Anda di halaman 1dari 23

Apli kasi Keadila n dalam K ebija kan

Publik :
So lusi Me nyelu r uh Terhadap Ma sala h
Kemiskin an di In donesia

SEMINAR PASCASARJANA VIII


ITS, Surabaya 13 Agustus 2008

Agung Sugiri
Sistematika
 Latar belakang
 Penanggulangan kemiskinan di Indonesia
 Prinsip keadilan dan pembangunan
berkelanjutan
 Penerapan keadilan dalam pembangunan
berbasis sumberdaya alam
 Ke arah reformulasi kebijakan publik
 Kesimpulan
Kemiskinan di Indonesia, 1996-2006 (BPS
2007)
Anggaran Pengentasan Kemiskinan di
Indonesia, 2002-2007 (TKPK 2007)
Kemiskinan di Indonesia
 Angka fluktuatif dalam 10 tahun terakhir
 Anggaran cenderung naik terus, menunjukkan
ketidakefisienan penanggulangan
 Dibarengi kesenjangan kaya-miskin yang buruk
 Rent-seeking behaviour
 ⇒ ketidakadilan struktural (diakui oleh Strategi
Nasional Penanggulangan Kemiskinan/SNPK
2005)
 ⇒ Perlu penanganan menyeluruh berbasis
keadilan (equity based)
Penanggulangan Kemiskinan
 SNPK (TKPK 2005); disusun sejak awal 2004, tapi belum
berkekuatan hukum
 Right based; menghormati, melindungi dan memenuhi hak-
hak dasar masyarakat miskin secara bertahap dan progresif
 Sudah cukup komprehensif; “kemiskinan bersumber dari
ketidakberdayaan dan ketidakmampuan masyarakat dalam
memenuhi hak-hak dasar; kerentanan masyarakat
menghadapi persaingan usaha, konflik dan tindak kekerasan;
lemahnya penanganan masalah kependudukan;
ketidaksetaraan dan ketidakadilan gender; dan kesenjangan
pembangunan yang menyebabkan masih banyaknya wilayah
yang dikategorikan tertinggal dan terisolasi” (KPK, 2005: 46)
 However …
Penanggulangan Kemiskinan
 SNPK belum dilaksanakan
 Meski kelihatannya kebijakan sudah cukup menyeluruh, tapi
masih ada yang bertentangan dengan prinsip-prinsip SNPK
(misal BLT), dan terjadinya ketidakkonsistenan (misal
kenaikan BBM) – masih ada ketidakadilan
 Pendekatan berbasis Hak Dasar rakyat miskin cukup bagus,
hanya saja, bisa melupakan hak-hak lainnya yang boleh jadi
berkaitan pula dengan penanganan kemiskinan; contoh hak
sumberdaya alam yang terlupakan karena market failure
(rem. tragedy of the commons, Hardin 1968) – masih ada
ketidakadilan
 Pendekatan berbasis keadilan (equity based) akan menutupi
flaw ini.
Keadilan dan Pembangunan
Berkelanjutan

 Keadilan (equity) dan kesamaan (equality);


sering dirancukan, bahkan di literatur
 Rawls – equality of opportunity (primary
goods)
 Sen – capability – functionings

 Imam Ali – put things in their proper places

 Kesempatan awal yang sama untuk


memenuhi fungsi spesifik masing-masing
Keadilan dan Pembangunan
Berkelanjutan

 Sustainable development: “pembangunan yang


memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa
harus mengurangi kemampuan generasi-generasi
mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka
sendiri” (WCED 1987)
 Pembangunan berkelanjutan: “pembangunan
yang menerapkan keadilan (equity) sedemikian
hingga baik hasil maupun kesempatan dapat
terdistribusikan secara berkeadilan (equitably) di
dalam generasi sekarang sementara tetap
menjaga kemampuan dan kapabilitas generasi-
generasi mendatang untuk melakukan hal yang
minimal sama” (Sugiri 2005)
Model Sustainable Development
Dalam Pembangunan Berbasis Sumberdaya Alam (Sugiri 2005)
Equity Failures

I: distribusi manfaat
 Ia: poverty and/or deep inequality
 Ib: akses buruk ke fasilitas dan pelayanan

II: fungsi produksi


 IIa: akses buruk dan penghargaan rendah ke
sumberdaya alam sebagai faktor produksi
 IIb: persaingan tidak sehat

 IIc: eksploitasi tinggi

 IId: eksternalitas negatif


Equity Failures

III: fungsi non-produksi


 ketidakseimbangan ekosistem
IV: reinvestasi untuk keberlanjutan
 IVa: kompensasi kerugian yang tidak
memadai bagi masyarakat
 IVb: ada reinvestasi tapi tidak mencukupi
Menuju Reformulasi Kebijakan
Publik: Tujuan-tujuan

Untuk jangka 10 hingga 15 tahun


Tujuan 1: meningkatkan kesejahteraan sedemikian hingga
hanya sedikit saja masyarakat yang merasa terpinggirkan
atau terampas haknya, tapi bahkan mereka pun mengakui
bahwa semua kebutuhan dasar telah terpenuhi dan mereka
sekarang telah lebih baik kesejahteraannya dibanding 10-15
tahun lalu
Tujuan 2: mencapai keadaan ketika hanya sedikit saja penduduk
yang mendapatkan akses kurang baik pada fasilitas dan
pelayanan publik, tapi merekapun mengakui bahwa fasilitas
dan pelayanan dasar telah mereka dapatkan dan keadaan
mereka pun lebih baik dibanding 15 tahun lalu
Menuju Reformulasi Kebijakan
Publik: Tujuan-tujuan

Tujuan 3: meningkatkan akses pada sumberdaya


alam dan menempatkan nilainya yang wajar
sebagai faktor produksi, sedemikian hingga
masyarakat yang tadinya terhalangi bisa
mendapatkan akses yang memadai walaupun
mungkin mereka belum sepenuhnya puas, dan
kegagalan pasar dalam menghargai sumberdaya
alam bisa terkoreksi
Tujuan 4: memperbaiki sistem persaingan usaha
sedemikian hingga masyarakat yang tadinya
merasa terzalimi, keadaan mereka akan lebih baik
dan menilai bahwa persaingan sudah lebih sehat
Menuju Reformulasi Kebijakan
Publik: Tujuan-tujuan

Tujuan 5: meningkatkan pengelolaan sumberdaya


alam sehingga hanya sedikit saja kasus
ketidakberlanjutan yang muncul dalam
eksploitasinya (unsustainable rates), itupun telah
menunjukkan kecenderungan yang membaik
Tujuan 6: meningkatkan pengawasan kegiatan
usaha sedemikian hingga sebagian besar aktifitas
ekonomi yang mengeksploitasi sumberdaya alam
telah menginternalkan eksternalitas negatif yang
ada
Menuju Reformulasi Kebijakan
Publik: Tujuan-tujuan

Tujuan 7: memperbaiki kualitas lingkungan


alami sehingga hanya sedikit saja
terindikasikan kerusakan lingkungan
Tujuan 8: memperbaiki sistem kegiatan usaha
dan lingkungan sehingga hanya sedikit saja
kasus komplain masyarakat karena
kurangnya kompensasi kerugian yang
terjadi
Tujuan 9: meningkatkan reinvestasi untuk
keberlanjutan pada tingkat yang memadai.
Menuju Reformulasi Kebijakan
Publik: Strategi

Strategi 1: mendukung pengembangan kegiatan


ekonomi padat karya --- tujuan 1-4
Strategi 2: menciptakan iklim usaha kondusif
(hubungan saling menguntungkan antar kegiatan-
kegiatan ekonomi) --- tujuan 1-4
Strategi 3: mendukung sistem penghargaan yang
memadai --- tujuan 1-2
Strategi 4: memfasilitasi pengembangan fasilitas dan
pelayanan publik serta perumahan yang
terjangkau oleh masyarakat miskin --- tujuan 1-2
Strategi 5: memfasilitasi peningkatan akses pada
sumberdaya alam bagi worse off ---tujuan 3
Menuju Reformulasi Kebijakan
Publik: Strategi

Strategi 6: mendukung koreksi pasar dalam


menghargai sumberdaya alam sebagai faktor
produksi --- tujuan 3
Strategi 7: memfasilitasi perbaikan persaingan
usaha --- tujuan 4
Strategi 8: menerapkan sustainability thresholds
eksploitasi sumberdaya alam --- tujuan 5-9
Strategi 9: meminimalkan eksternalitas negatif ---
tujuan 5-9
Strategi 10: memfasilitasi agar semua pihak terkait
membayar reinvestasi untuk keberlanjutan ---
tujuan 9
Menuju Reformulasi Kebijakan
Publik: Kebijakan

Kebijakan 1: perluasan kesempatan kerja; terkait


dengan strategi 1 dan 2
Kebijakan 2: perpajakan penghasilan; terkait banyak
strategi, utamanya strategi 4
Kebijakan 3: gaji minimum; --- strategi 3
Kebijakan 4: jaminan sosial (social security); ---
strategi 3; (pensiun, asuransi kesehatan, bantuan
perumahan, tunjangan pencari kerja, dll.)
Kebijakan 5: pelayanan pendidikan; --- strategi 4
Kebijakan 6: pelayanan kesehatan; --- strategi 4
Menuju Reformulasi Kebijakan
Publik: Kebijakan
Kebijakan 7: pengembangan infrastruktur (listrik,
telepon, air bersih, jalan, dll.); --- strategi 4
Kebijakan 8: perumahan rakyat berpenghasilan
rendah; --- strategi 4
Kebijakan 9: kredit usaha kecil/mikro; --- strategi 5
Kebijakan 10: penyehatan persaingan usaha; ---
strategi 5 dan 7
Kebijakan 11: kepemilikan dan akses atas tanah dan
sumberdaya alam, termasuk upaya koreksi atas
pasar; --- strategi 5, 6 dan 7
Kebijakan 12: anti rent seeking; --- strategi 6 dan 7
Menuju Reformulasi Kebijakan
Publik: Kebijakan

Kebijakan 13: anti monopoli; --- strategi 5, 6 dan 7


Kebijakan 14: batas eksploitasi maksimal (maximum
sustainable yields); --- strategi 8 dan 9
Kebijakan 15: batas ambang aman lingkungan
(environmental threshold); --- strategi 8 dan 9
Kebijakan 16: reinvestasi untuk keberlanjutan; ---
strategi 9 dan 10
Kebijakan 17: pencemar membayar (polluters pay);
--- strategi 9 dan 10
Kebijakan 18: pengembangan substitusi
sumberdaya alam; --- strategi 10
Kesimpulan

 Pengentasan kemiskinan memerlukan


reformulasi kebijakan publik secara
komprehensif berlandaskan keadilan
sehingga tercapai keberhasilan yang
berkelanjutan.
 Prioritas utama adalah menjamin Equity I
(distribusi manfaat) dan Equity II (fungsi
produksi).
Aplikasi Keadilan dalam Kebijakan Publik:
Solusi Menyeluruh Terhadap Masalah
Kemiskinan di Indonesia

Agung Sugiri

SEMINAR PASCASARJANA VIII


ITS, Surabaya 13 Agustus 2008

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai