Anda di halaman 1dari 4

PENATALAKSANAAN (PENANGANAN) PADA ANAK RETARDASI MENTAL

Penatalaksanaan anak dengan retardasi mental adalah multidimensi dan sangat individual. Tetapi perlu diingat bahwa tidak setiap anak penaganan multidisiplin merupakan jalan terbaik. Sebaiknya dibuat rancangan suatu strategi pendekatan bagi setiap anak secara individual untuk mengembangkan potensi anak tersebut seoptimal mungkin. Untuk itu perlu melibatkan psikolog untuk menilai perkembangan mental anak terutama kemampuan kognitifnya, dokter anak untuk memeriksa perkembangan fisiknya, menganalisis penyebab dan mengobati penyakit atau kelainan yang mungkin ada. Juga kehadiran dari pekerja sosial kadang-kadang diperlukan untuk menilai situasi keluarganya. Atas dasar itu maka dibuatlah strategi terapi. Sering kali melibatkan lebih banyak ahli lagi, misalnya ahli saraf bila anak juga menderita epilepsy, palsi serebral dll. Psikiater bila anaknya menunjukkan kelainan tingkah laku atau bila orang tuanya membutuhkan dukungan terapi keluarga. Ahli rehabilitasi medis bila diperlukan untuk merangsang perkembangan motorik dan sensoriknya. Ahli terapi wicara untuk memperbaiki gangguan bicaranya atau untuk merangsang perkembangan bicaranya. Serta diperlukan guru pendidikan luar biasa untuk anak-anak yang retardasi mental ini. Pada orang tuanya perlu diberikan informasi mengenai retardasi mental dan dampaknya. Berilah penerangan yang jelas mengenai keadaan anaknya dan apa yang dapat diharapkan dari terapi yang diberikan. Kadang-kadang diperlukan waktu yang lama untuk meyakinkan orang tua mengenai keadaan anaknya maka perlu konsultasi pula dengan psikolog atau psikiater. Disamping itu diperlukan kerja sama yang baik antara guru dan orang tuanya, agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam strategi penanganan anak disekolah dan dirumah. Anggota keluarga lainnya juga harus diberi pengertian agar anak tidak diejek atau dikucilkan. Disamping itu, masyarakat perlu diberikan penerangan tentang retardasi mental agar mereka dapat menerima anak tersebut dengan wajar. Anak dengan retardasi mental memerlukan pendidikan khusus yang sesuaikan dengan taraf IQ-nya. Mereka digolongkan yang mampu didik untuk golongan retardasi mental ringan dan yang mampu latih untuk anak dengan retardasi mental sedang. Sekolah khusus untuk anak retardasi mental ini adalah SLB-C. Di sekolah ini diajarkan juga keterampilan-keterampilan dengan harapan mereka dapat mandiri di kemudian hari. Di ajarkan pula tentang baik-buruknya

suatu tindakan tertentu sehingga mereka diharapkan tidak memerlukan tindakan yang tidak terpuji, seperti mencuri, merampas, kejahatan seksual dan lain-lain. Semua anak yang retardasi mental ini juga memerlukan perawatan seperti pemeriksaan kesehatan yang rutin, imunisasi dan monitoring terhadap tumbuh kembangnya. Anak-anak ini juga disertai dengan kelainan fisik yang memerlukan penangan khusus. Misalnya pada anak yang mengalami infeksi prenatal dengan cytomegalovirus akan mengalami gangguan pendengaran yang progresif walaupun lambat, demikian pula anak dengan sindrom Down dapat timbul gejala hipotiroid. Masalah nutrisi juga perlu mendapat perhatian. Program pelatihan khusus yang intensif berupa pelatihan keterampilan hidup yang mendasar juga perlu diberikan kepada anak yang mengalami retardasi mental. Diposkan oleh melly di 00.36
http://mlymutz.blogspot.com/2010/03/penatalaksanaan-penanganan-padaanak.html

Tatalaksana Tatalaksana Medis Obat-obat yang sering digunakan dalam pengobatan retardasi mental adalah terutama untuk menekan gejala-gejala hiperkinetik. Metilfenidat (ritalin) dapat memperbaiki keseimbangan emosi dan fungsi kognitif. Imipramin, dekstroamfetamin, klorpromazin, flufenazin, fluoksetin kadangkadang ipergunakan oleh psikiatri anak. Untuk menaikkan kemampuan belajar pada umumnya diberikan tioridazin (melleril), metilfenidat, amfetamin, asam glutamat, gamma aminobutyric acid (GABA). Rumah Sakit/Panti Khusus Penempatan di panti-panti khusus perlu dipertimbangkan atas dasar: kedudukan sosial keluarga, sikap dan perasaan orangtua terhadap anak, derajat retardasi mental, pandangan orangtua mengenai prognosis anak, fasilitas perawatan dalam masyarakat, dan fasilitas untuk membimbing orangtua dan sosialisasi anak. Kerugian penempatan di panti khusus bagi anak retardasi mental adalah kurangnya stimulasi mental karena kurangnya kontak dengan orang lain dan kurangnya variasi lingkungan yang memberikan

