I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kuliah Kerja Nyata atau yang disebut juga KKN merupakan salah satu program yang ada di perguruan tinggi, termasuk di Univesitas Merdeka Pasuruan yang berbobot tiga sks. Program KKN melibatkan Dosen dan mahasiswa semester tujuh dari Fakultas Pertanian di Universitas Merdeka Pasuruan. Yang dilaksanakan di desa dengan sasaran utama masyarakat pedesaan dan pemerintah daerah setempat. Salah satu misi Universitas Merdeka Pasuruan sebagai perguruan tinggi adalah untuk dapat mengemban dan melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Sebagai upaya mewujudkan misi tersebut salah satu usaha yang dilakukan oleh Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) Unmer Pasuruan adalah dengan mengembangkan program KKN sebagai kegiatan kurikuler yang merupakan perpaduan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang dilakukan oleh Mahasiswa secara pragmatis melalui pendekatan interdispliner dan lintas sektoral yang berkelanjutan. KKN 2011 berbeda dengan program KKN yang dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya. KKN kali ini merupakan Kuliah Kerja Nyata BA (Buta Aksara) Program Dikti Tahun 2011 dengan karateristik
permasalahaan yang ditangani secara khusus yaitu pembelajaran terhadap masyarakat yang masih Buta Aksara. Proses dan pola penanganan atas
masalah melibatkan seluruh unsur civitas akademika perguruan tinggi masyarakat karang taruna / lembaga sejenisnya dan pemerintah daerah. Pada pelaksanaan program KKN BA di Kecamatan Rejoso bertemakan Peningkatan Kemampuan Berbahasa dan Mutu Masyarakat Melalui Program Pemberantasan Buta Aksara, prioritas penanganan dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia yang nantinya akan
menghasilkan suatu ball effects yang saling mengait antar berbagi kepentingan strategis. Sasaran langsung dari Program KKN BA ini adalah masyarakat Kecamatan Rejoso yang masih Buta Aksara berdasarkan PBH 3514 Pemerintahan Kabupaten Pasuruan tahun 2010. Berdasarkan kondisi riil di masyarakat dan berdasarkan uraian singkat tersebut, Universitas Merdeka Pasuruan sebagai lembaga akademik melalui LPPM melaksanakan KKN BA (Buta Aksara) untuk dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara optimal. Dengan model kemampuan SDM dan SDA yang dimiliki masyarakat, diharapkan dapat memacu dan menggerakkan potensi yang ada di Kecamatan Rejoso, sehingga dapat terwujud pembangunan masyarakat desa yang lebih baik dan juga akan ada suatu tindak lanjut sehingga efek yang sudah dihasilkan dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin.
1.2. Tujuan Kegiatan KKN ini bertujuan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia pada Desa Pandanrejo Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan melalui program Penanganan Buta Aksara.
Penanganan Buta Aksara melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik di Desa Pandanrejo Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan dilaksanakan melalui tahapan tahapan sebagai berikut : 2.1. Pelepasan KKN Pelepasan Kegiatan KKN BA (Buta Aksara) di selenggarakan oleh Fakultas Pertanian Universitas Merdeka Pasuruan pada: Tanggal : 14 Pebruari 2012 Pukul : 07.30 9.30 WIB.
Tempat : Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan Peserta : Bapak Camat, Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan, Pembantu Dekan I Fakultas Pertanian Universitas Merdeka Pasuruan, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dan Peserta KKN BA 2011/2012 2.2. Observasi Kegiatan ini dilaksanakan sebelum melaksanakan program KKN, dengan mengadakan interaksi dengan tokoh masyarakat setempat dan juga jajaran pemerintahan di wilayah tersebut (Kecamatan, Kepala Desa, Ketua Karang Taruna/ Sejenisnya) untuk mengumpulkan informasi yang bisa digunakan untuk mendukung program KKN BA (Buta Aksara), adapun kegiatan tersebut dilaksanakan pada :
Tanggal : 15 s/d 16 Pebruari 2012 Pukul Tempat : 09.30 WIB Selesai. : Karang Taruna Desa Pandanrejo / sejenisnya
Berkaitan dengan Program KKN BA (Buta Aksara) Universitas Merdeka Pasuruan 2011, Wilayah Kecamatan Rejoso menurut Badan Pusat Statistik memiliki kurang lebih 291 orang yang Buta Aksara, hal ini tidak menuntut kemungkinan akan bertambah jumlahnya dikarenakan kurang sadarnya masyarakat di Wilayah Rejoso akan pendidikan formal. Dikarenakan hal tersebut penyusun mendapat tugas untuk menangani obyek buta aksara yang berada di Desa Pandanrejo Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan yang berjumlah 30 orang.
Penanganan Buta Aksara melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik di Desa Pandanrejo Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan dilaksanakan melalui tahapan tahapan sebagai berikut : 3.1 Sosialisasi Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan sebelumnya, pelaksanaan sosialisasi dengan obyek BA dilaksanakan di Desa Pandanrejo Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan pada : Tanggal : 17 s/d 18 Pebruari 2012 Pukul Tempat : 09.30 WIB Selesai. : Tempat Karang Taruna Desa Pandan Rejo / sejenisnya Sosialisasi yang dilakukan di ikuti oleh pemerintah desa, tokoh masyarakat, tutor KF, obyek BA, dan mahasiswa yang KKN. 3.2 Jadwal Kegiatan Setelah melakukan sosialisasi yang dilakukan sebelumnya maka didapatkan kesepakatan dengan obyek BA melaksanakan kegiatan KKN (BA) di Desa Pandanrejo Kecamatan Rejoso. Jadwal pelaksanaan pembelajaran penanganan buta aksara di berbagai desa dapat terbentuk karena berbagai faktor, antara lain : Lokasi obyek BA dengan tempat pembelajaran Waktu kosong obyek BA
Setelah mempertimbangkan faktor tersebut maka dapat dihasilkan dan disetujui antara peserta KKN, obyek BA, Tutor KF dan tokoh masyarakat di berbagai desa berikut: Tabel 1. Jadwal KKN di Desa Pandanrejo Hari Senin Rabu Jum'at Sabtu 3.3 Obyek BA Dari hasil observasi dan sosialisai didapatkan 30 orang obyek warga buta aksara dengan latar belakang pendidikan sebagai berikut: Tidak pernah bersekolah Belum lulus SD : : 1 orang Tempat Rumah Ibu H. Norjannah Rumah Ibu Sudarmani Rumah Ibu H. Norjannah Rumah Ibu Sudarmani Jam Pk. 18.00 - 20.00 Pk. 18.00 - 20.00 Pk. 18.00 - 20.00 Pk. 18.00 - 20.00 Jumlah Obyek 10 Orang 20 Orang 10 Orang 20 Orang untuk pembelajaran keaksaraan sebagai
29 orang
Melihat latar belakang pendidikan tersebut mayoritas obyek BA belum menyelesaikan wajib belajar 9 tahun (lulus SD), hal ini dikarenakan kondisi ekonomi dan sosial obyek BA. Obyek KKN BA mayoritas belum lancar menulis dan membaca, adapun obyek yang lancar menulis dan membaca sejumlah 4 orang saja, adapun nama dan identitas obyek terlampir (Lampiran 1) Rencana Pembelajaran disusun berdasarkan latar belakang dan kondisi obyek BA agar obyek BA dapat lancer membaca dan menulis (Lampiran 2).
3.4
Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran terhadap obyek BA ini dilakukan oleh mahasiswa (Peserta KKN) dengan dibantu oleh tokoh masyarakat, Dosen Pembimbing Lapang (DPL) dan tutor Keaksaraan Fungsional (KF). Agar hasil yang dicapai sesuai dengan rencana pembelajaran obyek dikelompokkan sesuai kemampuan dan usianya dengan jumlah 1 kelompok antara 1 8 orang obyek BA dengan didampingi oleh 1 peserta KKN BA dan tutor Keaksaraan Fungsional (KF). Dosen Pembimbing Lapang bertugas memonitoring kegiatan dan tidak menutup kemungkingkanan juga membantu dalam proses pembelajaran BA Dari proses pembelajaran KKN BA dapat diketahui bahwa, obyek BA sangat antusias dalam proses pembelajaran terbukti dari tingginya tingkat kehadiran obyek BA didalam proses pembelajaran, meskipun kondisi fisik mereka lelah setelah seharian bekerja. Tingkat motivasi dari obyek BA pun cukup tinggi, hal ini terlihat dari semangat obyek BA untuk datang ke lokasi pembelajaran, rajin mengerjakan tugas dan sering bertanya jika mengalami kesulitan.
3.5
Evaluasi Kegiatan Setelah melakukan rencana pembelajaran Buta Aksara di Desa Pandanrejo Kecamatan Rejoso sesuai dengan apa yang diharapkan, maka untuk mengetahui hasil tersebut diadakan tes evaluasi sewaktu-waktu pada proses pembelajaran yang dilakukan peserta KKN dan pendamping KF
desa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan membaca dan menulis obyek BA. Dari tes evaluasi yang didapatkan peserta KKN dapat
menyampaikan kemajuan dan kendala yang dialami dalam proses pembelajaran KKN BA kepada DPL, sehingga DPL dapat memberikan suatu arahan yang dapat dilakukan peserta KKN agar proses pembelajaran sesuai yang diharapkan. Pada akhir dari rencana pembelajaran akan diadakan tes evaluasi yang dilakuakan di berbagai desa guna mengetahui kinerja mahasiswa yang telah melakukan KKN BA. Adapun jadwal tes yang dilakukan di berbagai desa sebagai berikut: Tanggal : 1 April 2012 Pukul : 13.30 WIB Selesai.
Tempat : Rumah Ibu Sudarmani Desa Pandanrejo Acara Tamu : Test Evaluasi dan Praktek Pembibitan : Obyek BA, Kepala Desa, Peserta KKN, Dosen Pembimbing Lapang Evaluasi yang dilakukan oleh Dosen Pembimbing Lapang (DPL) kepada obyek BA adalah dengan teknik sampling yaitu dengan mengambil beberapa obyek yang sudah di klasifikasikan menurut kemampuan obyek dalam membaca dan menulis.
10
Pengklasifikasian kemampuan obyek didasarkan pada hasil tes tulis dengan menulis biodata dan membuat 1 paragraf, adapun grade yang dimaksud dari hasil pengklasifikasian adalah sebagai berikut : LANCAR : Obyek mampu membaca dan menulis dengan lancar tanpa ada kesalahan (tulisan rapi dan mudah dimengerti) BAIK : Obyek dapat membaca dan menulis cukup lancar (tulisan cukup rapi dan tulisan cukup dimengerti) CUKUP : Obyek mampu membaca (terbata-bata) dan menulis tetapi dengan pengejaan (tulisan tidak rapi dan cukup dimengerti) Adapun daftar obyek BA yang terklasifikasi sebelum dan sesudah pembelajaran terlampir. (Lampiran 3) Sedangkan terkait peserta KKN adalah Mahasiswa Fakultas Pertanian maka diadakan pembelajaran pembibitan kepada Obyek BA. Hal ini dilakuakan untuk memberikan pengetahuan pertanian kepada obyek BA sehingga dapat berguna di kemudian hari. 3.6 Kemajuan Obyek dan Hasil yang Dicapai Hasil yang dicapai dari program penanganan buta aksara melalui kegiatan KKN tematik ini memberikan pengaruh yang cukup berarti dalam memotivasi obyek BA, meningkatkan kemampuan Calistung dan
komunikasi, serta meningkatkan kecakapan fungsional. Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya peningkatan kemampuan dari 30 orang obyek BA yang sebelumnya belum lancar membaca dan menulis sebayak 25 orang menjadi 6 orang, yang lancar membaca dan
