Anda di halaman 1dari 9

http://www.scribd.

com/doc/22544215/PEDOMAN-PERTANIAN-ORGANIK Agens Hayati dan Pestisida Nabati Dalam suatu proses produksi pertanian, seringkali mendapat tantangan yang harus dihadapi, yaitu gangguan hama dan penyakit(OPT). Gangguan tersebut jika tidak dilaksanakan pengendalian akan menimbulkan kerugian, bahkan dapat menggagalkan panen sama sekali sehingga diperlukan langkah-langkah atau upaya-upaya pengendaliannya. Pengendalian hama dan penyakit yang tidak bijaksana, dapat menimbulkan masalah baru, diantaranya terjadinya resistensi/ kekebalan terhadap insecticida, musnahmya musuhalami, dan tercemarnya lingkungan dan produk pertanian. Agar terhindar dari masalah tersebut, maka pengendalian hama dan penyakit mengacu ke prinsip/sitem pengendalian hama terpadu (PHT).Untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit agar tidak terjadi eksplosi, maka perlu didukung dengan tambahan pengetahuandan informasi tentang berbagai jenis hama yang menyerang tanaman pangan (ekobiologi, siklus hidup, gejala serangan dan ambangekonomi) serta teknik pengendaliannya secara lengkap.Kebijakan Perlindungan Tanaman Perlindungan tanaman Bertujuan mengupayakan terjaminnya produk pertanian secara kontinyudengan kuantitas sesuai dengan harapan dan kualitas yang baik dan berdayasaing tinggi dalam rangka mendukung sistem dan usahaagribisnis yang lestari. Landasan kebijakan untuk menyelenggarakan perlindungan tanaman adalah Undang-Undang No. 12 Tahun 1992tentang Sistem Budidaya Tanaman, Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman dan Keputusan MenteriPertanian No.887/Kpts/OT210/97 tentang Pedoman Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan. Dalam pelaksanaannya perlindungan tanaman dilaksanakan dengan sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yaitu pengendalian populasi hama denganmemanfaatkan semua teknik yang kompatibel dalam suatu sistem yang harmonis untuk menurunkan dan mempertahankan populasi di bawah tingkat yang tidak menyebabkan kerusakan secara ekonomi. Berdasarkan Undang-Undang No. 22 tahun 1999 tentang PemerintahDaerah dan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom,Kewenangan Daerah Otonom adalah mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkanaspirasi masyarakat setempat. Kewenangan Pemerintah Pusat dibidang perlindungan tanaman adalah penetapan norma dan standar teknis pengendalian, serta menetapkan kebijakan untuk mendukung pembangunan secara makro. Sedangkan pemerintah propinsi mempunyaikewenangan menangani serangan OPT lintas kabupatan/kota, pemantauan, peramalan dan pengendalian serta penanggulangan eksplosi.Secara tegas dalam PP No. 25 tahun 2000 disebutkan bahwa wewenang pemerintah pestisida kabupaten/kota serta dalam pengendalian bimbingan OPT meliputi pengamatan OPT dan faktor yang mempengaruhinya, pengendalian dan eradikasi, pengawasan melaksanakan terhadap petani/masyarakat tani.Sesuai dengan kebijakan perlindungan tanaman dari serangan hama dan penyakit, salah satu faktor pendukung dalam keberhasilan pengedalian hama penyakit dan sesuai dengan kriteria pertanian organik alternatifnya adalah penggunaan agens hayati dan pestisidanabati.

Agens Hayati Dengan ditemukannya dampak negatif dari penggunaan pestisida tersebut, telah mendorong meningkatkan pentingnya penelitiankearah pengendalian non-kimiawi. Salah satu pengendalian non-kimiawi yang dampak negatifnya kecil terhadap lingkungan adalah dengan pengendalian hayatiPotensi musuh alami akhir- akhir ini sudah banyak dikembangkan, artinya pengendalian OPT sudah banyak memanfaatkan peranmusuh alami, seperti predator, parasitoid, patogen serangga dan agens antagonis.Keberhasilan pengembangan musuh alami, khususnya parasitoid, agens antagonis dan patogen serangga, sangat tergantung padaketerampilan dan kesungguhan sumber daya petani dengan dukungan peralatan yang memadai. A. Pengertian Pengendalian Hayati dan Agens Hayati

1. Pengertian Pengendalian HayatiPengendalian hayati adalah teknik pengendalian OPT dengan melibatkan peranan musuh alami dari OPT tersebut. 2. Pengertian Agens HayatiAgens Hayati adalah suatu organisme yang dalam kelangsungan hidupnya memangsa/menumpang pada tubuh organisme pengganggutumbuhan (OPT). Secara umum musuh alami dapat digolongkan sebagai berikut : Serangga parasitoid Serangga predator Patogen serangga hama Hewan vertebrata pemangsa hama Agens antagonis patogen penyebab penyakit 1)Serangga ParasitoidParasitoid Adalah serangga yang memarasit atau hidup dan berkembang dengan menumpang pada serangga lain (disebut inang).Dalam satu siklus hidupnya, biasanya yang berfungsi sebagai parasitoid adalah pada fase pradewasa (larva) sedangkan fase dewasanyahidup bebas. Contoh Trichogramma japonicum memarasit telur hama penggerek polong kedelai dan Penggerek Batang Padi. 2)Serangga Predator Predator Adalah organisme yang memakan hama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Contoh laba-laba memangsa wereng batang coklat. 3)Patogen Serangga HamaPatogen Merupakan mikroorganisme yang menyebabkan infeksi dan menimbulkan penyakit pada OPT. Contoh Cendawan Beauveria bassiana yang menyerang Walangsangit, WBC, dan Belalang, sedangkan Metarhizium anisopliae dapat menyerang kepinding tanah dan kepik hijau 4)Hewan Vertebrata Pemangsa Hama

Vertebrata pemangsa hama adalah organisme yang tubuhnya memiliki rangka sempurna (bertulang belakang) yang hidupnyamemangsa atau memakan hama, contoh : burung hantu pemangsa tikus. 5)Agens Antagonis Penyebab Penyakit TanamanAgens Antagonis merupakan mikroorganisme yang menyebabkan kematian/ kerusakan/ terhambatnya pertumbuhanmikroorganisme penyebab penyakit pada tumbuhan. Contoh Cendawan Trichoderma sp. agens antagonis patogen penyebab penyakit Phytophthora infestans pada kentang/tomat dan layu Fusarium pada cabe/tomat/kentang. B. Kelebihan dan Kekurangan Agens Hayati 1) Kelebihan/kebaikan Agens Hayati, antara lain : Selektifitasnya tinggi dan tidak dapat menimbulkan ledakan hama baru dan resurgensi hama. Faktor pengendali (agens) yang digunakan tersedia di lapang. Agens hayati (parasitoid dan predator) dapat mencari sendiri inang atau mangsanya. Agens hayati (parasitoid dan predator, patogen) dapat berkembang biak dan menyebar. Tidak menimbulkan resistensi terhadap serangga inang/mangsa ataupun kalau terjadi, sangat lambat. Pengendalian ini dapat berjalan dengan sendirinya karena sifat agens hayati tersebut. Tidak ada pengaruh samping yang buruk seperti pada penggunaan pestisida Pengendalian hayati relatif murah.

2) Kekurangan/kelemahan Agens Hayati, antara lain :

Pengendalian terhadap OPT berjalan lambat. Hasilnya tidak dapat diramalkan Sukar untuk pengembangan dan penggunaannya. Dalam pelaksanaannya pengendalian hayati memerlukan pengawasan pakar dalam bidangnya. Dalam mengembangkan pengendalian hayati harus selalu dikawal/dimonitor

C. Teknik Perbanyakan Agens Hayati 1) Perbanyakan Agens Hayati Parasitoid Telur (Trichogramma sp.) Langkah-langkah perbanyakan : 1.Eksplorasi Eksplorasi adalah kegiatan pengambilan populasi awal di alam, baik bagi inang asli yaitu parasitoid telur Trichogrammatidaemaupun inang pengganti yaitu Corcyra cephalonica. Adapun teknik eksplorasi adalah sebagai berikut : a) Eksplorasi Corcyra cephalonica Alat: tabung reaksi kecil, tabung silinder, nampan, dan kuas.Teknik eksplorasi: Apabila kita menyimpan bahan makanan seperti beras, jagung, dan kacangkacangan dalam waktu yang lama, maka kita akanmenemukan gumpalan-gumpalan kecil yang diduga berisi larva Corcyra sp. Kumpulkan gumpalan tersebut pada stoples plastik berventilasi kasa. Setelah 20-30 hari akan muncul imago, kita identifikasi. Apabila dari hasil identifikasi adalah Corcyra sp.maka imago tersebutkita ambil dengan alat kemudian

dimasukkan ke dalam tabung silinder. Satu hari kemudian imago telah menghasilkan telur yangdiletakkan diatas permukaan kasa silinder. Telur dibersihkan dengan kuas dan siap digunakan untuk perbanyakan b)Eksplorasi Trichogrammatidae Alat: Tabung reaksi, kain penutup, dan karet gelang. Teknik eksplorasi: Kumpulkan telur penggerek batang padi yang biasanya diletakkan pada ujung daun bagian bawah, kemudian masukkan ke dalamtabung reaksi dan tutup dengan kain penutup. Amati dan apabila ditemukan serangga parasitoid trichogrammatidae, masukkan ke dalamnya, pias yang telah berisi telur Corcyra sp. Setelah 3-5 hari kemudian, apabila pias yang berisi telur Corcyra spberubah warna menjadi hitam, pindahkan pias tersebut kedalam tabung reaksi yang baru, dan dalam hal ini kita telah berhasil mendapatkan starter Trichogrammatidae yang akan kitagunakan untuk perbanyakan

2. Identifikasi Identifikasi merupakan salah satu tahapan yang penting dalam pemanfaatan agens hayati. Identifikasi parasitoid dilakukan denganmenggunakan beberapa karakter morfologis (antena, sayap depan, dan lain-lain). Corcyra cephalonica (Lepidoptera, Pyralidae) Ciri: disebut juga ngengat beras (rice moth), banyak ditemukan pada bahan makanan seperti padi, beras, jagung, kacang tanah.berkembang pada kelembaban rendah (< 20 % RH). Serangga dewasa berwarna coklat dengan panjang 12-15 mm.Imago betina

dicirikan dari labial yang panjang dan menjorok ke depan, imago jantan labialnya pendek. D.Teknik Aplikasi Agens Hayati 1) Parasitoid Telur Penggerek Batang Padi Pelepasan parasitoid telur Trichogrammatidae pada umumnya dilakukan dengan sistem pelepasan satu sumber, yaitu melepas parasitoid pada tempat-tempat tertentu dengan harapan parasitoid akan bergerak sendiri mencari inangnya. Adapun teknik aplikasi adalahsebagai berikut Pias yang sudah berisi telur Trichogramma sp. diselipkan pada ajir yang telah dibelah dan dilindungi dengan gelas plastik Tancapkan secara merata sedikit diatas permukaan tanaman, dan untuk menghindari gangguan binatang lain diolesi vaselin Jarak antar pias 25-30 meter (sesuai dengan kondisi lahan) Dosis pelepasan 100 pias/ha (untuk tanaman padi). Pelepasan dilaksanakan 8 kali. Pelepasan I : 18 pias, Pelepasan II s/d VIII masing-masing 12 pias Waktu aplikasi, waktu aplikasi parasitoid harus memperhitungkan ketersediaan inang di pertanaman, yaitu jika di pertanaman telahditemukan telur serangga hama sasaran. Pada tanaman padi dan jagung pelepasan diawali pada awal tanam, sedangkan pada tanamankedelai pelepasan dilaksanakan pada saat pembungaan.

2) Patogen Serangga Aplikasi dilakukan pada sore hari (jam 15.30 WIB-selesai). Adapun cara aplikasinya adalah:

200gr inokulum padat dilarutkan dalam 1 liter air bersih dan diremas-remas hingga tercampur rata dan saring dengan penyaring tambahkan 100gr gula pasir tambahkan air sebanyak 19 liter, aduk sampai rata dan masukkan ke dalam tangki semprot yang telah dicuci bersih. Kebutuhan untuk 1 ha adalah kurang lebih 6.000 gram (30 bungkus @ 200 gram) Aplikasi dilakukan pada sore hari (jam 15.30 WIB-selesai). Adapun cara aplikasinya adalah: 200gr inokulum padat dilarutkan dalam 1 liter air bersih dan diremas-remas hingga tercampur rata dan saring dengan penyaring tambahkan 100gr gula pasir tambahkan air sebanyak 19 liter, aduk sampai rata dan masukkan ke dalam tangki semprot yang telah dicuci bersih

Pestisida NabatiDi bawah ini ada beberapa contoh tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan pestisida nabati : 1. Jenu/tuba ( Deris eliptica ) Masyarakat kita banyak yang menggunakan tanaman jenu untuk meracuni ikan dikali (mancari ikan). Jika digunakan sebagai pestisida, jenu dapat untuk menanggulangi berbagai jenis serangga.Caranya yaitu akar dan kulit kayu ditumbuk tambahkan air dan disaring. Takaran aplikasi 6 sendok makan ekstrak untukdicampur dengan 3 liter air. Perlakuan dengan disemprotkan. 2. Tembakau ( Nicotiana tabacum )

Jenis tanaan ini dapat digunakan untuk menanggulangi berbagai jenis serangga.Cara pembuatan ekstranya yaitu dengan merendam batang dan tulang daunnya dalam air selama 3-4 hari atau dengan mendidihkansebentar, setelah dingin baru disaring. 3. Tembelekan ( Lamtana camara ) Abu hasil pembakaran semua komponen tanaman ini dapat digunakan untuk menanggulangi berbagai jenis kumbang dan penggerek batang.

Anda mungkin juga menyukai