kebutuhan dasar bagi anak. Psikoterapi Psikoterapi dapat diberikan kepada anak retardasi mental maupun kepada orangtua anak tersebut. Walaupun tidak dapat menyembuhkan retardasi mental tetapi dengan psikoterapi dan obatobatan dapat diusahakan perubahan sikap, tingkah laku dan adaptasi sosialnya. Konseling Tujuan konseling dalam bidang retardasi mental ini adalah menentukan ada atau tidaknya retardasi mental dan derajat retardasi mentalnya, evaluasi mengenai sistem kekeluargaan dan pengaruh retardasi mental pada keluarga, kemungkinan penempatan di panti khusus, konseling pranikah dan pranatal. Pendidikan Pendidikan yang penting disini bukan hanya asal sekolah, namun bagaimana mendapatkan pendidikan yang cocok bagi anak yang terbelakang ini. Terdapat empat macam tipe pendidikan untuk retardasi mental: Kelas khusus sebagai tambahan dari sekolah biasa Sekolah luar biasa C Panti khusus Pusat latihan kerja (sheltered workshop) Pencegahan Pencegahan retardasi mental dapat primer (mencegah timbulnya retardasi mental), atau sekunder (mengurangi manifestasi klinis retardasi mental). Sebab-sebab retardasi mental yang dapat dicegah antara lain infeksi, trauma, intoksikasi, komplikasi kehamilan, gangguan metabolisme, kelainan genetik. Retardasi Mental Titi Sunarwati Sularyo, Muzal Kadim Sari Pediatri, Vol. 2, No. 3, Desember 2000: 170 177

Kelainan yang Menyertai Retardasi mental sering disertai kerusakan otak yang fokal atau yang luas, dan sering disertai gangguan susunan saraf pusat lainnya. Lumpuh otak (cerebral palsy), epilepsi, gangguan visus, dan pendengaran, lebih sering dijumpai pada penyandang retardasi mental daripada populasi umum (Lumbantobing, 2001). Masalah Psikiatrik dan Perilaku pada Retardasi Mental Anak dengan retardasi mental jauh lebih banyak yang menunjukkan abnormalitas psikiatrik yang sedang dan berat dibanding anak dengan inteligensi normal. Dan penelitian di Swedia didapatkan bahwa lebih dari setengah anak sekolah dengan retardasi ringan dan hampir duapertiga dari mereka dengan retardasi mental dapat menderita masalah psikiatrik dan perilaku yang berat (Gillberg et al, 1986 dalam Lumbantobing, 2001). Latihan Dan Pendidikan Yang Dapat Diterima Anak Retardasi Mental Menurut jevuska (2010), Latihan dan pendidikan yang diberikan kepada anak retardasi mental yaitu: a). Pendidikan anak dengan retardasi mental secara umum ialah: 1. Mempergunakan dan mengembangkan sebaik-baiknya kapasitas yang ada. 2. Memperbaiki sifat-sifat yang salah atau yang anti sosial. 3. Mengajarkan suatu keahlian (skill) agar anak itu dapat mencari nafkah kelak. Latihan anak-anak ini lebih sukar dari pada anak-anak biasa karena perhatian mereka mudah sekali tertarik kepada hal-hal yang lain. Harus diusahakan untuk mengikat perhatian mereka dengan merangsang panca indera, misalnya dengan alat permainan yang berwarna atau yang berbunyi, dan semuanya harus konkrit, artinya dapat dilihat, didengar dan diraba. Prinsip-prinsip ini yang mula - mula dipakai oleh fiabel dan Pestalozzi, sehingga sekarang masih digunakan ditaman kanak-kanak (Judarwanto, 2009). b). Latihan diberikan secara kronologis dan meliputi : 1. Latihan rumah: pelajaran-pelajaran mengenai makan sendiri, berpakaian sendiri, kebersihan badan. 2. Latihan sekolah: yang penting dalam hal ini ialah perkembangan sosial. 3. Latihan teknis: diberikan sesuai dengan minat, jenis kelamin dan kedudukan sosial. 4. Latihan moral: dari kecil anak harus diberitahukan apa yang baik dan apa yang tidak baik. Agar ia mengerti maka tiap-tiap pelanggaran disiplin perlu disertai dengan hukuman dan tiap perbuatan yang baik perlu disertai hadiah. Dukungan Keluarga dalam Merawat Anak Retardasi Mental Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai