalam Lola dan teman-temannya sambil berjalan keluar dari sekolah itu. Perjalanan kembali kerumah Lintang terasa labih berat. Hari ini adalah hari yang panas dan hari yang lumayan mengecewakan bagi Lola. aduh gimana nich.. pinta Eva di tengah perjalanan. jambore udah dekat lagi.. tambah Dini. maaf yha.. pinta Lintang yang merasa bersalah telah mengecewakan temannya. nggak papa koq.. Lin.. iya, nggak papa kita pasti dapat tenda koq..pinta Lisa dan Via menenangkan. karena, banyak jalan mencari tenda.. pinta Lola dan teman-temannya spontan. Yah, banyak jalan mencari tenda.. yang merupakan Quit of the day Lola dan temantemannya untuk hari ini. Sesampainya di rumah Lintang, Lola dan teman-temannya langsung pamit. Mereka berencana pulang naik angkot. Oleh karena itu mereka meminta Ayah Lintang untuk diturunkan di perempatan di dekat rumah Lintang. Din itu Ibumu.. pinta Dea. ah iya.. ya udah ya, aku duluan pinta Dini kepada teman-temannya. Rumah Dini memang tak terlalu jauh dari rumah Lintang, sehingga Ia langsung dijemput Ibunya. Lola, Via, Dea, Eva, Lisa dan Feli turun dari mobil Lintang. bener naik angkot... pinta Lintang yang menyempatkan diri turun dari mobil dan merasa tak yakin teman-temannya ini bisa naik angkot. iya.. jawab Lola. titi dj, ati-ati di jalan ya.. kata Lintang, lalu masuk mobil. ya, bye bye, pinta Lola dan teman-temannya kepada Lintang. angkotnya mana sih.. keluh Feli, yang sedari tadi berdiri di dipinggir jalan, tengok sani tengok sini menunggu angkot, tapi tak muncul-muncul. naik bis aja deh,, celetuk Via. iya.. naik bis aja deh.. pinta Lisa menanggapi celetukan Via. tapi nanti turunnya dimana? tanya Lola yang buta jalur bis. nggak tau.. paling sama kata Via, yang asal menebak. Setelah lama berfikir, merekapun memutuskan naik bis. Sebuah bis putih berhenti didepan mereka, satu persatu mereka menaiki bis itu. Aroma bis langsung menyapa mereka, terlihat banyak bangku penumpang yang kosong, hanya ada beberapa bangku penumpang saja yang terisi. Lola dan teman-temannya pun duduk di bangku penumpang bagian belakang. Bis itu melaju kencang, berkali kali wajah angin yang masuk dari celahcelah jendela menyapa mereka. dari mana kok masih pakek seragam? bawa raket lagi..tanya pak kernet.

dari berbek jawab Feli. ngapain?, main..? celoteh pak kernet lagi. main koq jauh banget.. celetuk salah seorang penumpang yang duduk pas disamping bangku Lola. Lola dan teman-temannya hanya bisa diam, mendengar celotehan yang ditujukan pada mereka. Bis pun melaju kencang, tiba-tiba.. loh ini kemana..? bis nya nggak turun di Ganung...? tanya Via panik, melihat jalan yang dilewati bis yang ditumpanginya tak seperti jalan yang mereka harapkan. ya nggak lah.. nanti turun di terminal.. jawab kernet enteng. hah..? Bis memasuki terminal, sebuah tempat yang agak asing bagi mereka berenam. turun disini..? tanya Feli. iya.. jawab kernet. nggak bisa turun di Ganung? tanya Dea nggak, jawab kernet bis. singkat. nanti pasti ada bis atau angkot lagi kan..? tanya Lola yang mencoba tak panik. nanti adanya sore...jawab kernet enteng. aduh!! Merekapun turun dari bis itu. jadi ceritanya nyasar di terminal kata Lisa binggung. terminal... hehh.. today is bad day pinta Lola kesal. kita kesana dulu aja.. kata Via sambil menunjuk sebuah bangku yang berada di pinggir trotoar terminal. Merekapun beristirahat di bangku itu. terus sekarang gimana? sms orang tua aja dulu.. iya.. Ma.. aku nyasar di terminal... ketik Lola dan teman-temannya di sms yang ditujukan ke orangtua masing-masing. beep.. beep suara hp mereka. halo.. Ma.. iya.. kata mereka berenam sibuk menjawab telepon dari orang tua masing-masing. Walaupun mereka nyasar di terminal, yang masih di kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, tapi bagi Lola dan teman-temannya yang baru kemarin menyandang status siswa kelas satu SMP N 2 Nganjuk, ini seperti mereka tersesat dan hilang arah di gurun Sahara. guess.. Papaku bakal jemput kita.. pinta Via membawa angin segar, yang diikuti ucapan hamdalllah dari teman-temannya. makasih ya Vi.. pinta Lola yang sudah tenang. makasih buangett Vi, kamu penolong kita pinta Eva dengan mata berbinar yang menurut Lola sangat menggelikan. tapi tunggu bentar.. mungkin dia agak lama nyempeknya.. pinta Via.

Sore yang mendung, tapi mereka berenam tetap merasa gerah, 1 jam sudah mereka duduk menunggu. Huh.. today is bad day.. pinta Lola dalam hati. Berdiri, duduk, berdiri, duduk lagi, itulah yang dilakukan Lola agar bangkunya tak kepanasan. Sebuah limousin panjang nan elegan berhenti untuk menjemput mereka. Seorang pelayan dari bangku kemudi membuka pintu mobil mewah itu, sang pelayan berkata.. la..la.. kamu nggak papa.. tanya Lisa. ah nggak papa pinta Lola tersipu malu. ayo, ayah Via udah datang. Pinta Dea. oh iya Merekapun menaiki mobil Ayah Via satu per satu. main koq jauh banget kata Ayah Via dengan nada kecewa. maaf pah.. tadi koq bisa ke terminal itu gimana..? nggak tau, tadi nggak ada angkot, terus ya udah kami naik bis, terus diturunin disini ceh..ceh.. tau gitu tadi seharusnya telpon aja, suruh jemput maaf pah.. pinta Via tertunduk. Lola dan teman-temannya yang lain pun merasa bersalah, melihat Via dimarahi Papanya. Maaf Vi.. batin Lola. Mobil ayah Via melaju dengan cepat dan akhirnya berhenti di depan gang rumah Feli. makasih Vi.. pinta Lola dan teman-temannya kepada Via. ya, sama-samapinta Via dari atas mobil. Mobil papa Via pun berbelok arah, melaju dan bergabung dengan kendaraan lain di jalan. La ikut nunggu jemputan di rumah Feli..? tanya Dea. oh, nggak mungkin mamah ku udah di depan sekolah pinta Lola Oh.. ya dah.. aku duluan yha,, pamit Lola kepada teman-temannya. Lola berjalan menuju SMP N 2 Nganjuk, kebetulan jarak gang rumah Feli dengan sekolahnya tak terlalu jauh. Tiap langkah kakinya terasa berat, tertimpa lelahnya hari ini. Ia menarik nafas panjang, huh.. hari yang panjang, batinnya. Dari jauh terlihat Mama Lola sudah menunggu. .. ma..!! ma.. aku capek.. pinta Lola manja kepada mamanya.

***********

Anda mungkin juga menyukai