Anda di halaman 1dari 4

Imelda Febrina/ 29111346 BAB 4 MODEL BELAJAR INDIVIDUAL DAN ORGANISASIONAL Model Belajar Individual Telah banyak penelitian

yang dilakukan untuk mengetahui model belajar individual baik dilihat dari keterbatasan kemampuan kognitifnya maupun teori-teori lainnya seperti teori perilaku responrangsangan ataupun teori dinamika-psikologi. Namun dari penelitian-penelitian tersebut, tidak banyak yang mecari tahu mengenai pola berpikir dan proses belajar manusia sebagai seorang individu. Pembelajaran individual adalah suatu proses masuknya informasi baru yang bertransformasi menjadi kompetensi baru sehingga mengakibatkan peningkatan potensi individual. Terdapat beberapa asumsi dalam pembelajaran individual, yaitu: 1. Pembelajaran individual terjadi melalui proses pembelajaran yang berkesinambungan sehingga membentuk akumulasi kompetensi individual. 2. Dari beberapa teori yang ada dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dikatakan berhasil dilaksanakan apabila ada transformasi dari sebuah konsep yang dipelajari menjadi tindakan nyata. 3. Lingkungan belajar sangat penting dalam proses pengembangan individu yang mau dan mampu untuk belajar. Selain itu faktor lain yang mempengaruhi dapat dilihat secara internal: sistem, prosedur, organisasi; maupun secara eksternal: karakteristik informasi yang diterima. 4. Pembelajaran individu dikatakan berhasil dilakukan apabilaa individu telah memahami konsepkonsep baru secara mendalam. Herrington dan Oliver (1995) mengatakan bahwa terdapat 5 tingkatan untuk seseorang mendalami suatu konsep baru: sadar-mengerti-menerima-terlibatkomitmen. 5. Kemampuan belajar individu tergantung pada model mental yaitu kemampuan individu dalam menyimpan informasi yang kemudian akan digunakan dalam bekerja atau pengambilan keputusan. Model Belajar Individual Single-Loop dan Double-Loop Argyris (1985) Single-loop (siklus tunggal) mencakup pembuatan metode-metode baru dalam proses pembelajaran untuk mencapai nilai-nilai yang ada tanpa adanya perubahan pada nilai-nilai tersebut. Perubahan hanya terjadi pada cara kerja dan hal-hal teknis lainnya. Sedangkan pembelajaran pada Double-loop (siklus ganda) diharapkan dapat memberikan pengaruh yang lebih jauh lagi yaitu berupa perubahan dan modifikasi dari nilai-nilai yang ada. Sebagai contoh, cruise control dalam sebuah mobil dapat mengendalikan kecepatan mobil sesuai dengan kecepatan yang kita inginkan. Pada saat kita menetapkan kecepatan mobil kita sebesar 100 kph, maka secara konstan alat itu akan mengukur perputaran dari tail-shaft mobil kita. Apabila terdeteksi adanya penyimpangan kecepatan maka alat tersebut akan melakukan penyesuai yang diperlukan agar kecepatant tetap berada pada 100 kph. Hal ini dikatakan sebagai proses belajar siklus tunggal. Kemudian, jika kita sekarang menetapkan range kecepatan mobil pada maksimum 80 kph dan sang pengemudi mengatur alat control pada angka tersebut; tindakan penyesuaian ini dari 100 kph menjadi

Imelda Febrina/ 29111346 80 kph disebut sebagai konsep belajar siklus ganda dimana terdapat usah untuk merubah atau memodifikasi nilai target yang ada. Model Belajar Individual Jann Hidajat (2001) Manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya dengan cara belajar dan berubah. Manusia dituntut untuk belajar mengenali lingkungannya (outside-in) dan mengenal serta melakukan aktualisasi diri sehingga mampu berkontribusi bagi organisasi, masyarakat, maupun lingkungannya (inside-out). Kompetensi Generik Pekerja Menurut Spancer (1993) kompetensi generik pekerja dapat didefinisikan sebagai sikap, perilaku maupun kemampuan pekerja ketika menghadapi suatu keadaan di tempat kerja; yang terbentuk dari paduan antara watak, konsep diri, motivasi internal, serta kapasitas pengetahuan kontekstual. 1. Kompetensi Intelektual Pekerja dapat berupa pengetahuan, keterampilan kerja, pengalaman professional, atau pemahaman kontekstual. Hal ini dapat digambarkan dalam kemampuan untuk berprestasi, manajemen kerja, kemampuan inisiatif, penguasaan informasi, cara kerpikir analisis, cara berpikir secara konseptual, keahlian praktikal, dan kemampuan untuk berkomunikasi. 2. Kompetensi Emosional Pekerja yaitu kemampuan penguasaan diri dan pemahaman lingkungan secara objektif dan moralis. Hal ini terdapat dalam bentuk disiplin: sikap pengertian, kepedulian terhadap kepuasan pelanggan, pengendalian diri, percaya diri, kemampuan beradaptasi, dan berkomitment pada organisasi. 3. Kompetensi Sosial Pekerja yaitu kemampuan dalam membangun kerjasama dengan orang atau kelompok lain. Hal ini dapat tercipta dengan adanya: pengaruh dan dampak (secara terbuka memberika gagasan/ide), kesadaran berorganisasi, membangun hubungan kerja, mengembangkan orang lain, mengarahkan bawahan, kerjasama tim, kepemimpinan kelompok. Model Belajar Organisasional Definisi dari organisasi pembelajar adalah organisasi yang melakukan perbaikan kerja secara silikal dan bersinambungan, karena adanya komitmen dan kompetensi individual yang mampu belajar dan berbagi pengetahuan pada tingkat superficial maupun substansial. Proses pembelajaran organisasi terdiri dari akumulasi pengetahuan organisasi akibat adanya interaksi antara individu pembelajar dengan organisasi pembelajar sehingga meningkatkan kualitas kehidupan kerja organisasi. Beberapa asumsi mengenai organisasi pembelajar adalah sebagai berikut: 1. Proses pembelajaran organisasi menjadi kompleks karena jumlah anggota/individu yang terlibat, kompetensi maupun persepsi yang beragam. 2. Proses pembelajaran organisasi terjadi karena adanya penyampaian dan penerimaan ide dari seseorang kepada anggota organisasi lainnya yang dipengaruhi oleh budaya kerja maupun lingkungan kerja yang kondusif dalam mentransformasi ide-ide tersebut sehingga menjadi nilai tambah bagi perusahaan.

Imelda Febrina/ 29111346 3. Pembelajaran anggota organisasi untuk meningkatkan kompetensinya baik kemampuan individual dari tingkat sederhana menjadi kompleks, kemampaun kerja individu menjadi kerjasama tim, maupun kemampuan untuk melaraskan harapan pribadi dengan sasaran organisasi. Contoh kasus yang menggambarkan kaitan antara pembelajaran individu dengan organisasional yaitu pada NUMMI dan Uddevalla. NUMMI merupakan perusahaan patuangan antara General Motor dan Toyota yang dirancang dengan konsep lean production dimana setiap individunya dimotivasi untuk disiplin memelihara standar kerja dan mampu belajar serta bekerjasama untuk menemukan metode kerja yang lebih baik (konsep kaizen) sehingga memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Uddevalla (pabrik Volvo di Swedia) dirancang ulang untuk memenuhi tuntutan para pekerja yang kurang memiliki motivasi untuk berprestasi dengan menggunakan konsep demokrasi Sosioteknik. Pembelajaran individu terbentuk karena setiap individu diberi kesempatan untuk mengatur pola kerjanya sendiri, ditunjang dengan pelatihan serta sistem balas jasa yang mampu meningkatkan motivasi kerja mereka. Hal ini menyebabkan pekerja mau dan mampu mengembangkan konsep bekerja yang lebih baik. Model Belajar Nonaka dan Hirotaka (1995) Menurut Nonaka dan Hirotaka suatu organisasi perlu memiliki pengetahuan eksplisit (know how) seperti mampu mengoperasionalkan sistem dan prosedur organisasi dengan baik dan tasit (know why) yaitu memahami dan menguasai teori mapun prinsip yang lebih universal. Pengetahuan tasit dibagi menjadi 2 dimensi yaitu pengetahuan teknis dan pengetahuan kognitif (kreativitas, inovasi). Pengetahuan organisasional terbentuk karena adanya interkasi antara anggota-anggota organisasi sehingga terjadi transformasi dari pengetahun tasit menjadi eksplisit maupun sebaliknya secara fundamental dan terus menerus. Menurut Nonaka dan Hirotaka, terdapat 2 dimensi dalam penciptaan pengetahuan organisasi yaitu: dimensi epistemology (jenis pengetahuan tasit atau eksplisit) dan dimensi ontology (pengetahuan pada level individu, grup, organisasi, atau antar organisasi). Adapun model utama proses transformasi pengetahuan yaitu: 1. Perubahan pengetahuan tasit individual menjadi tasit organisasional, dapat terjadi melalui proses sosialisasi. 2. Proses pengetahuan tasit individual menjadi eksplisit organisasional, dapat dilakukan melalui program on the job training atau simulasi praktikal. 3. Perubahan pengetahuan eksplisit individual menjadi tasit organisasional, dapat terjadi melalui proses percobaan di laboratorium. 4. Perubahan pengetahuan eksplisit individual menjadi eksplisit organisasional, dapat terjadi melalui proses on the job training maupun berbagi pengetahuan dan praktek lapangan. Hasil akhirnya, pengetahuan dan teknologi dengan menggunakan interaksi/dialog akan berpindah dari sosialisasi menuju eksternalisasi; kemudian dengan menghubungkan dengan pengetahuan eksplisit akan pindah menuju kombinasi; dengan learning by doing akan pindah menuju internalisasi; dan field building untuk pindah menuju sosialisasi.

Imelda Febrina/ 29111346 Konsep Mekanisme Transformasi Pengetahuan dalam Organisasi Pembelajar Konsep Shared Mental Model (SMM) merupakan penjelasan dari mekanisme transformasi pengetahuan dari individu pembelajar menjadi organisasi pembelajar. Pada pembelajaran organisasi dengan model double-loop terjadi proses pemahaman atau penyesuaian model mental diantara pekerja, sehingga penerapannya secara actual akan dilandasi oleh keyakinan baru yang disepakati bersama (model mental organisasi). Dari keyakinan baru ini kemudian diaktualisasikan menjadi strategi, program, sistem/ dokumen baru sebagai pedoman kerja seluruh anggota. Menurut Crossan et al. (1999) transformasi pengetahuan (flow of learning) terjadi melalui proses 4I yaitu: intuisi adalah proses pembentukan pola piker individu berdasarkan informasi yang baru diterima, interpretasi adalah proses penafsiran dari pola piker individu sehingga menjadi wawasan tentang informasi baru, integrasi adalah proses memahami pengetahuan antar anggota organisasi melalui proses sharing, dan institusionalisasi adalah proses penyusunan struktur, strategi, program, system dan prosedur organisasi sebagai kesepakatan bersama yang digunakan sebagai pedoman dalam berorganisasi. Adapun proses kerangka belajar Crossan et al. (1999) adalah sebagai berikut: 1. Proses belajar organisasional terjadi dari kombinasi eksplorasi informasi baru dengan eksploitasi pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. 2. Hirarki organisasi pembelajar dari individual tim organisasional yang diintegrasikan melalui proses social dan psikologikal yaitu: intuisi, interpretasi, integrasi, dan institusionalisasi. 3. Pengetahuan, pengertian, dan kepercayaan (kognitif) secara signifikan mempengaruhi perilaku pembelajar, vice versa. Model Belajar Organisasional Jann Hidajat (2001) Pengembang konsep proses belajar organisasional, yaitu (1) Belajar Organisasional Siklus Tunggal (BOST) terjadi karena organisasi mampu melakukan intergrasi pengetahuan dengan menggunakan mekanisme olah pikir (kombinasi olah intelektual dan olah emosional) dan (2) Belajar Organisasional Siklus Ganda (BOSG) terjadi karena organisasi telah berhasil melakukan integrasi secara intelektual, emosional, dan spiritual secara bersama-sama dengan menggunakan mekanisme olah pikir dan olah kalbu.

Anda mungkin juga menyukai