Anda di halaman 1dari 21

Laporan Pendahuluan

BAB III METODOLOGI PENDEKATAN

Metodologi pendekatan yang diajukan merupakan usulan konsep pemecahan permasalahan dengan mengacu kepada tujuan dan sasaran pekerjaan. Pada dasarnya, metodologi juga mengadopsi lingkup kegiatan utama sebagaimana yang dijabarkan di dalam Kerangka Acuan Kerja (Term of Reference). Dalam melaksanakan pekerjaan Aplikasi Sistem Publikasi dalam rangka

Peningkatan Kegiatan Kehumasan Bidang Penataan Ruang, konsultan akan melakukan 2 (dua) pendekatan sebagaimana telah diarahkan didalam Kerangka Acuan Kerja, yaitu pendekatan secara substansial dan pendekatan secara teknikal. Pendekatan substansial dilakukan untuk memposisikan Aplikasi Sistem Publikasi dalam rangka Peningkatan Kegiatan Kehumasan Bidang Penataan Ruang dalam sistem penataan ruang dan metoda pelaksanaan pekerjaan yang terbagi dalam langkah-langkah pengerjaan dalam suatu alur kerja. Sementara pendekatan teknikal merupakan pendekatan teknis dalam tahapan pelaksanaan kegiatan.

3.1

Metodologi Pendekatan
Metodologi untuk kegiatan ini dibedakan menjadi 3 bagian yaitu, (1) menjelaskan kerangka berpikir (framework) dari kegiatan ini; dan (2)

Aplikasi Sistem Publikasi dalam rangka Peningkatan Kegiatan Kehumasan Bidang Penataan Ruang

III-1

Laporan Pendahuluan

dijelaskan tahapan atau langkah-langkah pelaksanaan kegiatan; dan (3) strategi dan teknik publikasi yang efektif

Kedua aspek ini di dapatkan dari beberapa pertimbangan pada : 1) Kebijakan Penataan Ruang, 2) Teori dasar mengenai kehumasan dan komunikasi, serta 3) Pelaksanaan kegiatan yang sudah tertuang dalam KAK. Dari beberapa pertimbangan di atas, maka dapat disusun suatu metodologi seperti yang tertuang dalam sub-bab di bawah ini.

3.1.1 Kerangka Pemikiran Dasar

Kerangka pemikiran dasar kegiatan Aplikasi Sistem Publikasi dalam rangka Peningkatan Kegiatan Kehumasan Bidang Penataan Ruang ini adalah:

1.

Kerangka

pemikiran

dasar

kegiatan

ini

diawali

dengan

menganalisis dan mereview kebijakan penataan ruang serta program-program pembangunan yang terkait dengan

pengembangan wilayah. Analisa dan Review ini merupakan sumber (source) dalam menentukan topik/ide/gagasan

penyampaian informasi layanan perumahan dan permukiman kepada publik (masyarakat). Sekaligus memperkenalkan

program-program yang akan dilaksanakan di Ditjen Penataan Ruang untuk dapat diketahui, dipahami dan direspon oleh publik (masyarakat).

2.

Penyediaan Bahan Informasi (PESAN), merupakan pendekatan ke 2, yaitu pendekatan yang ditujukan untuk menentukan ide/topik/gagasan bentuk layanan informasi yang akan di pilih. Dalam membentuk ide/gagasan layanan informasi ini dibutuhkan menggalang OPINI dalam Masyarakat, agar ide/gagasan yang dipilih/dibentuk dapat direspon oleh masyarakat dengan

Aplikasi Sistem Publikasi dalam rangka Peningkatan Kegiatan Kehumasan Bidang Penataan Ruang

III-2

Laporan Pendahuluan

tanggapan

positif (diterima) atau negatif (ditolak). Dalam

menentukan ide/gasasan ini perlu juga di bantu dengan teori-teori kehumasan dan komunikasi khususnya strategi dalam menulis pesan (berita), sehingga pesan yang akan disampaikan dapat diterima, dipahami, dan direspon positif oleh publik.

3.

Peyebaran Bahan Informasi (MEDIA). Pendekatan ke-3 ini merupakan kegiatan penyebaran informasi dari pesan yang telah ditentukan ide/gagasan sebelumnya. Dalam hal ini perlu disimak penentuan MEDIA yang tepat dalam memberikan informasi kepada publik. Konsep yang dapat membantu dalam melakukan penyebaran informasi ini adalah AIDDA (Attention, Interest, Desire, Decision, Action) yaitu konsep bagaimana informasi yang dapat disebar bisa menarik perhatian, membangkitkan minat, menumbuhkan hasrat, membuat keputusan dan melakukan penggiatan oleh publik (Komunikan).

4.

Pesan atau informasi yang diterima oleh publik melalui Media (Media Cetak, Media Elektronik, Leaflets, Booklets, dll) dapat menimbulkan effect dalam publik, apakah pesan yang sampaikan itu dapat diterima atau ditolak oleh Publik. Kondisi respon publik terhadap informasi yang diterima perlu di Feedback atau ditinjau kembali terhadap Sumber Informasi yang diperoleh serta Penentuan ide/topik/gagasan yang di bentuk.

Gambaran Kerangka Pemikiran Dasar Studi adalah seperti dapat dilihat pada Bagan Alir yang terlampir pada Gambar 3.1.

Aplikasi Sistem Publikasi dalam rangka Peningkatan Kegiatan Kehumasan Bidang Penataan Ruang

III-3

Laporan Pendahuluan

Aplikasi Sistem Publikasi dalam rangka Peningkatan Kegiatan Kehumasan Bidang Penataan Ruang

III-4

Laporan Pendahuluan

3.1.2 Metoda Langkah Langkah Pelaksanaan Kegiatan

Sebagai perbandingan dalam proses komunikasi yang ditampilkan sebuah model proses komunikasi umum yang biasa dipakai dalam praktik proses penyampaian pesan yang dikenal dengan formula S M C R E, yaitu merupakan suatu model komunikasi yang sama atau mirip pada unsur-unsur pembaruan komunikasi yang tersebar. (Lihat Gambar 3.2)

Gambar 3.2 Proses Komunikasi yang Efektif

SOURCE (Sumber)

MESSAGE (Pesan)

CHANNEL (Media)

RECEIVER (Penerima)

EFFECTS (Efek)

Penemu Ilmuwan Pemimpin

Penemuan baru yang diumumkan, dll Ide, Gagasan, dll

Saluran komunikasi massa

Sistem anggota kemasyarakat an yang ada

1. 2. 3. 4.

Konsekuensinya : Pengetahuan baru Perubahan sikap Persuasif Menerima atau menolak

Berdasarkan dari Kerangka Pemikiran di atas, maka dapat ditentukan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan sebagai berikut :

1.

Tahap Persiapan

Tahap ini merupakan tahap awal pelaksanaan kegiatan yang didalamnya terfokus mengadakan suatu rumusan tentang kerangka berpikir pelaksanaan kegiatan Aplikasi Sistem

Publikasi dalam rangka

Peningkatan Kegiatan Kehumasan

Aplikasi Sistem Publikasi dalam rangka Peningkatan Kegiatan Kehumasan Bidang Penataan Ruang

III-5

Laporan Pendahuluan

Bidang Penataan Ruang. Adapun agenda kegiatan tahap persiapan ini antara lain: a. Konsolidasi tim pelaksana dan pengarahan internal b. Penyempurnaan Metodologi dan Kerangka Pemikiran Dasar Kegiatan c. Membuat Rencana Kerja dan Tahap Pelaksanaan Studi d. Persiapan administrasi dan keuangan

2.

Tahap Kajian Penyediaan Informasi

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dalam rangka menyediakan bahan informasi yang meliputi : a. Desk Studi, yaitu melakukan kajian dan review terhadap kebijakan, strategi, dan proram bidang penataan ruang dan pengembangan wilayah/kawasan. b. Kajian teori-teori dasar dan praktis dalam kehumasan dan komunikasi, khususnya mengenai aspek publikasi. c. Penelitian dan evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan

penyebaran informasi bidang penataan ruang, khususnya di Ditjen Penataan Ruang. d. Penjajakan terhadap tujuan dan sasaran yang akan dituju untuk menyediakan dan menyebarluaskan informasi

pembangunan bidang penataan ruang. e. Penjajakan terhadap media yang tepat untuk menyediakan dan menyebarluaskan informasi pembangunan bidang

penataan ruang f. Perumusan ide/topik/gagasan/materi informasi yang akan disebarluaskan melalui pengumpulan konsep dan gagasan pakar dalam bentuk lokakarya.

Aplikasi Sistem Publikasi dalam rangka Peningkatan Kegiatan Kehumasan Bidang Penataan Ruang

III-6

Laporan Pendahuluan

3.

Tahap Penyebaran Informasi

Tahap Penyebaran Informasi ini merupakan tahap akhir dari pelaksanaan kegiatan ini, diantaranya adalah: a. Penentuan informasi. b. Perumusan materi dan isi penyebaran informasi: i. Penyusunan program penyebarluasan informasi ii. Penentuan jadwal pelaksanaan penyebaran informasi iii. Penentuan target group (publik) iv. Penentuan media yang akan digunakan sesuai dengan target group g. Penyusunan strategi penulisan pesan/berita sesuai dengan konsep AIDDA (lihat penjelasan di atas). h. Penulisan pesan/berita atau skenario yang akan strategi dan teknik dalam menyebarkan

dipublikasikan melalui media c. Pengadaan publikasi dan propaganda terhadap berita/pesan yang telah di buat, melalui media cetak, media elektronik leaflet, atau booklets.

4.

Panilaian Efek dan Feedback

Untuk melihat ke-efektifan kegiatan publikasi dalam rangka kehumasan bidang penataan ruang, perlu dilakukan penilaian atas umpan balik yang mencakup efek perubahan dalam : a. Opini publik (public opinion) b. Pandangan, persepsi, dan ide (conception, perception, idea) yang berkembang c. Kepercayaan dan citra (trust and image)

Wilbur Schramm dalam bukunya Process and Effect of Mass Communication mengatakan, Alasan pokok untuk mempelajari

Aplikasi Sistem Publikasi dalam rangka Peningkatan Kegiatan Kehumasan Bidang Penataan Ruang

III-7

Laporan Pendahuluan

proses komunikasi dan efek yang dihasilkan atau telah dicapai adalah kita ingin mengetahui tentang apa yang terjadi pada manusia bilamana menerima suatu pesan komunikasi tertentu dan untuk memperkirakan efek apa yang timbul dari komunikasi tersebut. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Proses Komunikasi dan Efek yang Ditimbulkan

PESAN KOMUNIKAN

KOMUNIKATOR

MEDIA

EFEK

Kemudian bentuk atau jenis umpan balik (feedback) tersebut dibagi lagi sebagai berikut (Ralph Webb Jr): a. Zero feedback Zero feedback, yaitu umpan balik yang nol. Antrinya, pesan yang disampaikan oleh komunikator tidak dimengerti atau dipahami oleh komunikan. b. Neutral feedback Neutral feedback merupakan umpan balik yang netral atau setelah menerima pesan, komunikasi bersifat tidak memihak. c. Positive feedback Positive feedback atau umpan balik yang positif, artinya pesan atau informasi yang disampaikan oleh komunikator tersebut ditanggapi dengan baik, disetujui, atau diterima secara baik. d. Negative feedback

Aplikasi Sistem Publikasi dalam rangka Peningkatan Kegiatan Kehumasan Bidang Penataan Ruang

III-8

Laporan Pendahuluan

Negative

feedback

atau

umpan

balik

yang

negatif

merupakan kebalikan dari positive feedback. Artinya, pesan yang disampaikan oleh komunikator ditanggapi secara negatif atau ditentang dan tidak disetujui oleh komunikan.

Secara

diagramatis,

keseluruhan

rangkaian

metoda

pelaksanaan kegiatan dapat dilihat pada Gambar 3.4.

3.2

Strategi dan Teknik-Teknik Publikasi yang Efektif


Strategi dan teknik-teknik publikasi yang efektif antara lain mencakup: (1) strategi komunikasi dan kampanye, teknik berkomunikasi dalam kampanye, menggalang opini publik, strategi penulisan berita (pesan), teknik berkampanye dan materi dan isi program kampanye.

3.2.1 Strategi Komunikasi dan Kampanye

Tujuan komunikasi dilihat dari berbagai aspek dalam kampanye dan propaganda, baik untuk keperluan promosi maupun publikasi. Misalnya, tujuan komunikasi dalam dunia periklanan (advertising communication) adalah selain memberikan informasi suatu produk yang dikampanyekan, juga menitikberatkan bujukan (persuasif) dan menanamkan awareness dalam benak konsumen sebagai upaya memotivasi pembelian. Pemasaran (marketing) berupaya meluaskan pasaran suatu produk, sedangkan kampanye PR (public relations campaign) dalam berkomunikasi bertujuan menciptakan pengetahuan, pengertian, pemahaman, kesadaran, minat, dan dukungan dari berbagai pihak untuk memperoleh citra bagi lembaga atau organisasi yang diwakilinya.

Aplikasi Sistem Publikasi dalam rangka Peningkatan Kegiatan Kehumasan Bidang Penataan Ruang

III-9

Laporan Pendahuluan

Aplikasi Sistem Publikasi dalam rangka Peningkatan Kegiatan Kehumasan Bidang Penataan Ruang

III-10

Laporan Pendahuluan

Jadi, strategi itu pada hakikatnya adalah suatu perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktik operasionalnya. Komunikasi secara efektif adalah sebagai berikut : a. b. c. Bagaimana mengubah sikap (how change the attitude) Mengubah opini (to change the opinion) Mengubah perilaku (to change behavior)

Tujuan strategi komunikasi tersebut sebagai berikut : a. To secure understanding Untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam berkomunikasi b. To motive acceptance Bagaimana cara penerimaan itu terus dibina dengan baik c. To motive action Penggiatan untuk memotivasinya d. The goals which the communicator sought to achieve Bagaimana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari proses komunikasi tersebut.

Peristiwa dalam proses komunikasi kampanye ini melibatkan konseptor (conception skill), teknisi komunikasi (technical skill) dan komunikator dengan segala kemampuan komunikasi (communication skill) untuk mempengaruhi komunikan dengan dukungan berbagai aspek teknis dan praktis operasional dalam bentuk perencanaan yang taktis dan strategis untuk mencapai tujuan tertentu.

Kondisi mendukung sukses tidaknya penyampaian pesan (message) tersebut dalam berkampanye, menurut Wilbur Schramm di dalam bukunya, The Process dan Effects of Mass Communications, yaitu sebagai berikut : a. Pesan dibuat sedemikian rupa dan selalu menarik perhatian

Aplikasi Sistem Publikasi dalam rangka Peningkatan Kegiatan Kehumasan Bidang Penataan Ruang

III-11

Laporan Pendahuluan

b. Pesan dirumuskan melalui lambang yang mudah dipahami atau dimengerti oleh komunikan. c. Pesan menimbulkan kebutuhan pribadi dari komunikannya. d. Pesan merupakan kebutuhan yang dapat dipenuhi, sesuai dengan situasi dan keadaan kondisi dari komunikan.

Pesan tersebut berupa ide, pikiran, informasi, gagasan, dan perasaan. Pikiran dan perasaan tersebut tidak mungkin dapat diketahui oleh komunikan jika tidak menggunakan suatu lambang yang sama-sama dimengerti.

3.2.2 Teknik Berkomunikasi dalam Kampanye

Pada hakikatnya tujuan kampanye adalah bagaimana mengubah opini publik dan perilaku lainnya sesuai dengan tujuan dan perencanaan yang ditetapkan. Melalui teknik komunikasi tersebut, seperti prosedur untuk menarik perhatian pada penggiatan komunikasi dalam

kampanye, dikenal A procedure, from attention to action atau dengan formula lain dengan slogan AIDDA.

AIDDA tersebut singkatan dari : A I D D A attention interest desire decision action = = = = = menarik perhatian membangkitkan minat menumbuhkan hasrat membuat keputusan melakukan penggiatan

Penggiatan proses komunikasi dalam kampanye PR tersebut melalui dua cara, yakni sebagai berikut: a. Proses kampanye yang berlangsung secara singkat b. Proses kampanye yang berlangsung dalam waktu lama dan terusmenerus.

Aplikasi Sistem Publikasi dalam rangka Peningkatan Kegiatan Kehumasan Bidang Penataan Ruang

III-12

Laporan Pendahuluan

Dengan dua cara tersebut, maka kampanye itu akan menimbulkan efek dari proses komunikasi, bisa berbentuk menarik perhatian, simpati, empati, dan bisa sebaliknya antipati.

3.2.3 Menggalang Opini Publik

Bahwa dalam melakukan kampanye bertujuan untuk menggalang atau merekayasa opini publik (public opinion), yang disusun secara periodik dan tertentu dalam program khusus, baik bulanan maupun tahunan. Sebelum mengadakan kampanye untuk membentuk dan merekayasa opini publik itu, terlebih dahulu disusun agenda setting, yaitu penyusunan suatu benda atau skenario untuk mengangkat topik tertentu atau tema tentang isu apa yang akan diangkat melalui teknik publikasi atau promosi.

Biasanya dalam menyusun agenda setting tersebut harus bekerja sama dengan pihak pers dan media massa untuk mengangkat isu tertentu kepada publik, yang nantinya akan memperoleh respon dari masyarakat dalam bentuk tanggapan positif (diterima) atau negatif (ditolak) setelah melalui proses dalam jangka waktu tertentu.

Yang menjadi titik tolak berhasil atau tidaknya untuk merekayasa opini publik (reengineering of public opinion) melalui teknik kampanye PR untuk memperoleh publisitas seperti yang diharapkan, yang paling penting bekerja sama dengan pihak para wartawan dan redaktur di berbagai media massa untuk mengangkat suatu isu yang

dimaksudkan, baik media cetak maupun media elektronik untuk secara serentak disebarluaskan (simultaneity effect) dalam bentuk berit (news), featurise, artikel, advetorial, dan informasi lainnya agar pesanpesan yang disebarluaskan itu sampai ke masyarakat di berbagai tempat dalam waktu yang bersamaan. Namun, yang terjadi pertanyaan

Aplikasi Sistem Publikasi dalam rangka Peningkatan Kegiatan Kehumasan Bidang Penataan Ruang

III-13

Laporan Pendahuluan

apakah dengan cara merekayasa melalui agenda setting yang dibentuk dan direncanakan untuk kampanye PR tersebut akan berhasil?

Jawabannya belum tentu berhasil, bahkan menimbulkan opini yang negatif karena banyak faktor yang mendukung keberhasilan untuk membentuk opini publik positif seperti yang diharapkan. Disamping itu, hasilnya bisa dirasakan dalam jangka waktu tertentu pada masa yang akan datang (tertunda), tergantung intensitas kampanyenya, teknik publikasi, pesan yang disampaikan itu belum tentu cocok dengan kebutuhan atau keinginan komunikan, hingga kemampuan

komunikator dalam menyampaikan pesan (communication skill) atau derajat kepentingan (magnitude) informasi, isu, berita, ide, gagasan, dan sebagainya belum optimal menjangkau atau mempengaruhi komunikasinya.

3.2.4 Strategi Penulisan Berita (Pesan)

Menurut Harwood Childs, ada beberapa strategi dalam kegiatan public relations untuk merancang suatu pesan dalam bentuk informasi atau berita, yaitu sebagai berikut :

a.

Strategy of publicity Melakukan kampanye untuk penyebaran pesan (message) melalui proses publikasi suatu berita melalui kerja sama dengan berbagai media massa. Selain itu, dengan menggunakan taktik merekayasa suatu berita akan dapat menarik perhatian audiensi sehingga akan menciptakan publisitas yang menguntungkan.

b.

Strategy of persuation Berkampanye untuk membujuk atau menggalang khalayak melalui teknik sugesti atau persuasi untuk mengubah opini publik

Aplikasi Sistem Publikasi dalam rangka Peningkatan Kegiatan Kehumasan Bidang Penataan Ruang

III-14

Laporan Pendahuluan

dengan mengangkat segi emosional dari suatu cerita, artikel, atau featuris berlandaskan humaniti interest.

c.

Strategy of argumentation Strategi ini biasanya dipakai untuk mengantisipasi berita negatif yang kurang menguntungkan (negative news), kemudian

dibentuk berita tandingan yang mengemukakan argumentasi yang rasional agar opini publik tetap dalam posisi yang menguntungkan. Dalam hal ini, kemampuan public relations sebagai komunikator yang handal diperlukan untuk

mengemukakan suatu fakta yang jelas dan rasional dalam mengubah opini publik melalui berita atau statement yang dipublikasikan.

d.

Strategy of image Strategi pembentukan berita yang positif dalam publikasi untuk menjaga citra lembaga atau organisasi termasuk produknya. Misalnya bagaimana menampilkan tidak hanya menampilkan publikasi terhadap segi promosi, tetapi dengan sosial

menciptakan kepedulian

nonkomersial lingkungan dan

(Humanity relations and social marketing) yang menguntungkan citra bagi lembaga atau organisasi secara keseluruhan (corporate image).

Menurut Dr. Willard G. Bleyer, mengatakan berita yang baik adalah Anything timely that interest a number of readers. Berita yang baik adalah segala sesuatu terbaru, hangat, dan aktual sehingga dapat menarik perhatian sebagian besar pembacanya.

Selain sebagai kontrol sosial fungsi jurnalistik paling pokok adalah memberikan informasi, menginterpretasikan,

Aplikasi Sistem Publikasi dalam rangka Peningkatan Kegiatan Kehumasan Bidang Penataan Ruang

III-15

Laporan Pendahuluan

membimbing, mendidik, hingga menghibur pembacanya. Dengan berita yang disajikan berbentuk straight news (berita langsung) atau feature news (berita dalam bentuk soft atau ringan) biasanya dalam bentuk artikel opini, hiburan, profil, pengetahuan populer, dan sebagainya. 3.2.5 Teknik Berkampanye Untuk berhasilnya suatu persuasi dalam berkampanye melalui berbagai teknik agar dalam penyampaian pesan (message) kepada audiensinya cukup efektif, antara lain beberapa teknik kampanye yang lazim dipergunakan dalam kegiatan public relations atau periklanan, yaitu sebagai berikut :

a.

Partisipasi (participating) Partisipasi, yaitu teknik yang mengikutsertakan (partisipasi) atau peranserta komunikasi atau audiensi yang memancing minat atau perhatian yang sama ke dalam suatu kegiatan kampanye dengan tujuan untuk menumbuhkan saling pengertian, menghargai, kerjasama dan toleransi.

b.

Assosiasi (Association) Association, yaitu menyajikan isi kampanye yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau obyek yang tengah ramai atau sedang in dibicarakan agar dapat memancing perhatian masyarakat. Misalnya three in one maka orang akan ingat akan pembatasan penumpang mobil pribadi yang melewati jam tertentu di kawasan jalan protokol di Jakarta.

c.

Teknik integratif (integrative) Teknik ini bagaimana untuk menyatukan diri (komunikator) kepada khalayaknya secara komunikatif dengan mengucapkan kata-kata: kita, kami, anda sekalian atau untuk anda, dan

Aplikasi Sistem Publikasi dalam rangka Peningkatan Kegiatan Kehumasan Bidang Penataan Ruang

III-16

Laporan Pendahuluan

sebagainya, yang artinya mengandung makna bahwa yang disampaikan pihak komunikator bukan untuk kepentingan dirinya atau perusahaannya, atau bukan untuk mengambil keuntungan sepihak, tetapi mengambil manfaat secara bersama, demi untuk kepentingan bersama.

d.

Teknik ganjaran (pay off technique) Teknik ganjaran bermaksud untuk mempengaruhi komunikan dengan suatu ganjaran (pay off) atau menjanjikan sesuatu dengan iming-iming hadiah, dan lain sebagainya dengan dua kemungkinan : a. b. Bisa berupa benefit (manfaat), kegunaan, dan sebagainya; Bisa berupa ancaman, kekhawatiran, dan suatu yang menakutkan. Bedanya, untuk pertama adalah berupaya menumbuhkan

kegairahan dan menitikberatkan emosional (emotional appeal) dan yang kedua, yakni untuk membangkitkan rasa takut, ketegangan, atau kekhawatiran bila hal tersebut atau tertentu bisa terjadi dikemudian hari.

e.

Teknik penataan patung es (icing technique) Hal ini merupakan suatu upaya dalam menyampaikan pesan (message) suatu kampanye sedemikian rupa sehingga enak dilihat, didengar, dibaca, dirasakan dan sebagainya. Icing technique merupakan to ice atau menata balok es yang dibentuk sedemikian rupa dan dibuat menjadi menarik, misalnya menggambarkan sepasang pengantin, burung garuda, dibantu dengan pencahayaan yang berwarna-warni sehingga menarik perhatian. Di dalam kampanye diperlukan suatu seni menata pesan dengan menggunakan imbauan emosional. Misalnya, enak dibaca dan perlu

Aplikasi Sistem Publikasi dalam rangka Peningkatan Kegiatan Kehumasan Bidang Penataan Ruang

III-17

Laporan Pendahuluan

f.

Memperoleh empati (empathy) Suatu teknik berkampanye dalam menempatkan diri dalam posisi komunikan, ikut merasakan dan peduli situasi atau kondisi pihak komunikan. Biasanya dalam public relations dikenal dengan social responsibility and human relations.

g.

Teknik koersi atau paksaan (coersion technique) Dalam komunikasi melakukan kampanye lebih menekankan suatu paksaan yang dapat menimbulkan rasa ketakutan atau kekhawatiran bagi pihak komunikan yang tidak mau tunduk melalui suatu ancaman tertentu.

Disamping itu, ada risiko yang dihadapi dalam berkampanye yang dapat menggagalkan teknik persuasi atau membujuk pihak khalayak sasaran (target audience), yaitu sebagai berikut : 1) Penyesatan suatu pengertian atau pemahaman tentang tema kampanye yang tengah dilancarkan oleh pihak lain (kompetitor) 2) Merusak atau memalsukan isi atau materi pesan (to make the message invalid). 3) Menafsirkan suatu pesan dengan ukuran menurut pengertian atau pandangan sepihak (subjective evaluation). 4) Memberikan pesan yang bahasanya terlalu sukar untuk

dimengerti atau dicerna maksud dari pesan yang hendak disampaikan itu (to make the message too dificult to be understanding).

3.2.6 Materi dan Isi Program Kampanye

Materi dan isi kampanye tersebut biasanya menyangkut : a. Tema, topik, dan isu apa yang ingin diangkat ke permukaan agar mendapat tanggapan; b. Tujuan dari kampanye;

Aplikasi Sistem Publikasi dalam rangka Peningkatan Kegiatan Kehumasan Bidang Penataan Ruang

III-18

Laporan Pendahuluan

c. d.

Program atau perencanaan acara dalam kampanye; dan Sasaran dari kampanye yang hendak dicapai.

Rangkaian perencanaan dan komunikasi public relations tersebut merupakan blue print yang disusun secara sistematis yang akan menjadi patokan atau pedoman dan yang digambarkan dalam suatu pola tahapan yang saling terkait erat satu sama lain. Komponenkomponen setiap langkah penggiatan program kampanye tersebut dibentuk secara berangkai, mulai dari : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) Analisis situasi dan audit komunikasi; Merumuskan tujuan dan target waktunya; Menentukan publiknya (target audience); Menentukan media; Menetapkan anggaran untuk kampanye tersebut; Program penggiatan kampanye; dan Analisis hasil program tersebut dan aplikasinya, berhasil atau tidaknya berdasarkan planning your work and working your plan.

Kemudian sebagai acuan untuk mengukur keberhasilan dari program kampanye PR tersebut, tergantung apda apa dan bagaimana masalah yang akan dihadapi oleh setiap kegiatan, lembaga atau organisasi, serta perusahaan melalui peranan PR-nya. Sedangkan sebagai tolok ukurnya atau langkah terakhir adalah target atau sasaran yang hendak dicapai, yaitu sebagai berikut : a) b) Memperoleh citra positif Memperoleh kepercayaan

Realitasnya atau bukan khayalan walaupun sasarannya tidak berwujud (intangible) seperti point pertama dan kedua tersebut di atas, tetapi bisa dirasakan melalui kesan, baik secara individual maupun opini publik yang diterima secara positif. Hasil kerja dari public relations adalah bersifat intangible, seperti saling mempercayai, saling

Aplikasi Sistem Publikasi dalam rangka Peningkatan Kegiatan Kehumasan Bidang Penataan Ruang

III-19

Laporan Pendahuluan

menghargai, saling pengertian, toleransi, good will, dan sebagainya. Dalam kampanye, misalnya mengangkat tema atau topik serta isu tentang kelestarian lingkungan hidup, bertujuan untuk

membangkitkan dan menciptakan kesadaran dari pihak masyarakat agar mau berperan serta atau berpartisipasi dalam upaya menjaga lingkungan hidup dengan cara mengelola sumber daya alam untuk menghindari pencemaran, polusi, dan perusakan alam, baik disengaja atau tidak yang akan berdampak buruk terhadap kehidupan di muka bumi. Gambar 3.5 Agenda Setting

INFORMASI

PR CAMPAIGN

P E N

S C

AGENDA SETTING

TARGET AUDIENCE

FEEDBACK

(MENDAPAT DUKUNGAN ATAU DITOLAK)


Keterangan : Teknik PR Campaign Pencils Agenda Setting Target Audience Feedback.

PR campaign (kampanye PR) menyampaikan pesan (inform) kepada target audience dan akan menghasilkan feedback atau opini publik yang diharapkan. Melalui aspek teknis publikasi (P) yang didukung dengan penyusunan program acaranya (E-events), mengeluarkan berita (N-news) melalui press release atau news letter, leaflets, booklets, dan sebagainya. Mengangkat suatu skenario isu yang akan ditampilkan melalui agenda setting, misalnya tentang tapornas

Aplikasi Sistem Publikasi dalam rangka Peningkatan Kegiatan Kehumasan Bidang Penataan Ruang

III-20

Laporan Pendahuluan

(tabungan prestasi olahraga nasional) kepada masyarakat sehingga bisa diterima atau ditolak. Kemudian isu tapornas tersebut dilemparkan dulu secara individual (lobbying), diperluas ke kelompok masyarakat tertentu (community), seperti pendidik, agamawan, pers, eksekutif, politikus, dan sebagainya, kemudian sasaran target audiensinya diperluas ke masyarakat umum melalui berbagai publikasi. Kemudian efek atau feedback, setelah melalui proses waktu dan berbagai tanggapan dari masyarakat, komunitas, dan opinion leader yang terbentuk, opini dan isu tapornas lebih banyak menampilkan kontroversial dari pada diterima karena tapornas tersebut pada akhirnya akan berdampak buruk (ekses negatif) sama dengan perjudian buntut sepertian undian harapan sebelumnya, sebagai sumber pendanaan untuk mengembangkan olahraga nasional yang akhirnya berhenti.

Aplikasi Sistem Publikasi dalam rangka Peningkatan Kegiatan Kehumasan Bidang Penataan Ruang

III-21

Anda mungkin juga menyukai