11
menulis sebanyak 4 orang menjadi 24 orang, dan yang tidak bisa membaca dan menulis sebanyak 1 orang menjadi tidak ada. 3.7 Faktor pendukung dan Penghambat Karena kegiatan ini melibatkan banyak pihak tentu ada hal-hal yang dirasakan sebagai pendukung maupun hal yang menjadi penghambat dalam kegiatan ini. 1. Faktor Pendukung
Faktor pendukung yang kami maksud adalah faktor yang dianggap memberikan kemudahan sehingga dalam kegiatan KKN BA ini dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Adapun faktor - faktor tersebut adalah sebagai berikut : a. Pemerintah Desa Pihak pemmerintah desa sangat banyak memberikan kemudahankemudahan dalam melaksanakan kegiatan KKN BA ini, mulai dari kepala desa yang membatu dalam melengkapi data obyek BA sampai sampai verifikasi data dan memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang program KKN BA yang akan dilakukan. b. Pembimbing Dosen Lapang (DPL) DPL adalah salah satu pihak yang terlibat dan berperan penting dalam mendukung kegiatan KKN BA. Oleh sebab itu DPL senantiasa memberikanmemberikan bimbingan dan pengarahan kepada mahasiswa agar mahasiswa dapat menlaksanakan KKN BA secara bertanggung jawab dan terarah.
12
c. Tokoh Masyarakat dan tutor Keaksaraan Fungsional (KF) Tokoh Masyarakat dan tutor Keaksaraan Fungsional (KF) telah membantu peserta KKN dalam pendampingan proses pembelajaran, penyediaan tempat pembelajaran, makanan dan ilmu pengajaran kepada obyek BA, yang semuanya itu dapat memberika stimulus kepada obyek sehingga obyek dapat termotivasi dan memberikan respon sesuai dengan yang diharapkan. d. Obyek BA Dukungan semua warga yang telah mengikuti dengan antusias kegiatan KKN BA di berbagai desa di Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan. 2. Faktor Penghambat
Selain faktor pendukung juga ditemukan faktor penghambat, antara lain sebagai berikut : a. Pendanaan Program Pendanaan Program KKN BA dibiayai oleh mahasiswa secara mandiri tanpa melibatkan pihak lain. Mahasiswa membiayai sendiri kebutuhan yang digunakan untuk program KKN BA ini. Faktor inilah yang sangat dirasakan mahasiswa sebagai penghambat yang paling besar dalam kegiatan KKN BA. b. Kurangnya Monitoring dari Panitia Kurang adanya monitoring oleh panitia juga sangat berpengaruh terhadap kelancaran kegiatan ini, sehingga terkesan kegiatan KKN
13
BA ini dilakukan secara asal-asalan. Mulai dari tidak adanya proses pembekalan KKN BA kepada mahasiswa dan pengurusan administrasi kegiatan yang dilakukan mandiri oleh mahasiswa
14
IV. PENUTUP
4.1
Kesimpulan Program KKN (BA) yang dilakukan di Desa Pandanrejo Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan dapat terlaksana dengan baik dan memenuhi harapan meskipun terdapat hambatan baik secara teknis maupun non teknis, namun semuanya itu dapat dilalui berkat bantuan dari DPL, Tutor KF, Masyarakat dan semua pihak yang membantu. Dengan adanya KKN ini, khususnya di Desa Pandanrejo Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan diharapkan semua mahasiswa dapat menjalin kerja sama dan dapat mengabdikan dirinya ke dalam masyarakat, sehingga dengan demikian diharapkan akan didapat suatu pengalaman.
4.2
Saran Penulis mengharapkan agar untuk KKN selanjutnya dapat mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik. Program BA di Desa Pandanrejo Kecamatan Rejoso belum terselesaikan dengan sempurna dikarenakan waktu, tingkat kemampuan obyek BA berbeda-beda dan masih ada masyarakat yang masih belum bisa menulis dan membaca, oleh karena itu diharapkan tema selanjutnya dapat meneruskan pembelajaran tersebut.